Disusun oleh:
Syarifa Tris Hidayanti
01.210.6282
Pembimbing:
dr. Hendro Wibowo, Sp.S
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. Yadi
Umur
: 72 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
No. RM
: 066624
: Ruang Dahlia I
II. ANAMNESIS
Dilakukan Alloanamnesa dan Autoanamnesa pada tanggal 3 Maret 2015, pukul
11.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Kelemahan lengan dan tungkai kiri.
Penderita tidak pernah mengalami mata kabur, buta sepintas atau gangguan
lapang pandang sesisi yang berlangsung beberapa detik sampai menit yang
berangsur-angsur membaik. Penderita juga tidak mengeluhkan pusing berputar.
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Tidak ada riwayat cidera kepala
sebelumnya atau demam tinggi, infeksi telinga pada telinga, hidung atau gigi.
Penderita mempunyai riwayat darah tinggi yang diketahui sejak 10 tahun yang
lalu, tetapi tidak kontrol teratur.
C. Riwayat Penyakit Dulu
: disangkal
: ada, sejak 10 tahun yang lalu
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: ada
: ada
: disangkal
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Paru
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Abdomen
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
B. Status Psikikus
Cara berpikir
Perasaan hati
Tingkah laku
Ingatan
Kecerdasan
C. Status Neurologikus
1. Kesan umum dan fungsi luhur
Kepala
: dbn
Kesadaran/GCS : Kompos mentis/ 15 E4M6V5
Cara bicara
: Disatria
2. Tanda rangsangan selaput otak
Brudzinski I
Brudzinski II
Brudzinski III
Brudzinski IV
::::-
3. Saraf Otak
N.I (OLFACTORIUS)
Daya pembau
Kanan
Normal
N.II (OPTIKUS)
Tajam penglihatan
Kanan
Tidak
Lapang pengliahatan
Melihat warna
Fundus okuli
Kiri
Normal
Kiri
Tidak
dilakukan
Normal
Normal
Tidak
dilakukan
Normal
Normal
Tidak
dilakukan
dilakukan
N.III
(OKULOMOTORIUS)
Kelopak mata
Pergerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Kanan
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak
dilakukan
Tidak ada
Bulat , 3mm
Normal
Tidak ada
dilakukan
Tidak ada
Bulat , 3mm
Normal
Tidak ada
Eksoftalmus
Pupil
Reflek konvergensi
Diplopia
Kiri
N.IV
(TROKLEARIS)
Pergerakan
mata
( bawah dalam)
Diplopia
Kanan
Normal
Tidak ada
Kiri
Normal
Tidak ada
N.V (TRIGEMINUS)
Membuka mulut
Mengunyah
Mengigit
Reflek kornea
+
+
+
+
Kanan
Kiri
+ (terbatas)
+ (terbatas)
+ (terbatas)
+
Sensibilitas muka
N. VI (ABDUCENS)
Pergerakan
mata
(lateral)
Diplopia
Kanan
Normal
Tidak ada
Kiri
Normal
Tidak ada
N. VII (FACIALIS)
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Lipatan nasolabial
Meringis
Pengecapan lidah (2/3
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Normal
Normal
Tertarik ke kanan (kiri lebih datar)
Tertarik ke kanan (kiri lebih datar)
Normal
Normal
ant)
N. VIII (VESTIBULO
COCHLEARIS)
Suara berbisik
Tes webber
Tes rinne
Kanan
Normal
Normal
Normal
N.IX (GLOSSO
PHARINGEUS)
Pengecapan lidah
(2/3 posterior)
Sensibilitas faring
N. X (VAGUS)
Arkus faring
Berbicara
Menelan
Nadi
Kanan
Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
Kanan
Normal
Normal
Simetris
Disatria
N. XI
Kanan
(ACCESORIUS)
Mengangkat bahu
Normal
Kiri
Normal
Normal
Normal
Kiri
Normal
Normal
Kiri
Normal
Memalingkan kepala
Normal
Kanan
Normal
N. XII
(HYPOGLOSSUS)
Atrofi lidah
Kekuatan
Posisi
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Lebih kuat
Lebih lemah
Tertarik ke kanan
MOTORIK
Respirasi
: Normal
Duduk
: Normal
Kolumna vertebra
: Simetris
SENSIBILITAS
Taktil
: Normal
Nyeri
: Normal
Thermi
: Normal
Diskriminasi 2 titik : Normal
Lokasi
: Normal
REFLEK
Reflek kulit perut
: Normal
Reflek kremaster
: Normal
ANGGOTA GERAK ATAS
MOTORIK
Gerak
: B/BT
Kekuatan
: 5/4
Tonus
: normotonus
Trofi
: -/
SENSIBILITAS
Taktil
: +/+
Nyeri
: +/+
Thermi
: +/+
Diskriminasi 2 titik : +/+
Lokasi
: +/+
REFLEK
Biceps
: +2/+2
Triceps
: +2/+2
Radius
: +1/+1
Ulna
: -/ Hoffman tromner
: -/ ANGGOTA GERAK BAWAH
MOTORIK
Gerak
: B/BT
Kekuatan
: 5/4
Tonus
: normotonus
Trofi
: -/
SENSIBILITAS
Taktil
: +/+
Nyeri
: +/+
Thermi
: +/+
Diskriminasi 2 titik : +/+
Lokasi
: +/+
REFLEK
Patella
: +2/+2
Achilles
