Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Ileus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang usus. Obstruksi
usus dapat akut atau kronik, partial atau total. Sebagian besar obstruksi
mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat
yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila
penderita ingin tetap hidup. (Handayani, 2007
!ipe "tipe ileus #
a. $ekanis (Ileus Obstrukti%
Suatu penyebab %isik penyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh
peristalti&. Ileus obstrukti% ini dapat akut seperti pada hernia stragulata
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. $isalnya intusepsi,
tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses.
b. 'eurogenik ( )ungsional (Ileus paralitik
Obstruksi yang terjadi karena suplai sara% otonom mengalami paralisis
dan peristalti& usus terhenti sehingga usus tidak mampu mendorong isi
sepanjang usus.*ontohnya amilodosis, distropi otot, gangguan
endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti
penyakit +arkinson.
2. Etiologi
,eberapa yang menjadi penyebab terjadinya ileus adalah (-ewis, 2007 #
a. Adhesi (perlekatan usus halus merupakan penyebab tersering ileus
obstrukti%, sekitar .0/700 dari semua kasus. 1dhesi bisa disebabkan
oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses in%lamasi
intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang
sekitar .0 dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam
hidupnya. +erlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus
obstrukti% di dalam masa anak/anak.
b. Hernia inkarserata eksternal ( inguinal, %emoral, umbilikal,
insisional, atau parastomal merupakan yang terbanyak kedua
sebagai penyebab ileus obstrukti%, dan merupakan penyebab tersering
pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi abdomen. Hernia
interna (paraduodenal, ke&a&atan mesenteri&us, dan hernia %oramen
2inslow juga bisa menyebabkan ileus.
&. Neoplasma.Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi
intralumen, sedangkan tumor metastase atau tumor intra abdominal
dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.
d. ntususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap
bagian usus yang mengalami intususepsi. !umor, polip, atau
pembesaran limphanodus mesenteri&us dapat sebagai petunjuk awal
adanya intususepsi.
e. Pen!akit "rohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai
in%lamasi akut selama masa in%eksi atau karena striktur yang kronik.
%. #ol$ulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital,
seperti malrotasi usus. 3ol4ulus lebih sering sebagai penyebab
obstruksi usus besar.
g. %atu empedu !ang masuk ke ileus. In%lamasi yang berat
dari kantong empedu menyebabkan %istul dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke
traktus gastrointestinal. ,atu empedu yang besar dapat terjepit di usus
halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileo&ae&al
yang menyebabkan obstruksi.
i. Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau
penumpukan &airan.
j. Di$ertikulum &e'kel yang bisa menyebabkan 4ol4ulus, intususepsi,
atau hernia -ittre.
k. (i)rosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada
ileum distalis dan kolon kanan sebagai akibat adanya benda seperti
mekonium.
*. Pato+isiologi
+ada obstruksi mekanik, usus bagian proksimal mengalami distensi
akibat adanya gas(udara dan air yang berasal dari lambung, usus halus,
pankreas, dan sekresi biliary. *airan yang terperangkap di dalam usus
halus ditarik oleh sirkulasi darah dan sebagian ke interstisial, dan banyak
yang dimuntahkan keluar sehingga akan memperburuk keadaan pasien
akibat kehilangan &airan dan kekurangan elektrolit. 5ika terjadi
hipo4olemia mungkin akan berakibat %atal.
Obstruksi yang berlangsung lama mungkin akan mempengaruhi
pembuluh darah 4ena, dan segmen usus yang terpengaruh akan menjadi
edema, anoksia dan iskemia pada jaringan yang terlokalisir, nekrosis,
per%orasi yang akan mengarah ke peritonitis, dan kematian. Septikemia
mungkin dapat terjadi pada pasien sebagai akibat dari perkembangbiakan
kuman anaerob dan aerob di dalam lumen. 6sus yang terletak di bawah
obstruksi mungkin akan mengalami kolaps dan kosong.
