Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM EKSPERIMEN IIB


SEPEDA STATIS PENGHASIL LISTRIK


Nama : Brain Aulia Biandika
NPM : 140310100016
Partner I : Rahmat Taufik
NPM : 140310100096
Partner II : Irdiyanto
NPM : 140310110008
Hari/Tgl Praktikum : Selasa, 18 & 25 Maret 2014
Asisten : Bu Tuti & Bu Mariah










Laboratorium Fisika Lanjutan
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
2014
LEMBAR PENGESAHAN
SEPEDA STATIS PENGHASIL LISTRIK


Nama : Brain Aulia Biandika
NPM : 140310100016
Partner I : Rahmat Taufik
NPM : 140310100096
Partner II : Irdiyanto
NPM : 140310110008
Hari/Tgl Praktikum : Selasa, 18&25 Maret 2014
Asisten : Bu Tuti & Bu Mariah


Nilai Jatinangor, 25 Maret 2014
Asisten,






(.)





BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di era pertengahan krisis energi seperti saat ini, berbagai usaha dilakukan untuk
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan menemukan potensipotensi dari berbagai
aktivitas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
Secara umum, peralatan olahraga yang digunakan di Gym memiliki potensi untuk
menghasilkan energi kinetik. Energi kinetik tersebut tentunya dapat kita manfaatkan
daripada terbuang sia-sia. Hal ini tentu dapat menjadi peluang dan kesempatan untuk
memodifikasi peralatan tersebut sehingga kita dapat menggunakan peralatan fitness yang
tidak memerlukan tenaga listrik akan tetapi menghasilkan tenaga listrik.
Berdasarkan pertimbangan sebelumnya maka energi gerak yang tereksplorasi,
selain untuk tujuan membakar lemak dan berolahraga tetapi sekaligus dapat
menghasilkan tenaga listrik. Hal ini merupakan terobosan baru dalam bidang olahraga
yang dapat berkolaborasi untuk gaya hidup sehat, menghemat energi dan turut serta
dalam gerakan go green penghematan energi untuk menyelamatkan bumi.

1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka kita dapat merumuskan permasalahan :
Menentukan potensipotensi sepeda statis untuk menghasilkan energi listrik
Bagaimana cara pemanfaatan energi kinetik dari sepeda statis menjadi energi
listrik

1.3 Tujuan percobaan
1. Memberikan Alternatif olahraga yang menyehatkan serta mendukung
penghematan energi listrik bahkan menghasilkan energi listrik
2. Meningkatkan nilai guna( effisiensi) tenaga yang dikeluarkan dalam sepeda
statis untuk memproduksi energi listrik.

1.4 Metode percobaan
Metode dalam penulisan student project ini memanfaatkan data primer yang
diperoleh dengan memanfaatkan berbagai literatur, baik melalui media internet (seperti
buku-buku pegangan dan kamus), maupun media elektronik dengan melakukan
penelusuran jurnal ilmiah.
Hal yang selanjutnya dilakukan adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan
judul karya ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang akan diselesaikan.
Selanjutnya, melanjutkan pada tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan
berdiskusi bersama teman, dan pencarian makna kata sukar berdasarkan kamus sehingga
diperoleh suatu karya tulis yang diharapkan dapat bermanfaat.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang dihasilkan dari perpindahan
elektron, merupakan bentuk energi yang paling mudah berubah bentuk dalam
penggunaanya.
Aktivitas gerak-berjalan dan berlari pada manusia menyimpan energi kinetik dan
potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Salah satu metode
yang dilakukan adalah dengan mengubah energi kinetik dan potensial pada gerak
berjalan dan berlari manusia menjadi arus listrik menggunakan rangkaian
elektrokinestetik.

Energi Kinetik

Enegi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena gerakannya. Jadi,
setiap benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Contohnya, energi kinetik dimiliki
oleh mobil yang sedang melaju, pesawat yang sedang terbang, dan anak yang sedang
berlari.
Benda bermassa m1 bergerak dengan kecepatan v
1
Benda tersebut bergerak lurus
berubah beraturan sehingga setelah menempuh jarak sebesar s, kecepatan benda berubah
menjadi v
1
Oleh karena itu, pada benda berlaku persamaan v
2
= v
1
+ at dan s = v
1
+
at
2
Anda telah mengetahui bahwa percepatan yang timbul pada gerak lurus berubah
beraturan berhubungan dengan gaya F yang bekerja padanya sehingga benda bergerak
dengan percepatan a.

