Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan
kegiatan praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori
keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah
mempunyai bdy of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan
berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering
timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja,
kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan
penerima praktek keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan harus
mempunyai standar profesi dan aturan lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan
yang dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya
standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat
melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan
lainnya.
Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk pelanggaran praktek keperawatan,
dimana perawat melakukan kegiatan prakteknya yang seharusnya mereka lakukan
pada tingkatannya, lalai atau tidak mereka lakukan. Kelalaian ini berbeda dengan
malpraktek, malpraktek merupakan pelanggaran dari perawat yang melakukan
kegiatan yang tidak seharusnya mereka lakukan pada tingkatanya tetapi mereka
lakukan.
Kelalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun bentuk pelanggaran
hukum, tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat timbul, maka yang penting
adalah bagaimana menyelesaikan masalah kelalaian ini dengan memperhatikan dari
berbagai sudut pandang, baik etik, hukum, manusianya baik yang memberikan

layanan maupun penerima layanan. Peningkatan kualitas praktek keperawatan,


adanya standar praktek keperawatan dan juga meningkatkan kualitas sumber daya
manusia keperawatan adalah hal penting.
Dengan berbagai latar belakang diatas maka kelompok membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan kelalaian dan malpraktek dalam praktek keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
. !ujuan umum
Dapat memahami kelalaian dalam bidang keperawatan dilihat dari dimensi etik
dan dimensi hukum.
". !ujuan Khusus
Dapat menjelaskan tentang pengertian, kriteria dan unsur#unsur terjadinya
kelalaian, disamping itu juga dapat menjelaskan dampak yang terjadi dengan
adanya kelalaian serta bagaimana mencegah terjadinya kelalaian dalam praktek
keperawatan.
"
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
. Kelalaian (Negligence)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera$kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah %&&'( yang dimaksud dengan kelalaian
adalah sikap kurang hati#hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati#hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati#hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
)egligence, dapat berupa Omission %kelalaian untuk melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan( atau *ommission %melakukan sesuatu secara tidak hati#
hati(. %!onia, &&+(.
". ,alpraktek
-alck.s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai /professional
misconduct or unreasonable lack of skill atau failure of one rendering
professional services to exercise tat degree of skill and learning commonl!
applied under all te circumstances in te communit! b! te average prudent
reputable member of te profession "it te result of in#ur!, loss or damage to te
recipient of tose services or tose entitled to rel! upon tem.
-ila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan
yang disengaja %intentional( seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian
%negligence(, ataupun suatu kekurang#mahiran$ketidakkompetenan yang tidak
beralasan (Sampurno, 2005). ,alpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja,
tidak hanya dokter, perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa
profesi yang dapat melakukan malpraktek.
0
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya
dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan
tindakan dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan
adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu
pengetahuan keperawatan yang la1im dipergunakan dalam merawat pasien atau
orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
0. 2enis#jenis kelalaian
-entuk#bentuk dari kelalaian menurut sampurno %"334(, sebagai berikut5
a. ,alfeasance 5 yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak
tepat$layak, misal5 melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai$tepat
b. ,isfeasance 5 yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat ,isal5 melakukan tindakan
keperawatan dengan menyalahi prosedur
c. )onfeasance 5 6dalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya. ,isal5 Pasien seharusnya dipasang pengaman
tempat tidur tapi tidak dilakukan.
+. -eberapa bentuk Kelalaian dalam Keperawatan.
Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari segi
pengetahuan maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis dan
tindakan keperawatan yang bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut
kejadian malpraktik dan juga adanya kelalaian juga terus meningkat sebagai
akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
yang diberikan dengan standar keperawatan. ($raven % &irnle, 2000).
-eberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian dalam
keperawatan diantaranya yaitu 5
a. Kesalahan pemberian obat5 -entuk kelalaian yang sering terjadi. 7al ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode pemberian
yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi, diantaranya kegagalan
membaca label obat, kesalahan menghitung dosis obat, obat diberikan kepada
pasien yang tiak teoat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan
+
rute pemberian. -eberapa kesalahan tersebut akan menimbulkan akibat yang
fatal, bahkan menimbulkan kematian.
b. ,engabaikan Keluhan Pasien5 termasuk perawat dalam melalaikan dalan
melakukan observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal dapat saja
keluhan pasien menjadi data yang dapat dipergunakan dalam menentukan
masalah pasien dengan tepat ('o(ier, )**))
c. Kesalahan ,engidentifikasi ,asalah Klien5 Kemunungkinan terjadi pada
situasi 8S yang cukup sibuk, sehingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci
diperhatikan. ('o(ier, )**)).
d. Kelalaian di ruang operasi5 Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat di kamar operasi harusnya mampu
mengoservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat
menghindarkan kelalaian ini.
e. !imbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan5 Kondisi ini muncul
karena kelalaian perawat, kondisi ini sering muncul karena asuhan
keperawatan yang dijalankan oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan
juga pengetahuan perawat terdahap asuhan keperawatan tidak optimal.
f. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien5 *ontoh yang sering
ditemukan adalah kejadian pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah
jika perawat memperhatikan keamanan tempat tidur pasien. -eberapa rumah
sakit memiliki aturan tertentu mengenai penggunaan alat#alat untuk
mencegah hal ini.
4. Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas, tidak
saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak 8umah Sakit, 9ndividu
perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat
berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005(.
-ila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya. ('o(ier, )**)) dan
4
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan
juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini terjadi
kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata %pasal 00&, 0:3 dan 0:
K;7P(.
:
BAB III
PEMBAHASAN
. !ASUS "
!n.! umur 44 tahun, dirawat di ruang kelas 999 perawatan neurologi 8umah Sakit -
tn.! dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. !n.! dirawat di ruang tersebut dengan
diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk !n.! tidak sadar, tidak
dapat makan, !D5 <3$33, 885 "+ =$mt, )5 :' =$mt. Kondisi pada hari ketujuh
perawatan didapatkan Kesadaran compos mentis, !D5 43$33, )5 :',
hemiparese$kelumpuhan anggota gerak de=tra atas dan bawah, bicara pelo, mulut
mencong kiri. !n.! dapat mengerti bila diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik tetapi jawaban !n.! tidak jelas %pelo(. !etapi saat sore hari sekitar pukul
<.33 wib terdengar bunyi gelas plastik jatuh dan setelah itu terdengar bunyi
seseorang jatuh dari tempat tidur, Saat itu juga perawat yang mendengar suara
tersebut mendatangi dan masuk ruang tersebut, saat itu perawat mendapati !n.!
sudah berada dilantai dibawah tempatt tidurnya dengan barang#barang disekitarnya
berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga !n.! sedang berada dikamar mandi, dengan
adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi tn.!, keluarga juga terkejut
dengan peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa,
keluarga tampak kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada
tn.! kenapa bapak jatuh, tn.! mengatakan /saya akan mengambil minum tiba#tiba
saya jatuh, karena tidak ada pengangan pad temapt tidurnya/, perawat bertanya lagi,
kenapa bapak tidak minta tolong kami / saya pikir kan hanya mengambil air minum/.
Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur tn.! dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi %captopril( tetapi perawat lupa
memasng side drill tempat tidur tn.! kembali. !etapi saat itu juga perawat
memberitahukan pada pasien dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil
perawat dengan alat yang tersedia.
#. ANALISA !ASUS
<
*ontoh kasus pada bab 999 merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian dari perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan, seharusnya perawat memberikan rasa aman
dan nyaman kepada pasien %!n.!(. rasa nyaman dan aman salah satunya dengan
menjamin bahwa !n.! tidak akan terjadi injuri$cedera, karena kondisi !n.!
mengalami kelumpuhan seluruh anggota gerak kanan, sehingga mengalami kesulitan
dalam beraktifitas atau menggerakan tubuhnya.
