Anda di halaman 1dari 4

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai kata watt.

Misalnya setrika listrik 250 watt, lampu 20


watt. Kata watt sebenarnya adalah satuan dari daya listrik. Setrika 250 watt berarti setrika tersebut
membutuhkan daya listrik 250 watt saat digunakan.
Untuk menghitung daya listrik oleh arus bolak balik (AC) dengan arus searah (DC) itu berbeda, karena arus
AC mempunyai frekuensi sehingga memiliki perhitungan tersendiri. Sedangkan untuk arus DC yang
melewati resistor untuk menghitung daya yang dihasilkannya dapat menggunakan rumus :
P=V.I
Dimana : P = Daya listrik dalam satuan Watt (W)
V = Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
I = Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
Seperti yang kita ketahui untuk mencari Tegangan (V) dapat dihitung dengan rumus V = I.R, dimana I =
Arus dan R = Hambatan, maka Rumus diatas dapat ditambahkan menjadi :
P = V. I
P = I.R.I atau P = I
2
.R
Dari kedua rumus diatas maka dapat disimpulkan bahwa daya listrik akan bertambah besar jika :
1. Tegangan listrik tambah besar
2. Arus listrik tambah besar, dan
3. Resistansi atau Hambatan tambah besar
Contoh :
Suatu senter bertegangan 30V menggunakan 2 baterai bertegangan masing-masing 1,5V. Arus yang
mengalir melewati lampu sebesar 100mA. Hitung daya lampu tersebut !
Jawab :
P = V.I
P = 3x100mA
P = 300mW

Energy Listrik dan Daya Listrik cerdaskan.com. pada postingan kali ini, saya akan mencoba
memberikan sebuah materi mengenai energy listrik dan daya listrik. Kedua istilah ini yaitu
Energy Listrik dan Daya Listrik sudah tidak asing lagi bagi kita, bahkan secara tidak langsung
kita sering mengucapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, tahukah anda yang
dimaksud Energy Listrik dan Daya Listrik dalam dunia fisika? Tentu anda sudah mempelajarinya
sewaktu di bangsu SMP dan SMA bahkan SD pun sudah. Nah, silahkan review lagi materi yang
mungkin anda lupa dengan membaca artikel ini. Selamat membaca!


Energy listrik
Anda telah mengetahui bahwa jumlah muatan yang mengalir adalah kuat arus listrik dikalikan
dengan lamanya arus tersebut mengalir, atau Q = It. untuk memindahkan sejumlah muatan
dari potensial yang satu ke potensial yang lain, dibutuhkan suatu energy. Sebuah hambatan R
dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan listrik sehingga menimbulkan tegangan V
ab
atau
beda tegangan antara ujung-ujung hambatan R menjadi V, dengan kuat arus I mengalir selama t.
Adapun besar energy yang diperlukan untuk memindahkan muatan pada hambatan tersebut
dinyatakan dengan persamaan :
W = VQ dengan Q = It
Sehingga, untuk energy listrik memenuhi persamaan W = V It
Keterangan :
W = energy yang dihasilkan oleh sumber tegangan (Joule)
I = arus listrik dari sumber (Ampere)
t = waktu (Sekon)
V = beda potensial listrik (Volt)
Dengan menerapkan hukum ohm pada sebuah rangkaian listrik yaitu V = IR, maka energy listrik
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan :
W = V It
W = I
2
R t
W = (V
2
/ R )t
Contoh soal :
Sebuah elemen pemanas listrik yang digunakan untuk memanaskan air memiliki hambatan 24
ohm dihubungkan dengan sumber tegangan 240 V. tentukan energy listrik yang dihasilkan oleh
pemanas tersebut selama 1 menit.!
Penyelesaian :
Diketahui : V =240 volt, t = 1 menit, R = 24 ohm
Ditanya : Berapakah W?
Dengan memakai rumus W = (V
2
/ R )t maka diperoleh :
W = (V
2
/ R )t
W = ((240 volt)
2
/ 24 ohm ) 60 sekon
W = 144.000 J
W = 144 KJ

Daya listrik
Daya listrik didefinisikan sebagai energy listrik yang digunakan oleh suatu alat setiap satuan
waktu. Jika energy listrik bersatuan joule dan waktu bersatuan sekon, maka daya listrik bersatuan
watt dan dirumuskan sebagai berikut :
P = W/t
Dari rumus ini, daya listrik dapat dituliskan menjadi :
P = VI
P = I
2
R
P = V
2
/R
Untuk nilai R konstan, besarnya daya listrik sebanding dengan kuadrat kuat arus I atau kuadrat
tegangan V.
Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat, misalnya 100 W, 220 V yang artinya :
Daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut 100 W jika dipasang pada tegangan 220 V. jika
tegangan yang diberikan kepada alat tersebut kurang dari 220 V, daya yang dipakai alat tersebut
juga akan berkurang dari 100 W. daya sesungguhnya yang dipergunakan oleh suatu alat akan
memenuhi persamaan :
P
2
= (V
2
/V
1
)
2
x P
1

Keterangan :
P
2
= daya yang dipakai (watt, W)
P
1
= daya yang tertulis pada spesifikasi (watt, W)
V
2
= tegangan yang diberikan (volt, V)
V
1
= tegangan yang tertulis pada spesifikasi (volt, V)
Dengan menganggap bahwa hambatan alat listrik R selalu konstan.
Contoh soal :
Keluarga Pak Niko menggunakan listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. jika untuk
penerangan digunakan lampu 100 W, 220 V, maka tentukanlah :
a. besar hambatan setiap lampu
b. daya yang dipakai oleh setiap lampu setelah dipasang pada tegangan 110 V
c. jumlah maksimum lampu yang dapat dipasang

penyelesaian
diketahui : P
total
= 500 W, V
1
= 220 Volt, V
2 =
110 volt, P
1
= 100 W
ditanya :
a. hambatan setiap lampu
P = V
2
/R
R = 220 V
2
/100 W
R = 484 ohm
Hambatan setiap lampu konstan.
b. daya yang dipakai oleh setiap lampu
P
2
= (V
2
/V
1
)
2
x P
1

P
2
= (110 volt/220 volt)
2
x 100 W
P
2
= (1/4)

x 100
P
2
= 25 watt.
c. jumlah maksimum lampu yang dapat dipasang (n) adalah
n = data total/daya setiap lampu
n = P
total
/P
2

n = 500 W/ 25 W
n = 20
jadi, jumlah maksimum lampu yang dapat dipasang adalan 20 lampu.

Anda mungkin juga menyukai