2
()
2
2
()
2
Keterangan:
r
xy
=koefisien korelasi product moment
39
N =banyak sampel
x=skor butir
y=skor total
Setelah didapat nilai r
xy
, kemudian dibandingkan dengan nilai r
tabel
dengan taraf
signifikansi 5%. J ika nilai r
xy
yang didapat lebih besar dari nilai r
tabel
maka dapat
disimpulkan instrumen tersebut valid.
Tabel 3.3 tafsiran koefisien validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,90 rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,70 rxy <0,90 validitas tinggi (baik)
0,40 rxy <0,70 validitas sedang (cukup)
0,20 rxy <0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 rxy <0,20 validitas sangat rendah
rxy <0,00 tidak valid
b) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk setiap tes yang valid dan menggunakan rumus
alpha cronbach.
r
11
=
1
1
2
Dengan:
2
=
2
( )
2
2
=
2
( )
2
Keterangan:
r
11
=realibitas tes
2
=varians butir
2
=varians total
N =jumlah responden
X =Skor tiap item
Y =Skor total item
40
k =banyak soal yang akan diujicobakan (soal valid)
Setelah r
11
diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r
tabel
dengan taraf
signifikansi 5%. Apabila r
11
lebih besar dari r
tabel
maka dapat dikatakan soal tersebut
reliabel.
Tabel 3.4 koefisien reliabililas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,90 r11 1,00 reliabilitas tinggi (baik)
0,70 r11 <0,90 reliabilitas tinggi (baik)
0,40 r11 <0,70 reliabilitas sedang (cukup)
0,20 r11 <0,40 reliabilitas rendah (kurang)
0,00 r11 <0,20 reliabilitas sangat rendah
F. Metode Analisis Data
Untuk menguji data yang dikumpulkan, maka data diolah dengan menggunakan
analisis uji prasyarat dan uji analisis varian dua arah (ANOVA DUA J ALUR).
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan
analisis agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan.
1) Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
bisa diuji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik atau tidak. Apabila sebaran
data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik
parametrik bisa dilakukan.Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji
lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi
menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa
dilakukan dengan empat cara, yaitu kertas peluang normal, Chi-Square.
Dalam hal ini, untuk mengetahui apakah sebaran data hasil suatu penelitian
berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square dengan rumus sebagai
berikut.
41
=
n
i e
e
hit
f
f f
x
2
0
2 ) (
Keterangan:
f
o
=frekuensi observasi
f
e
=frekuensi harapan
i =kelas interval
Sementara itu, hipotesis statistik yang akan diuji dalam uji normalitas data
adalah:
Ha : f
e
f
o
Ho : f
e
=f
o
Kriteria pengujian adalah ) 1 , (
2 2
k hit X X , maka Ho diterima (gagal ditolak)
yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan taraf signifikansinya adalah 5%
dan derajat kebebasannya (dk) =(k 1).
2) Uji Homogenitas Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah sebarab tersebut
homogeny atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. J ika dua
kelompok data atau lebiih mempunyai varians yang sama besarnya, maka uji
homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen.
Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji
statistik Anakova benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan
sebagai akibat perbedaan dalam kelompok.
Uji homogenitas data dilakukan dengan uji F dari Havley dengan rumus sebagai
berikut.
2
2
2
1
s
s
F =
Keterangan:
2
1
s =varians yang lebih besar
42
2
2
s =varians yang lebih kecil
Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ha :
2
2
2
1
Ho :
2
2
2
1
=
Kriteria pengujian homogenitas, data mempunyai varians yang homogeny bila
F
hit
<F
tabel
=F
(db pembilang -1, db penyebut 1)
pengujian dilakukan paada taraf signifikansi
5% ) 05 , 0 ( = .
3) Uji Hipotesis
Data tentang motivasi berprestasi dan prestasi belajar yang muncul pada diri siswa
dan perubahannya setelah diberikan pembelajaran dideskripsikan secara naratif dan
dianalisis secara deskriptif dengan persentase. Teknik analisis data yang digunakan
untuk pengujian hipotesis adalah dengan teknik analisis varian (anova) dua jalur. Dasar
pemikiran teknik anava adalah variasi total semua subjek dalam suatu eksperimen dapat
dianalisis menjadi dua sumber yaitu varians antar kelompok dan varians dalam
kelompok. Anova dapat digunakan untuk menguji dua mean atau lebih (Furchan Arief,
2005 :220).
Melalui anava dua jalur penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui interaksi antara
prestasi belajar dalam pelajaran matematika yang diberikan dengan model pembelajaran
ARCS dengan motivasi berprestasi yang berbeda dan perbedaan rata-rata prestasi belajar
antara yang menggunakan model pembelajaran ARCS dan Konvensional. Kemudian
dilanjutkan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar yang dapat dicapai
siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ARCS dan
Konvensional dilihat dari motivasi berprestasi baik tinggi maupun yang rendah, mana
yang lebih tinggi antara model pembelajaran ARCS dan model pembelajaran
konvensional.
