Anda di halaman 1dari 9

Filsafat Ilmu

Teori Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge atau ilmu )adalah bagian yang esensial- aksiden manusia,
karena pengetahuan adalah buah dari "berpikir ". Berpikir ( atau natiqiyyah) adalah
sebagai differentia ( atau fashl) yang memisahkan manusia dari sesama genus-nya,yaitu
hewan. Dan sebenarnya kehebatan manusia dan " barangkali " keunggulannya dari
spesies-spesies lainnya karena pengetahuannya. ema!uan manusia dewasa ini tidak lain
karena pengetahuan yang dimilikinya. "alu apa yang telah dan ingin diketahui oleh
manusia # Bagaimana manusia berpengetahuan # $pa yang ia lakukan dan dengan apa
agar memiliki pengetahuan # emudian apakah yang ia ketahui itu benar # Dan apa yang
me!adi tolak ukur kebenaran #
Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana sekali karena pertanyaan-pertanyaan
ini sudah ter!awab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam realita.
%amun ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka tidak
men!adi sederhana lagi. &asalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah
men!adi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana men!adi sesuatu yang rumit
('ompli'ated). (leh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu,
maka ia men!adi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya
menyebabkan perbedaan dalam 'ara memandang dunia (world )iew), sehingga pada
gilirannya mun'ul perbedaan ideologi. Dan itulah realita dari kehidupan manusia yang
memiliki aneka ragam sudut pandang dan ideologi.
$tas dasar itu, manusia -paling tidak yang menganggap penting masalah-masalah diatas-
perlu membahas ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini, ilmu tidak lagi men!adi
satu akti)itas otak, yaitu menerima, merekam, dan mengolah apa yang ada dalam benak,
tetapi ia men!adi ob!ek.
Para pemikir menyebut ilmu tentang ilmu ini dengan epistemologi (teori pengetahuan
atau nad*ariyyah al ma+rifah).
,pistemologi men!adi sebuah ka!ian, sebenarnya, belum terlalu lama, yaitu se!ak tiga
abad yang lalu dan berkembang di dunia barat. -ementara di dunia .slam ka!ian tentang
ini sebagai sebuah ilmu tersendiri belum populer. Belakangan beberapa pemikir dan
filusuf .slam menuliskan buku tentang epistemologi se'ara khusus seperti, &utahhari
dengan bukunya "-yinakht", &uhammad Baqir -hadr dengan "/alsafatuna"-nya, 0awad
$muli dengan "%ad*ariyyah al &a+rifah"-nya dan 0a+far -ubhani dengan "%ad*ariyyah al
&a+rifah"-nya. -ebelumnya, pembahasan tentang epistemologi di bahas di sela-sela buku-
buku filsafat klasik dan mantiq. &ereka -barat- sangat menaruh perhatian yang besar
terhadap ka!ian ini, karena situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Dunia barat (ba'a1
,ropa) mengalami ledakan kebebasan berekspresi dalam segala hal yang sangat besar dan
hebat yang merubah 'ara berpikir mereka. &ereka telah bebas dari trauma intelektual.
$dalah 2enaissan'e yang paling ber!asa bagi mereka dalam menutup abad kegelapan
,ropa yang pan!ang dan membuka lembaran se!arah mereka yang baru. -upremasi dan
dominasi gere!a atas ilmu pengetahuan telah han'ur. -ebagai akibat dari runtuhnya gere!a
yang memandang dunia dangan pandangan yang apriori atas nama 3uhan dan agama,
mereka men'oba men'ari alternatif lain dalam memandang dunia (ba'a1 realita). &aka
dari itu, bemun'ulan berbagai aliran pemikiran yang bergantian dan tidak sedikit yang
kontradiktif. %amun se'ara garis besar aliran-aliran yang sempat mun'ul adalah ada dua,
yakni aliran rasionalis dan empiris. Dan sebagian darinya telah lenyap. Dari kaum
rasionalis mun'ul Des'artes, .manuel ant, 4egel dan lain-lain. Dan dari kaum empiris
adalah $uguste 5omte dengan Positi)ismenya, 6iliam 0ames dengan Pragmatismenya,
/ran'is Ba'on dengan -ensualismenya.