Pada kasus diatas menunjukkan bahwa kelalaian perawat dalam hal ini lupa atau tidak
memasang pengaman tempat tidur %side drill( setelah memberikan obat injeksi
captopril, sehingga dengan tidak adanya penghalang tempat tidur membuat !n.!
merasa leluasa bergerak dari tempat tidurnya tetapi kondisi inilah yang menyebabkan
!n.! terjatuh.
-ila melihat dari hubungan perawat > pasien dan juga tenaga kesehatan lain
tergambar pada bentuk pelayanan praktek keperawatan, baik dari kode etik dan
standar praktek atau ilmu keperawatan. Dan prinsipnya dalam melakukan praktek
keperawatan, perawat harus menperhatikan beberapa hal, yaitu5 ,elakukan praktek
keperawatan dengan ketelitian dan kecermatan, sesuai standar praktek keperawatan,
melakukan kegiatan sesuai kompetensinya, dan mempunyai upaya peningkatan
kesejaterahan serta kesembuhan pasien sebagai tujuan praktek.
-ila dilihat dari beberapa teori diatas, maka kasus !n.!, merupakan kelalaian dengan
alasan, sebagai berikut5
. Kasus kelalaian !n.! terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan yang merupakan kewajiban perawat terhadap pasien, dalam hal ini
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai standar profesi
keperawatan, dan bentuk kelalaian perawat ini termasuk dalam bentuk
)onfeasance.
!erdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan dengan benar, diantaranya sebagai berikut5
a. Perawat tidak kompeten %tidak sesuai dengan kompetensinya(
b. Perawat tidak mengetahui S6K dan SOP
c. Perawat tidak memahami standar praktek keperawatan
d. 8encana keperawatan yang dibuat tidak lengkap
'
e. Supervise dari ketua tim, kepala ruangan atau perawat primer tidak
dijalankan dengan baik
f. !idak mempunyai tool evaluasi yang benar dalam supervise keperawatan
g. Kurangnya komunikasi perawat kepada pasien dan kelaurga tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan perawatan pasien. Karena kerjasama pasien
dan keluarga merupakan hal yang penting.
h. Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan
keperawatan
". Dampak > dampak kelalaian
Dampak dari kelalaian secara umum dapat dilihat baik sebagai pelanggaran etik
dan pelanggaran hukum, yang jelas mempunyai dampak bagi pelaku, penerima,
dan organisasi profesi dan administrasi.
a. !erhadap Pasien
( !erjadinya kecelakaan atau injury dan dapat menimbulkan
masalah keperawatan baru
"( -iaya 8umah Sakit bertambah akibat bertambahnya hari rawat
0( Kemungkinan terjadi komplikasi$munculnya masalah
kesehatan$keperawatan lainnya.
+( !erdapat pelanggaran hak dari pasien, yaitu mendapatkan
perawatan sesuai dengan standar yang benar.
4( Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak
8umah Sakit atau perawat secara peroangan sesuai dengan ketententuan
yang berlaku, yaitu K;7P.
b. Perawat sebagai individu$pribadi
( perawat tidak dipercaya oleh pasien, keluarga dan juga pihak
profesi sendiri, karena telah melanggar prinsip#prinsip moral$etik
keperawatan, antara lain5
a( -eneficience, yaitu tidak melakukan hal yang sebaiknya
dan merugikan pasien
&
b( ?eracity, yaitu tidak mengatakan kepada pasien tentang
tindakan#tindakan yang harus dilakukan oleh pasien dan keluarga
untuk dapat mencegah pasien jatuh dari tempat tidur
c( 6voiding killing, yaitu perawat tidak menghargai
kehidupan manusia, jatuhnya pasien akan menambah penderitaan
pasien dan keluarga.
d( @idelity, yaitu perawat tidak setia pad komitmennya karena
perawat tidak mempunyai rasa Acaring/ terhadap pasien dan keluarga,
yang seharusnya sifat caring ini selalu menjadi dasar dari pemberian
bantuan kepada pasien.