: +2/+2
Babinsky
: -/ Chaddock
: -/ Rossolimo
: -/ Mendel-bechtrew
: -/ Schaeffer
: -/ Oppenheim
: -/ Klonus
: -/ 5. KOORDINASI, GAIT, KESEIMBANGAN
Cara berjalan
: Normal (lemah sisi kiri)
Tes romberg
: Anggota gerak kiri lemah
Disdiadokinesis
: Normal (lemah sisi kiri)
Ataksia
: Tidak dilakuakan
Rebound phenomen
: Tidak dilakuakan
Dismetria
: Tidak dilakuakan
6. GERAKAN-GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: Athetosis
: Mioklonus
: Khorea
: 7. ALAT VEGETATIF
Miksi
: + (kateter urin)
Defekasi
:IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah rutin
GDS
24 Februari 2015
09.00
22
44
12.00
45
16.00
25 Februari 2015
26 Februari 2015
85
12
27 Februari 2015
12
28 Februari 2015
13
Kesan : Infark lakuner paraventrikel lateral kanan
V. DIAGNOSA
A. Klinis
B. Topis
C. Etiologi
: Hemiparese sinistra
Hemihipestesi sinistrea
Hipertensi
: Infark lakuner paraventrikel lateral dextra
paresis N.XII sinistra
: infark cerebri ec. Trombus, Stroke Non Hemmoragic
Hipoglikemi
VI. TERAPI
Umum
Breathing
: Jaga patensi jalan nafas
Blood
: Pantau tekanan darah, keseimbangan cairan
Brain
: Pantau TIK
Bladder
: Pantau miksi, cegah ISK
Bowel
: Pantau nutrisi, cegah konstipasi
Bone and skin : Cegah dekubitus dan kontraktutur
Pengobatan spesifik
o Medikamentosa
Infus RL 20tpm
Inj. Vitamin B1
Aspilet 1x320 mg
Piracetam 3x3gr
Citicolin 2x1000mg
Gemfibrosil 1x300mg
Captopril 3x25mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke adalah tanda klinis yang ditandai defisit neurologis fokal atau
global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau
kurang dari 24 jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah.
Epidimiologi
Kasus stroke di 5 Rumah sakit di Yogyakarta sebanyak 1053 dengan
angka kematian 28.3%. Sedangkan sekitar 20.4% dari 780 kasus stroke
adalah stroke iskemik. Rata-rata pasien adalah laki-laki. Untuk angka
mortalitas di RSUP dr.sardjito menempati peringkat ketiga dengan
stroke hemoragik 51.58% dan stroke iskemik 47.37%.
Klasifikasi
Berdasarkan kelainan patologik, stroke dapat dibagi menjadi :
1. Stroke hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral
2. Stroke non hemoragik
Trombosis serebri
terjadi pada proses oklusi satu atau lebih pembuluh darah lokal.
Emboli serebri
Infark iskemik dapat disebabkan oleh emboli yang timbul dari lesi
ateromatus yang terletak pada pembuluh yang lebih distal. Gumpalangumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar dan dibawa ke
tempat lain dalam aliran darah. Bila emboli mencapai pembuluh darah yang
sempit. Maka jaringan otak tersebut tidak mendapat nutrisi dan akan menjadi
infark.
Faktor Resiko
Patologi stroke
1. Stroke perdarahan
Gambaran klinis
Serangan
Diagnosis
1. Anamnesis
dipermukaan
Melakukan pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring dan bangun
Melihat retina menggunakan optalmoskop tertama pembuluh darahnya
Untuk membedakan stroke perdarahan atau infark dapat dilihat pada tabel
dibawah ini, antara lain:
3. Pemeriksaan penunjang
Untuk ketepatan diagnosis, maka diperlukan pemeriksaan penunjang yang lain
seperti :
CT SCAN
CT SCAN kepala tanpa kontras harus di lakukan sesegera mungkin
untuk mengetahui penyebab dari kelemahan tersebut apakah akibat stroke
stroke.
Elektrolit serum da faal ginjal
Pemeriksaan ini dilakukan berkaitan dengan rencana pemberian obat
osmoterapi yang disertai peningkatan tekanan intrakranial.
X-Foto thorax
Untuk menilai dari ukuran jantung, aapakah ada kalsifikasi jantung dan
Terapi
Tujuan penatalaksaan yang komperhensif pada stroke akut adalah
Tindakan pada stadium ini dilakukan pada instalasi gawat darurat yang
biasanya bertujuan untuk mencegah kerusakan jaringan yang lebih luas. Antara lain
dengan pemberian O2 selama 2L/menit dan pemberian cairan kristaloid/koloid,
hindari pemberian dextrose maupun salin dalam H2O.
Letakkan pasien pada posisi head up 300 , kepala dan dada pada
satu bidang dan ubah posisi setiap 2 jam. Mobilisasi dilakukan apabila keadaan
pasien mulai stabil.
menyebabkan
Apabila
demam
berikan
antipiretik
dan
cari
DAFTAR PUSTAKA