Berbeda dengan barat, di dunia .slam tidak ter!adi ledakan seperti itu, karena dalam .slam
agama dan ilmu pengetahuan ber!alan seiring dan berdampingan, meskipun terdapat
beberapa friksi antara agama dan ilmu, tetapi itu sangat sedikit dan ter!adi karena
interpretasi dari teks agama yang terlalu dini. %amun se'ara keseluruhan agama dan ilmu
saling mendukung. &alah tidak sedikit dari ulama .slam, !uga sebagai ilmuwan seperti 1
.bnu -ina, al /arabi, 0abir bin al 4ayyan, al hawari*mi, -yekh al 3husi dan yang
lainnya. (leh karena itu, ledakan intelektual dalam .slam tidak ter!adi. Perkembangan
ilmu di dunia .slam relatif stabil dan tenang.
/ilsafat
/ilsafat berasal dari bahasa 7unani yang telah di-$rabkan. ata ini barasal dari dua kata
"philos" dan "shopia" yang berarti pe'inta pengetahuan. onon yang pertama kali
menggunakan kata "philoshop" adalah -o'rates. (dan masih konon !uga) Dia
menggunakan kata ini karena dua alasan, Pertama, kerendah-hatian dia. &eskipun ia
seorang yang pandai dan luas pengetahuannya, dia tidak mau menyebut dirinya sebagai
orang yang pandai. 3etapi dia memilih untuk disebut pe'inta pengetahuan.
edua, pada waktu itu, di 7unani terdapat beberapa orang yang menganggap diri mereka
orang yang pandai (shopis). &ereka pandai bersilat lidah, sehingga apa yang mereka
anggap benar adalah benar. 0adi kebenaran tergantung apa yang mereka katakan.
ebenaran yang riil tidak ada. $khirnya manusia waktu itu ter!angkit skeptis, artinya
mereka ragu-ragu terhadap segala sesuatu, karena apa yang mereka anggap benar belum
tentu benar dan kebenaran tergantung orang-orang shopis. Dalam keadaan seperti ini,
-o'rates merasa perlu membangun keper'ayaan kepada manusia bahwa kebenaran itu
ada dan tidak harus tergantung kepada kaum shopis. Dia berhasil dalam upayanya itu dan
mengalahkan kaum shopis. &eski dia berhasil, ia tidak ingin dikatakan pandai, tetapi ia
memilih kata philoshop sebagai sindiran kepada mereka yang sok pandai.
emudian per!uangannya dilan!utkan oleh Plato, yang dikembangkan lebih !auh oleh
$ristoteles. $ristoteles menyusun kaidah-kaidah berpikir dan berdalil yang kemudian
dikenal dengan logika (mantiq) $ristotelian.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia.
&ereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoritis dan filsafat praktis.
/ilsafat teoritis men'akup1 (8) ilmu pengetahuan alam, seperti1 fisika, biologi, ilmu
pertambangan dan astronomi9 (:) ilmu eksakta dan matematika9 (;) ilmu tentang
ketuhanan dan methafisika. /ilsafat praktis men'akup1 (8) norma-norma (akhlak)9 (:)
urusa rumah tangga9 (;) sosial dan politik. /ilusuf adalah orang yang mengetahui semua
'abang-'abang ilmu pengetahuan tadi.
&ungkinkah &anusia itu &empunyai Pengetahuan #
&asalah epistemologis yang se!ak dahulu dan !uga sekarang men!adi bahan ka!ian
adalah, apakah berpengetahuan itu mungkin # $pakah dunia (ba'a1 realita) bisa
diketahui # -ekilas masalah ini konyol dan menggelikan. 3etapi terdapat beberapa orang
yang mengingkari pengetahuan atau meragukan pengetahuan. &isalnya, bapak kaum
sophis, <eorgias, pernah dikutip darinya sebuah ungkapan berikut, "-egala sesuatu tidak
ada. 0ika adapun, maka tidak dapat diketahui, atau !ika dapat diketahui, maka tidak bisa
diinformasikan."