Besar usaha yang dilakukan gaya sebesar F pada benda dapat dihitung dengan
persamaan

W = Fs = m a s

Besaran mv
2
merupakan energi kinetik benda karena menyatakan kemampuan
benda untuk melakukan usaha. Secara umum, persamaan energi kinetik dituliskan
sebagai :

EK = mv
2


dengan:

EK = energi kinetik (joule),
m = massa benda (kg), dan
v = kecepatan benda (m/s).

dapat dipahami bahwa energi kinetik benda berbanding lurus dengan kuadrat
kecepatannya. Apabila kecepatan benda meningkat dua kali lipat kecepatan semula,
energi kinetik benda akan naik menjadi empat kali lipat. Dengan demikian, semakin
besar kecepatan suatu benda, energi kinetiknya akan semakin besar pula.

Perubahan energi kinetik benda dari EK = mv
1
2
menjadi EK =
mv
2
2
merupakan besar usaha yang dilakukan oleh resultan gaya yang bekerja pada
benda. Secara matematis, persamaannya dapat dituliskan sebagai :

W = mv
2
2
mv
1
2


W = EK
2
EK
1
= EK

Pengertian Daya

Besaran usaha menyatakan gaya yang menyebabkan perpindahan benda. Namun,
besaran ini tidak memperhitungkan lama waktu gaya itu bekerja pada benda sehingga
menyebabkan benda berpindah. Kadang-kadang usaha dilakukan sangat cepat dan di saat
lain usaha dilakukan sangat lambat. Misalnya, Ani mendorong lemari untuk
memindahkannya dari pojok kamar ke sisi lain kamar yang berjarak 3 m. Dalam
melakukan usahanya itu, Ani membutuhkan waktu 5 menit. Apabila lemari yang sama
dipindahkan oleh Arif, ia membutuhkan waktu 3 menit. Ani dan Arif melakukan usaha
yang sama, namun keduanya membutuhkan waktu yang berbeda. Besaran yang
menyatakan besar usaha yang dilakukan per satuan waktu dinamakan daya.

Dengan demikian, Anda dapat mengatakan bahwa Arif memiliki daya yang lebih
besar daripada Ani. Daya didefinisikan sebagai kelajuan usaha atau usaha per satuan
waktu. Daya dituliskan secara matematis sebagai berikut.

P = W / t

dengan:

W = usaha (joule),
t = waktu (sekon), dan
P = daya (J/s atau watt).

Mobil, motor, atau mesin-mesin lainnya sering dinyatakan memiliki daya sekian
hp (horse power) yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai daya kuda dengan
1 hp = 746 watt.

Dalam perhitungan teknik, besarnya 1 hp kadang-kadang dibulatkan, yaitu 1 hp =
750 watt. Hubungan antara daya dan kecepatan diturunkan sebagai berikut.



dengan:

F = gaya (N), dan
v = kecepatan (m/s).

Efisiensi atau Daya Guna Pengubah Energi

Anda telah mempelajari bahwa energi akan terasa manfaatnya ketika energi
tersebut berubah bentuk menjadi energi lain, seperti energi listrik akan terasa manfaatnya
jika berubah menjadi cahaya, gerak, panas, atau bentuk energi yang lainnya. Akan tetapi,
alat atau mesin pengubah energi tidak mungkin mengubah seluruh energi yang
diterimanya menjadi energi yang bermanfaat. Sebagian energi akan berubah menjadi
energi yang tidak bermanfaat atau terbuang yang biasanya dalam bentuk energi kalor
atau panas.