Se&ara umum, pada obstruksi tingkat tinggi (obstruksi letak
tinggi(obstruksi usus halus, semakin sedikit distensi dan semakin &epat
mun&ulnya muntah. 7an sebaliknya, pada pasien dengan obstruksi letak
rendah (obstruksi usus besar, distensi setinggi pusat abdomen mungkin
dapat dijumpai, dan muntah pada umumnya mun&ul terakhir sebab
diperlukan banyak waktu untuk mengisi semua lumen usus. 8olik
abdomen mungkin merupakan tanda khas dari obstruksi distal. Hipotensi
dan takikardi merupakan tanda dari kekurangan &airan. 7an lemah serta
leukositosis merupakan tanda adanya strangulasi. +ada permulaan, bunyi
usus pada umumnya keras, dan %rekuensinya meningkat, sebagai usaha
untuk mengalahkan obstruksi yang terjadi. 5ika abdomen menjadi diam,
mungkin menandakan suatu per%orasi atau peritonitis dan ini merupakan
tanda akhir suatu obstruksi. (+ri&e 9 2ilson, 2007
,. P
-. Tanda dan .e/ala 0mani+estasi klinis1
!erdapat : tanda kardinal gejala ileus obstrukti%#
; 'yeri abdomen
2 $untah
< 7istensi
: 8egagalan buang air besar atau gas (konstipasi
=ejala ileus obstrukti% ber4ariasi tergantung kepada#
; -okasi obstruksi
2 -amanya obstruksi
< +enyebabnya
: 1da atau tidaknya iskemia usus
=ejala selanjutnya yang bisa mun&ul termasuk dehidrasi, oliguria,
syok hypo4olemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan
peritonitis. !erhadap setiap penyakit yang di&urigai ileus obstrukti%,
semua kemungkinan hernia harus diperiksa.($utta>in, 200?
2. Pemeriksaan Penun/ang
,eberapa pemeriksaan penunjang pada kejadian ileus (-ewis, 2007 #
; +emeriksaan radiologi
a. )oto polos abdomen
7engan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus
memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas
antara air dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola
bagaikan tangga.
b. +emeriksaan radiologi dengan ,arium @nema
$empunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi
usus halus. +engujian @nema ,arium terutama sekali berman%aat jika
suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan %oto
polos abdomen. +ada anak/anak dengan intussus&epsi, pemeriksaan
enema barium tidak hanya sebagai diagnostik tetapi juga mungkin
sebagai terapi.
&. *!"S&an.
+emeriksaan ini dikerjakan jika se&ara klinis dan %oto polos
abdomen di&urigai adanya strangulasi. *!"S&an akan
mempertunjukkan se&ara lebih teliti adanya kelainan/kelainan
dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum. *!"S&an harus
dilakukan dengan memasukkan Aat kontras kedalam pembuluh
darah. +ada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari
obstruksi.
d. 6S=
+emeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan
penyebab dari obstruksi.
e. $BI
2alaupun pemeriksaan ini dapat digunakan, tetapi tehnik dan
kontras yang ada sekarang ini belum se&ara penuh mapan. !ehnik ini
digunakan untuk menge4aluasi iskemia mesenterik kronis.
%. 1ngiogra%i
1ngiogra%i mesenterik superior telah digunakan untuk
mendiagnosis adanya herniasi internal, intussus&epsi, 4ol4ulus,
malrotation, dan adhesi.
2 +emeriksaan laboratorium
-eukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada
urinalisa mungkin menunjukkan dehidrasi. 1nalisa gas darah dapat
mengindikasikan asidosis atau alkalosis metaboli&
3. 4omplikasi
8omplikasi yang dapat terjadi pada penderita ileus (Ignata4i&ian, 2007 #
; +eritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehingga
terjadi peradangan atau in%eksi yang hebat pada intra abdomen.
2 +er%orasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi terlalu lama pada
organ intra abdomen.