&ereka mempunyai beberapa alasan yang 'ukup kuat ketika berpendapat bahwa
pengetahuan sesuatu yang tidak ada atau tidak dapat diper'aya. Pyrrho salah seorang dari
mereka menyebutkan bahwa manusia ketika ingin mengetahui sesuatu menggunakan dua
alat yakni, indra dan akal. .ndra yang merupakan alat pengetahuan yang paling dasar
mempunyai banyak kesalahan, baik indra penglihat, pendengar, peraba, pen'ium dan
perasa. &ereka mengatakan satu indra sa!a mempunyai kesalahan ratusan. 0ika demikian
adanya, maka bagaimana pengetahuan lewat indra dapat diper'aya # Demikian pula
halnya dengan akal. &anusia seringkali salah dalam berpikir. Bukti yang paling !elas
bahwa di antara para filusuf sendiri terdapat perbedaan yang !elas tidak mungkin semua
benar pasti ada yang salah. &aka akalpun tidak dapat diper'aya. (leh karena alat
pengetahuan hanya dua sa!a dan keduanya mungkin bersalah, maka pengetahuan tidak
dapat diper'aya.
Pyrrho ketika berdalil bahwa pengetahuan tidak mungkin karena kasalahan-kesalahan
yang indra dan akal, sebenarnya, ia telah mengetahui (ba'a1 meyakini) bahwa
pengetahuan tidak mungkin. Dan itu merupakan pengetahuan. .tu pertama. edua, ketika
ia mengatakan bahwa indra dan akal seringkali bersalah, atau katakan, selalu bersalah,
berarti ia mengetahui bahwa indra dan akal itu salah. Dan itu adalah pengetahuan !uga.
$lasan yang dikemukakan oleh Pyrrho tidak sampai pada kesimpulan bahwa
pengetahuan sesuatu yang tidak mungkin. $lasan itu hanya dapat membuktikan bahwa
ada kesalahan dalam akal dan indra tetapi tidak semua pengetahuan lewat keduanya
salah. (leh karen itu mesti ada 'ara agar akal dan indra tidak bersalah.
&enurut .bnu -ina, ada 'ara lain yang lebih efektif untuk menghadapi mereka, yaitu
pukullah mereka. alau dia merasakan kesakitan berarti mereka mengetahui adanya sakit
(akhir dawa+ kay).
" 5ogito, ergosum "-nya Des'artes.
2ene Des'artes termasuk pemikir yang beraliran rasionalis. .a 'ukup ber!asa dalam
membangkitkan kembali rasionalisme di barat. &uhammad Baqir -hadr memasukkannya
ke dalam kaum rasionalis. .a termasuk pemikir yang pernah mengalami skeptisme akan
pengetahuan dan realita, namun ia selamat dan bangkit men!adi seorang yang meyakini
realita. Bangunan rasionalnya beran!ak dari keraguan atas realita dan pengetahuan. .a
men'ari dasar keyakinannya terhadap 3uhan, alam, !iwa dan kota Paris. Dia mendapatkan
bahwa yang men!adi dasar atau alat keyakinan dan pengetahuannya adalah indra dan
akal. 3ernyata keduanya masih perlu didiskusikan, artinya keduanya tidak memberika hal
yang pasti dan meyakinkan. "antas dia berpikir bahwa segala sesuatu bisa diragukan,
tetapi ia tidak bisa meragukan akan pikirannya. Dengan kata lain ia meyakini dan
mengetahui bahwa dirinya ragu-ragu dan berpikir. =ngkapannya yang populer dan
sekaligus fondasi keyakinan dan pengetahuannya adalah " -aya berpikir (ba'a 1 ragu-
ragu), maka saya ada ".
$rgumentasinya akan realita menggunakan silogisme kategoris bentuk pertama, namun
tanpa menyebutkan premis mayor. -aya berpikir, setiap yang berpikir ada, maka saya
ada.
eraguan al <ha**ali.
Dari dunia .slam adalah .mam al <ha**ali yang pernah skeptis terhadap realita, namun
iapun selamat dan men!adi pemikir besar dalam filsafat dan tashawwuf. Perkataannya
yang populer adalah " eraguan adalah kendaraan yang mengantarkan seseorang ke
keyakinan ".
