7 Hukum Ohm
Antara tegangan listrik, kuat arus, dan hambatan listrik mempunyai hubungan yang
sangat erat, yang mempunyai pengaruh satu sama lain, sehingga bila tegangan dinaikkan
arus akan naik, bila tegangan diturunkan arusnya akan turun. Begitu pula hambatan
listriknya diperbesar arus pun akan turun, bila hambatan diperkecil arusnya pun akan naik.
Sehingga didapatlah hukum Ohm yang berbunyi sebagai berikut :
Pada kawat penghantar, kuat arus sebanding dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatannya.
Bila tegangan disingkat E (Electro Motive Force) dan bisa juga disingakat dengan notasi V,
kuat arus disingkati I (Intencity) dan hambatan disingkat R (Resistance), maka hukum Ohm
dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh soal:
1. Sebuah lampu membutuhkan arus sebesar 100 mA, bila dipasang pada tegangan 6 volt.
Berapakah besar hambatan pada lampu tersebut ?
Jawab:
I = 100 mA = 0,1 A R = E/I
E = 6V = 6/0,1 = 60
Jadi, besar hambatan pada lampu sama dengan 60 ohm.
2. Sebuah solder listrik membutuhkan tegangan 120 volt bila hambatan listriknya
sebesar 60 ohm. Berapakah besar arusnya ?
Jawab:
V = 120V I = V/R
R = 60 ohm = 120/60 =2
Jadi, besar arus sama dengan 2 ampere.
Untuk mengingat dan pemecahan masalah hukum Ohm, buatlah segit tiga ajaib :
I.R
Contoh masalah :
1. Sebuah setelika listrik membutuhkan tegangat listrik sebesar 120 volt. Bila hambatan
elemen setrika sebesar 90 ohm, berapa arus yang mengalir ?
Pemecahan:
V = 120 volt V
R = 90 ohm
I=? I. R
I = V/ R = 120/90 = 1,33
Jadi arus yang mengalir pada setelika listrik sebesar 1,33 ampere
2. Sebuah lampu mobil dipasang pada baterai yang bertegangan 12 volt sedang arus yang
mengalir 2,5 ampere. Berapakah besar hambatan lampu ?
Pemecahan :
V = 12 volt V
I = 2,5 ampere
R=?
R = V/I = 12/2.5 = 4,8
Jadi hambatan lampu 4,8 ohm.
3. Berapakah besar tegangan listrik pada sebuah lampu yang mempunyai resistansi
250 ohm, jika arus yang mengalir 0,5 ampere ?
Pemecahan :
R = 250 ohm
I = 0,5 ampere
V=?
V =I X R
V=IXR = 0,5 x 250 =125
Jadi, tegangan listrik sebesar 125 volt.
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya
usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya adalah jumlah
Energi listrik yang digunkan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya
listrik adalah seperti dibawah ini :
P=W/t
Dimana
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf / notasi “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan International (SI) Daya Listrik
adalah Watt yang disingat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt =
Joule / detik)
Pernyataa ini dapat ditulis dengan rumus :
W VxIxt
P = ———- atau P = ————– maka P = VxI .......... (1)
t t
Jika kita hubungkan antara Hukum Ohm dengan Daya Listrik maka diperoleh :
V V V2
P = V x I jika I = ——– maka P = V x ——- = ——– ........... (2)
R R R
Jadi untuk menentukan besarnya Daya Listrik dapat kita selesaikan dengan
menggunakan tiga buah rumus seperti di atas.
Setiap peralatan listrik biasanya dicantumkan besarnya daya listrik yang
dibutuhkannya. Bila kamu mempunyai sebuah lampu listrik, amatilah tulisan-tulisan yang
ada.
Misalkan pada lampu itu tertulis 5 W, 220 – 240 V. artinya lampu tersebut berdaya 5 Watt
dan dapat diberi tegangan antara 220 – 240 Volt. Ini berarti pula lampu tersebut
membutuhkan tenaga listrik sebesar 5 joule tiap detik dari tegangan antara 220 – 240
volt. Pada tegangan ini lampu menyala dengan normal, tapi jika lampu tersebut dipasang
pada tegangan dibawah antara 220-240 Volt, maka lampu akan menyala redup.
Demikian sebaliknya jika dipasang di atas 220-240 Volt maka lampu akan menyala
terang sekali, tetapi filament lampu itu lekas putus.
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti di bawah ini :
Contoh Soal :
1. Sebuah baterai yang mempunyai tegangan 3 Volt diberikan terhadap sebuah lampu
pijar yang tertulis pada bolanya 3V ; 0,5 A. Berapa daya lampu itu ? dan berapa tahanan
lampu itu ? Apa arti tulisan pada lampu tersebut ?
Jawab 3 : Arti tulisan lampu itu adalah 3V tegangan maksimum yang diterima lampu
dan arus maksimumnya sebesar 0,5 Ampere.
2. Suatu lampu menggunakan tegangan 12 V, kuat arus yang mengalir sebesar 2 A.
Berapakah besar daya listriknya ?
Jawab:
V = 12 V P =VxI
I=2A = 12 x 2
= 24
Jadi, besar daya listrik lampu sama dengan 24 watt.
3. Sebuah lampu pijar membutuhkan tegangan 220 V, daya listrik yang dipergunakan
sebesar 10 W. Berapakah besar arus yang mengalir ?
Jawab:
V =220V I = P/V
P = 10 watt = 10/220
= 1/22
Jadi, besar arus yang mengalir pada lampu sama dengan 1/22 ampere.