Anda di halaman 1dari 22

MODEL-MODEL LIVING HADIS

1
M. Alfatih Suryadilaga, M.Ag.
2
A. Pendahuluan
Hadis bagi umat Islam merupakan suatu yang penting karena di
dalamnya terungkap berbagai tradisi yang berkembang masa
Rasulullah saw. Tradisi-tradisi yang hidup masa kenabian tersebut
mengau kepada pribadi Rasulullah saw. sebagai utusan Allah swt. !i
dalamnya syarat akan berbagai a"aran Islam karenanya
keberlan"utannya terus ber"alan dan berkembang sampai sekarang
seiring dengan kebutuhan manusia. Adanya keberlan"utan tradisi itulah
sehingga umat manusia #aman sekarang bisa memahami, merekam
dan melaksanakan tuntunan a"aran Islam yang sesuai dengan apa
yang di$nt$hkan %abi Muhammad saw.
&ika mengau kepada tradisi Rasulullah saw., yang sekarang $leh
ulama hadis telah di"adikan sebagai suatu yang ter'erbalkan sehingga
memunulkan istilah hadis dan untuk membedakan dengan istilah
sunnah,
(
maka di dalamnya syarat adanya tatanan yang mapan dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan beragama. )igur %abi
Muhammad saw. yang di"adikan t$k$h sentral dan diikuti $leh
masyarakat sesudahnya. Sampai disini, istilah yang p$puler di
kalangan masyarakat adalah istilah hadis. Tentu, dalam istilah tersebut
mengandung berbagai bentuk dan menisayakan adanya epistem$l$gi
yang beragam dalam kese"arahannya.