< Sepsis, in%eksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan
baik dan &epat.
: Syok hipo4olemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan 4olume
plasma.
5. Penatalaksanaan
7asar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan
elektrolit dan &airan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan
dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan
obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan %ungsi usus kembali
normal. ($utta>in, 200?
a. Besusitasi
7alam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda /
tanda 4ital, dehidrasi dan syok. +asien yang mengalami ileus obstruksi
mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga
perlu diberikan &airan intra4ena seperti ringer laktat. Bespon terhadap
terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda / tanda 4ital dan jumlah
urin yang keluar. Selain pemberian &airan intra4ena, diperlukan juga
pemasangan nasogastri& tube ('=!. '=! digunakan untuk
mengosongkan lambung, men&egah aspirasi pulmonum bila muntah
dan mengurangi distensi abdomen.
b. )armakologis
+emberian obat / obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan
sebagai pro%ilaksis. 1ntiemetik dapat diberikan untuk mengurangi
gejala mual muntah.
&. Operati%
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik
untuk men&egah sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi
kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil
eksplorasi selama laparotomi. ,erikut ini beberapa kondisi atau
pertimbangan untuk dilakukan operasi # 5ika obstruksinya berhubungan
dengan suatu simple obstruksi atau adhesi, maka tindakan lisis yang
dianjurkan. 5ika terjadi obstruksi stangulasi maka reseksi intestinal
sangat diperlukan. +ada umumnya dikenal : ma&am &ara(tindakan
bedah yang dilakukan pada obstruksi ileus #
; 8oreksi sederhana (simple &orre&tion, yaitu tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada
hernia in&ar&erata non/strangulasi, jepitan oleh streng(adhesi atau
pada 4ol4ulus ringan.
2 !indakan operati% by/pass, yaitu tindakan membuat saluran usus
baru yang CmelewatiD bagian usus yang tersumbat, misalnya pada
tumor intralurninal, *rohn disease, dan sebagainya.
< $embuat %istula entero/&utaneus pada bagian proEimal dari tempat
obstruksi, misalnya pada *a stadium lanjut.
: $elakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis
ujung/ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus,
misalnya pada &ar&inoma &olon, in4aginasi, strangulata, dan
sebagainya. +ada beberapa obstruksi ileus, kadang/kadang
dilakukan tindakan operati% bertahap, baik oleh karena
penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya,
misalnya pada *a sigmoid obstrukti%, mula/mula dilakukan
kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan
anastomosis.
6. Pengka/ian Primer
+engkajian dilakukan se&ara &epat dan sistemik,antara lain #
a. 1irway
$enilai jalan na%as bebas. 1pakah pasien dapat berbi&ara dan
berna%as dengan bebas. 5ika ada obstruksi maka lakukan #
*hin li%t ( jaw trust
Su&tion ( hisap
=uedel airway
Intubasi trakhea dengan leher ditahan ( imobilisasi pada posisi
netral
b. ,reathing
$enilai perna%asan &ukup, sementara itu menilai ulang apakah
jalan na%as bebas. 5ika perna%asan tidak memadai lakukan#
7ekompensasi rongga pleura
+erna%asan buatan
,erikan oksigen
&. *ir&ulation
$enilai sirkulasi ( peredaran darah. Sementara itu, nilai apakah
jalan na%as bebas dan perna%asan &ukup. 5ika sirkulasi tidak memadai
lakukan#
Hentikan peredaran darah eksternal
Segera pasang 2 jalur in%use dengan jarum besar ( ;:/;F
,erikan in%use &airan
d. 7isability
$enilai kesadarn dengan &epat, apakah sadar, hanya respon
terhadap respon tehadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. !idak
dianjurkan untuk mengukur =*S. 1dapun &ara yang &ukup jelas dan
&epat adalah#
1wake # 1
Bespon bi&ara # 3
Bespon 'yeri # +
!idak ada respon # 6
e. @ksposure
-epaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat di&ari semua
&idera yang mungkin ada, jika ada ke&urigaan &idera leher atau tulang
belakang, maka imobilisasi in line harus dikerjakan.