Perbandingan antara energi yang bermanfaat (keluaran) dan energi yang diterima
oleh alat pengubah energi (masukan) disebut efisiensi. Secara matematis dituliskan
sebagai


Dinamo
Dinamo adalah sejenis alat yang mengubah energi gerrak menjadi energi
listrik. Dinamo terdiri atas kumparan dan magnet. magnet itu terletak diantara kumparan
dan terhubung dengan kepala dinamo. Untuk melihat cara kerja dinamo, sobat boleh
melihat cara kerja dinamo pada sepeda. Dinamo pada sepeda berfungsi sebagai sumber
energi untuk menyalakan lampu sepeda. Semakin cepat roda sepeda berputar, maka
semakin cepat pula dinamo berputar. kalau dinamo semakin cepat berputar, maka energi
yang diahsilkan semakin besar, ditandai dengan semakin cepat laju sepeda, semakin
terang pula lampu sepeda tersebut. Tentu saja, kepada dinamo harus menempel pada
roda sepeda.

Gambar 1. Sistem dinamo sepeda
Generator DC
Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris,
membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus
listrik. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis Faraday.
Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan
menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan
mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam
dalam kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet
digerakkan menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri.
Penyimpangan jarum galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung
kumparan terdapat arus listrik. Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut
induksi elektromagnetik. Adapun beda potensial yang timbul pada ujung kumparan
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.
Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti berikut. Jika kutub utara magnet
didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin banyak.
Perubahan jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum
galvanometer. Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan keluar dari
kumparan. Akan tetapi, arah simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan
penyimpangan semula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya
GGL induksi adalah perubahan garis gaya magnet yang dilingkupi oleh kumparan.
Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat
terjadinya perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Adapun
yang dimaksud fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus
suatu bidang.
Dinamo atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada sepeda.
Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya ialah
bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda. Pada
proses itulah terjadi perubalian energi gerak menjadi energi listrik. Generator (dinamo)
merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini
pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday.
Berkebalikan dengan motor listrik, generator(dinamo) adalah mesin yang
mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga
diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator dapat
dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC
menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC).
Baik arus bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat
pemanas.
Pada dasarnya generator DC (Direct Current) ini hampir sama dengan generator AC.
Perbedaannya adalah dua cincin luncur pada generator AC diubah menjadi satu cincin
luncur pembalik yang disebut cincin kolektor atau komutator, yang terdiri dari sebuah
cincin yang dipecah menjadi dua bagian sama kemudian saling dilekatkan lagi dengan
isolator. Oleh karena bentuk kolektor demikian, maka GGL induksi yang ditimbulkan
searah, yang besarnya (kuantitasnya) yaitu maksimal dan nol berlangsung secara
periodik. Sedangkan tegangannya diatur oleh voltage regulator. Hubungan antara
kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = K..N
Torque: T = K..Ia
Dengan:
E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
= flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Hukum yang Mendasari Kerja Generator DC :
a. Hukum Oersted
Hukum ini menyatakan bahwa arus listrik akan menimbulkan medan magnet.
b. Hukum Faraday
Menyatakan bahwa tegangan induksi di dalam solenoida pada saat lilitan memotong
garis gaya magnet akan berbanding lurus dengan jumlah lilitan dan pada tingkat di mana
garis fluks magnet dipotong oleh lilitan.

e = -N df/dt
dengan
N = jml lilitan
f = fluks magnet
e = tegangan imbas,ggl
Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis
fluksi magnetik yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor
itu.
Jadi syarat dapat dibangkitkan ggl :
ada konduktor (hantaran kawat)
ada medan magnetik
ada gerak/perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi
yang berubah yang memotong konduktor.
c. Hukum Maxwell
Menurut hukum Maxwell yang berdasar pada hukum Faraday,
gelombang magnet dan gelombang listrik dapat berosilasi membentuk gelombang
elektromagnetik. Rumus GGL induksi:

E = -N d/dt

Keterangan:
E = tegangan induksi sesaat yang terbentu
N = Jumlah lilitan kumparan
d/dt = Perubahan fluks magnetik tiap satuan waktu
Syarat untuk dapat dibangkitkan ggl adalah:
- Ada konduktor
- Ada medan magnet
- Ada gerak dari konduktor terhadap medan atau fluks yang berubah
memotong konduktor.
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
ibu jari : gerak perputaran
jari telunjuk : medan magnetik kutub u dan s
jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I


Kaidah tangan kanan Kotrex Maxwell :
Jika arah arus listrik menunjukan arah maju kotrek, maka arah garis gaya magnet yang
ditimbulkan menunjukan arah putar kotrek Jika arah arus menunjukan arah putar kotrek,
maka arah garis gaya magnet yang
ditimbulkan menunjukan arah maju kotrek.

