Penderita jantung dan tekanan darah tinggi sangat dianjurkan makan buah dan sayuran warna-warni.
Diet dengan vitamin dan mineral, strategi penurunan stress, dan perubahan gaya hidup
Diet buah dan sayuran juga identik dengan makanan segar 100% tanpa pengolahan sama sekali dan tidak mengandung bahan tambahan, pengawet, atau bahan buatan.
Hindarkan semua produk buah atau sayuran yang dibekukan atau kalengan, karena biasanya mengandung gula, garam dan bahan tambahan lainnya dalam jumlah banyak.
Buah dan sayuran kaya akan nutrient seperti magnesium, kalium, dan serat. Juga rendah kalori dan lemak, natrium, dan bebas alkohol secara alami. Buah dan sayuran sangat kaya kalium untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran normal, Serat mengikat substansi yang membentuk kolesterol dan membuangnya dari tubuh. Makan buah dan sayuran bisa membantu pencegahan dan pengendalian tekanan darah tinggi serta naiknya kadar kolesterol. Buah dan sayuran melindungi risiko penyakit jantung.
Sifat pencegahan penyakit pada buah dan sayuran terletak pada kandungan anti oksidan dan alaminya yang tinggi (vitamin, mineral, dan enzim tertentu yang melindungi sel dari radikal bebas ), dan fitokimia yang aktif secara biologis dari tumbuhan warna, rasa, dan kekuatan melawan penyakit.
Warna merah terdapat antara lain pada apel merah, bit, ceri, stroberi, tomat, semangka.
Jingga pada apricot, wortel, blewah, mangga, ubi, jeruk, pepaya.
Kuning pada pisang , jagung, ketimun, bawang putih, jambu biji, jamur, belimbing,buncis, labu kuning, nenas, dan pir.
Biru pada rumput laut, bluberi, logan beri. Nila pada ceri hitam, kismis hitam, dan beri hitam. Warna ungu pada terong, ara, pada asparagus, alpokad, apel hijau, sawi putih, anggur hijau, kacang polong, jeruk nipis, seledri air, bayam, dan semua jenis tumbuhan herba, termasuk teh.
Pada jurnal yang dirilis Free Radical Research di London, Inggris, disebutkan dua cangkir teh mengandung antioksidan setara 20 gelas jus apel atau 7 gelas jus jeruk. Minum teh 2-4 kali sehari dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung sampai 40 persen. Penelitian di Jepang menyimpulkan, konsumsi teh dapat menurunkan kolesterol. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa teh hitam dapat meningkatkan aktivitas insulin bagi penderita diabetes. (Sumber: Healthy Guide News. Edisi Januari Tahun 2008).
Kolesterol yang terdapat dalam tubuh ternyata sebanyak tiga perempatnya bukan berasal dari makanan, tetapi berasal dan diproduksi oleh hati. Produksi kolesterol dalam hati tersebut distimulir oleh konsumsi lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh dianggap lemak jahat, yang sedapat mungkin dihindari. Lemak jenuh banyak terkandung dalam gajih (lemak ternak/hewani) dan minyak kelapa. Setiap minyak (cair) dan lemak (padat) selalu merupakan campuran dari tiga jenis asam lemak, yaitu; asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acid), asam lemak tak jenuh ganda (poy-unsaturated fatty acid) dan asam lemak jenuh (saturated fatty acid). Hanya biasanya dalam suatu produk pangan, salah satu jenis asam lemak saja yang menduduki tempat yang dominan. Dari ketiga jenis asam lemak tersebut, ternyata asam lemak tak jenuh (mono-unsaturated dan poly-unsaturated) berperan positif dalam menjaga kesehatan jantung. Sedang asam lemak jenuh dan trans-fatty acid (hasil processing lemak, baking dan fast foods) sebaiknya dihindari.
Seberapa seharusnya asam lemak tak jenuh tersebut harus dikonsumsi secara tepat dan ideal, sangat tergantung pada kondisi, lokasi dan status gizi seseorang.
Banyak pakar berpendapat, bahwa untuk mendapatkan kondisi kesehatan yang baik disarankan untuk mengkonsumsi relatif kadar tinggi mono-unsaturated dan poly-unsaturated setara 32% total konsumsi kalori, dengan lemak jenuh tidak boleh lebih dari 8% dari total konsumsi kalori.