%amun, apa yang ter"adi di dalam pers$alan seputar k$di*kasi
dan keilmuan hadis tidak berhenti dalam dimensi$l$gi tersebut. Terkait
erat dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin
k$mpleks dan diiringi adanya keinginan untuk melaksanakan a"aran
Islam yang sesuai dengan yang dia"arkan $leh %abi Muhammad saw.,
1!isampaikan dalam Seminar +i'ing al-,ur-an dan Hadis &urusan TH )ak.
.shuluddin .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta tanggal 12-13 Mei 2445.
2!$sen dan Sek"ur TH )ak. .shuluddin .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta,
Sekretaris Redaksi &urnal Studi Ilmu al-,ur-an dan Hadis, !irektur S./A-6ress
dan 6imred &urnal M.SA7A 6S7 .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta.
3+ihat dalam berbagai kitab Ulu>m al-H}adi>s| antara lain %ur al-!in 8Itr,
Manhaj al-Naqd f> Ulu>m al-H}adi>s| 9:et. II; <eirut= !a>r al-)ikr, 1??2@,
25, Muhammad 8A"a" al-/hatib, Us}u>l al-H}adi>s| Ulu>muh wa
Mus}t}alahuh 9<eirut= !a>r al-)ikr, 1?A?@, 23. Muhammad Muhammad Abu
Bahu, al-h}adi>s| wa al-Muhaddisun 9<eirut= !a>r al-/itab al--Arabiy, 1?AC@,
A-?, al-Husain Abd al-Ma"id Hasyim, Us}u>l al-H}adi>s| al-Nabawiy Ulumuh
wa Maqayisih 9:et. II; Mesir= !a>r al-Syuru>D, 1?A5@, 2(. +ihat "uga analisa
)a#lur Rahman dalam bukunya yang ber"udul Islam pada bagian ketiga. )a#lur
Rahman, Islam 9+$nd$n= .ni'ersity $f :hiag$ 6ress, 1?3?@, C(-53.
+ihat M. Alfatih Suryadilaga, EIlmu Hadis sebagai :abang Ilmu 6engetahuan
9Analisis Fpistem$l$gis@E dalam Fsensia &urnal-"urnal Ilmu /eushuluddinan, G$l
1, %$. 2 &uli 2444.
maka hadis men"adi suatu yang hidup di masyarakat. Istilah yang la#im
dipakai untuk memaknai hal tersebut adalah living hadis.
Tulisan ini akan membahas m$del-m$del living hadis yang
berkembang dalam tradisi Islam, khususnya di Ind$nesia. .ntuk
sampai pembahasan tentang bentuk dan 'ariasi living hadis, maka
dibahas tentang sekilas living sunnah dalam perspektif hist$ris yang
dikenal dengan awwaliyat. .paya tersebut untuk memberikan
gambaran awal terutama di masa setelah %abi Muhammad saw.,
generasi yang paling dekat dengan Rasulullah saw. dalam berinteraksi
dengan hadis. !alam per"alanan tersebut menisayakan akan adanya
change and cuntiniuty tradisi yang ada dalam hadis sampai
sekarang ini dan selan"utnya. 6erubahan tersebut, paling tidak adalah
berkaitan dengan penerapa ilmu pengetahuan dan tekn$l$gi yang
mengisyaratkan adanya kem$derenan dalam dunia Islam. Setelah hal
itu dibahas pers$alan bentuk dan ragam li'ing hadis yang berkembang
di masyarakat.
B. Living Hadis: Ua!a Penelusu"an A#al
%abi Muhammad saw. sebagai pen"elas 9mubayyin@ al-,ur-an
dan musya!i" menempati p$sisi yang penting dalam agama Islam.
Selain dua hal tersebut, nabi berfungsi sebagai $nt$h teladan bagi
umatnya. !alam rangka itulah, apa yang dikatakan, diperbuat dan
ditetapkan $leh %abi Muhammad saw. dikenal dengan hadis yang di
dalam a"aran Islam sebagai sumber kedua setelah al-,ur-an. !alam
per"alanan se"arahnya, ada pergeseran pengertian sunnah ke hadis.
6ergeseran kedua istilah tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah
ini.
)a#lur Rahman, endekiawan asal 6akistan mempunyai
pemikiran tentang hadis yang berbeda. 6emikiran )a#lur Rahman
tentang hadis dapat ditemukan dalam bukunya yang ber"udul Islam
dan Islamic Methdlgy in Hist!y.
C
Hadis dalam pandangan )a#lur
Rahman adalah ve!bal t!aditin sedangkan sunnah adalah #!actical
t!aditin atau silent t!aditin. !i dalam hadis terdapat bagian-bagian
terpenting yaitu sanadHrawi dan matan. !i dalam per"alanan
selan"utnya, terdapat permasalahan berkenaan dengan bagian-bagian
hadis tersebut. %abi Muhammad saw. sebagai pembimbing umat
manusia telah banyak memberi hadis dan setelah beliau mangkat,
hadis tersebut dari inf$rmal men"adi sesuatu yang semi-f$rmal.
)a#lur Rahman memberikan tesis bahwa istilah yang
berkembang dalam ka"ian ini adalah sunnah dahulu baru kemudian
men"adi istilah hadis. Hadis bersumber dan berkembang dalam tradisi
Rasulullah saw. dan menyebar seara lus seiring dengan menyebarnya
Islam. Teladan %abi Muhammad saw. telah diaktualisasikan $leh
4+ihat tulisan-tulisan )a#lur Rahman dalam Islam dan Islamic Methdlgy in
Hist!y 9/arahi= :entral Institute $f Islami Researh, 1?52@.
2
sahabat dan tabi-in men"adi praktek keseharian mereka. )a#lur
Rahman menyebutnya sebagai the living t!aditin atau Sunnah yang
hidup. !ari sini munullah penafsiran-penafsiran yang bersifat
indi'idual terhadap teladan nabi. !ari sini timbul suatu pandangan
yang berbeda di kalangan sahabat satu dengan yang lain, ada yang
menganggap sebagai sunnah dan yang lain tidak. Munul istilah
sunnah Madinah, sunnah /ufah dan sebagainya.
!alam se"arah Islam, tindakan sahabat Rasulullah saw. yang
tidak disyari-atkan $leh nabi dikenal dengan sebutan awwaliyat.
2
%amun istilah tersebut tidak la#im dipakai dalam tradisi ilmu *Dih atau
hadis. !i dalam pers$alan *Dih, sumber pengetahuan keislaman selain
dari %abi Muhammad saw., dapat "uga diper$leh melalui sahabat dan
generasi sesudahnya tabiIin. /edua generasi tersebut dianggap
memahami kehadiran misi %abi Muhammad saw. dan a"aran-a"arannya
dengan baik dibanding dengan generasi yang lain. Hampir senada
dengan tradisi *Dih dalam tradisi hadis, akupan sumber materi hadis
