PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
Reactor Biologic Control
1. Prinsip dasar Suatu RBC terdiri dari serangkaian piringan bundar (polystyrene atau polyvinyl chloride) yang diletakan berdekatan, yang terendam dalam air buangan dan berputar melaluinya. Piringan ini terpasang ada sebuah shaft (as) horizontal (Handajani, 2012).
Ukuran standar (Handajani, 2012).: Diameter 3,5m Panjang 7,5 m Luas permukaan piringan 9300-13900 m 2
Putaran 1,0-1,6 rpm
Pertimbangan Desain Proses (Handajani, 2012): Dengan desain yang tepat, sistem RBC dapat menjadi yang terbaik kinerjanya dibanding dengan sistem fixed film lainnya Sesuai dengan: organik loading yang rendah per massa solid biologi, waktu detensi dalam tahap proses biologi, serta pengendalian short-circuiting Pertimbangan dalam desain RBC: 1. Tahapan unit RBC 2. Kriteria pembebanan (loading) 3. Karakteristik efluen 4. Kebutuhan bak pengendap
Tahapan (staging) unit RBC (Handajani, 2012): Konfigurasi tahapan sistem RBC merupakan bagian internal dari proses desain keseluruhan. Tahapan dalam sistem RBC ini merupakan pengelompokan media RBC menjadi sel-sel yang independen dalam susunan seri Penahapan dapat dilakukan dengan menggunakan baffle (jika menggunakan tangki tunggal) atau menggunakan tangki yang terpisah secara seri Penahapan akan meningkatkan perubahan kondisi dimana organisme yang berbeda dapat pada konsentrasi bahan organik terlarutnya dalam setiap tahapan Begitu air buangan mengalir masuk ke dalam sistem, setiap tahap berikutnya akan menerima influen dalam konsentrasi organik yang lebih rendah Pembebanan yang berlebihan dapat diatasi dengan menyingkirkan baffle-baffle penyekat antara tahap satu dengan tahap dua guna menurunkan beban permukaan dan meningkatkan transfer oksigen. Pendekatan lain dapat dilakukan dengan menambahkan sistem pemberian udara, pengumpanan bertahap atau resirkulasi dari tahap terakhir
2. Kriteria Pembebanan (Handajani, 2012): Kinerja RBC dipengaruhi specific surface loading rate BOD terlarut untuk penyisihan organik NH4-N untuk nitrifikasi ah penurunan kinerja, bau, pelepasan biofilm
3. Karakterisktik Efluen (Handajani, 2012): Sistem RBC dapat didesain sebagai pengolahan sekunder ataupun pengolahan lanjut Karakterisktik BOD efluen pada pengolahan sekunder sebanding dengan proses lumpur aktif yang dioperasikan dengan baik. Fasilitas Fisik pada Sistem RBC Shaft Sebagai pendukung dan pemutar media kontraktor. Panjang maksimum dibatasi pada 8,23m dengan 7,62m yang dipergunakan untuk media kontraktor Panjang yang lebih pendek : 1,52-7,62m Bentuk dan desain detailnya sang Harus dilapisi pelindung korosi dengan ketebalan 13-20 mm Kendala operasional : kesalahan atau kegagalan shaft. Kegagalan shaft meruakan masalah b kemungkinan kerusakan bagian dari media Penyebab kerusakanan shaft antara lain: Desain struktur tidak cukup Kejenuhan /kelelahan metal Akumulasi biomassa pada permukaan media yang berlebihan Panas Solven organik Radiasi UV Kesalahan perhitungan desain struktur
Material Piringan
Tipe Disk : (total luas permukaan disk pada shaft) Low (standar) density 9300 m2 per 8,23 m shaft Medium density High density11000-16700 m2 per 8,23 m shaft Middle final stage
Tangki Ukuran optimum 0,0049 m3/m2 luas piringan Untuk shaft dengan 9300m2 luas piringan Volume tangki 45 m3 Waktu detensi 1,44 jam HLR 0,08m3/m2.hari Kedalaman air di sisi piringan 1,5m (40% submerged)
Penutup Unit RBC biasanya diberi tutup di bagian atasnya, Untuk menjaga terhadap: Temperatur yang rendah Kerusakan oleh sinar UV terhadap media plastik Kerusakan-kerusakan lain terhadap media dan peralatan Pertumbuhan algae dalam proses
Bak Pengendap Overflow rate = trickling filter dengan media plastik