Sedang pakar lainnya menyatakan bahwa idealnya bagi tubuh prima, disarankan untuk mengkonsumsi 20% lemak dari total konsumsi enerji dan dari jumlah tersebut disarankan hanya 4% yang berasal dari lemak jenuh.
Asam lemak omega Tiga asam lemak tak jenuh yang penting adalah Omega-3, Omega-6 dan Omega-9. Minyak makan sering mengandung ketiga- tiganya dalam komposisi yang bervariasi. Khususnya dari ketiga asam lemak tak jenuh tersebut, dua asam lemak tak jenuh Omega-3 dan Omega-9 sangat esensial bagi kehidupan.
Omega-9, banyak ditemukan dalam minyak zaitun (olive oil). Dari hasil penelitian yang dilaporkan akhr-akhir ini, khususnya hasil penelitian sejak tahun 1992, dan lebih-lebih di tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, menyimpulkan bahwa Omega-9 memiliki daya perlindungan tubuh yang mampu menurunkan LDL, meningkatkan HDL yang lebih besar dibandingkan Omega-3 dan Omega-6. Tetapi laporan hasil penelitian yang baru juga menyatakan bahwa Omega-6 memiliki segi negatif karena berkaitan dengan peningkatan senyawa eicosanoids yang menstimulir pertumbuhan tumor pada binatang percobaan.
PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG
Periksakan kadar kolesterol darah secara berkala. Setiap orang dewasa seharusnya mengetahui kadar kolesterolnya. Menurut Pedoman Program Edukasi Kolesterol Nasional, jika kolesterol Anda lebih besar dari 240 mg/dL atau jika kadar kolesterol jahat (LDL) di atas 130 mg/ dL, tindakan agresif harus dilakukan untuk menurunkannya. Jika anda tidak bisa menurunkan kadar kolesterol hanya dengan diet, obat-obatan dapat membantu. Obat yang menurunkan lipid dan kolesterol seperti atorvastatin (Lipitor), pravastatin (Pravachol) dapat menurunkan kecepatan progresivitas penyakit jantung koroner dan juga mengurangi serangan jantung berulang. Obat-obatan tersebut bekerja dengan mengurangi kolesterol dan memodifikasi pembuluh arteri Anda.
Makanlah dengan menu yang seimbang Hindari makanan mengandung lemak dan kolesterol dalam jumlah banyak karena dapat meningkatkan progresi pengerasan dan penyumbatan arteri koroner. Makanan yang seimbang baik tidak hanya untuk mereka dengan kadar kolesterol tinggi tapi juga untuk setiap orang. Itu membantu mengendalikan kadar kolesterol sebagaimana juga berat badan. Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan jumlah maksimum kalori dari lemak dikurangi sampai kurang 30% dari total kalori.
Tingkatkan aktivitas fisik Olahraga membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan mengendalikan kelebihan berat badan.
Mulailah dengan perlahan jika anda membutuhkannya, tapi cobalah untuk meraih tujuan dimana minimal 30 menit olahraga ketahanan sebanyak 3-5 kali seminggu. Olahraga seperti berjalan, berenang, bersepeda, dan aerobik.
Turunkan berat badan Orang yang kelebihan berat badan membuat tekanan ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Diet tinggi serat, rendah lemak dan olahraga rutin dapat membantu anda menurunkan berat badan dan menjaganya.