tidak sa"a dari %abi Muhammad saw., melainkan dapat "uga dari
sahabat dan tabiIin. Mereka tersebut melakukan i"tihad dan kemudian
di"adikan m$del bagi ulama sesudahnya. !ari sinilah kemudian munul
diskursus hadis mawqu$ dan maqtu"%
!alam kerangka di atas, )a#lur Rahman,
5
menggambarkan
k$nsep e'$lutif syari-ah yang dalam tataran generasi awal setelah
Rasulullah saw. dikenal dua sumber atau met$de dalam memahami
syari-ah. paling tidak ada dua sumber, yaitu, sumber tradisi$nal yang
menakup al-,ur-an dan hadis merupakan sumber pertama dan
sumber kedua adalah akal dan pemahaman manusia diperlukan seiring
dengan perkembangan #aman dan seiring dengan kebutuhan manusia.
Sumber pertama disebut dengan ilmu dan sumber kedua disebut
dengan *Dh. 7alaupun keduanya dibedakan, namun keduanya identik
dalam p$k$k pembahasannya. Seara umum keduanya diterapkan
sebagai ilmu pengetahuan, seperti ilmu bahasa Arab dan ilmu agama.
Ilmu dan *Dh pada awalnya merupakan suatu yang k$mplementer.
6ada perkembangannya, ketika studi-studi masalah agama telah
meluas, maka *Dh hanya terbatas dalam pers$alan keagamaan
tertentu sa"a. )iDh sebagai suatu yang identik dengan ilmu hukum
setelah kumpulan pengetahuan yang terkait distandarisasi dan
dimapankan sebagai sebuah sistem yang $byektif. !emikian demikian,
*Dh berkembang men"adi suatu ilmu yang sebelumnya hanya sebatas
pemahaman atas al-,ur-an dan hadis. Hal tersebut ter"adi pada saat
masyarakat membutuhkan pranata hukum dalam mengak$m$dasi
kehidupannya yang terus berkembang.
5+ihat Husein Shahab, &e!gese!an anta!a 'unnah Nabi dan 'unnah 'ahabat(
&e!s#e)ti$ *iqih dalam al-Hikmah, &urnal Studi-studi Islam, %$. 5 &uli-Jkt$ber
1??2, CC.
6+ihat )a#lur Rahman, Islam ter". Ahsin Muhammad 9<andung= 6ustaka,
1??C@, 1C1-1C2.
(
!ua bentuk perkembangan keilmuan yang ter"adi di dunia Islam,
khususnya pada awal perkembangannya mengisyaratkan adanya
sebuah tradisi yang hidup dan bersumber dari t$k$h sentralnya, %abi
Muhammad saw. %uansa *Dh lebih d$minan dibandingkan dengan
sumbernya, sunnah atau hadis. Karis syariIat pun ditentukan untuk
mengatur hal tersebut.
!alam dimensi hist$risnya, nampak bahwa sahabat men"adi
sesuatu yang istimewa karena sahabat merupakan generasi yang
terbaik karena telah bergaul dengan Rasulullah saw. Tradisi sahabat
yang tidak ada pada masa Rasulullah saw. sebetulnya banyak sekali,
namun yang terekam $leh Sarafudin al-Musawi dalam al-Nash wa al-
Ijtihad ?3 buah yang dapat diprini sebagai berikut= masa Abu <akar
12 kasus, .mar ibn al-/hattab 22 kasus, .sman ibn ALan 2 kasus,
Aisyah 1( kasus, /halid ibn 7alid 2 kasus, Mu-awiyah 14 kasus.
3
/asus-
kasus tersebut misalnya sahalat tarawih, takbir empat dalam salat
"ana#ah, khutbah &um-at dengan duduk, sh$lat Id belakangan baru
khutbahnya. %amun, dari beberapa kasus sunnah sahabat tersebut ada
yang terus terpelihara dan dilakukan men"aid kebiasaan dan ada pula
yang hilang dan men"adi tidak p$puler lagi. !ari hal ini, Husein Shahab
mengungkapkan adanya misk$nsepsi yang menyebabkan pergeeran
tersebut, yaitu k$nsepsi tentang sahabat, imamah, hadis dan i"tihad.
A
Seiring dengan luasnya kekuasaan Islam sunnah akhirnya
meluas ke berbagai daerah dan ia disepakati. Jleh karena itu, hadis
berkembang luas dan ia ada merupakan suatu fakta yang tidak
terelakkan dalam se"arah. Mereka ini sangat hafal terhadap apa yang
didengar dan dilihat dari anutan mereka. Melalui fen$mena ini )a#lur
Rahman menganggap berd$sa seara hist$ris.
?
%amun, k$ntr$'ersi
yang munul adalah kapan hadis dibukukanM Ini merupakan
perdebatan yang sengit di kalangan $rientalis dan pemikir Islam.
Sampai di sini, sunnah sudah men"adi $pini publik sampai pada
abad ke-2 H. sunnah sudah disepakati $leh kebanyakan ulama dan
dipresenstasikan sebagai hadis. Hadis adalah 'erbalisasi sunnah. Jleh
karena itu, )a#lur Rahman menganggap upaya reduksi sunnah ke hadis
ini telah memasung kreati'itas sunnah dan men"erat ulama Islam
dalam memasang rumusan yang kaku.
)a#lur Rahman lebih "auh mengungkap kekakuan dalam hal ini
membuat mereka akan ter"erembab pada '$nis yang tidak sedap, yaitu
ingkar al-sunnah. Inilah yang membedakan dengan ka"ian terhadap al-
,ur-an. 6enafsiran sese$rang terhadap al-,ur-an bagaimanapun
keadaannya baik liberal maupun sangat liberal tidaklah dianggap
7Ibid%+ C2.
8Ibid%+ C5-2A.
9+ihat )a#lur Rahman, Islamic Methdlgy%% (2, dan A#yumardi A#ra,
&e!anan Hadis dalam &e!)embangan Hist!ig!af ,wal Islam dalam al-
Hikmah, &urnal Studi-studi Islam, %$. 11 Jkt$ber-!esember 1??(, (3
C
sebagai sebuah penyelewengan sehingga di"uluki sebagai se$rang
yang ingkar al-,ur-an.
)a#lur Rahman memberikan defenisi hadis sebagaimana yang
ditulis dalam bukunya= -he Islamic Methdlgy in Hist!y=
.e have said !e#eatedly -#e!ha#s t the annyance $ sme
!eade!s- that hadith+ althugh it has as its ultimate basic the
&!#ethic Mdel+ !e#!esents the w!)ings $ the ea!ly
gene!atins n that mdel% Hadith+ in $act is the sum ttal $
a#h!ism $!mulated and #ut ut by muslims them selves+
stensibly abut the #!#het althught nt withuth an ultimate
hist!ical tuch whith the #!#het% Its ve!y a#h!istic cha!acte!
shws that is nt hist!ical It is !athe! gigantic and mnumental
cmmenta!y n the &!#het by the ea!ly cmmunity%

