Anda di halaman 1dari 5

ISO/TS 16949 AUTOMOTIVE

Kelompok 5
Achmad Maulana Ibrahim (1106011410);
Abdullah Hawari (1106052505);
Faizal Riswandi (1106015674);
Finno Ariyandi Yudha (1106013284)

ISO/TS 16949 merupakan sistem manajemen mutu yang diterbitkan khusus untuk industri
otomotif. Pada tahun 1996 IATF (International Automotive task Force) yaitu lembaga internasional
otomotif yang anggotanya terdiri dari 2 group besar yaitu industry otomotif dan asosiasi
perdagangan bekerjasama dengan ISO/TC 176 mengembangkan standar yang bersifat sektoral yaitu
di industri otomotif yang kemudian diberi nama ISO/TS 16949, yang dikembangkan dari QS-9000,
ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ 94, EAQF 94 yang edisi pertamanya di keluarkan pada tahun 1999.
Kemudian seiring dengan perkembangan jaman dan peningkatan kualitas yang dilakukan
oleh ISO menjadi ISO 9001:2000 maka ISO/TS 16949 pun direvisi menjadi versi yang lebih
menyesuaikan dengan ISO 9001:2000. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan antara lain :
Penetapan sasaran dan target
Penetapan kepuasan pelanggan
Continual Improvement
Analisis Data
Memastikan kesesuaian dengan persyaratan dan peraturan perundangan
Tinjauan manajemen dilakukan untuk memonitor sasaran mutu yang stategis dan
kinerja sistem.
Verifikasi proses
Penetapan dan pemeliharaan Plant, Peralatan, dan Fasilitas
Review efektivitas dari pelatihan
Manfaat-manfaat yang diperoleh dari penerapan & sertifikasi ISO/TS 16949:
Pengakuan secara internasional sebagai rekanan (supplier) yang dapat dipercaya
karena sertifikasi ini diakui dan diterima oleh seluruh rantai suplai otomotif sebagai
tolak ukur industri.
Kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang secara konsisten memenuhi
persyaratan pelanggan.
Mengurangi biaya-biaya untuk memenuhi persyaratan standar teknis dari pelanggan
melalui penerapan sistem manajemen tunggal dan mengurangi permintaan audit
yang tidak berkaitan.
Mengurangi biaya operasional melalui peningkatan berkesinambungan dari proses-
proses yang dilalui yang berakibat pada efisiensi-efisiensi operasional.
Meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan termasuk para
karyawan, pelanggan dan rekanan (supplier).
Persyaratan kepatuhan hukum dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu
peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh penting pada
suatu organisasi dan para pelanggan anda.
Peningkatan terhadap pengendalian manajemen risiko dengan konsistensi secara
sungguh-sungguh dan kemampu-telusuran produk dan jasa pelayanan.
Tercapainya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis yang dijalankan dibuktikan
dengan adanya verifikasi pihak ketiga yang independen pada standar yang diakui.
Kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak bisnis khususnya spesifikasi
pengadaan yang memerlukan sertifikasi sebagai suatu persyaratan sebagai rekanan.
Terdapat beberapa tools penunjang yang digunakan dalam menerapkan ISO/TS 16949, antara lain :
APQP (Advance Porduct Quality Planning) adalah suatu tools untuk perencanaan produk. Proses
terpenting dari industri manufaktur adalah proses perencanaan mutu. Ketidakefektifan dalam
proses perencanaan mutu akan berimbas pada problem di produksi masal karena proses produksi
mengikuti standard setting, instruksi kerja, standard pengecekan, menggunakan tooling yang
dikembangkan selama proses perencanaan mutu. Oleh karena itu kita perlu lebih memfokuskan
pemikiran dan energi kita dalam proses perencanaan mutu.
PPAP (Production Parts Approval Process) adalah suatu tools untuk mengevaluasi part-part yang
dibutuhkan dalam suatu produk.
FMEA (Failure Mode and Effects analysis) adalah suatu tools untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan kemunginan kegagalan produk/ proses. FMEA & Control Plan membantu kita
mengindentifikasi penyebab reject, sehingga kita mampu mengontrol produksi dengan fokus
kontrol pada faktor penyebab defect. Sebagai alat bantu analisa potensi kegagalan pada proses
produksi, FMEA sering tidak diterapkan dengan benar. Banyak perusahaan yang menerapkan
FMEA secara generik berlaku untuk semua produk, akibatnya tidak bisa membantu perusahaan
mengidentifikasi potensi problem secara spesifik.
MSA (Measurement System Analysis) adalah suatu tools untuk menganalisis apakah suatu sistem
pengukuran (operator, alat ukur, cara mengukur paramenter proses produksi) berfungsi sesuai
ketentuan.
SPC (Statistical Process Control) adalah merupakan suatu tools untuk mengontrol proses
(parameter proses) dengan menggunakan data dan analisis statistik.