Kaidah Maxwell dapat pula ditentukan dengan kaidah tangan kanan yaitu sebagai
berikut :
Arah ibu jari menggambarkan arah arus listrik.dan arah lipatan keempat jari
lainnya menunjukan arah putaran gaya magnet" Untuk perolehan arus searah dari
tegangan bolak balik, meskipun tujuan utamanya adalah pembangkitan tegangan searah,
tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan jangkar
merupakan tegangan bolak balik. Bentuk gelombang yng berubah-ubah tersebut
karenanya harus disearahkan. Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik
dengan menggunakan :
- saklar
- komutator
- dioda

Pada dasarnya prinsip kerja generator DC adalah mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik, berdasarkan Hukum Faraday. Arus listrik yang dihasilkan diubah menjadi
arus DC. Stator yang biasanya berupa kumparan diputar di dalam medan magnet.
Peristiwa ini menimbulkan adanya perubahan jumlah garis fluks magnetic yang
menembus bidang kumparan. Akibat perubahan ini timbul tegangan induksi yang
merupakan awal terjadinya arus listrik.

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya GGL induksi adalah adanya perubahan fluks
yang menembus bidang kumparan tiap saat. Hal ini disebabkan oleh :
1. Fluks berubah terhadap waktu yang bertaut dengan lintasan tertutup lunak
2. Gerak relative antara fluks lunak dengan lintasan tertutup
3. Kombinasi antara keduanya.
Sedangkan besarnya fluks dan tegangan yang timbul pada waktu tertentu
dirumuskan dengan ;
(t) = max cos t
E(t) = E max cos t
Keterangan:
(t) = fluks magnet yang dipotong pada saat tertentu (Weber)
max = Fluks magnet maksimum (Weber)
E(t) = Tegangan induksi pada saat tertentu ( Volt)
E max = Tegangan induksi maksimum ( Volt )
= kecepatan berputarnya kumparan (rad/detik)
t = waktu tertentu (detik)

Gerak meli ngkar
Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling
lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan.

Kecepatan pada gerak melingkar beraturan besarnya selalu tetap namun arahnya selalu
berubah, arah kecepatan selalu menyinggung lingkaran, maka v selalu tegak lurus garis
yang ditarik melalui pusat lingkaran ke sekeliling lingkaran tersebut.

* Pengertian radian.
1 (satu) radian adalah besarnya sudut tengah lingkaran yang panjang busurnya sama
dengan jari-jarinya.
Besarnya sudut :


=
S
R
radian
S = panjang busur
R = jari-jari
Jika panjang busur sama dengan jari-jari, maka = 1 radian.
Satu radian dipergunakan untuk menyatakan posisi suatu titik yang bergerak melingkar
( beraturan maupun tak beraturan ) atau dalam gerak rotasi.
Keliling lingkaran = 2 x radius, gerakan melingkar dalam 1 putaran = 2 radian.
1 putaran = 360
0
= 2 rad.
1 rad =
360
2
= 57,3
0

Dalam geometri berbagai satuan digunakan untuk menyatakan pengukuran sudut.
Misalnya derajad (), yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 360. Satuan lain
adalah radian, yang mana untuk satu putaran penuh sebesar 2 radian, sehingga dapat
dikatakan bahwa 360setara dengan 2 radian.
Hubungan antara sudut tempuh dengan busur lingkaran yang ditempuh s adalah ,
jika sudut tempuh satu putaran 2 radian maka panjang busur yang ditempuh
adalah keliling lingkaran = 2 r (r = jari-jari lingkaran).
jika sudut tempuh satu putaran radian maka panjang busur lingkaran yang
ditempuh adalah = s.
Dengan demikian 2/ = 2 r/s
atau 2 .s = 2 r.
sehingga s = r.
Satuan radian lebih banyak digunakan dalam pembahasan gerak melingkar.

