Anda di halaman 1dari 6

METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR
PENENTUAN KARAKTERISTIK TIPE ENDAPAN EPITHERMAL LOW
SULPHIDATION BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI, MINEGRAFI, DAN
INKLUSI FLUIDA DI DAERAH TAMBANG SAWAH DAN LEBONG TAMBANG,
BENGKULU
A. Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah sampel data tunnel yang berada di daerah
penelitian. Sampel ini terdiri dari :
Batuan samping yaitu batuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.
Urat kuarsa dalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau
urat dan umumnya miring agak tajam terhadap bidang datar (lebih besar 45).
B. Alat-alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa alat untuk membantu deskripsi megaskopis
terhadap sampel batu dan alat untuk melakukan analisis laboratorium.
Alat untuk membantu deskripsi sampel batu adalah :
1. Loupe perbesaran 10x dan 20x, digunakan untuk memperbesar objek yang diamati agar
lebih mudah diamati, seperti keberadaan mineral dan teksturnya.
2. Scratcher, digunakan untuk menguji kekerasan, goresan, dan sifat kemagnetan mineral
agar bisa ditentukan jenis mineral berdasarkan sifat fisiknya.
3. HCl 0,1M, digunakan untuk menguji kandungan karbonat pada sampel batuan.
4. Spidol OHP, digunakan untuk memberi tanda pada sampel yang akan diamati lebih
lanjut secara mikroskopis.
5. Kantong sampel, untuk menyimpan sampel batuan yang akan dianalisis.
6. Kamera, digunakan untuk memfoto sampel batuan.
7. Alat-alat tulis, digunakan untuk merekam data deskripsi.
Alat yang digunakan dalam analisa laboratorium adalah :
1. Mikroskop polarisasi, mikroskop yang pencahayaannya menggunakan sinar lampu, sinar
tersebut terpolarisasi dan memberikan pengaruh sifat-sifat optik pada mineral.
Mirkoskop polarisasi yang digunakan adalah Olympus tipe CX31.
2. Mikroskop polarisasi refleksi, mikroskop yang pencahayaannya menggunakan sinar
lampu, sinar tersebut datang dari arah vertikal yang sumbernya terletak dibawah lensa
kondensor, sinar tersebut akan memantul pada sayatan poles yang mengandung
mineral bijih. Mikroskop polarisasi refleksi yang digunakan adalah Olympus tipe BX51.
3. Fluid Inclusion Analyzer, alat yang digunakan untuk melakukan pengamatan inklusi
fluida yang terdiri dari sebuah mikroskop orthoplan merek Leitz Wetzlar tipe 059471,
freezing dan heating stage merek Linkam tipe TMS 93/LNP serta cairan nitrogen, kamera
mikroskop merek Pixelink dan komputer merek Acer dengan software Linksys32 yang
terhubung dengan alat.
4. Analysis Spectral Device (ASD), alat yang digunakan untuk menentukan jenis mineral
yang berukuran sangat halus, contohnya mineral lempung. Peralatan ini terdiri dari
spectrometer, probe, dan computer portable.
C. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan kegiatan laboratorium dan tahap pengolahan data dan penyusunan laporan.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap dimana dibuatnya rancangan semua kegiatan penelitian yang
akan dilakukan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa pembuatan proposal, studi
literatur, dan perumusan masalah. Studi literatur dilakukan untuk mempelajari bidang kajian
yang diambil, mencakup teori-teori yang akan membantu dalam mengumpulkan data-data
penelitian serta memahami lebih dalam bidang kajian yang diteliti. Perumusan masalah
merupakan bagian penting dalam membatasi masalah yang akan dibahas dalam hasil
penelitian. Hal ini berguna agar pelaksanaan penelitian tidak keluar dari pokok permasalahan
dan pengumpulan data sesuai dengan yang diperlukan.

b. Tahap Pengambilan Data di Lapangan
Pada tahap ini, akan dilakukan pengambilan sampel baik sampel permukaan maupun
sampel dari hasil pengeboran. Kemudian akan dilakukan deskripsi sampel serta
pengambilan foto dari sampel yang ada.

c. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium
Pada tahap ini semua data-data yang dibutuhkan untuk dilakukan interpretasi
dikumpulkan, berupa data-data hasil analisis yang dilakukan di laboratorium.