Contoh kasus :
Pengendalian kualitas PT. AHM dengan menggunakan ISO/TS 16949: 2002 untuk mencegah
komponen valve inlet bengkok pada motor supra khususnya mesin nf100

Untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal mutu dan jumlah, PT AHM telah
menerapkan ISO 9001:2000 (International Standard Organization versi tahun 2000), SIX
SIGMA dan ISO/TS 16949:2002 untuk menangani customer claim dan memperbaiki mutu
supplier yang ada. Sebelum penerapan ISO/TS 16949:2002, untuk keharmonisan kualitas
supplier/penyalur tersebut, PT AHM telah menggunakan QS-9000 dalam mengendalikan
kualitas produknya. Berhubung QS-9000 tidak diperbaharui lagi dan hanya akan berlaku
sampai tahun 2006, maka sebagai gantinya perusahaan mengambil kebijakan untuk
menerapkan ISO/TS 16949:2002 dan menyertakan dalam keseluruhannya kebutuhan ISO
9001:2000.
Dari beberapa jenis motor yang diproduksi pada pabrik II dari PT AHM, jenis motor yang
diproduksi adalah Legenda, Tiger, GL Max, Mega Pro dan Supra. Diantara kelima motor
tersebut, Supra mempunyai prosentase permintaan yang paling tinggi dan juga sekaligus
market claim tertingggi (periode Agustus s/d Desember 2004, yaitu sebesar 2,7%),
sedangkan berdasarkan penelitian terhadap banyaknya claim customer terhadap komponen
motor Supra periode Agustus s/d Desember 2004, claim terhadap komponen terbesar
mencapai 337 claim dari total 1440 claim. Komponen motor Supra yang dimaksud disini
adalah Valve Inlet. Dalam penelitian ini, dievaluasi hasil dari pelaksanaan persiapan
penerapan ISO/TS 16949:2002 sebagai teknik pengendalian kualitas terbaru yang telah
dipilih dengan menggunakan tools dari ISO/TS 16949:2002 yaitu SPC, FMEA dan Corrective
Action.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab Valve Inlet bengkok bukan hanya berasal
dari Valve inlet itu sendiri, melainkan juga sebagai akibat dari adanya ketidaksesuaian pada
Guide Valve Inlet dan Cylinder head. Dari penelitian penerapan ISO/TS 16949:2002 di PT
AHM dapat diketahui beberapa manfaat ISO/TS 16949:2002 dalam mengendalikan kualitas
produk dan memenuhi kebutuhan customer.
Kesimpulan dari hasil analisis :
Dari hasil evaluasi pada Pengolahan Data dan Analisa, dapat kita ketahui bahwa penyebab
Valve Inlet bengkok dapat berasal dari Valve Inlet, Guide Valve Inlet, dan Cylinder head.
Berikut ini merupakan penyebab terbesar dari masing-masing komponen tersebut:

No Komponen Penyebab
1 Valve Inlet Paduan Cr pada Valve Inlet tidak
merata
2 Guide Valve Inlet Diameter Guide Valve Inlet yang tidak
sesuai
3 Cylinder head 1. Posisi miring yang diakibatkan
karena proses Seatring Fitting
2. Pembuatan lubang diameter tidak
koordinat


Referensi :
http://www.dckonsultan.com/page/service/konsultan-ts-16949
Jurnal Pengendalian kualitas PT. AHM dengan menggunakan ISO/TS 16949: 2002
untuk mencegah komponen valve inlet bengkok pada motor supra khususnya mesin
nf100; Naniek Utami Handayani, S.Si., MT, Arfan Bakhtiar, ST, MT, Krisnanto;
Industrial Engineering Department, Diponegoro University
ISO/TS 16949 & Core Tools; Sentral Sistem, Public Training
http://www.bikasolusi.co.id/iso-16949-sistem-manajemen-mutu-bagi-industri-
otomotif/









Lampiran
Contoh tabel FMEA

Anda mungkin juga menyukai