Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum Mill)
Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang
dianggap memilki prospek baik dalam pemasarannya. Menurut Purwati dan
Khairunisa (2007), dalam buah tomat mengadung zat-zat yang berguna bagi tubuh
manusia. Zat-zat yang terkandung didalamnya adalah vitamin C, vitamin A, dan
mineral. Tomat banyak mengandung vitamin C, yang akan memelihara kesehatan
gusi dan gigi, mempercepat sembuhnya luka, serta melawan kecenderungan
perdaraha dan pembuluh dara yang halus.
Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatohophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Species : Solanum lycopersicum Mill
Secara morfologis, organ organ yang menunjukan tanaman tomat adalah
sebagai berikut.
a. Akar
Tanaman tomat memiliki sistem perakaran tunggang seperti horizontal. Pada
kondisi linggkungan yang optimal, akar tanaman tomat dapat mencapai
kedalaman 0,5. Kesalahan penanganan selama proses penyiangan bias berdampak
pada terhambatnya pertumbuhan akar.
b. Batang
Batang pada tanaman tomat berbentuk silinder dengan diameter bias mencapai
4 cm. permukaan batang di tutupi oleh bulu-bulu halus. Batang tomat memiliki
banyak cabang. Ujung batang merupakan bagian yang paling aktif dalam
pembentukan daun dan bunga karena terdapat meristem apaikal.
c. Daun
Tanaman tomat berdan majemuk danberbentuk menyirip. Daun-daun tersebut
letaknya tersusun disetiap sisi. Jumlah daun biasanya ganjil yakni berjumlah 5
atau 7 helai.
d. Bunga
Bunga pada tanaman tomat termasuk jenis bun ga berkelami dua atau
hermaprodit. Kelopaknya berjumlah 5 buah dengan warna hijau, sedangkan
mahkotanya yang berjumlah 5 buah berwarna kuning. Alat kelaminnya terdiri atas
benang sari (stamen) dan kepala sari (anter) yang terkandung didalamnya tepung
sari atau polan. Karena memiliki dua kelamin, bunga tomat bisa melakukan
penyerbukan sendiri. Biasanya pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan.
Buah tersebut akan masak pada 45-50 hari setelah proses pembuahan.
e. Buah
Buah tanaman tomat bentuknya beragam antara lain berbentuk lonjong, aval,
pipih, meruncing dan bualat. kulit bijinya berbulu. Dan buah tomat berwarna hijau
keputihan pada waktu muda dan berubah warna merah atau kuning cerah dan
mengkilap, serta relatif lunak pada saat tua atau matang.
f. Biji
biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan, atau
coklat muda. Panjang 3 5 mm dan lebar 2 4 mm, biji saling melekat,
diselimuti daging buah dan tersusun berkelompok denagn dibatasi daging buah.
Jumlah biji disetiap buah bervariasi, tergantung varitas, maksimum 200 biji
perbuah ( Redaksi Agromedia, 2007 dalam Saragih, 2008).
2.3 Peran Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Tomat
Mulsa adalah penutup tanah , mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami
yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang.
Mulsa organi diberikan setelah tanaman atau bibit ditanam. Di samping itu, mulsa
organik lebih ekonomis serta mudah didapatkan dan dapat terurai sehingga
manambah kandungan bahan organik dalam tanah.
Mulsa juga digunakan untuk berbagai alasan, namun yang paling penting
pada pertanian lahan kering adalah tujuan konservasi air pengendalian erosi dan
dapat menekan pertumbuhan gulma. Pemberian mulsa merupakan salah satu
alternatif atau cara pengendalian gulma secara kultur teknik dalam upaya
peningkatan produksi. Disamping itu pemberian mulsa akan dapat menghindarkan
dari percikan tanah saat hujan sehingga buah yang dihasilkan tidak mudah
membusuk serta menjaga temperatur kelembababan menjadi lebih stabil (
Pracaya, 1998 dalam Mudarisna, 2004) Pengaruh yang menguntungkan dari
pemberian mulsa pada struktur tanah yaitu, dapat mengurangi aliran permukaan
akibat jatuhnya air hujan, dan juga meningkatkan aktifitas mikroorganisme dalam
tanah sehingga tanah tetap gembur. Disamping itu penggunaan mulsa sebagi
penutup tanah yaitu untuk menjaga panasnya tanah di permukaan dari sinar
matahari secara langsung menimpah permukaan tanah sehingga lapisan tanan
bagian atas relatif dingin atau lembab sehingga penguapan dan ketersedian air
dalam tanah terjamin.
2.4 Peran Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Tomat
Penentuan jarak tanam dalam pembudidayaan tanaman juga dapat
berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya. Peran jarak
tanam bertujuan untuk mencapai ketegaran tanaman yang baik dan merata. Juga
merupakan pengaturan ruang hidup bagi tanaman yang berguna untuk mengurangi
terjadinya persaingan dalam mendapatkan unsur hara, air, dan cahaya matahari.
Penentuan jarak tanam juga menentukan jumlah populasi persatu luas pada suatu
pertanaman ( Muddarisna, 2004).
Pengaturan jarak tanam sangat berkaitan erat dengan kerapatan tanaman.
Kerapatan tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Penggunaan jarak tanam yang rapat akan meningkatkan jumlah populasi
namun kompetisi yang dialami tanaman juga semakin ketat. Kompetisi yang
intensif antara tanaman dapat menghambat perubahan morfologi pada tanaman,
seperti berkurangnya organ yang terbentuk sehingga perkembangan tanaman
menjadi terganggu. (Harijadi, 1996 dalam Pembayun, 2008).
Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat akan menghambat pertumbuhan
tanaman dalam hal mendapat unsur hara dan cahaya matahari sehingga buah yang
dihasilkan berukuran kecil dan tanaman lebih mudah terserang penyakit.
Berkurangnya cahaya matahari akibat saling menaungi saat pertumbuhan akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman kurang sempurnah sehingga mempengaruhi
pembentukan bunga yang berpengaruh terhadap buah yang dihasilkan menjadi
lebih sedikit. Dengan pengaturan jarak tanam yang ideal maka asupan nutrisi
masing masing tanaman tomat akan seimbang dan akan mengurangi persaingan
dalam penyerapan nutrisi dan unsurhara dalam tanah, serta asupan sinar matahari
sehingga pertumhan dan produksinya akan meningkat.
Penentuan pola tanam tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu
dengan sisitem dirempel dan bebas. Dengan sisitem dirempel ini adalah 50 x 50
cm atau 60 x60 cm,bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Sedanagkan sisitem
bebas, jarak tanam adalah 80 x 100 cm, 80 x 80 cm, 100 x 100 cm bentuk yang
digunakan dapat berupa bujursangkar atau segi panjang atau juga segi tiga sama
sisi. Adapaun jarak tanam yang ideal untuk tanaman tomat yaitu 50 x 60 cm atau
70 x 80 cm ( Tugiono, 2002).

Anda mungkin juga menyukai