!engan demikian, kaum muslimin sepakat menerima sunnah
dan menisbatkannya kepada %abi Muhammad saw. /emudian sunnah
tersebut dif$rmulasikan dalam bentuk 'erbal dan kemudian disebut
dengan istilah hadis. !ari sini "elas, bahwa sunnah merupakan pr$ses
kreatif yang ter"adi terus menerus sedangkan hadis adalah
pembakuan seara kaku.
<erbeda dengan pemikiran )a#lur Rahman, &alaluddin Rakhmat
dalam sebuah artikel yang ber"udul N!ari Sunnah ke Hadis atau
sebaliknyaMO dimuat dalam buku /nte)stualisasi 0)t!in Islam dalam
'eja!ah 9&akarta= 6aramadina, 1??2@ mengemukakan sebaliknya. Ia
tidak setu"u tentang yang pertama kali beredar di kalangan kaum
muslimin adalah sunnah. <aginya, yang pertama kali adalah hadis.
Tesis ini dibuktikan dengan data hist$ris di mana ada sahabat yang
menghafal dan menulis uapan %abi Muhammad saw.
14
!us, se"ak
awal, hadis memang sudah ada.
!ari pemikiran )a#lur Rahman dan &alaluddin Rakhmat tersebut
dapat dik$mpr$mikan bahwa tradisi hadis dan sunnah sebenarnya
ter"adi bersamaan. Hadis yang Rahman menyebut sebagai tradisi
'erbal sudah ada se"ak masa Rasulullah saw. !emikian "uga sunnah
ada dan terus menerus di"aga $leh generasi sesudah nabi setelah
pemegang $t$ritas wafat. Samapai hal tersebut men"adi sebuah
kenyataan dalam se"arah bahwa terdapat se"umlah pemalsuan hadis
9tradisi 'erbal@ untuk mengukuhkan pendirian mereka masing-masing.
)en$mena ini ulama membuat epistem$l$gi keilmuan hadis yang
digunakan sebagai penelitian terhadap hadis. <anyak hadis yang tidak
l$l$s dalam te$ri-te$ri yang yang dia"ukan ulama dan yang l$l$s hanya
sedikit sa"a.
)a#lur Rahman, Islamic Methdlgy%%% 35.
10+ihat &alaluddin Rakhmat, N!ari Sunnah ke Hadis atau SebaliknyaMO dalam
/nte)stualisasi 0)t!in Islam dalam 'eja!ah 9:et. II; &akarta= 6aramadinah,
1??2@, 2(4.
2
Tentunya, living hadis tidak dimaknai sama persis dengan
pemikiran )a#lur Rahman di atas. 1iving hadis lebih didasarkan atas
adanya tradisi yang hidup di masyarakat yang disandarkan kepada
hadis. 6enyandaran kepada hadis tersebut bisa sa"a dilakukan hanya
terbatas di daerah tertentu sa"a dan atau lebih luas akupan
pelaksanaannya. %amun, prinsip adanya l$kalitas wa"ah masing-
masing bentuk praktik di masyarakat ada. <entuk pembakuan tradisi
men"adi suatu yang tertulis bukan men"adi alasan tidak adanya tradisi
yang hidup yang didasarkan atas hadis. /uantitas amalan-amalan
umat Islam atas hadis tersebut nampak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
!emikian "uga terhadap masalah awwaliyyat yang lahir dalam
se"arah Islam, di dalamnya mengindikasikan adanya keberlan"utan
suatu perbuatan yang disandarkan kepada hadis. %ampak dari hasil
sur'ey yang dilakukan bahwa ada tradisi yang timbul dan tenggelam.
Adanya berbagai kegiatan keagamaan dalam se"arahnya lebih banyak
berbasis p$litik. Hal tersebut terkait erat dengan pengembangan Islam
yang tidak hanya murni terkait erat dengan agama dan pemerintahan
sa"a. %amun, beberapa pemerintahan pada masa nabi dan sesudahnya
kedua pers$alan tersebut di"adikan pi"akan dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat.
$. Be"%agai Va"ian& Living Hadis
Adanya pergeseran pandangan tentang tradisi %abi Muhammad
saw. yang beru"ung pada adanya pembakuan dan men"adikan hadis
sebagai suatu yang mempersempit akupan sunnah, menyebabkan
ka"ian living hadis menarik untuk dika"i seara serius dan mendalam.
/enyataan yang berkembang di dalam masyarakat mengisyaratkan
adanya berbagai bentuk dan maam interaksi ummat Islam dengan
a"aran Islam kedua setelah al-,ur-an tersebut. 6enyebabnya tidak lain
adalah adanya perubahan ilmu pengetahuan dan tekn$l$gi yang
diaksesnya. Selain itu, pengetahuan yang terus berkembang melalui
pendidikan dan peran para "uru daIi dalam memahami dan
menyebarkan a"aran Islam. &ustru di sinilah, masyarakat merupakan
$b"ek ka"ian dari living hadis. /arena di dalamnya termani'estasikan
interaksi antara hadis sebagai a"aran Islam dengan masyarakat dalam
berbagai bentuknya.
Sebagaimana Rumi yang meeritakan bagaimana tiga $rang
India yang men$ba menerka dan menilai seek$r ga"ah dalam
kegelapan. Tentu hasilnya tidak sama persis satu dengan yang lain
karena mustahil melihat di dalam suaru ruang yang gelap. Jleh karena
itu, kesimpulan yang didasarkan hanya berdasarkan rabaan telapak
tangan semata. <agi $rang yang menyentuh kaki ga"ah langsung
berkesimpulan bahwa ga"ah itu seperti pilar yang besar. Sementara
bagi $rang yang menyentuh telinga ga"ah tentu berkesimpulan ga"ar
5
bentuknya tipis seperti kipas. %amun, "ika yang disentuh itu bagian
belalainya maka kesimpulannya adalah ga"ah binatang seperti pipa air.
Setelah itu, ruangan tersebut dinyalakan api atau lilin, maka mereka
tentu menyadari apa terhadap kesimpulan yang mereka lakukan tidak
semuanya benar.