1. Periode dan Frekuensi
Waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu kali putaran penuh
dinamakan periode dan dilambangkan dengan T.
Atau dinyatakan dengan T =
n
t

Satuan periode adalah sekon atau detik. Sedangkan jumlah putaran yang dilakukan benda
dalam satuan waktu disebut frekuensi, dan dilambangkan dengan f. Dengan demikian
dapat dirumuskan sebagai berikut.
f =
t
n

Satuan frekuensi adalah cyclus per second (cps) atau 1/s atau s
-1
,dan sering juga
menggunakan Hertz (Hz).
Periode dan frekuensi berhubungan satu sama lain. Hubungan antara periode dan
frekuensi sebagai berikut.
T =
f
1
atau f =
T
1

2. Kecepatan Anguler dan Kecepatan Tangensial
Benda yang bergerak dalam lintasan melingkar menempuh busur lingkaran s
dalam selang waktu tertentu t. Bila perubahan busur lingkaran yang ditempuh sama
tiap selang waktu yang sama, maka gerak melingkar semacam ini disebut gerak
melingkar beraturan.
Kelajuan tangensial (besar dari kecepatan tangensial ) atau sering disebut dengan
kelajuan linier dirumuskan dengan :
v =
t
s

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-jari dengan
arah gerak benda
Jika s adalah keliling lintasan yang ditempuh benda dalam satu periode waktu maka
s = 2 r dan (t =T) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi :
v =
T
.r 2

Substitusikan T =
f
1
ke dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh persamaan
sebagai berikut.
v = 2 r f

v


s v


r




* Frekwensi dan perioda dalam gerak melingkar beraturan.
Waktu yang diperlukan P untuk satu kali berputar mengelilingi lingkaran di sebut waktu
edar atau perioda dan diberi notasi T. Banyaknya putaran per detik disebut Frekwensi
dan diberi notasi f. Satuan frekwensi ialah Herz atau cps ( cycle per second ).
Jadi antara f dan T kita dapatkan hubungan : f . T = 1 f =
1
T

* Kecepatan linier dan kecepatan sudut.
Jika dalam waktu T detik ditempuh jalan sepanjang keliling lingkaran ialah 2R, maka
kelajuan partikel P untuk mengelilingi lingkaran dapat dirumuskan : v =
s
t

Kecepatan ini disebut kecepatan linier dan diberi notasi v.

Kecepatan anguler (sudut) diberi notasi adalah perubahan dari perpindahan sudut
persatuan waktu (setiap saat). Biasanya dinyatakan dalam radian/detik, derajat perdetik,
putaran perdetik (rps) atau putaran permenit (rpm).
Bila benda melingkar beraturan dengan sudut rata-rata ()dalam radian perdetik :
=
sudut gerakan radian
waktu ik yang diperlukan untuk membentuk sudut tersebut
( )
(det ) .

=

t

jika 1 putaran maka : =
2
T
rad/detik atau = 2 f
Dengan demikian besarnya sudut yang ditempuh dalam t detik :
= t atau = 2 f t
Dengan demikian antara v dan kita dapatkan hubungan :
v = R

Sistem langsung.
Pemindahan gerak pada sistem langsung yaitu melalui persinggungan roda yang satu
dengan roda yang lain.


Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuan anguler tidak sama.
v
1
= v
2
, tetapi
1

2




Sistem tak langsung.
Pemindahan gerak pada sistem tak langsung yaitu pemindahan gerak dengan
menggunakan ban penghubung atau rantai.

Pada sistem ini kelajuan liniernya sama, sedangkan kelajuaan angulernya tidak sama.
v
1
= v
2
, tetapi
1

2


Sistem roda pada satu sumbu ( CO-Axle )
Jika roda-roda tersebut disusun dalam satu poros putar, maka pada sistem tersebut titik-
titik yang terletak pada satu jari mempunyai kecepatan anguler yang sama, tetapi
kecepatan liniernya tidak sama.

A
=
R
=
C
, tetapi v
A
v
B
v
C

Pengatur Tegangan (Voltage Regulator)

Pengatur tegangan (voltage regulator) berfungsi menyediakan suatu tegangan
keluaran dc tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan, arus beban
keluaran, dan suhu. Pengatur tegangan adalah salah satu bagian dari rangkaian catu daya
DC. Dimana tegangan masukannya berasal dari tegangan keluaran filter, setelah melalui
proses penyearahan tegangan AC menjadi DC.

