Anda di halaman 1dari 4

Prasasti Merah Jambu

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore ketika aku mulai beranjak
meninggalkan kampus tercintaku ini. Aku Annisa Rahma Fauzia adalah seorang
mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. Kupercepat jalanku agar aku bisa
segera sampai di rumah. Rumahku hanya berjarak kira-kira tiga blok dari kampus ini,
jadi aku tidak butuh motor atau alat transportasi apapun.
Aduh Kudengar suara seseorang mengaduh saat berada di belokan terakhir
menuju blok rumahku. Saat kucari sumber suara itu ternyata suara itu berasal dari
belakangku. Tak jauh di belakangku kulihat seorang lelaki yang sedang mengaduh
kesakitan. Karena naluri kemanusiaanku aku mendatanginya dan membantunya untuk
bangun.
Tahan ya Mas. Aduh, kok kamu bisa jatuh sih?tanyaku
Aku terpleset di dekat gundukan pasir itu.Katanya sambil menunjuk gundukan
pasir di pinggir sebuah rumah yang sedang dibangun.
Ya sudah. Kamu ikut aku saja ke rumah yang itu. Itu rumahku. Aku akan
mengobati luka-lukamu di sana.tawarku padanya. Dia mengangguk.
Akhirnya kami sampai di teras rumahku. Kupersilahkan lelaki itu duduk di
bangku teras.
Sebentar yakataku. Kuambil sekotak PPPK di kamarku dan segelas air
untuknya.
Setelah selesai minum dan kuobati lukanya kami sempat mengobrol dan
bertukar nomor HP. Dia bernama Ryan. Dia tinggal dua blok dari rumahku. Setelah
cukup lama kami mengobrol akhirnya Ryan pamit pulang. Aku sedikit tertarik dengan
lelaki ini. Dia orang yang sangat ramah dan baik. Ryan juga merupakan orang yang
sangat ceria. Mungkinkah aku jatuh cinta pada Ryan pada pandangan pertama?
Beberapa hari kemudian Ryan mengajakku ke sebuah taman ria. Di sana aku dan
Ryan mencoba berbagai wahana yang seru. Aku dan Ryan menghabiskan waktu hingga
senja tiba. Hal ini membuatku semakin yakin bahwa aku benar-benar menyukai Ryan.
Setelah puas berkeliling Ryan mengantarkanku pulang. Namun di tengah
perjalanan dia menghentikan motornya di tepi jalan.
Aku meyukaimu Ra. Aku mencintaimu.katanya. Aku kaget. Tak kusangka
Ryan menyatakan cintanya padaku. Matanya yang bersinar terlihat begitu indah bagiku.
Aku juga menyukainya.
Esoknya aku menjalani rutinitasku seperti biasa. Seperti biasa dalam perjalanan
ke kampus aku menyempatkan diriku untuk mampir ke sebuah warung yang terletak di
sebrang SMAN 3 Jogjakarta. Aku selalu membeli permen karet di warung tersebut
sebelum kuliah. Saat aku mulai melangkah meninggalkan warung sesuatu
mengejutkanku. Aku melihat Ryan.
Aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Ryan. Ryan masih SMA. Aku pikir
dia sudah kuliah sama sepertiku. Aku merasa kacau. Aku tidak mungkin berpacaran
dengan anak SMA.
Aku segera berlari untuk menemui Ryan. Dia terlihat terkejut begitu melihatku.
RyanKamu masih SMA?
Iya RaAku minta maaf tentang hal ini. Aku takut jika kamu tahu aku masih
SMA kamu bakal menjauh dariku. Aku sangat menyayangimu.
Tapi aku peduli Kataku sedikit emosi. Aku berlari meninggalkan Ryan
dengan perasaan kecewa.
Setelah kejadian tadi pagi Ryan terus menerus mengirimkan sms padaku. Ryan
meminta maaf atas segala hal yang sudah terjadi. Ryan terus menerus meyakinkanku
bahwa dia mencintaiku dan tak peduli tentang masalah umur. Namun aku sebagai
seorang perempuan merasa peduli akan hal tersebut. Mana mungkin aku berpacaran
dengan laki-laki yang lebih muda?
Kepalaku terasa amat berat sehingga sedari tadi aku hanya mampu berbaring di
ranjangku. Aku terus memikirkan tentang Ryan. Aku mencintai Ryan. Aku sangat
mencintai Ryan. Sampai akhirnya Ryan datang ke rumahku.
Ryan ternyata mengajakku ke sebuah taman di dekat Universitas Gajah Jongkok.
Dia mengajakku duduk di sebuah bangku taman bercat hitam. Sejenak kami terdiam.
Mau ngomong apa? Tanyaku. Ryan menatapku lekat-lekat.
Heh Dekmau ngomong apa? Tanyaku lagi.
Tega banget sih manggil aku Adek.
Habisnya kan memang benar kenyataannya kamu lebih muda dari aku. Berarti
adekku dong?
Iya sih. RaraAku minta maaf ya. Aku tidak bermaksud untuk menipumu
dengan menyembunyikan statusku sebagai anak SMA. Aku sangat menyayangimu Ra.