/eenderungan di atas sama halnya dengan hal yang la#im
berlaku di masyarakat Ind$nesia yang memahami dan menghampiri
agamanya. !i antara mereka ada yang menekankan dimensi
intelektualnya. Sehingga dalam keberagamaan enderung menari
dalil yang ada dalam al-,urIan dan hadis. %amun ada "uga yang
mengedepankan dimensi mistik, s$sial, dan ritual. Tentu ara dan
pendekatan yang mereka gunakan berbeda-beda. Hal tersebut
mengingatkan akan peristiwa yang dialami putra-putra %abi 0aIDub as.
dalam menari 0usuf di Mesir yang diminta memasuki gerbang dalam
berbagai pintu. 9,.S. 0usuf 912@= 53@.
!i dalam masyarakat sebagai suatu tempat berinteraksi antara
satu manusia dengan manusia yang lain memiliki bentuk yang berbeda
satu dengan yang lainnya dalam meresp$ns a"aran Islam, khususnya
yang terkait erat dengan hadis. Ada tradisi yang dinisbatkan kepada
hadis %abi Muhammad saw. dan kental dilaksanakan $leh berbagai
negara seperti Mesir dan sebagainya terdapat praktik khitan
perempuan. Sementara di negara Ind$nesia yang masuk dalam
kateh$ri agraris masih banyak ditemukan adanya praktek magis. !i
antara tradisi ada "uga yang mengisyaratkan akan tu"uan tertentu.
%amun, kadang-kadang, tradisi yang dinisbatkan pada hadis hanya
sebatas tu"uan sesaat untuk kepentingan p$litik.
!ari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa hadis %abi
Muhammad saw. yang men"adi auan ummat Islam telah
termanifestasikan dalam kehidupan masyarakat luas. !alam pada itu,
paling tidak ada tiga 'ariasi dan bentuk living hadis. /etiga bentuk
tersebut adalah tradisi tulis, tradisi lesan, dan tradisi praktik. .raian
yang digagas ini mengisyaratkan adanya berbagai bentuk yang la#im
dilaukan dan satu ranah dengan ranah lainnya terkadang saling terkait
erat. Hal ter dikarenakan budaya praktek umat Islam lebih megge"ala
dibanding dengan dua tradisi lainnya, tradisi lesan dan lisan. /etiga
bentuk tersebut akan diuraikan sebagai berikut=
1. Tradisi Tulis
Tradisi tulis menulis sangat penting dalam perkembangan living
hadis. Tulis menulis tidak hanya sebatas sebagai bentuk ungkapan
yang sering terpampang dalam tempat-tempat yang strategis seperti
bus, mas"id, sek$lahan, pesantren, dan fasilitas umum lainnya. Ada
"uga tradisi yang kuat dalam kha#anah khas Ind$nesia yang bersumber
+ihat A. Ha"ar Sanusi, Memasuki Islam dalam berbagai 6intu dalam al-
Hi)mah2u!nal 'tudi-studi Islam %$. 1C '$l GI tahun 1??2, 1.
3
dari hadis %abi Muhammad saw. sebagaimana terpampang dalam
berbagai tempat tersebut.
Tidak semua yang terpampang bersal dari hadis %abi
Muhammad saw. atau di antaranya ada yang bukan hadis namun di
masyarakat daianggap sebagai hadis. Seperti kebersihan itu sebagian
dari iman 9PQRSTU VW XYQZ[\U@ yang bertu"uan untuk meniptakan suasana
kenyamanan dan kebersihan lingkungan, menintai negara sebagaian
dari iman 9PQRSTU VW V]^\U _`@ yang bertu"uan untuk membangkitkan
nasi$nalisme dan sebagainya.
!i masa kampanye presiden di Makassar banyak terpampang
tulisan = abcddWe XddfcWb ^dd\g h^ddi jddklS Vdd\. Tentu sa"a, berbagai ungkapan
tertulis dari hadis %abi Muhammad saw. tidak diungkap seara
langsung seara lengkap. &arg$n tersebut munul untuk menanggapi
pesaing p$litik K$lkar yaitu Megawati S$ekarn$ 6utri tahun 1???.
6adahal "ika dirunut ke belakang tidak demikian. 6emaknaan adakan
kelengka$pan redaksi hadis dan k$nteks hadis tersebut diturunkan
perlu sekali dilakukan. Hadis yang di dalamnya terdapat adanya isyarat
ke"ayaan suatu pemerintahan yang dipimpin $leh se$rang wanita
dengan ungkapan tidak akan makmur dan sukses. Sebagaimana
ungkapan %abi Muhammad saw.=