17. Pengka/ian 8ekunder
a 1kti4itas(istirahat
=ejala # 8elelahan dan ngantuk.
!anda # 8esulitan ambulasi
b. Sirkulasi
=ejala # !akikardia, pu&at, hipotensi ( tanda syok
&. @liminasi
=ejala # 7istensi abdomen, ketidakmampuan de%ekasi dan )latus
!anda # +erubahan warna urine dan %e&es
d. $akanan(&airan
=ejala # anoreksia,mual(muntah dan haus terus menerus.
!anda # muntah berwarna hitam dan %ekal. $embran mukosa pe&ah/
pe&ah. 8ulit buruk.
e. 'yeri(8enyamanan
=ejala # 'yeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersi%at kolik.
!anda # 7istensi abdomen dan nyeri tekan
%. +ernapasan
=ejala # +eningkatan %rekuensi perna%asan,
!anda # 'apas pendek dan dangkal
11. Diagnosa 4epera9atan !ang &ungkin &un'ul
a. 'yeri b.d iritasi intestinal , distensi abdominal
b. +erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrisi.
&. 8ekurangan 4olume &airan dan elektrolit berhubungan dengan intake
yang tidak ade>uat dan ketidake%ekti%an penyerapan usus halus
d. =angguan pola eliminasi # konstipasi berhubungan dengan dis%ungsi
motilitas usus.
e. 8etidak e%ekti%an pola na%as berhubungan dengan distensi abdomen
%. Hipertermia b.d proses penyakit dan dehidrasi
12. nter$ensi 4epera9atan
a. 'yeri berhubungan dengan distensi abdomen
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama <E2: jam rasa
nyeri teratasi atau terkontrol
8riteria hasil #
+asien mengungkapkan penurunan ketidaknyamananG
menyatakan nyeri pada tingkat dapat ditoleransi, menunjukkan
rileks.
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
;. Obser4asi !!3# ', !7, HB, S
2. 8aji keluhan nyeri, karakteristik dan
skala nyeri yang dirasakan pesien
sehubungan dengan adanya distensi
abdomen
<. ,erikan posisi yang nyaman# posisi
semi %owler
:. 1jarkan dan anjurkan tehnik relaksasi
tarik na%as dalam saat merasa nyeri
.. 1njurkan pasien untuk menggunakan
tehnik pengalihan saat merasa nyeri
hebat.
F. 8olaborasi dengan medi& untuk terapi
analgetik
;. 'yeri hebat yang dirasakan pasien
akibat adanya distensi abdomen
dapat menyebabkan peningkatan
hasil !!3.
2. $engetahui kekuatan nyeri yang
dirasakan pasien dan menentukan
tindakan selanjutnya guna
mengatasi nyeri.
<. +osisi yang nyaman dapat
mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien
:. Belaksasi dapat mengurangi rasa
nyeri
.. $engurangi nyeri yang dirasakan
pasien.
F. 1nalgetik dapat mengurangi rasa
nyeri
b. +erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrisi.
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama <E2: jam
kebutuhan nutrisi teratasi.
8riteria hasil #
;. !idak ada tanda/tanda mal nutrisi.
2. ,erat badan stabil.
<. +asien tidak mengalami mual muntah.
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
;. !injau %aktor/%aktor indi4idual yang
mempengaruhi kemampuan untuk
men&erna makanan, mis # status puasa,
mual, ileus paralitik setelah selang
dilepas.
;. $empengaruhi pilihan inter4ensi.
2. $enentukan kembalinya
peristaltik ( biasanya dalam 2/:
2. 1uskultasi bising ususG palpasi
abdomenG &atat pasase %latus.
<. Identi%ikasi kesukaan(ketidaksukaan
diet dari pasien. 1njurkan pilihan
makanan tinggi protein dan 4itamin *.