"( Perawat akan menghadapai tuntutan hukum dari keluarga pasien
dan ganti rugi atas kelalaiannya. Sesuai K;7P.
0( !erdapat unsur kelalaian dari perawat, maka perawat akan
mendapat peringatan baik dari atasannya %Kepala ruang > Direktur 8S(
dan juga organisasi profesinya.
c. -agi 8umah Sakit
( Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan 8S
"( ,enurunnya kualitas keperawatan, dan kemungkinan melanggar
visi misi 8umah Sakit
0( Kemungkinan 8S dapat dituntut baik secara hukum pidana dan
perdata karena melakukan kelalaian terhadap pasien
+( Standarisasi pelayanan 8umah Sakit akan dipertanyakan baik
secara administrasi dan prosedural
d. -agi profesi
( Kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan
berkurang, karena menganggap organisasi profesi tidak dapat menjamin
kepada masyarakat bahwa perawat yang melakukan asuhan keperawatan
adalah perawat yang sudah kompeten dan memenuhi standar keperawatan.
3
"( ,asyarakat atau keluarga pasien akan mempertanyakan mutu
dan standarisasi perawat yang telah dihasilkan oleh pendidikan
keperawatan
0. 7al yang perlu dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan bagi
penerima pelayanan asuhan keperawatan, adalah sebagai berikut5
-agi Profesi atau Organisasi Profesi keperawatan 5
a. -agi perawat secara individu harus melakukan tindakan
keperawatan$praktek keperawatan dengan kecermatan dan ketelitian
tidak ceroboh.
b. Perlunya standarisasi praktek keperawatan yang di buat oleh organisasi
profesi dengan jelas dan tegas.
c. Perlunya suatu badan atau konsil keperawatan yang menyeleksi
perawat yang sebelum bekerja pada pelayanan keperawatan dan
melakukan praktek keperawatan.
d. ,emberlakukan segala ketentuan$perundangan yang ada kepada
perawat$praktisi keperawatan sebelum memberikan praktek
keperawatan sehingga dapat dipertanggung jawabkan baik secara
administrasi dan hukum, missal5 S9P dikeluarkan dengan sudah
melewati proses#proses tertentu.
-agi 8umah Sakit dan 8uangan
a. 7endaknya 8umah Sakit melakukan uji kompetensi sesuai standarisasi
yang telah ditetapkan oleh profesi keperawatan
b. 8umah Sakit dalam hal ini ruangan rawat melakukan uji kompetensi
pada bidangnya secara bertahap dan berkesinambungan.
c. 8umah Sakit$8uang rawat dapat melakukan system regulasi
keperawatan yang jelas dan sesuai dengan standar, berupa registrasi,
sertifikasi, lisensi bagi perawatnya.
d. Perlunya pelatihan atau seminar secara periodic bagi semua perawat
berkaitan dengan etik dan hukum dalam keperawatan.
e. 8uangan rawat harus membuat S6K atau SOP yang jelas dan sesuai
dengan standar praktek keperawatan.

f. -idang keperawatan$ruangan dapat memberikan pembinaan kepada


perawat yang melakukan kelalaian.
BAB I$
PENUTUP
A. !ESIMPULAN
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Dapat dikatakan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan
pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah
standar yang telah ditentukan.
Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat
ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang la1im dipergunakan dalam
merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.
Kelalaian merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam
pelanggaran etik dan juga dapat digolongan dalam pelanggaran hukum, yang jeas
harus dilihat dahulu proses terjadinya kelalaian tersebut bukan pada hasil akhir
kenapa timbulnya kelalaian. 7arus dilakukan penilaian terleih dahulu atas sikap dan
tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan
standar yang berlaku.