11
abcWe mfcWU ^\g h^i jklS V\ .
&umhur ulama dalam menentukan persyaratan se$rang pemimpin
9khalifah@, hakim pengadilan dan "abatan-"abatan lainnya adalah laki-
laki berdasarkan teks dari hadis di atas. 6erempuan menurut sya!a3
hanyalah bertugas untuk men"aga harta suaminya. Jleh karena itu,
tidak heran kalau al-Syaukani, al-/hattabi, dan beberapa ulama lain
berpendapat seperti hal itu.


Membahas dan menyarah hadis tidak dapat diartikan seara tekstual
belaka. Jleh karena itu, perlu membaa dan menelaah latar belakang
adanya hadis tersebut. Hadis tersebut tidak dapat berlaku umum
karena ada peristiwa khusus yakni resp$n %abi Muhammad saw. dalam
suksesi kepemimpinan di kera"aan 6ersia. 9HR. Ahmad, Turmu#i dan
<ukhari@. !engan demikian, pemahaman terhadap hadis nabi harus
dilakukan dengan pendekatan temp$ral, l$kal, dan k$ntekstual
sebagaimana yang digagas $leh M. Syuhudi Ismail.
!akwah yang dilakukan $leh Rasulullah saw. di antaranya adalah
menga"ak pemimpin negara untuk memeluk Islam. Salah satu negera
yang diberi surat $leh Rasulullah saw. adalah 6ersia melalui utusan
beliau yang bernama Abdullah ibn Hudafah al-Sami. A"akan Rasulullah
saw. tersebut tidak disambut dengan baik dan bi"aksana melainkan
11+ihat Abu Abdillah Muhammad ibn Isma-il al-<ukhari, 'ahih al-4u)ha!i+ "u# IG
9<eirut= !a>r al-)ikr, t.th.@, 22A. Ahmad ibn Hanbal, Musnad ,hmad ibn
Hanbal+ "u# G 9<eirut= al-Maktab al-Isla>mi>, 1?3A@, (A, C( dan C3.
+ihat misalnya dalam al-Syauka>ni>, Nail al-,ut5a>!+ "u# GII 9Mesir= Mustafa
al-<abi al-Halabi, t.th.@, 2?A, Sayid SabiD, *iqh 'unnah+ "u# III 9Semarang=
T$ha 6utera, t.th.@, (12.
A
dihina dan dir$bek kertas surat tersebut. <erita tersebut sampai di
telinga Rasulullah saw. dan beliau bersabda= siapa sa"a yang telah
mer$bek surat saya dir$bek-r$bek 9dari kera"aan@ $rang itu. Sekali lagi,
peristiwa ini ter"adi "auh sebelum nabi mengungkapkan sabda di atas.
Hari berganti hari, waktu pun terus ber"alan seiring dengan
pergeseran kepemimpinan. Ra"a 6ersia tersebut dibunuh $leh keluarga
dekatnya dan $leh sebab itu ter"adi kekisruhan di lingkungan kera"aan.
Seara alamiah, ra"a yang berkuasa digantikan $leh anak laki-laki ra"a
9putera mahk$ta@. /ekisruhan tersebut memakan banyak k$rban.
%amun, apa yang ter"adi sebaliknya, yang diangkat se$rang
perempuan yang bernama <uwaran binti Syairawaih ibn /isra pada
abad ? H. !i sisi lain, per"alanan se"arah pan"ang 6ersia yang
mendudukkan laki-laki sebagai pemimpin menun"ukkan bahwa
pengangkatan kaisar perempuan adalah menyalahi tradisi dan
memang pada waktu itu martabat perempuan "auh berada di bawah
laki-laki. perempuan dipandang tidak akap dalam mengurusi urusan
masyarakat dan negara. /enyataan ini ter"adi "uga di &a#irah Arab. Jleh
karena itu, wa"ar "ika %abi Muhammad saw. mengungkapkan demikian.
Mustahil perempuan yang dalam k$ndisi tersebut di"adikan pemimpin.
!engan demikian, perkatan %abi Muhammad saw. tersebut di atas
bukan sebagai Rasulullah melainkan sebagai pribadi yang
mengungkapkan realitas s$sial masyakarakat yang ada pada masa
tersebut.
Resp$n pribadi Rasulullah saw. di atas ter"adi dengan dua
kemungkinan=
1. Sabda %abi Muhammad saw. tersebut adalah d$-a agar pemimpin
persia tersebut tidak sukses dalam meimpin negara karena
sikapnya yang memusuhi dan menghina Islam
1. <erdasarkan realitas yang ada nabi beranggapan tidak pantas hal
tersebut dilakukan. Jleh karena itu, "ika realitas sudah berubah
maka pemahaman semaam hal itu "uga berubah tidak ta)en $!
g!anted.
Masalah lain adalah pengungkapan masalah "ampi-"ampi yang
terkait erat dengan daerah tertentu di Ind$nesia yang mendasarkan
diri dengan hadis dilakukan $leh Samsul /urniawan.
12
)$kus ka"ian
yang dilakukan dalam lap$ran akhirnya mem$tret dua kitab
mu"arr$bat yang digunakan masyarakat setempat dalam merangkai
"ampi-"ampi. /edua kitab tersebut masing-masing ditulis $leh Syaikh
Ahmad al-!airabi al-Sya*Ii dan Ahmad Saad Ali. Jleh karena itu, tidak
heran "ika &ames R$bs$n menulis masalah tersebut dalam sebuah
artikelnya dengan mengutip kedua kitab tersebut.
1(