:. Obser4asi terhadap terjadinya diareG
makanan bau busuk dan berminyak.
.. 8olaborasi dalam pemberian obat/
obatan sesuai indikasi# 1ntimetik, mis#
proklorperaAin (*ompaAine. 1ntasida
dan inhibitor histamin, mis# simetidin
(tagamet.
hari .
<. $eningkatkan kerjasama pasien
dengan aturan diet.
+rotein(4itamin * adalah
kontributor utuma untuk
pemeliharaan jaringan dan
perbaikan. $alnutrisi adalah %ator
dalam menurunkan pertahanan
terhadap in%eksi.
:. Sindrom malabsorbsi dapat terjadi
setelah pembedahan usus halus,
memerlukan e4aluasi lanjut dan
perubahan diet, mis# diet rendah
serat.
.. $en&egah muntah. $enetralkan
atau menurunkan pembentukan
asam untuk men&egah erosi
mukosa dan kemungkinan
ulserasi.
c. 8ekurangan 4olume &airan dan elektrolit berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan ketidake%ekti%an penyerapan usus
halus
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama <E2: jam
kebutuhan &airan dan elektrolit terpenuhi.
8riteria hasil #
a. !anda 4ital normal ('#70/H0 E(menit, S# <F/<7 *, !7 # ;;0(70
/;20(H0 mmHg
b. Intake dan output &airan seimbang
&. !urgor kulit elasti&
d. $ukosa lembab
e. @lektrolit dalam batas normal ('a# ;<./;:7 mmol(-, 8# <,./.,.
mmol(-, *l# ?:/;;; mmol(-.
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
;. 8aji kebutuhan &airan pasien
2. Obser4asi tanda/tanda 4ital
<. Obser4asi tingkat kesadaran dan
tanda/tanda syok
:. Obser4asi bising usus pasien tiap ;/2
;. $engetahui kebutuhan &airan
pasien.
2. +erubahan yang drastis pada tanda/
tanda 4ital merupakan indikasi
kekurangan &airan.
<. kekurangan &airan dan elektrolit
dapat mempengaruhi tingkat
kesadaran dan mengakibatkan syok.
jam
.. $onitor intake dan output se&ara
ketat
F. +antau hasil laboratorium serum
elektrolit, hematokrit
7. ,eri penjelasan kepada pasien dan
keluarga tentang tindakan yang
dilakukan# pemasangan '=! dan
puasa.
H. 8olaborasi dengan medik untuk
pemberian terapi intra4ena
:. $enilai %ungsi usus
.. $enilai keseimbangan &airan
F. $enilai keseimbangan &airan dan
elektrolit
7. $eningkatkan pengetahuan pasien
dan keluarga serta kerjasama antara
perawat/pasien/keluarga.
H. $emenuhi kebutuhan &airan dan
elektrolit pasien.
d. 8etidak e%ekti%an pola na%as berhubungan dengan distensi
abdomen
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama <E2: jam pola
na%as menjadi e%ekti%
8riteria hasil #
+asien memiliki pola perna%asan# irama 4esikuler, %rekuensi #
;H/20E(menit
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
;. Obser4asi !!3# +, !7, ',S
2. 8aji status perna%asan# pola,
%rekuensi, kedalaman
<. 8aji bising usus pasien
:. !inggikan kepala tempat tidur :0/F0
derajat
.. Obser4asi adanya tanda/tanda
hipoksia jaringan peri%er# &ianosis
F. $onitor hasil 1=7
7. ,erikan penjelasan kepada keluarga
pasien tentang penyebab terjadinya
distensi abdomen yang dialami oleh
pasien
H. -aksanakan program medi&
pemberian terapi oksigen
;. +erubahan pada pola na%as akibat
adanya distensi abdomen dapat
mempengaruhi peningkatan hasil
!!3.
2. 1danya distensi pada abdomen
dapat menyebabkan perubahan pola
na%as.
