Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PATOFISIOLOGI


PEMERIKSAAN FISIK,LABORATORIUM
DAN PENYAKIT PADA USUS
Dosen Pengampu: Mukhadiono, SST, MH.










Disusun Oleh:
Sumirat Agustina
P17420213068
II B


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014

1. PEMERIKSAAN FISIK

A. INSPEKSI
Gerakan-gerakan/kontur usus:
Gerakan usus disebut darm steifung, dan kontur usus (darm countur). Keduanya
terlihat pada ileus obstruksi yang berat, dan penyakit Hirschprung.
B. PALPASI
Pemeriksaan Apendix

Gambar teknik guarding Gambar teknik rebound hand down




Gambar teknik rebound hand up

Gambar teknik psoas sign



Nyeri pada ekstensi pasif paha kanan. Pasien terletak di sebelah kiri. Pemeriksa
meluas paha kanan pasien sambil menerapkan ketahanan bertentangan dengan
pinggul kanan (tanda bintang).
Dasar anatomi untuk psoas sign: meradang lampiran di lokasi retroperitoneal kontak
dengan otot psoas, yang membentang oleh manuver ini.

The obturator sign




Pemeriksa bergerak tungkai bawah lateral sambil menerapkan resistensi ke sisi lateral
lutut (tanda bintang) yang mengakibatkan rotasi internal femur.
Dasar anatomi untuk The obturator sign: meradang lampiran pada pelvis adalah kontak
dengan obturator internus otot, yang membentang oleh manuver ini.


C. AUSKULTASI
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke
seluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan
cairan dan udara dalam usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi).
Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic
lebih tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat,
bahkan sampai hilang.
D. PERKUSI
Teknik pemeriksaan ini menggunakan prinsip pantulan getaran gelombang
suara, dari ketukan-ketukan yang akan kita lakukan dengan menggunakan jari
tangan, dimana salah satu dari jari tangan berfungsi sebagai dasar, dan salah satu
jari tangan dari tangan yang lainnya menjadi pengetuk. Pada pemeriksaan perkusi
usus pada orang normal didapatkan suara tympani.

2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN
USUS
1. Carcinoembryonic antigen (CEA)
Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh epitel
saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna orang
dewasa. Pemeriksaan CEA ini bertujuan untuk mengetahui adanya kanker usus
besar, khususnya ardenocarcinoma. CEA di bentuk di saluran gastro-intertinal
dan pancreas sebagai antigen pada permukaan sel yang selanjutnya di sekresikan
ke dalam cairan tubuh
CEA sebagai petanda tumor untuk kanker kolorektal, oesofagus, pankreas,
lambung, hati, payudara, ovarium dan paru-paru.
Pemeriksaan CEA untuk pemantauan terapi dan meramalkan prognosis.
CEA > 20 ng/mL preoperasi keganasan tinggi (pronosis Kurang baik
CEA > 2.5 ng/ml Postoperasi adanya kekambuhan 80 % (18 bln mendatang
CEA < 20 ng/ml Metastase
NILAI NORMAL
CEA : 0 5 ng/mL (CMIA)

2. Cancer antigen 72-4
Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like, tumor
associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Antibodi ini meningkat pada
keadaan jinak seperti pankreatitis, sirosis hati, penyakit paru, kelainan
ginekologi, kelainan ovarium, kelainan payudara dan saluran cerna. Pada
keadaan tersebut spesifisitas sebesar 98%. Peningkatan Ca 72-4 mempunyai arti
diagnostik yang tinggi untuk kelainan jinak pada organ tersebut. pada kanker
usus besar, sensitifitasnya 20 41%.

3. MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DAPAT TERJADI PADA USUS
A. PENYAKIT USUS INFLAMARTORIK
Penyakit usus inflamartorik merupakan sekelompok penyakit dengan
etimologi yang tidak diketahui. Gejala dari penyakit ini diantaranya adalah:
demam, anoreksia, terjadi penurunan berat badan, terdapat rasa tidak enak di
perut, diare, rasa ingin buang air besar yang sangat mendesak, serta pendarahan
rektal. Penyakit ini merupakan jenis penyakit kronis yang sangat mengganggu
sehingga sering harus dilakukan pembedahan secara berulang serta sampai resiko
terbentuknya penyakit kanker.