12+ihat Syamsul /urniawan, EHadis &ampi-"ampi dalam kitab Muja!!abat
Melayu dan -aj al-Mulu) Menurut 6andangan Masyarakat /ampung Seberang
/$ta 6$ntianak 6r$pinsi /albar E, Skripsi )ak. .shuluddin .I% Sunan /ali"aga
0$gyakarta tahun 2442.
13+ihat &ames R$bs$n, EMagi :ures in 6$pular IslamE dalamSamuel M.
?
!i antara hadis-hadis tentang masalah "ampi adalah= rahmat Allah
terputus "ika perbuatan tanpa diawali dengan basmalah, diampuni
d$sa-d$sa $rang yang menulis bismillah dengan baik, faidah surat al-
muawwidatain dan lain sebagainya.
1C
<agi masyarakat 6$ntianak
banyak khaisat yang diper$leh dalam "ampi-"ami yang disandarkan dari
hadis, antara lain dapat menyembuhkan penyakit kening, kepala,
luka-luka, perut, mata, pegal linu dan lain sebagainya. <ahkan dapat
digunakan sebagai penglaris dagangan, mendatangkan ikan dari
berbagai pen"uru dan memlihara wanita dan anak yang
dikandungnya.
12
!ari uraian di atas, nampak bahwa adanya p$la tradisi hadis seara
tulis merupakan salah statu bentuk pr$paganda yang singkat dan
padat dalam menga"ak lapisan umat Islam di Ind$nesia yang masih
religius. Jleh karena itu, tidak ada lain kalau untuk melakukan tu"uan
dengan baik maka melalui lintas "arg$n keagamaan termasuk di
dalamnya teks-teks hadis. Selain itu, dapat "uga digunakan dalam
bentuk "ampi-"ampi atau a#imat yang dapat diguanakan
penanggulangan berbagai maam penyakit baik *sik maupun n$n-*sik.
2. Tradisi +isan
Tradisi lisan dalam living hadis sebenarnya munul seiring
dengan praktik yang di"alankan $leh umat Islam. Seperti baaan dalam
melaksanakan shalat shubuh di hari "umIat. !i kalangan pesantren
yang kiayinya ha*# al-,ur-an, shalat shubuh hari "umIat relatif pan"ang
karena di dalam shalat tersebut dibaa dua ayat yang pan"ag yaitu
hamim al-sa"adah dan al-insan. Sebagaimana sabda %abi Muhammad
saw.=