Sebagai bentuk tanggung jawab dalam praktek keperawatan maka perawat sebelum
melakukan praktek keperawatan harus mempunyai kompetensi baik keilmuan dan
ketrampilan yang telah diatur dalam profesi keperawatan, dan legalitas perawat
9ndonesia dalam melakukan praktek keperawatan telah diatur oleh perundang#
undangan tentang registrasi dan praktek keperawatan disamping mengikuti beberapa
peraturan perundangan yang berlaku.
Penyelesaian kasus kelalaian harus dilihat sebagai suatu kasus profesional bukan
sebagai kasus kriminal, berbeda dengan perbuatan$kegiatan yang sengaja melakukan
kelalaian sehingga menyebabkan orang lain menjadi cedera dll. Disini perawat
"
dituntut untu lebih hati#hati, cermat dan tidak cerobah dalam melakukan praktek
keperawatannya. Sehingga pasien terhindar dari kelalaian.
B. SARAN
. Standar profesi keperawatan dan standar kompetensi merupakan hal
penting untuk menghindarkan terjadinya kelalaian, maka perlunya pemberlakuan
standar praktek keperawatan secara )asional dan terlegalisasi dengan jelas.
". Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya
memahami dan mentaati aturan perundang#undangan yang telah diberlakukan di
9ndonesia, agar perawat dapat terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan
hukum.
0. Pemahaman dan bekerja dengan kehati#hatian, kecermatan,
menghindarkan bekerja dengan cerobah, adalah cara terbaik dalam melakukan
praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari kelalaian$malpraktek.
+. 8umah Sakit sebagai institusi pengelola layanan praktek keperawatan
dan asuhan keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungannya
dengan pelaku$pemberi pelayanan keperawatan, sehingga dapat diperjelas bentuk
tanggung jawab dari masing#masing pihak
4. Penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah kelalaian adalah
dengan jalan melakukan penilaian atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau
yang tidak dilakukan oleh tenaga perawat dan dibandingkan dengan standar yang
berlaku.
0
DA%TAR RE%ERENSI
6mir B 7anafiah, %&&&(. +tika 'edokteran dan &ukum 'eseatan, edisi ketiga5
2akarta5 CD*.
*raven B 7irnle. %"333(. ,undamentals of nursing. Philadelphia. Eippincott
7uston, *.2, %"333(. -eadersip .oles and /anagement ,unctions in NursingF
0eor! and 1plicationF third edition5 Philadelphia5 Eippincott.
Ko1ier. %"333(. ,undamentals of Nursing 2 concept teor! and practices.
Philadelphia. 6ddison Gesley.
Kepmenkes 89 )omor "0&$,enkes$SK$H9$"33, !etang 8esgistrasi Praktik
Perawat.
Eeah curtin B ,. 2osephine @laherty %&&"(. Nursing +tics3 0eories and
4ragmatics2 ,aryland5 8obert 2.-rady *O.
Priharjo, 8 %&&4(. 4engantar etika kepera"atanF Iogyakarta5 Kanisius.
8edjeki, S. %"334(. +tika kepera"atan ditin#au dari segi ukum. ,ateri seminar
tidak diterbitkan.
Supriadi, %"33(. &ukum 'edokteran 5 -andung5 *? ,andar ,aju.
Staunton, P and Ghyburn, -. %&&<(. Nursing and te la". +
th
ed.Sydney5
7arcourt.
Sampurno, -. %"334(. /alpraktek dalam pela!anan kedokteran. ,ateri seminar
tidak diterbitkan.
Soenarto Soerodibroto, %"33(. '5&4 % '5&14 dilengkapi !urisprodensi
/akama 1gung dan &oge .oad2 2akarta 5 P!.8ajaDrafindo Persada.
!onia, 6iken. %&&+(. -egal, +tical % 4olitical 6ssues in Nursing. "ndCd.
Philadelphia. @6 Davis.
;ndang#undang Perlindungan Konsumen nomor ' tahun &&&. 2akarta5 Sinar
Drafika.
+

Anda mungkin juga menyukai