i. Deskripsi Petrologi
Sampel yang ada dideskripsi secara petrologi, deskripsi ini mencakup tekstur, mineralogi
serta jenis urat yang ada. Pada bagian tertentu diberi tanda untuk dilakukan pengamatan
lebih lanjut, seperti analisis petrografi, analisis mineragrafi dan pemilihan urat untuk
dilakukan analisis fluida inklusi.
ii. Analisis Petrografi
Sampel batuan yang telah disayat kemudian diamati menggunakan mikroskop polarisasi.
Analisis petrografi berguna untuk melakukan pengamatan lebih detail dan akurat terhadap
sampel batuan, pengamatan yang dapat dilakukan menggunakan mirkoskop polarisasi ini
antara lain berupa tekstur batuan, tekstur kuarsa, mineralogi batuan dan pemerian lainnya.
Pengamatan mikroskopis ini dapat membantu pengelompokkan tekstur-tekstur yang muncul
pada urat yang diamati, hasil dari pengamatan kemudian dianalisis menggunakan klasifikasi
tekstur kuarsa dari Morrison et al (1995). Pengklasifikasian ini dapat membantu memahami
keterbentukan dari mineral-mineral kuarsa yang muncul baik berupa penggantian mineral
ataupun pengisian rekahan yang muncul sebagai urat hidrotermal.
iii. Analisis Mineragrafi
Analisis mineragrafi dilakukan pada sampel urat kuarsa yang telah dipilih bagian tertentu dan
kemudian dibuat menjadi sayatan poles, sayatan ini diamati dibawah mikroskop polarisasi
refleksi karena sifat opak pada mineral logam membuat teksturnya tidak tampak pada
mikroskop polarisasi biasa. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui asosiasi mineral
logam yang terkandung pada urat-urat mineralisasi serta dapat diketahui paragenesa
mineralnya. Jenis mineral logam yang terdapat beserta tekstur dan persentasenya bisa
diamati dengan pengamatan visual dibawah mikroskop. Hasil dari pengamatan ini dapat
Menentukan jenis mineral bijih, tekstur, asosiasi serta paragenesanya yang mengacu pada
klasifikasi Uytenbogaardt dan Burke (1971).
iv. Analisis ASD
Analisis ASD dilakukan pada sampel batuan untuk mengetahui jenis mineral lempung yang
terdapat pada sampel batuan inti. ASD dilakukan dengan cara menembakkan sinar
inframerah terhadap conto batuan yang akan dianalisis. Setiap mineral akan merefleksikan
gelombang sinar inframerah dengan panjang gelombang yang berbeda. Hal ini yang
kemudian digunakan sebagai dasar identifikasi jenis mineral. Analisis ini akan dilakukan di
labortorium Pusat Sumber Daya Geologi.
v. Analisis Inklusi Fluida
Analisis inklusi fluida dilakukan pada sampel yang telah dipilih bagian urat kuarsa dan
kalsitnya serta sudah dilakukan preparasi sayatan double polish. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui temperatur dan salinitas pada saat pembentukan urat mineralisasi. Fluida yang
diamati dipilih berupa fluida bifasa (dua fasa) primer yaitu fluida vapor+liquid yang
menampakkan bentuk inklusi primer. Pengamatan inklusi fluida tersebut dilakukan dalam
dua proses, yaitu :
1. Pengamatan nilai temperatur homogenitas (Th) dilakukan dengan menaikkan
temperatur pada sampel yang diamati secara perlahan. Pada temperatur
tertentu kondisi fluida akan mulai mengalami perubahan fisik, hingga pada suatu
nilai akan didapati inklusi fluida menjadi satu fasa. Nilai pada saat inklusi fluida
menjadi satu fasa merupakan nilai temperatur homogenitas (Th) yang akan
mencerminkan nilai pembentukan urat mineralisasi.
2. Pengamatan nilai temperatur leleh (Tm) dilakukan dengan menurunkan
temperatur pada sampel yang diamati secara perlahan. Pada batas tertentu
inklusi fluida akan mengalami perubahan fisik membeku, kemudian
temperaturnya dinaikkan lagi secara perlahan hingga keadaan inklusi mencair,
seperti pada kondisi awal sebelum dibekukan.

d. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Data-data hasil analisis yang dilakukan sebelumnya dilakukan pengolahan pada tahap
ini, dari pengolahan ini didapatkan hasil berupa kesimpulan berupa jenis tekstur kuarsa
yang berkembang, jenis serta zonasi mineralisasi yang berkembang. Hasil pengolahan
dan kesimpulan yang didapat kemudian dijabarkan dalam bentuk laporan. Laporan ini
kemudian akan dipresentasikan di depan pembimbing tugas akhir.












Alur Kegiatan

Timeline Kegiatan Penelitian


Kegiatan
November Desember Januari
I II III IV I II III IV I II III IV
Tahap Persiapan
Tahap Pengambilan dan Deskripsi Data Lapangan
Analisis ASD
Analisis Petrografi
Analisis Mineragrafi
Analisis Fluida Inklusi
Pembuatan laporan
Presentasi Laporan

Persiapan
- Pembuatan
proposal
- Studi literatur
Lapangan
Pengambilan foto
singkapan
Pengambilan data
sampel lapangan.
Logging core
Analisis Studio
Analisis Petrografi
dan Mineragrafi
Analisis Inklusi
Fluida
Laporan
Penyusunan
Laporan
Presentasi
Laporan

Anda mungkin juga menyukai