Pengatur tegangan dikelompokkan dalam dua kategori, pengatur linier dan switching
regulator. yang termasuk dalam kategori pengatur linier, dua jenis yang umum adalah
pengatur tegangan seri (Series Regulator) dan pengatur tegangan parallel (Shunt
Regualtors). Dua jenis pengatur di atas dapat diperoleh untuk keluaran tegangan positif
maupun negatif. Sedangkan untuk switching regulator terdapat tiga jenis konfiguarsi
yaitu, step-up, step-down dan inverting.
LED
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu indikator
dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status
dari perangkat elektronika tersebut.
Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan LED indikator untuk
processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu LED power dan power saving.
Lampu LED terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila
dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk
dari lampu LED, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya.

Fungsi Lampu LED
LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul
dalam kehidupan kita. LED dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel atau
PDA serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai
meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu
emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat
menekan pemanasan global karena efisiensinya.











BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan :
1. Sepeda. Ini tentu saja didapat di toko penjual sepeda.
2. Alternator mobil + regulatornya (cutt off atau ketot kata orang). Plih alternator
yang kecil.
3. Accu.
4. Tang ampere
5. Dinamo
6. Inverter ( Pengubah arus DC menjadi AC )
7. Tachometer
8. Voltmeter
9. Belt / karet

2.2 Prosedur Penelitian

1. Siapkan lilitan belt / karet
2. Pasangkan lilitan belt / karet dari sepeda statis manual ke dinamo
3. Sambungkan kabel dari dinamo ke multitester
4. Sambungkan kabel dari multitester ke Dinamo
5. Sambungkan Dinamo ke lampu LED dengan dinamo sebagai sumbernya
6. Mengukur jari jari roda sepeda untuk mendapatkan keliling roda.
7. Mengayuh Sepeda dengan kecepatan tertentu. Sehingga diperoleh kecepatan
sepeda .Sistem mekanik dihasilkan oleh roda sepeda yang berputar.
8. Kemudian puli dinamo berputar, dengan tachometer dihitung besar putaran yang
dihasilkan. Sebagai penghasil energi listrik, dinamo menghasilkan arus dan
tegangan. Dari output dinamo digunakan tang ampere untuk menghitung besar
arus.
9. Voltmeter dipasang pada aki untuk mengetahui besar tegangan yang dihasilkan
dari putaran dinamo. Akimenyimpang energi listrik yang dihasilkan oleh dinamo.





Gambar 1. Gambaran kasar sepeda statis penghasil listrik

Contoh Perhitungan :
Perhitungan besar tegangan yang dihasilkan dari putaran dinamo
Misal :
Pada perancangan mekanik diambil perbandingan puli-puli dinamo yang
memiliki nilai sebesar 1:3,5 dan generator yang dipakai adalah alternator mobil
dengan tegangan 12 volt (1500 rpm) sehingga:
Keliling roda sepeda = 2 . 3,14 .14
= 87,92 cm
= 0,8792 meter
Kecepatan yang diambil adalah 20 km/jam 30 km/jam , maka :
Untuk, kecepatan 20 km/jm 333,3333 m/menit
Jadi = 333,3333 / 0,8792
= 379,132 rpm = 380 rpm
Untuk, kecepatan 30 km/jm 500 m/menit
Jadi = 500 / 0,8792
= 568,69 rpm = 570 rpm
Untuk kecepatan 20 km/jm dan putaran roda sebesar 380 rpm dihasilkan :
= 380 x perbandingan puli
= 380 x 3,5
= 1330 rpm
Dari data tersebut dengan rumus kecepatan, flux medan dan tegangan bisa
didapatkan gaya elektromagnetik sebesar :
E = k n
Vf tetap tetap, maka Ea n , sehingga bisa didapatkan persamaannya
E = putaran yang dihasilkan / rpm dinamo yang dipakai x tegangan dinamo
= n1330 / n1500 x Ed1500
= 1330 / 1500 x 12 volt
= 10,64 Volt