-umber Dana $lat Pengetahuan.
-etelah pengetahuan itu sesuatu yang mungkin dan realistis, masalah yang dibahas dalam
lliteratur-literatur epistimologi .slam adalah masalah yang berkaitan dengan sumber dan
alat pengetahuan. -esuai dengan hukum kausaliltas bahwa setiap akibat pasti ada
sebabnya, maka pengetahuan adalah sesuatu yang sifatnya aksidental -baik menurut teori
re'ole'tion-nya Plato, teori $ristoteles yang rasionalis-paripatetik, teori iluminasi-nya
-uhrawardi, dan filsafat-materialisnya kaum empiris- dan pasti mempunyai sebab atau
sumber. 3entu yang dianggap sebagai sumber pengetahuan itu beragam dan berbeda
sebagaimana beragam dan berbedanya aliran pemikiran manusia. -elain pengetahuan itu
mempunyai sumber, !uga seseorang ketika hendak mengadakan kontak dengan sumber-
sumber itu, maka dia menggunakan alat.
Para filusuf .slam menyebutkan beberapa sumber dan sekaligus alat pengetahuan, yaitu 1
$lam tabi+at atau alam fisik
$lam $kal
$nalogi ( 3amtsil)
4ati dan .lham
8. $lam tabi+at atau alam fisik
&anusia sebagai wu!ud yang materi, maka selama di alam materi ini ia tidak akan lepas
dari hubungannya dengan materi se'ara interaktif, dan hubungannya dengan materi
menuntutnya untuk menggunakan alat yang sifatnya materi pula, yakni indra (al hiss),
karena sesuatu yang materi tidak bisa dirubah men!adi yang tidak materi (inmateri).
5ontoh yang paling konkrit dari hubungan dengan materi dengan 'ara yang sifatnya
materi pula adalah akti)itas keseharian manusia di dunia ini, sepert makan, minum,
hubungan suami istri dan lain sebagianya. Dengan demikian, alam tabi+at yang materi
merupakan sumber pengetahuan yang "barangkali" paling awal dan indra merupakan alat
untuk berpengetahuan yang sumbernya tabi+at.
3anpa indra manusia tidak dapat mengetahui alam tabi+at. Disebutkan bahwa, barang
siapa tidak mempunyai satu indra maka ia tidak akan mengetahui se!umlah pengetahuan.
Dalam filsafat $ristoteles klasik pengetahuan lewat indra termasuk dari enam
pengetahuan yang aksioamatis (badihiyyat). &eski indra berperan sangat signifikan
dalam berpengetahuan, namun indra hanya sebagai syarat yang la*im bukan syarat yang
'ukup. Peranan indra hanya memotret realita materi yang sifatnya parsial sa!a, dan untuk
meng-generalisasi-kannya dibutuhkan akal. &alah dalam ka!ian filsafat .slam yang
paling akhir, pengetahuan yang diperoleh melalui indra sebenarnya bukanlah lewat indra.
&ereka mengatakan bahwa obyek pengetahuan (al ma+lum) ada dua ma'am, yaitu, (8)
obyek pengetahuan yang substansial dan (:) obyek pengetahuan yang aksidental. 7ang
diketahui se'ara substansial oleh manusia adalah obyek yang ada dalam benak, sedang
realita di luar diketahui olehnya hanya bersifat aksidental. &enurut pandangan ini, indra
hanya merespon sa!a dari realita luar ke relita dalam.
Pandangan -ensualisme (al-hissiyyin).
aum sensualisme, khususnya 0ohn "o'ke, menganggap bahwa pengetahuan yang sah
dan benar hanya lewat indra sa!a. &ereka mengatakan bahwa otak manusia ketika lahir
dalam keadaan kosong dari segala bentuk pengetahuan, kemudian melalui indra realita-
realita di luar tertanam dalam benak. Peranan akal hanya dua sa!a yaitu, menyusun dan
memilah, dan meng-generalisasi. 0adi yang paling berperan adalah indra. Pengetahuan
yang murni lewat akal tanpa indra tidak ada. onskuensi dari pandangan ini adalah
bahwa realita yang bukan materi atau yang tidak dapat bersentuhan dengan indra, maka
tidak dapat diketahui, sehingga pada gilirannya mereka mengingkari hal-hal yang
metafisik seperti 3uhan.