B. KANKER USUS BESAR / KANKER KOLON
Kanker kolon berawal dari pertumbuhan sel - sel kanker dalam kolon
yang disebut polip. Umumnya polip tidak bergejala sampai kemudian polip
tersebut tumbuh menjadi besar dan berubah menjadi kanker kolon. Bila sudah
sampai pada tahap ini, maka sudah penyakit kanker ini sudah masuk pada
stadium akhir dan sudah sangat terlambat. Penyakit ini bisa menyerang siapa
saja, baik pria maupun wanita. Resiko wanita yang berusia 48 - 85 tahun hanya
sedikit lebih rendah dari pria. Kanker ini tidak bersifat menurun. Karena salah
satu faktor resiko terkena penyakit kanker kolon ini adalah usia, bukan riwayat
keluarga.

C. SEMBELIT / KONSTIPASI
Penyakit sembelit atau konstipasi sebenarnya adala penyakit yang berupa
tersumbatnya usus sebagai akibat dari kekurangan serat dalam makanan. Selain
itu, sembelit juga bisa disebabkan karena sering menahan buang air besar dan
buang angin / kentut serta usus besar yang mengalami keracunan. Hal ini bisa
mengakibatkan kurangnya koordinasi diantara fungsi otot-otot dan urat syaraf
dari usus besar dengan perut sehingga pergerakan perut atau pembuangan
menjadi tidak normal

D. RADANG USUS BESAR
Radang usus besar atau yang biasa disebut dengan Colitis serng terjadi
sebagai akibat dari sembelit, gelisah, atau keguguran. Namun pada dasarnya
penyebab dari penyakit radang usus besar ini adalah kurangnya zat - zat organik
di dalam tubuh yang dapat membantu lancarnya fungsi usus besar. Jika radang
atau luka hanya terjadi pada lapisan permukaan usus besar, maka disebut sebagai
colitis, jika peradangan terjadi di dubur, maka disebut proctitis. Dan jika
peradangan terjadi di usus besar dan dubur, maka disebut sebagai colitis
ulserative.




E. RADANG USUS BUNTU
Radang usus buntu dikenal juga dengan apendiditis. Usus ini besarnya
kira-kira sejari kelingking, terletak melekat pada usus besar sebelah kanan
rongga perut. Biasanya usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang
pecah sehingga menyebabkan peradangan atau infeksi di selaput abdomen
(perut), yang disebut dengan peritonitis. penyebab dari radang usus buntu antara
lain masuknua benda-benda asing yang tidak tercerna dengan baik. Penyumbatan
ini kemudian menyebabkan pembesaran jaringan limfoid. Penyumbatan atau
pembesaran inilah yang menjadi media yang baik buat bakteri untuk berkembang
biak.
Umumnya gejala yang ditimbulkan oleh radang usus buntu yang masih
dalam fase awal sulit dibedakan dengan kemungkinan penyakit lainnya seperti
radang usus besar dan gangguan lambung (maag). Gejala awal yang dirasakan
adalah nyeri di ulu hati kemudian dapat berpindah ke bagian tengah perut, lalu
lanjut ke kanan bawah. Dapat disertai mual dan muntah. Oleh karena itu, usus
buntu yang masih awal seringkali dikira sakit maag. Sementara jika nyeri sudah
dirasakan di perut kanan bawah, kemungkinan tersering adalah radang usus
buntu.









DAFTAR PUSTAKA

http://prodia.co.id/penanda-tumor/anti-ebv-vca-iga/ (diakses tanggal 26 Agustus 2014
pukul 20.22)
http://biomedika.co.id/v2/services/laboratorium/36/pemeriksaan-petanda-tumor.html
(diakses tanggal 27 Agustus 2014 pukul 18.44)
http://labklinik.wordpress.com/tag/cea/ (diakses tanggal 27 Agustus 2014 pukul
19.01)

Anda mungkin juga menyukai