43
Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan untuk mengetahui apakah ada interaksi
antara model pembelajaran ARCS dengan motivasi belajar pada mata pelajaran
matematika.
Tabel 3.5. Rumus Anava Dua Jalur
Sumber
Variansi
Jumlah Kuadrat (JK) Db MK Fo
Antara A
N
X
n
X
JK
T
A
A
A
=
2 2
) ( ) (
A-1
A
A
db
JK
d
A
MK
MK
Antara B
N
X
n
X
JK
T
B
B
B
=
2 2
) ( ) (
B-1
B
B
db
JK
d
B
MK
MK
Antara
AB
(interaksi)
B A
T
B
B
B
JK JK
N
X
n
X
JK =
2 2
) ( ) (
B A
db db
AB
AB
db
JK
d
AB
MK
MK
Dalam (d)
AB B A D
JK JK JK JK =
AB B A T
db db db db
Total (T)
=
N
X
X JK
T
T T
2
2
) (
N-1
Keterangan :
J KT =jumlah kuadrat total
J KA=jumlah kuadrat variabel A
J KB =jumlah kuadrat variabel B J
KAB=J mlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B
J Ka =jumlah kuadrat dalam
MKA =mean kuadrat variabel A
MKB =mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B
MKd =meand kuadrat dalam
FA=harga F untuk fariabel A
FB =harga F untuk variabel B
FAB=harga Fo untuk interaksi variabel A dengan variabel B
(Suharsinii Arikunto, 1005 : 253
Tabel 3.6 Cara penarikan kesimpulan
Jika
t
F F
0
1% Jika
t
F F
0
5% Jika
t
F F <
0
5%
Harga F
0
yang diperoleh
sangat signifikan
Harga F
0
yang diperoleh
signifikan
Harga F
0
yang diperoleh
tidak signifikan
Ada perbedaan mean secara
sangat signifikan
Perbedaan mean secara
signifikan
Tidak ada perbedaan mean
secara sangat signifikan
44
Hipotesis Nilil (Ho) ditolak Hipotesis Nilil (Ho) ditolak Hipotesis Nilil (Ho)
diterima
P <0.01 atau P =0.01 P <0 P <0.01 atau P =0.01
(Suharsimi Arikunto, 2005 :256)
J ika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan pengujian menggunakan uji t. T-
test Dua Sampel Independen . Terdapat beberapa rumus t-test yang digunakan untuk
pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen, yaitu :
2
2
2
1
2
1
2 1
n
S
n
S
X X
T
+
=
(Sparated Varian)
+
+
+
=
2 1 2 1
2
2 1
2
1 1
2 1
1 1 ) 1 ( ) 1 (
n n n n
S n S n
X X
T
(Polled Varian)
Keterangan:
X1 =rata-rata hasil belajar siswa kelas esperimen
X2 =rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol
S1
2
=banyaknya sampel kelompok 1
S2
2
=banyaknya sampel kelompok 2
n
1
=banyaknya sampel kelompok 1
n
2
=banyaknya sampel kelompok 2
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu :
1. Apakah rata-rata itu berasal dari dua sa.mpel yang jumlahnya sama atau tidak
2. Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab
itu perlu pengujian homogen varians.
45
Berdasarkan dua hal di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih
rumus t-test.
1. BiIa jumlah anggota sampel nl = n2 dan varians homogen, maka dapat
menggunakan rumus t-test baik separated varians maupun poled varians untuk
mengetahui t-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk=n1 +n2 -2.
2. bila nl tidak sama dengan n2 da varians homogen dapat digunakan rumus t-test
dengan polled varians, dengan dk =nl +n2 - 2.
3. bila nl =n2 varians homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan polled
varians maupun separated varians, dengan dk=n1- 1 atau n2 -2, jadi bukan n1-
n2-2
4. Bila nl tidak sama dengan n2 dan varians tidak homogen, dapat digunakan
rumus t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti harga t tabel
hitung dari selisih harga t tabel dengan dk = (n1-1) dan dk =n2-1, dibagi dua
kemudian ditambah dengan harga t terkecil.