:. $lam $kal
aum 2asionalis, selain alam tabi+at atau alam fisika, meyakini bahwa akal merupakan
sumber pengetahuan yang kedua dan sekaligus !uga sebagai alat pengetahuan. &ereka
menganggap akal-lah yang sebenarnya men!adi alat pengetahuan sedangkan indra hanya
pembantu sa!a. .ndra hanya merekam atau memotret realita yanng berkaitan dengannya,
namun yang menyimpan dan mengolah adalah akal. arena kata mereka, indra sa!a tanpa
akal tidak ada artinya. 3etapi tanpa indra pangetahuan akal hanya tidak sempurna, bukan
tidak ada.
$kti)itas-akti)iras $kal
&enarik kesimpulan. 7ang dimaksud dengan menarik kesimpulan adalah mengambil
sebuah hukum atas sebuah kasus tertentu dari hukum yang general. $kti)itas ini dalam
istilah logika disebut silogisme kategoris demonstratif.
&engetahui konsep-konsep yang general. $da dua teori yang men!elaskan akti)itas akal
ini, pertama, teori yang mengatakan bahwa akal terlebih dahulu menghilangkan 'iri-'iri
yang khas dari beberapa person dan membiarkan titik-titik kesamaan mereka. 3eori ini
disebut dengan teori ta!rid dan inti*a+. edua, teori yang mangatakan bahwa pengetahuan
akal tentang konsep yang general melalui tiga tahapan, yaitu persentuhan indra dengan
materi, perekaman benak, dan generalisasi.
Pengelompokan 6u!ud. $kal mempunyai kemampuan mengelompokkan segala yang ada
di alam realita ke beberapa kelompok, misalnya realita-realita yang dikelompokkan ke
dalam substansi, dan ke dalam aksdensi (yang sembilan ma'am).
Pemilahan dan Penguraian.
Penggabungan dan Penyusunan.
reati)itas.
;. $nalogi (3amtsil)
3ermasuk alat pengetahuan manusia adalah analogi yang dalam terminologi fiqih disebut
qiyas. $nalogi ialah menetapkan hukum (ba'a9 predikat) atas sesuatu dengan hukum yang
telah ada pada sesuatu yang lain karena adanya kesamaan antara dua sesuatu itu.
$nalogi tersusun dari beberapa unsur9 (8) asal, yaitu kasus parsial yang telah diketahui
hukumnya. (:) 'abang, yaitu kasus parsial yang hendak diketahui hukumnya, (;) titik
kesamaan antara asal dan 'abang dan (>) hukum yang sudah ditetapkan atas asal.
$nalogi dibagi dua9
$nalogi interpretatif 1 etika sebuah kasus yang sudah !elas hukumnya, namun tidak
diketahui illatnya atau sebab penetapannya.
$nalogi 7ang Di!elaskan illatnya 1 asus yang sudah !elas hukum dan illatnya.
>. 4ati dan .lham
aum empiris yang memandang bahwa ada sama dengan materi sehingga sesuatu yang
inmateri adalah tidak ada, maka pengetahuan tentang in materi tidak mungkin ada.
-ebaliknya kaum .lahi ( theosopi) yang meyakini bahwa ada lebih luas dari sekedar
materi, mereka mayakini keberadaan hal-hal yang inmateri. Pengetahuan tentangnya
tidak mungkin lewat indra tetapi lewat akal atau hati.
3entu yang dimaksud dengan pengetahuan lewat hati disini adalah penngetahuan tentang
realita inmateri eksternal, kalau yang internal seperti rasa sakit, sedih, senang, lapar, haus
dan hal-hal yang iintuitif lainnya diyakini keberadaannya oleh semua orang tanpa ke'uali.