Jadi dengan kecepatan putaran sebesar 1330 rpm dihasilkan tegangan sebesar 10,64 Volt.
Untuk kecepatan 30 km/jm dan putaran roda sebesar 570 rpm dihasilkan:
= 570 x perbandingan puli
= 570 x 3,5
= 1995 rpm
Dari data tersebut dengan rumus kecepatan, flux medan dan tegangan bisa
didapatkan gaya elektromagnetik sebesar :
E = k n
Vf tetap tetap, maka Ea n , jadi
E = putaran yang dihasilkan / rpm dinamo yang dipakai x tegangan dinamo
= n1995 / n1500 x E1500
= 1995 / 1500 x 12
= 15,96 Volt
Jadi dengan kecepatan putaran sebesar 1995 rpm dihasilkan tegangan sebesar
15,96 Volt.
Analisa Pengukuran Arus, Tegangan, dan Daya
Baik percobaan pengukuran arus maupun tegangan yang dihasilkan oleh putaran dinamo
dilakukan pada kondisi tidak berbeban. Aki dihubungkan pada dinamo kemudian dengan
voltmeter dan tang ampere dilihat besar tegangan dan arus yang dihasilkan pada saat
sepeda dikayuh dengan kecepatan tertentu. Pada aki sebelum dilakukan percobaan
diketahui dalam kondisi 50% dimana :
Iawal = 1,7 Ampere
Vawal = 10,2 Volt
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
Gaya elektromagnetik: E = K..N
Torque: T = K..Ia

Pada keadaan normal besar K adalah konstan, maka:
= KN
E T = Ir KN
K. E . Ir N
T = E . T. N = E . Ir
Terlihat bahwa putaran berbanding lurus dengan tegangan dan arus. Dimana semakin
tinggi putaran dinamo, maka tegangan dan arus juga semakin besar.
Pada percobaan pengukuran arus ditentukan terlebih dahulu besar putaran yang akan
diamati. Saat sepeda mulai dikayuh dan berada pada level putaran yang diinginkan,
lakukan pengukuran arus pada aki dengan menggunakan tang ampere. Untuk percobaan
pengukuran tegangan tidak berbeda dengan pada saat melakukan pengukuran arus.
Ditentukan terlebih dahulu besar putaran yang akan diamati. Saat sepeda mulai dikayuh
dan berada pada level putaran yang diinginkan.
Menghitung Energi Yang Bisa Dihasilkan Dari Bersepeda
Misal :
Kecepatan rata-rata = 9,4 km / jam
Tegangan rata rata= 10,26 Volt
Arus rata-rata = 2,68 A
Energi listrik dinyatakan dalam Watt-hour (Wh)
Watt hour = Amp x Volt x (FD x Eff.) x Jam Pakai
= 2,68 x 10,26 x (1 x 1) x 0,25
= 6,8742 Wh (Cukup untuk menyalakan lampu LED)
Dimana :
FD = Faktor daya ( FD yang sempurna mendekati 1)
Eff = Efisiensi ( Eff yang sempurna mendekati 1 / 100 % )



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sepeda statis dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga kinetik sehingga dapat diaplikasikan
untuk pembuatan pembangkit listrik tenaga kinetik dan dapat mengurangi resiko terkena
penyakit jantung dan diabetes. Selain itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar durasi
dan kecepatan melakukan kayuhan sepeda maka daya yang dihasilkan akan semakin
besar.

Saran
Agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, penulis menyarankan untuk:
1. Mengganti dinamo dengan dinamo yang dapat mengeluarkan kuat arus dan
tegangan yang lebih besar lagi.
2. Lakukanlah gerak lari dengan kecepatan yang konstan sehingga tegangan yang
dihasilkan tidak berbeda.
3. Mencari tahu bagaimana untuk menyimpan energi yang berlebih












DAFTAR PUSTAKA

[1] http://zulalimin.blogspot.com/2011/03/membuat-energi-alternatif-menggunakan.html
[2] http://juprimalino.blogspot.com/2012/07/sumber-energi-listrik-baterai-aki.html
[3] www.crayonpedia.org/
[4] http://imamadipermono.blogspot.com/2012/11/pkm-t-2-lolos-pendanaan-2011.html
[5] http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-usaha-dan-energi-daya-
rumus-potensial-hukum-kekekalan-energi-mekanik-efisiensi-contoh-soal.html
[6]http://www.scribd.com/document_downloads/direct/95256964?extension=pdf&ft=13
96275148&lt=1396278758&user_id=69932215&uahk=KSboXX5upY9UbGZskW1zQf
Yhc2o
[7] http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2010/01/gerak-melingkar-2.doc

Anda mungkin juga menyukai