<. ,erkurangnya(hilangnya bising usus
menyebabkan terjadi distensi
abdomen sehingga mempengaruhi
pola na%as.
:. $engurangi penekanan pada paru
akibat distensi abdomen.
.. +erubahan pola na%as akibat adanya
distensi abdomen dapat
menyebabkan oksigenasi peri%er
terganggu yang dimani%estasikan
dengan adanya &ianosis.
F. $endeteksi adanya asidosis
respiratorik.
7. $eningkatkan pengetahuan dan
kerjasama dengan keluarga pasien.
H. $emenuhi kebutuhan oksigenasi
pasien
e. =angguan pola eliminasi # konstipasi berhubungan dengan
dis%ungsi motilitas usus.
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama <E2: jam pola
eliminasi kembali normal.
8riteria hasil #
+ola eliminasi ,1, normal# ;E(hari, dengan konsistensi lembek,
,6 normal # ./<. E(menit, tidak ada distensi abdomen.
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
;. 8aji dan &atat %rekuensi, warna dan
konsistensi %e&es
2. 1uskultasi bising usus
<. 8aji adanya %latus
:. 8aji adanya distensi abdomen
.. ,erikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga penyebab terjadinya
gangguan dalam ,1,
F. 8olaborasi dalam pemberian terapi
pen&ahar (-aEati%
;. $engetahui ada atau tidaknya
kelainan yang terjadi pada
eliminasi %ekal.
2. $engetahui normal atau tidaknya
pergerakan usus.
<. 1danya %latus menunjukan
perbaikan %ungsi usus.
:. =angguan motilitas usus dapat
$enyebabkan akumulasi gas di dalam
lumen usus sehingga terjadi
distensi abdomen.
.. $eningkatkan pengetahuan pasien
dan keluarga serta untuk
meningkatkan kerjasana antara
perawat/pasien dan keluarga.
F. $embantu dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi
%. Hipertermia b.d +roses penyakit, dehidrasi
!ujuan #
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama I E 2: jam
klien tidak mengalami demam
8riteria hasil #
Suhu tubuh dalam batas normal <F/<7
o
*
!!3 dalam rentang normal
Inter4ensi #
Inter4ensi Basional
+antau !!3
+antau Suhu tubuh
=unakan pakaian yang tipis
,erikan kompres hangat
8olaborasi pemberian antipiretik
;. +erubahan suhu tubuh
dapat mempengaruhi
!!3
2. Identi%ikasi dini adanya
kegawatan
<. +akaian yang tebal tidak
akan menurunkan suhu
tubuh karena panas
tertahan di dalam tubuh
:. 7engan kompres hangat
pori/pori akan
ber4asodilatasi sehingga
panas tubuh dapat
berkurang
.. 6ntuk membantu
menurunkan suhu tubuh
1*. 4epustakaan
-ewis, Heitkemper 7iksen. 2007. Medical Surgical Nursing. Volume 2. St.
-ouis $issouri# $osby @lse4ier
+ri&e 92ilson. 2007. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
disi !" Volume#. 5akarta# @=*
Ignata4i&ian ,7onna.200F. Medical Surgical Nursing. Volume 2. St. -ouis
$issouri# @lse4ier Sounders
Handayani, Bahayu Bejeki.2007. $uku a%ar ilmu penyakit &alam 'ilid (((
disi (V. 5akarta# 7epartemen +endidikan Ilmu +enyakit 7alam
)akultas 8edokteran 6ni4ersitas Indonesia.
$utta>in, 1ri%. 200?. 1suhan 8eperawatan 8lien 7engan =angguan
System 8ardio4askular dan Hematologi. 5akarta # Salemba $edika.
2ilkinson ,5udith $. 200.. $uku Saku &iagnosis Kepera)atan" &iagnosa
N*N&*" (ntervensi N(+" Kriteria ,asil N-+. 5akarta# @=*

Anda mungkin juga menyukai