Bagaimana mengetahui lewat hati #
/ilusuf .lahi &ulla -hadra ra. berkata, "-esungguhnya ruh manusia !ika lepas dari badan
dan berhi!rah menu!u 3uhannya untuk menyaksikan tanda-tanda-%ya yang sangat besar,
dan !uga ruh itu bersih dari kamaksiatan-kemaksiatan, syahwat dan ketarkaitan, maka
akan tampak padanya 'ahaya makrifat dan keimanan kepada $llah dan malakut-%ya
yang sangat tinggi. 5ahaya itu !ika menguat dan mensubstansi, maka ia men!adi substansi
yang qudsi, yang dalam istilah hikmah teoritis oleh para ahli hikmat disebut dengan akal
efektif dan dalam istilah syariat kenabian disebut ruh yang su'i. Dengan 'ahaya akal yang
kuat, maka terpan'ar di dalamnya -yakni ruh manusia yang su'i- rahasia-rahasia yang ada
di bumi dan di langit dan akan tampak darinya hakikat-hakikat segala sesuatu sebagimana
tampak dengan 'ahaya sensual mata (alhissi) gambaran-gambaran konsepsi dalam
kekuatan mata !ika tidak terhalang tabir. 3abir di sini -dalam pembahasan ini- adalah
pengaruh-pengaruh alam tabiat dan kesibukan-kesibukan dunia, karena hati dan ruh
-sesuai dengan bentuk 'iptaannya- mempunyai kelayakan untuk menerima 'ahaya
hikmah dan iman !ika tidak dihinggapi kegelapan yang merusaknya seperti kekufuran,
atau tabir yang menghalanginya seperti kemaksiatan dan yang berkaitan dengannya "
emudian beliau melan!utkan, "0ika !iwa berpaling dari a!akan-a!akan tabiat dan
kegelapan-kegelapan hawa nafsu, dan menghadapkan dirinya kepada $lhaq dan alam
malakut, maka !iwa itu akan berhubungan dengan kebahagiaan yang sangat tinggi dan
akan tampak padanya rahasia alam malakut dan terpantul padanya kesu'ian (qudsi) "ahut
." (al-$sfar al-$rba+ah !ilid ? halaman :>-:@).
3entang kebenaran realita alam ruh dan hati ini, .bnu -ina berkata, "-esungguhnya para
+arifin mempunyai makam-makam dan dera!at-dera!at yang khusus untuk mereka.
&ereka dalam kehidupan dunia di bawah yang lain. -eakan-akan mereka itu, padahal
mereka berada dengan badan mereka, telah melepaskan dan meninggalkannya untuk
alam qudsi. &ereka dapat menyaksikan hal-hal yang halus yang tidak dapat dibayangkan
dan diterangkan dengan lisan. esenangan mereka dengan sesuatu yang tidak dapat
dilihat mata dan didengar telinga. (rang yang tidak menyukainya akan mengingkarinya
dan orang yang memahaminya akan membesarkannya." (al-.syarat !ilid ; bagian
kesembilan tentang makam-makam para +arif halaman ;A;-;A>)
emudia beliau melan!utkan, "0ika sampai kepadamu berita bahwa seorang +arif
berbi'ara -lebih dulu- tentang hal yang gaib (atau yang akan ter!adi), dengan berita yang
menyenangkan atau peringatan, maka per'ayailah. Dan sekali-sekali anda keberatan
untuk memper'ayainya, karena apa yang dia beritakan mempunyai sebab-sebab yang
!elas dalam pandangan-pandangan (aliran-aliran) tabi+at."
Pengetahuan tentang alam gaib yang di'apai manusia lewat hati !ika berkenaan dengan
pribadi seseorang sa!a disebut ilham atau isyraq, dan !ika berkaitan dengan bimbingan
umat manusia dan penyempurnaan !iwa mereka dengan syariat disebut wahyu.
.slam dan -umber-sumber Pengetahuan
Dalam teks-teks .slam -Bur+an dan -unnah- di!elaskan tentang sumber dan alat
pengetahuan1
.ndra dan akal
$llah swt. berfirman, "Dan $llah yang telah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian,
sementara kalian tidak mengetahui sesuatu pun, dan (lalu) .a me'iptakan untuk kalian
pendengaran, penglihatan dan hati ( atau akal) agar kalian bersyukur ". (B-. al-%ahl1 ?C).