Rumusan hipotesis 1
Ha : Ada perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran ARCS (Atention, Relevance, Convidence and Statisfaction) dan
peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang diajarkan dengan
model pembelajaran ARCS (Atention, Relevance, Convidence and Statisfaction)
dan peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional
Rumusan Hipotesis 2
Ha : Ada perbedaan hasil belajar Matematika Peserta didik yang memiliki motivasi
belajar tinggi dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah
peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati Tahun Ajaran 2013/2014
46
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar Matematika Peserta didik yang memiliki
motivasi belajar tinggi dengan peserta didik yang memiliki motivasi belajar
rendah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati Tahun Ajaran
2013/2014
Rumusan Hipotesis 3
Ha : Ada perbedaan hasil belajar Matematika antar model pembelajaran dan antar
motivasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati Tahun Ajaran
2013/2014
Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar Matematika antar model pembelajaran dan
antar motivasi peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati Tahun Ajaran
2013/2014
Rumusan Hipotesis 4
Ha : Ada interaksi antara model pembelajaran ARCS (Atention, Relevance,
Convidence and Statisfaction) dan Motivasi belajar terhadap hasil belajar
Matematika Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati.
Ho : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran ARCS (Atention, Relevance,
Convidence and Statisfaction) dan Motivasi belajar terhadap hasil belajar
Matematika Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 1 Sukawati.
Kriteria pengujian
Ho ditolak jika F (interaksi AB) hasil analisis lebih besar atau sama dengan F Tabel
dengan signifikan 5% atau F nilai interaksi AB mempunyai tingkat signifikan dibawah
0,05
Ho diterima jika F (interaksi AB) hasil analisis lebih kecil atau sama dari F Tabel dengan
signifikan di atas 0,05 (Sugiyono, 2003,203)
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, Abu dan Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka
Cipta
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Rosda
Astra Winaya, I Made DKK.2013.PENGARUH MODEL ARCS TERHADAP
HASIL BELAJ AR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJ AR SISWA
PADA PEMBELAJ ARAN IPS DI KELAS IV SD CHIS DENPASAR
tersedia pada
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
10&ved=0CHcQFjAJ &url=http%3A%2F%2Fpasca.undiksha.ac.id%2F
e-
journal%2Findex.php%2Fjurnal_pendas%2Farticle%2Fdownload%2F5
22%2F314&ei=9IdiUsnIEIqyrAffnYGYDw&usg=AFQjCNHAyq6bZg
wsJ_sjj0irLuBagOYYvQ&sig2=Czmz7j1PTxnbE9Vv4S9oDQ&bvm=b
v.54934254,d.bmk. (diakses pada 19 Oktober 2013)
B.Uno, Hamzah. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara
------------------- dan Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta. Bumi
Aksana
Chairani, Zahra.2005. MODEL ARCS DALAM PEMBELAJ ARAN
(Hubungannya dengan Aspek Kecakapan Hidup) tersedia pada
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
2&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Flocal.sman3sda.sch.id%2
Fdownload%2Fdownload%2Febook%2FBUku%2Fbuku%2520matema
tika%2Fmodel%2520ARCS%2520dalam%2520pembelajaran.pdf&ei=
9IdiUsnIEIqyrAffnYGYDw&usg=AFQjCNHQ41fMhihFXTjHcz_lHh
wBT_22YQ&sig2=c5Dy45WtCiCYyux1ZgB5rA&cad=rja. (diakses
pada 19 Oktober 2013)
Daryanto dan Tasrial. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Malang. Gava Media
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta. Rineka Cipta
Emzir. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta.
Rajawali Pers
Envir Setyadin, Joko.2013.PERBEDAAN HASIL BELAJ AR MODEL
PEMBELAJ ARAN ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE,
SATISFACTION (ARCS) DENGAN MODEL PEMBELAJ ARAN
KONVENSIONAL PADA KELAS X TITL DI SMKN 2 SURABAYA
terdapat pada ejournal.unesa.ac.id/article/1287/44/article.pdf. (diakses
pada 19 Oktober 2013)
Gudono. 2012. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UGM
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta.Bumi
Aksana
Seputri, Resti Switaning Edy.2010.Penerapan pembelajaran model ARCS untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar sistem persamaan linier dan
kuadrat dua variabel siswa SMU Laboraturium UM kelas X semester I
oleh Resti Switaning Edy Seputri. tersedia pada
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=43259. (diakses
pada 19 Oktober 2013)
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabet
-----------.2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabet
Supangat, Andi. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensif, dan
Nonparametrik. Jakarta.Kencana Prenada Group
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Rajawali Pers
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Bandung. Rajawali Pers
Zusfahair,Dkk.2007. Aplikasi Teori Motivasi (ARCS Model) untuk
PencapaianKompetensi Mata Kuliah Biokimia I terdapat pada
http://www.scribd.com/doc/117460686/Aplikasi-Teori-Motivasi-ARCS-
Model-untuk-Pencapaian-Kompetensi-Mata-Kuliah-Biokimia-I.
(diakses pada 19 Oktober 2013)