Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Banyak pemakai laporan keuangan dan masyarakat umum yang bingung
antara auditing dan akuntansi. Kebingungan ini timbul karena sebagian besar ilmu
auditing biasanya berkenaan dengan informasi akuntansi, dan banyak auditor yang
sangat menguasai masalah-masalah akuntansi. Kebingungan ini semakin bertambah
dengan diberikannya gelar Akuntan Publik Bersertifikat kepada banyak individu
yang melakukan audit.
Akuntansi adalah pencatatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakan
informasi keuangan untuk mengambil keputusan. Untuk menyediakan informasi yang
relevan, para akuntan harus memiliki pemahaman yag mendalam atas prinsip-prinsip
dan aturan-aturan yang menjadi dasar penyiapan informasi akuntansi. Selain itu,
akuntan juga harus mengembangkan suatu system untuk memastikan bahwa
peristiwa-peristiwa ekonomi dari entitas yang bersangkutan dicatat secara tepat waktu
dan dengan biaya yang wajar.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah
informasi yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi
yang terjadi selama periode akuntansi. Karena prinsip-pinsip akuntansi yang berlaku
umum menyediakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi akuntansi telah
dicatat sebagaimana mestinya, auditor harus benar-benar memahami prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih
mendalam mengenai perbedaan antara auditing dan akuntansi dari beberapa aspek.
B. RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
a. Apa saja perbedaan antara auditing dan akuntansi?
2

b. Apakah yang dimaksud dengan audit laporan keuangan?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah
ini antara lain sebagai berikut:
a. untuk menjelaskan apa saja yang membedakan antara auditing dengan
akuntansi
b. untuk mengetahui apa pengertian dari audit laporan keuangan

D. MANFAAT
a. Agar pembaca dapat mengetahui perbedaan antara auditing dengan akuntansi
b. Agar pembaca dapat mengetahui apakah audit laporan keuangan itu














3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN AKUNTANSI DAN AUDITING
Menurut Arens dan Loebbecke Akuntansi merupakan proses pencatatan,
pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang
teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informsi keuangan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.
Sedangkan Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
B. JENIS AUDIT DAN AUDITOR
Jenis-jenis audit di bagi menjadi 3 yaitu, audit laporan keuangan, audit
kepatuhan dan audit operasional.
1) Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit laporan keuangan
adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan
kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu
dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham,
dan kantor pelayanan pajak.
2) Audit kepatuhan (compliance audit). Audit ini bertujuan untuk menentukan
apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang
tertentu . Kriteria- kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari
sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari
manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit
kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh pegawai
perusahaan.
4

3) Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan
penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan
melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif
terhadap operasional-operasional tertentu.
Berikut adalah jenis-jenis dari auditor, yaitu:
Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan
historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan
perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi
nonkomersial yang lebih kecil. Oleh karena luasnya penggunaan laporan
keuangan yang telah diaudit dalam perekonomian Indonesia, serta keakraban para
pelaku bisnis dan pemakai lainnya, sudah lazim digunakan istilah auditor dan
kantor akuntan publik dengan pengertian yang sama, meskipun ada beberapa jenis
auditor. Sebutan kantor akuntan publik mencerminkan fakta bahwa auditor yang
menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai
akuntan publik.
Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah.
Porsi utama upaya audit BPKP adalah dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah. BPKP memperkejakan
lebih dari 4.000 orang auditor di seluruh Indonesia. Auditor BPKP juga sangat
dihargai dalam profesi audit.
Auditor Pajak
Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan
peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama Ditjen Pajak adalah mengaudit
SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan
5

pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang
melakukan pemeriksaan ini disebut auditor pajak.
Mungkin saja terlihat bahwa audit atas SPT Pajak untuk menilai ketaatan
pada peraturan pajak ini merupakan permasalahan yang sederhana dan tidak
berbelit-belit, tetapi kenyataannya jauh dari itu. Peraturan pajak sangat rumit, dan
ada ratusan jilid interpretasi. SPT Pajak yang diaudit bervariasi dari yang
sederhana yang diserahkan oleh individu-individu yang bekerja pada satu
perusahaan saja dan memperhitungkan pengurangan pajak standar, hingga SPT
Pajak yang sangat kompleks yang diserahkan oleh korporasi multinasional.
Masalah perpajakan mungkin melibatkan pajak penghasilan pribadi, pajak hadiah,
pajak bumi dan bangunan, pajak korporasi, perwakilan, dan sebagainya. Seorang
auditor yang terlibat dalam salah satu bidang ini harus memiliki pengetahuan
tentang pajak dan keahlian audit yang cukup luas untuk melakukan audit yang
efektif.
Auditor Internal
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor
internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka. Ada staf
audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua karyawan yang melakukan
audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih
dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab berlainan, termasuk di banyak
bidang di luar akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit
operasional atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.
Untuk mempertahankan independensi dari fungsi-fungsi bisnis lainnya,
kelompok audit internal biasanya melapor langsung kepada direktur utama, salah
satu pejabat tinggi eksekutif lainnya, atau komite audit dalam dewan komisaris.
Akan tetapi, auditor internal tidak dapat sepenuhnya independen dari entitas
tersebut selama masih ada hubungan antara pemberi kerja-karyawan. Para
pemakai dari luar entitas mungkin tidak ingin mengandalkan informasi yang
hanya diverifikasi oleh auditor internal karena tidak adanya independensi.
6

Ketiadaan independensi ini merupakan perbedaan utama antara auditor internal
dan KAP.
C. ASPEK EKONOMI DALAM PERMINTAAN AUDIT
Dalam mengambil keputusan ekonomi terdapat berbagi pertimbangan antara lain:
Suka bunga bebas resiko : suku bunga ini mendekati suku bunga yang dapat
diperoleh bank dengan berinvestasi dalam SUN selama jangka waktu tertentu
yang sama dengan jumlah pinjaman tersebut.
Resiko bisnis bagi nasabah : resiko ini mencerminkan kemungkinan bahwa
perusahaan tidak sanggup menlunasi pinjamannya karena kondisi-kondisi
ekonomi atau bisnis seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau
persaingan tak terduga dalam indurstri yang digelutinya. Audit dapat memiliki
dampak yang cukup signifikan dalam resiko informasi.
Resiko informasi mencerminkan kemungkinan bahwa informasi yang
melandasi keputusan resiko bisnis ternyata tidak akurat. Terdapat beberapa
penyebab resiko informasi, sebagai berikut:
- Jauhnya informasi menimbulkan kemungkinan adanya penyalahsajian baik
sengaja maupun tidak sengaja karena informasi diperoleh dari pihak lain
tidak diperoleh dari pihak pertama secara langsung.
- Bias dan motif pihak penyedia yaitu informasi yang sengaja dibiaskan
demi keuntungan pihak penyedia.
- Data yang sangat banyak menyebabkan semakin banyak volume transaksi
semakin besar kemungkinan pencatatan informasi yang kurang tepat
bahkan mungkin terkubur oleh informasi lainnya.
- Transaksi perusahaan yang kompleks antarorganisasi yang membuat
transaksi lebih sulit dicatat dengan tepat.
Namun, terdapat beberapa upaya dalam mengurangi resiko-resiko informasi
tersebut, diantaranya:
- Pengguna memverifikasi informasi
o Dampak positif: Memperoleh informasi tentang keandalan dan
reabilitas secara langsung
o Dampak negatif: Tidak efisien dan tidak praktis dari segi biaya
- Pengguna berbagi resiko informasi dengan manajemen
7

o Dampak postif: Dapat menjadi dasar tuntutan hukum kepada
manajemen
o Dampak negatif: Pengguna mungkin tidak akan menerima penggantian
atas kerugian yang dideritanya
- Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan dari sisi ini peran auditor
sangat diharapkan untuk meminimalisir resiko informasi.
o Dampak positif: pengambilan keputusan dapat memanfaatkan hasil
audit dengan asumsi lengkap, akurat, dan tidak bias.
o Dampak negatif: jika laporan tidak benar auditor dapat dituntut baik
oleh pengguna maupun manajemen.

D. AKTIVITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Jasa Assurance
Hubungan antara jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa audit adalah salah satu
jasa assurance yang diberikan akuntan publik adalah jasa atestasi yang salah satunya
merupakan jasa audit.
Jasa Assurance merupakan jasa profesinal independen yang meningkatkan
kualitas informasi bagi para pengambil keputusan, terutama tentang informasi laporan
keuangan historis hingga informasi yang berpandangna ke depan serta informasi lain.
Jasa Atestasi adalah salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan publik adalah jasa astesi (attestation service) adalah jenis jasa assurance
dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reabilitas suatu asersi menjadi yang
disiapkan pihak lain. Jasa astesi dibagi menjadi 5 kategori, yaitu:
- Audit atas laporan keuangan historis => laporan tertulis yang menyatakan
pendapat bahwa laporan keuangan secara wajar sesuai dengna prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
- Atestasi mengenai pengendalian internal aas pelaporan keuangan =>
menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah ditentukan.
- Telaah (review) atas laporan keuangan historis => tingkat kepastian
moderat atas laporan keuangan biasanya dilakukan oleh organisasi non
publik.
8

- Jasa atestasi mengenai teknologi informasi => jasa web trust yaitu
memberi kepastian kepada pengguna situs internet ada juga jasa sys strust
yaitu mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam berbagai bidang.
- Jasa atestasi lain => memenuhi keinginan klien yang menginginkan
kepastian yang independen tentang suatu informasi yang digunakan oleh
pengambil keputusan

Jasa Non-Assurance
KAP melakukan berbagai jenis lain yang umumnya berada di luar lingkup
jasa assurance. Tiga contoh yang spesifik adalah:
1) Jasa akuntansi dan pembukuan. Terdapat kantor akuntan publik kecil yang
bersedia melakukan tugas-tugas pembukuan guna memenuhi kebutuhan
klien
2) Jasa pajak. Kantor akuntan publik memberikan jasa yang berhubungan
dengan pajak penghasilan, PPN, dan PPn-BM, perencanaan pajak dan jasa
perpajakan lainnya.
3) Jasa konsultasi manajemen. Jasa ini mencakup mulai dari pemberian
rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi sampai
keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan instalasi
komputer, dan konsultasi manfaat aktuaria.

E. AICPA DAN IAI
AICPA (American Institute of Certified Pulic Accountant) atau di Indonesia
dikenal dengan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Penetapan Standar dan Aturan, ada empat bidang utama dalam auditing yang perlu
dibuat standar aturannya yaitu ; Standar Audit, Standar Kompilasi dan Penelaahan
Laporan Keuangan, Standar Atestasi Lainnya, dan Kode Etik Profesi.
2) Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal seperti jurnal
berkala , jurnal akuntansi dan lain-lain.
3) Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP).
F. STANDAR AUDITING UMUM
9

Standar auditing umum atau Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab
profesionalnya. Terdiri dari sepuluh standar yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
1) Standar Umum, merupakan kualifikasi dan perilaku umum yang terdiri
dari :
- Keahlian dan pelatihan teknis yang cukup.
- Independensi dalam sikap mental.
- Kemahiran profesional yang cermat dan seksama.
2) Standar Pekerjaan Lapangan, meliputi :
- Perencanaan dan supervisi yang pantas.
- Pemahaman yang cukup tentang struktur pengendalian intern.
- Bahan bukti kompeten yang cukup .
3) Standar Pelaporan, pelaporan hasil audit yang meliputi :
- Apakah laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku umum.
- Keadaan dimana standar akuntansi tidak diikuti secara konsisten.
- Kecukupan pengungkapan informasi.
- Pernyataan pendapat terhadap laporan keuanagan secara
keseluruhan.










10



BAB III
PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI
Banyak pemakai laporan keuangan dan orang auditing dengan akuntansi awam
mengacaukan pengertian auditing dengan akuntansi. Ini disebabkan karena sebagian besar
auditing berkaitan dengan informasi akuntansi, seperti juga halnya para pelakunya yang
memiliki keahlian dibidang akuntansi. Lebih dari itu adalah akuntan publik terdaftar.
Akuntansi merupakan proses pecatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran
kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan
menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Fungsi
akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan informasi kuantitatif
tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan entitas ekonomi maupun pihak lainnya
untuk mengambil keputusan. Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus
memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam
penyusunan informasi akuntansi. Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan
sistem yang dapat menjamin bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
organisasinya dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepat dengan biaya yang
pantas.
Auditing yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan benar
mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi. Dalam auditing
data akuntansi, yang menjadi pokok adalah menentukan apakah informasi yang tercatat
telah mencerminkan dengan benar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Oleh karena
kriterianya adalah aturan aturan akuntansi maka seorang auditor harus memahami aturan-
aturan dimaksud dengan baik. Dalam audit laporan keuangan, aturan-aturan dimaksud
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam buku ini anda dianggap telah
memahami pernyataan-pernyataan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan IAI. Di
samping pemahaman mengenai akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam
11

mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlian seperti inilah yang
membedakan auditor dengan akuntan. Masalah masalah spesifik yang dihadapi auditor
dalam melakukan audit adalah penentuan prosedur audit yang tepat, penentuan sampel,
penentuan pos-pos tertentu yang diperiksa, saat pengujian dan pengevaluasian hasilnya.

Bukti audit harus kompeten dan cukup, yang dapat diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan audited. (PSA No. 07).

Karakteristik Akuntansi dan Auditing
Ada beberapa hal yang merupakan karakteristik utama dalam Akuntansi, yaitu:
1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian.
2) Entitas Ekonomi.
3) Pihak-pihak yang berkepentingan.

Ketika melakukan proses Auditing ada beberapa hal yang menjadi poin penting,
yakni:
1) Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.
2) Dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
3) Kesesuaian informasi atas kriteria yang telah ditetapkan.

Output dari Akuntansi dan Auditing
Akuntansi menghasilkan output berupa laporan keuangan. Laporan Keuangan
(Financial Statement) menurut PSAK no. 01 meliputi:
1) Laporan Posisi Keuangan/Statement of Financial Position atau Neraca.
2) Laporan Laba Rugi Komprehensif/Statement of Comprehensive Income
atau Laporan Laba Rugi.
3) Laporan Perubahan Ekuitas/Statement of Changes In Equity.
4) Laporan Arus Kas/Statement of Cash Flow.
5) Catatan atas Laporan Keuangan/Notes to Financial Statement).
Sedangkan Auditing menghasilkan output berupa Pendapata/Opini (Opinion).

Perbedaan Akuntansi dan Auditing
12

Terdapat perbedaan yang signifikan dalam metode, tujuan, dan pihak-pihak
yang bertanggung jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun
laporan keuangan dibandingkan dengan proses auditing laporan keuangan.
Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan Auditing Akuntansi
Metode Memperoleh dan menilai atau
mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan laporan
keuangan yang disusun oleh
manajemen.
Mengidentifikasi kejadian-
kejadian dan kemudian
mengukur, mencatat,
mengklasifikasikan dan
meringkasnya dalam catatan-
catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat tentang
kewajaran laporan keuangan.
Menyusun dan
mendistribusikan laporan
keuangan.
Pihak yang bertanggung jawab Laporan auditing (audit report)
tanggung jawab auditor.
Laporan keuangan tanggung
jawab manajemen.
Siklus Laporan Keuangan Buku
Besar Transaksi.

(Transaksi yang dimaksud pada
Auditing merupakan bukti-bukti
yang mendukung penyusunan
laporan keuangan.)
Transaksi Jurnal Buku
Besar Laporan Keuangan.
Output Opini atas penyajian Laporan
Keuangan yang telah diperiksa
Laporan Keuangan : Neraca,
Laba Rugi, Arus Kas,
Lap.Perubahan Modal
Pelaku Auditing dilakukan oleh Akuntan
Publik dengan berpedoman pd
SPAP (Standar Profesi Akuntan
Publik) & IAPI (Institut Akuntan
Publik Indonesia)
Akuntansi disusun oleh
Akuntan Internal Perusahaan
dengan berpedoman pada SAK
(Standar Akuntansi Keuangan).
Fokus Dalam audit keuangan (Financial Akuntansi lebih menekankan
13