.slam tidak hanya menyebutkan pemberian $llah kepada manusia berupa indra, tetapi
!uga mengan!urkan kita agar menggunakannya, misalnya dalam al-Bur+an $llah swt.
berfirman, "atakanlah, lihatlah segala yang ada di langit-langit dan di bumi." (B-.
7unus1 8D8 ). Dan ayat-ayat yang lainnya yang banyak sekali tentang an!uran untuk
bertafakkur. Bur+an !uga dalam membuktikan keberadaan $llah dengan pendekatan alam
materi dan pendakatan akal yang murni seperti, "-eandainya di langit dan di bumi ada
banyak tuhan selain $llah, nis'aya keduanya akan han'ur." (B-. al-$nbiya+1 ::). $yat ini
menggunakan pendekatan rasional yang biasa disebut dalam logika $ristotelian dengan
silogisme hipotesis.
$tau ayat lain yang berbunyi, "$llah memberi perumpamaan, seorang yang yang
diperebutkan oleh banyak tuan dengan seorang yang menyerahkan dirinya kepada
seorang sa!a, apakah keduanya sama #" (B-. al-Eumar1 :F)
4ati
$llah swt berfirman, "6ahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada $llah,
nis'aya .a akan memberikan kepada kalian furqon." (B-. al-$nfal1 :F) &aksud ayat ini
adalah bahwa $llah swt. akan memberikan 'ahaya yang dengannya mereka dapat
membedakan antara yang haq dengan yang batil.
$tau ayat yang berbunyi, "Dan bertakwalah kepada $llah maka .a akan menga!ari kalian.
Dan $llah &aha &engetahui segala sesuatu." (B-. al-Baqarah1 :C:). Dan ayat-ayat yang
lainnya.
-yarat dan Penghalang Pengetahuan.
&eskipun berpengetahuan tidak bisa dipisahkan dari manusia, namun seringkali ada hal-
hal yang mestinya diketahui oleh manusia, ternyata tidak diketahui olehnya.
(leh karena itu ada beberapa pra-syarat untuk memiliki pengetahuan, yaitu 1
onsentrasi
(rang yang tidak mengkonsentasikan (memfokuskan) indra dan akal pikirannya pada
benda-benda di luar, maka dia tidak akan mengetahui apa yang ada di sekitarnya.
$kal yang sehat
(rang yang akalnya tidak sehat tidak dapat berpikir dengan baik. $kal yang tidak sehat
ini mungkin karena penyakit, 'a'at bawaan atau pendidikan yang tidak benar.
.ndra yang sehat
(rang yang salah satu atau semua indranya 'a'at maka tidak mengetahui alam materi
yang ada di sekitarnya.
0ika syarat-syarat ini terpenuhi maka seseorang akan mendapatkan pengetahuan lewat
indra dan akal. emudian pengetahuan daat dimiliki lewat hati. Pengetahuan ini akan
diraih dengan syarat-syarat seperti, membersihkan hati dari kemaksiatan, memfokuskan
hati kepada alam yang lebih tinggi, mengosongkan hati dari fanatisme dan mengikuti
aturan-aturan sayr dan suluk. -eorang yang hatinya seperti itu akan terpantul di dalamnya
'ahaya .lahi dan kesempurnaan%ya.
etika syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka pengetahuan akan terhalang dari manusia.
-e'ara spesifik ada beberapa sifat yang men!adi penghalang pengetahuan, seperti
sombong, fanatisme, taqlid buta (tanpa dasar yang kuat), kepongahan karena ilmu, !iwa
yang lemah (!iwa yang mudah dipengaruhi pribadi-pribadi besar) dan men'intai materi
se'ara berlebihan.
6al hamdulillah awwalan wa akhiran.

(Makalah Ust. Husein Al-Kaff dalam Kuliah Filsafat Islam di Yayasan Pendidikan
Islam Al-a!ad"

Anda mungkin juga menyukai