Perancangan Proses RBC Didasarkan atas penggunaan parameter desain yang diperoleh dari berbagai pengalaman dalam mengevaluasi catatan-catatan operasi pada bebagai unit RBC full-scale Faktor utama yang harus dipertimbangkan: Spesific loading (g/m2) luas piringan per hari Luas permukaan piringan Tahapan Perhitungan 1. Tentukan konsentrasi sBOD pada influen dan efluen serta debit air buangan 2. Tentukan luas piringan RBC untuk tahap I dengan sBOD maksimum 12-15 g sBOD/m3.hari 3. Tentukan jumlah shaft dengan menggunakan standard disk density (9300m2/shaft) 4. Pilih jumlah train untuk desain, debit per train, jumlah tahapan, dan luas disk/shaft dalam setiap tahap. (pada tahap dengan beban yang rendah dapat digunakan high density disk) 5. Dari asumsi 4 , Hitung konsentrasi sBOD pada setiap tahap. Periksa apakah konsentrasi hapan 6. Desain bak pengendap Penentuan jumlah shaft untuk tahap pertama Asumsi sBOD tahap pertama 15 g/m2.hari sBOD loading = 90 g/m3 x 4000 m3/hari = 360.000 g/hari Luas piringan yang diperlukan =(360.000 g/hari)/(15 g/m2.hari) =24.000m2 Standard disk density 9300 m2/shaft Jumlah shaft = (24000m2)/(9300 m2/shaft) = 2,6 3 shaft untuk tahap 1 dengan 9300 m2/shaft
4. Proses Pengolahan Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC terdiri dari bak pemisah pasir, bak pengendap awal, bak kontrol aliran, reaktor/kontaktor biologis putar (RBC), Bak pengendap akhir, bak khlorinasi, serta unit pengolahan lumpur. Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC adalah seperti pada gambar III.4.
Gambar III.4 : Diagram proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC. Bak Pemisah Pasir Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan pada sarangan (screen) yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut. Bak Pengendap Awal Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur yang telah mengendap dikumpulkan daan dipompa ke bak pengendapan lumpur. Bak Kontrol Aliran Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan. Kontaktor (reaktor) Biologis Putar Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam. Dalam kondisi demikian, mikro-organisme akan tumbuh pada permukaan media yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film) biologis. Film biologis tersebut terdiri dari berbagai jenis/spicies mikro-organisme misalnya bakteri, protozoa, fungi, dan lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan menguraikan senaywa organik yang ada di dalam air limbah. Lapsian biologis tersebut makin lama makin tebal dan kerena gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya dan lumpur orgnaik tersebut akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya laisan biologis akan tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan media dengan sendirinya. Bak Pengendap Akhir Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya dialirkan ke bak pengendap akhir, dengan waktu pengendapan sekitar 3 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir relaitif sudah jernih, selanjutnya dialirkan ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap di dasar bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal dari bak pengendap awal. Bak Khlorinasi Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine dengan dosis dan waktu kontak tertentu sehingga seluruh mikro-orgnisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air. Bak Pemekat Lumpur Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga lumpurnya mengendap, selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur atau ditampung pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat pengolahan lumpur di tempat lain. 4.2.2.B. Keunggulan dan Kelemahan RBC Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah denga sistem RBC antara lain : Pengoperasian alat serta perawatannya mudah. Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah. Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi beban pengoalahan. Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan ammonium lebih besar. Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur aktif. Sedangkan beberapa kelemahan dari proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC antara lain yakni : Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan. Sensitif terhadap perubahan temperatur. Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi. Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang timbul bau yang kurang sedap.
DAFTAR PUSTAKA
Handajani, M. 2012. RBC. Online pada http:Feprints.upnjatim.ac.id. diakses pada 16 september 2014. Pukul 10.00 wita.
Said, N.I. Indriatmoko, Raharjo, N. Herlambang, A. 2013. Online pada http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limbahrs.html. Diakses pada 3 september 2014 pukul 17:09 Wita.