Aku tidak akan mempermasalahkan tentang umur. Jadi tolong jangan ubah sikapmu
padaku!
Tapi aku nggak bisa. Tidak mungkin aku berpacaran dengan orang yang lebih
muda dari aku. Apa kata orang nanti?
Kata orang itulah cinta. Cinta sejati. Tak memandang apapun. Tak memandang
umur. Tak memandang fisik. Tak memandang materi. Katanya. Tak kusangka Ryan
dapat berfikir sedewasa itu. Perkataannya barusan sama sekali tidak mencerminkan
usianya yang masih sangat muda. Tapi bagiku itu tidak akan merubah apa pun.
Pokoknya aku tidak bisa bersamamu lagi. Maaf aku harus pergi.
Aku beranjak meninggalkan Ryan tapi aku tahu pasti dia mengejarku. Aku terus
berlari dan hendak menyebrang ke sisi lain jalan. Tapi sesuatu yang buruk terjadi. Saat
Ryan hendak mengikutiku menyebrang ke sisi lain jalan sebuah mobil melaju dengan
kencang dan menyambar tubuh Ryan. Aku melihat dengan mataku semua kejadian itu.
Ryan terpental sekitar enam meter dari tempat dia berdiri. Kejadian itu berlangsung
begitu cepat. Ryan
Ryan segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Aku menemaninya dengan rasa
penyesalan yang teramat dalam. Andaikan aku tidak sebodoh tadi berlari meninggalkan
Ryan. Seharusnya aku mendengarkan Ryan, semua ini pasti tidak akan terjadi.
Tolol kamu Rara. Tolol. Makiku pada diriku sendiri.
Empat jam kemudian dokter keluar dan memberitahuku bahwa Ryan mengalami
pendarahan yang amat hebat. Ryan sedang kritis sekarang. Dokter juga mengatakan
bahwa liver Ryan rusak karena benturan saat kecelakaan. Aku hanya bisa menangis
sambil mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan Ryan.
Setelah Ryan dipindahkan ke ruangan regular, aku terus menungguinya. Kata
dokter keadaan Ryan masih belum stabil dan Ryan belum melewati masa kritisnya.
Seminggu kemudian Ryan mulai membuka matanya. Aku berada di sampingnya saat
dia mulai melihat dunia kembali. Tapi menurut dokter Ryan masih dalam keadaan kritis.
RyanMaafkan aku. Karena kebodohanku kamu jadi seperti ini.
Ini bukan kesalahanmu. Aku saja yang bodoh tidak bisa menyebrang jalan
dengan baik. Aku mencintaimu Ra
Kamu kok nangis? Tanya Ryan
Aku menyesal telah membuatmu seperti ini. Kataku pelan.
Ada yang ingin kuceritakan padamu Ra. Sejak kecil aku tinggal bersama
nenekku karena perceraian orang tuaku. Orang tuaku sekarang berada di luar kota dan
tidak pernah peduli padaku. Sejak kepergian nenekku dua tahun yang lalu aku merasa
sangat kesepian. Kata Ryan sambil menatapku lemah.
Sampai akhirnya kamu datang. Kamu datang membawa cahaya kehidupan baru
untukku. Kamu bisa begitu baik menolongku yang terluka karena kecerobohanku
terpeleset di dekat gundukan pasir. Kamu bahkan mengajakku ke rumahmu untuk
mengobati luka-lukaku tanpa ada keraguan. Kamu perempuan pertama yang bisa
mengusir rasa kesepianku.Ryan berkata dengan tenangnya. Dia kemudian menghela
nafas sejenak.
Aku menyayangimu Ra. Aku sangat menyayangimu. Jujur, aku tak tahu
bagaimana cara untuk hidup tanpamu. Hanya kamu yang aku punya di dunia ini.
Tiba-tiba Ryan merasakan sakit yang sangat hebat di daerah perutnya. Aku
segera memanggil dokter. Beberapa menit kemudian Ryan mengalami kesulitan dalam
bernafas. Dan akhirnya satu jam kemudian Dokter memberikan kabar padaku bahwa
liver Ryan yang rusak saat kecelakaan telah menyebabkan lelaki yang sangat kucintai
menutup mata untuk selamanya.
Aku yakin Tuhan memiliki rencanya sendiri. Ryan sudah terlahir terlebih dulu di
dunia baru dan aku masih hidup di dunia lama. Aku yakin ketika aku meninggal nanti
aku akan terlahir di dunia yang sama seperti Ryan dengan keadaan yang lebih baik. Aku
akan lebih muda dari Ryan karena terlahir setelah dia. Aku yakin aku bisa bersama
dengannya. Lelaki yang paling kucintai di dunia.
***
BIODATA
Nama Lengkap : Grace Maria Ulfa
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 6 Agustus 1994
Alamat Sementara : Jalan Kumis Kucing 16 Lowokwaru Malang, Jawa Timur
Handphone : 085640701168
Email : grace_maria_ulfa@yahoo.com
Agama : Islam

Anda mungkin juga menyukai