audit) kegiatan penelusuran
ditujukan pada pencarian bahan
pembuktian keuangan sesuai
dengan laporan keuangan.
pada proses pencatatan
sedangkan auditing berfokus
pada proses penelusuran.
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang
dapat mempengaruhi perusahaan atau pemerintah. Setelah diidentifikasi, maka bukti dan
transaksi diukur, dicatat, diklasifikasikan, serta dibuat ringkasan/ikhtisar dalam catatan-
catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Tujuan akhir akuntansi adalah
komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan
keputusan. Para karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah terlibat dalam proses
akuntansi ini, sedangkan tanggung jawab akhir laporan keuangan terletak pada
manajemen perusahaan atau pemerintah.
B. TAHAP-TAHAP AUDIT
Tahapan-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan publik atas laporan
keuangan perusahaan) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (klien) yang
membutuhkan jasa audit.
KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:
- Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan.
- Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
- Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan
tersebut.
- Apakah data akuntansi perusahaan diproses secara manual atau dengan
komputer.
- Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan rapi.
KAP mengajukan surat penawaran audit (audit proposal).
KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) di kantor klien. Setelah
selesai KAP memberikan draft audit report kepada klien, sebagai bahan untuk
diskusi. Setelah draft report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit
report, namun sebelumnya KAP harus meminta Surat Pernyataan Langganan
14

(Client Representation Letter) dari klien yang tanggalnya sam dengan tanggal
audit report dan tanggal selesainya audit field work.
Selain audit report, KAP diharapkan memberikan Management Letter yang isinya
memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian intern
perusahaan dan saran-saran perbaikannya.
Dengan berlakunya IFRS, standar auditing internasional yang berlaku adalah
International Auditing Standard (IAS). Di Indonesia untuk audit perusahaan kevcil dan
menengah standar auditnya adalah panduan audit bisnis kecil (PABK), untuk audit
perusahaan besar dan public compay adalah SPAP yang telah direvisi (2011) dan IAS.
Untuk tujuan audit, bukti terdiri atas data akuntansi yang mendasar dan semua
informasi yang menguatkan yang tersedia untuk auditor. Bukti tersebut harus
dikumpulkan secara objektif. Hampir semua audit dilakukan dengan cara test basis;
maksudnya auditor hanya memeriksa sampel-sampel dari transaksi dan kejadian yang
terjadi selama periode yang diaudit. Agar sample tersebut dapat mewakili populasi yang
dites, auditor harus berhati-hati agar tidak terjadi bias dalam proses seleksinya. Misalnya,
auditor ingin meyakinkan dirinya mengenai adanya kelebihan persediaan klien dengan
cara mengambil sampel dai persediaan tersebut dan memeriksa fisiknya.
Auditing merupakan proses sistematik yang terdiri atas langkah-langkah yang
berurutan, termasuk (1) evaluasi internal accounting control (2) tes terhadap substansi
transaksi-transaksi dan saldo. Sistem akuntansi, mencangkup pengendalian intern yang
diperlukan dan menghasilkan data yang tercantum dalam laporan keuangan. Karean itu
auditor mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern sebelum melakukan tes atas
substansi dari transaksi-transaksi dan saldo-saldo perkiraan (subtantive testing).
Pengendalian intern yang kuat meningkatkan tingkat kepercayaan auditor dan
mengurangi jumlah tes atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo perkiraan.
Auditor harus mengevaluasi bikti-bukti yang dikumpulkan. Bukti-bukti tersebut
harus cukup dan kompeten. Cukup berarti bukti-bukti diperiksa dalam jumlah yang tepat.
Kecukupan bukti tidak dapat ditentukan oleh judgement auditor dan tidak menjamin
keakuratan lapran keuangan tetapi mengekspresikan pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Kompeten berarti bukti-bukti harus valid dan
relevan. Bukti yang valid harus dapat dipercaya dan meyakinkan.
15

Auditor mengkomunikasikan hasil pekerjaan auditnya kepada pihak-pihak yang
berepentingan. Komunikasi tersebut merupakan puncak dari proses astestasi dan
mekanismenya adalah laporan audit. Audit reort tersebut digabungkan dengan laporan
keuangan dalam laporan tahnan kepada pemegang saham dan menjelaskan ruang lingkp
audit dan temuan-temuan audit. Temuan tersebut diekspresikan dalam bentu pendapat
(opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan, maksudnya apakah posisi keuangan
hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas disajikan secara wajar. Pihak yang
berkepentingan khususnya pemegang saham, pemerintah dan masyarakat.

C. AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Yusuf (2001:6) menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk
jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan
laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara
keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi- telah disajikan
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria itu adalah prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Seringkali juga dilakukan audit laporan keuangan yang disusun
berdasarkan basis kas atau basis akuntansi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
organisme yang bersangkutan. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat
dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK). Pada tanggal 7 September 1994
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengesahkan berlakunya Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Keuangan dan PSAK-PSAK ini dikodifikasikan dalam buku
Standar Akuntansi Keuangan.
Sedangkan dalam PSA No. 02 (IAI,2001:110.1) dinyatakan bahwa tujuan audit
umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan
sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan,
untuk menyatakan tidak memberikan pandapat, ia harus menyatakan apakah auditnya
16

telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.
Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut
akan dimanfaatkan kelompok-kelompok berbeda untuk maksud berbeda. Oleh karenanya,
jauh lebih efisien mempekerjakan satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat
kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-
masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri. Jikalau ada pihak yang merasa bahwa audit
umum yang dilakukan tersebut tidak sanggup memberikan informasi yang memadai, ia
tetap mempunyai kesempatan untuk memperoleh data tambahan. Sebagai contoh, bisa
jadi hasil audit umum yang dilakukan oleh badan usaha sudah merupakan informasi
keuangan yang cukup memadai bagi pihak bank untuk mempertimbangkan suatu
pinjaman, tetapi entitas ekonomi yang lain yang sedang mempertimbangkan peleburan
usaha (merger) dengan entitas ekonomi yang bersangkutan brangkali ingin mengetahui
nilai ganti aktiva tetap dan informasi lain yang berhubungan dengan keputusan yang
harus diambilnya. Maka, badan usaha tersebut dapat menggunakan auditornya sendiri
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
Ada beberapa alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa audit atas laporan
keuangan diperlukan, sebagai berikut:
Perbedaan kepentingan
Manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan Manajemen
mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya, manajemen akan
berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan
kinerja yang baik Misalnya mengubah metode perlakuan akuntansi sehingga laba
menjadi lebih besar. Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik.
Para pemakai laporan keuangan Pemegang saham lebih senang kebijakan dividen
yang liberal yang memberi dividen lebih besar
Konsekuensi
Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat
mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan agar
laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan. Mereka menginginkan adanya pengungkapan (disclosure)
17

yang memadai. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen
untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang
berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang
berpengetahuan dan mengerti tentang laporan keuangan.
Kompleksitas
Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan
akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan
kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan
penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan
dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka
mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk
memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan.
Keterbatasan Akses (Remoteness)
Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang mengeluarkan
laporan keuangan. Jika para pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka
mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga. Oleh karena
itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor
independen.
Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risiko
informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak
lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapa tdikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi laporan
keuangan dengan cara menekan risiko informasi






18


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam bab sebelumnya telah dibahas mengenai perbedaan antara auditing dan
akuntansi. Auditing mempunyai sifat analisis karena auditor memulai tahapan audit dari
angka yang berada di laporan keuangan yang dicocokan dengan general ledger, jurnal dan
sampai ke bukti. Sedangkan akuntansi bersifat konstruktif karena disusun mulai dari bukti,
jurnal, buku besar dan menjadi laporan keuangan. Sedang yang melakukan auditing
dilakukan oleh pihak akuntan publik sedangkan akuntansi dilakukan oleh pegawai
perusahaan.
Dalam makalah ini selain perbedaan auditing dengan akuntansi juga membahas
tentang audit laopran keuangan. Ada beberapa jenis audit yaitu audit laporan keuangan, audit
operasional dan audit ketaatan. Untuk audit laporan keuangan ini ketika perusahaan
menyajikan sebuah laporan dan auditor melakukan audit, maka proses audit yang dilakukan
audior tersebut adalah audit laporan keuangan. Sehingga hasil dari audit ini akan
disampaikan kepada beberapa pihak seperti pemegang saham dan kreditor.
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara
keseluruhan yang merupakan informasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
Umumnya kriteria tersebut adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seringkali juga
dilakukan audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis kas atau basis akntansi
lainya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
Ada beberapa alasan audit atas laporan keuangan sangat diperlkan yaitu apabila
terdapat perbedaan kepentingan, konsekuensi, kompleksitas dan keterbatasan akses
(Remoteness).
SARAN
19

Mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan maupun auditor di masa yang akan
datang harus dapat membedakan konsep-konsep akuntansi dengan auditing. Untuk
pengoptimalan wawasan tersebut dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi
melalui berbagai media.

Anda mungkin juga menyukai