Vitamin C
Vitamin C, also known as ascorbic acid, is a water-soluble vitamin. Unlike most mammals, humans do not have the ability to make their own vitamin C. Therefore, we must obtain vitamin C through our diet. Function Vitamin C is required for the synthesis of collagen, an important structural component of blood vessels, tendons, ligaments, and bone. Vitamin C also plays an important role in the synthesis of the neurotransmitter, norepinephrine. Neurotransmitters are critical to brain function and are known to affect mood. In addition, vitamin C is required for the synthesis of carnitine, a small molecule that is essential for the transport of fat to cellular organelles called mitochondria, for conversion to energy (1). Recent research also suggests that vitamin C is involved in the metabolism of cholesterol to bile acids, which may have implications for blood cholesterol levels and the incidence of gallstones (2). Vitamin C is also a highly effective antioxidant. Even in small amounts vitamin C can protect indispensable molecules in the body, such as proteins, lipids (fats), carbohydrates, and nucleic acids (DNA and RNA) from damage by free radicals and reactive oxygen species that can be generated during normal metabolism as well as through exposure to toxins and pollutants (e.g. smoking). Vitamin C may also be able to regenerate other antioxidants such as vitamin E
The Recommended Dietary Allowance (RDA)
In the U.S., the recommended dietary allowance (RDA) for vitamin C was recently revised upward from 60 mg daily for men and women. The RDA continues to be based primarily on the prevention of deficiency disease, rather than the prevention of chronic disease and the promotion of optimum health. The recommended intake for smokers is 35 mg/day higher than for nonsmokers, because smokers are under increased oxidative stress from the toxins in cigarette smoke and generally have lower blood levels of vitamin C Cardiovascular Disease
Coronary Heart Disease Until recently, the results of most prospective studies indicated that low or deficient intakes of vitamin C were associated with an increased risk of cardiovascular diseases and that modest dietary intakes of about 100 mg/day were sufficient for maximum reduction of cardiovascular disease risk among nonsmoking men and women (1). In addition, several studies had failed to find significant reductions in the risk of coronary heart disease (CHD) among vitamin C supplement users in well-nourished populations (7, 8). One notable exception was the First National Health and Nutrition Examination Study (NHANES I) Epidemiologic Follow-up Study (9). This study found that the risk of death from cardiovascular diseases was 42% lower in men and 25% lower in women who consumed more than 50 mg/day of dietary vitamin C and who regularly took vitamin C supplements, corresponding to a total vitamin C intake of about 300 mg/day (10). Results from the Nurses Health Study, based on the follow-up of more than 85,000 women over 16 years, also suggest that higher vitamin C intakes may be cardioprotective (11). In this study, vitamin C intakes of more than 359 mg/day from diet plus supplements or supplement use itself were associated with a 27- 28% reduction in CHD risk. However, in those women who did not take vitamin C supplements, dietary vitamin C intake was not significantly associated with CHD risk. More recently, a pooled analysis of 9 prospective cohort studies, including more than 290,000 adults who were free of CHD at baseline and followed for an average of 10 years, found that those who took more than 700 mg/day of supplemental vitamin C had a 25% lower risk of CHD than those who did not take vitamin C supplements (12). Data from the National Institutes of Health (NIH) indicate that plasma and circulating cells in healthy, young subjects became fully saturated with vitamin C at a dose of about 400 mg/day (13). The results of the pooled analysis of prospective cohort studies suggest that maximum reduction of CHD risk may require vitamin C intakes high enough to saturate plasma and circulating cells, and thus the vitamin C body pool (14).
Disease Treatment Cardiovascular Disease
Vasodilation The ability of blood vessels to relax or dilate is compromised in individuals with atherosclerosis. The damage to the heart muscle caused by a heart attack and damage to the brain caused by a stroke is related, in part, to the inability of blood vessels to dilate enough to allow blood flow to the affected areas. The pain of angina pectoris is also related to insufficient dilation of the coronary arteries. Treatment with vitamin C has consistently resulted in improved dilation of blood vessels in individuals with atherosclerosis as well as those with angina pectoris, congestive heart failure, high cholesterol, and high blood pressure. Improved blood vessel dilation has been demonstrated at a dose of 500 mg of vitamin C daily (28). Hypertension Individuals with high blood pressure (hypertension) are at increased risk of developing cardiovascular diseases. Several studies have demonstrated a blood pressure lowering effect of vitamin C supplementation. One recent study of individuals with high blood pressure found that a daily supplement of 500 mg of vitamin C resulted in an average drop in systolic blood pressure of 9% after 4 weeks (29). It should be noted that those participants who were taking antihypertensive medication continued taking it throughout the 4-week study. Because the findings regarding vitamin C and high blood pressure have not yet been replicated in larger studies it is important for individuals with significantly high blood pressure to continue current therapy (medication, lifestyle changes, etc.) in consultation with their health care provider.
Prinsip terapi diet pada penyakit cardiovasculer acute Kalori : masa recovery awal diet dibatasi 1200-1500 kalori Teksture lembut, mudah dicerna Sedikit tetapi sering Lemak : perlu dibatasi terutama kolesterol Sodium : dibatasi 2-3 g/hari Prinsip diet untuk penyakit jantung kronis Pembatasan sodium Mild sodium restriction : 2-3 gram/hari Moderate sodium restriction : 1 g/hari Strict sodium restriction : 500 mg/ hari