V
n
ddo p q r ddst Uu
p
V
t
ddv
n
w
t
^
x
ddyp W
z
V
n
ddo p P
p
Q{
p
l n |
z
V
n
o p P
p
QR
p
{
n
k
p
|
z
V
z
v
n
a z q
p
}
n
o p Q[ p~ pq
x
`
p
Xp }
p
{
n
sp v
t
b
p
V
z
v
n
c
t

n
v
p
^v
z
b
p
Q[ p~ pq
x
`
p
b
z
c
p
ddn S
p
P
p
Q
p
m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p

x
}
t
[ x\U P
x
b
p

r
Q}
x
o p V
t
v
n
U V
n
o p c
r
{
n
}
p

z
V
t
v
n
q t { t|
p
V
n
o p V
t
{ t }
p
\
n
U m
r
k t
n
W
z
P
x
b
p
g
p
c
t
f n q
x
\U V
n
Wt V

{`t P
t
Q
p
nT
n
t
U k
p
o p pb
p
n f p g
p
a t q
p

x
\U z S
t
[ n p m\U X t
p
R
z

z
\
n
U h
p
^
n
S
p
c
t

n
lp\
n
U a t
p

p
Y t
X t
p
R
z

z
\
n
U a p u
p
^|
z
X t
p
R
z

z
\
n
U a t
p

p
Y t b
z
c
p
n S
p
P
p
Q
p
m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p

x
}
t
[ x\U.
Ter"emahnya=
Sesungguhnya %abi Muhammad saw. ketika shalat shubuh pada
hari &umIat membaa ayat ali$ lam mim tan6il 9,.S. al-
sa"adah@ dan hal ata ala al-insan min al-dah! 9,.S. al-insan@.
Adapun untuk shalat &umIat %abi Muhammad saw. membaa
,.S. al-&umuIah dan al-Muna*Dun.
<erdasarkan hadis di atas, untuk shalat "umIat kadang-kadang
sang imam membaa surat al-"umuIah dan al-muna*Dun. %amun untuk
kedua surat tersebut kadang-kadang hanya dibaa tiga ayat terakhir
dalam masing-masing surat. !i samping itu, untuk shalat "umIat
Bweemer 9ed.@, Mslem .!ld+ G$l IG 9%ew 0$rk= /aruss Reprint
:$rp$rati$n, 1??5@, ((.
14+ihat Syamsul /urniawan, 23-32.
15Ibid., 33-A3.
+ihat hadis riwayat Imam Muslim n$. 1C2C dalam :! RJM Mawsu3at al-Hadis
al-'ya!i$.
14
kadangkala dibaa surat surat al-aIla dan al-ghasyiyah dengan
berdasarkan hadis lain.
!emikian "uga terhadap p$la lisan yang dilakukan $leh
masyarakat terutama dalam melakukan #ikir dan d$Ia seusai shalat
bentuknya maam-maam. Ada yang melaksanakan dengan pan"ang
dan sedang. !alam kesehariannya, umat Islam sring melaksanakan
#ikir dan d$-a. /eduanya merupakan rutinitas yang senantiasa
dilakukan mengiringi sh$lat dan paling tidak dilakukan minimal lima
kali dalam sehari semalam. Rangkaian #ikir dan d$-a tidak lain
merupakan se"umlah rangkaian yang dian"urkan $leh Allah dalam al-
,ur-an dan Rasulullah saw. dalam hadis-hadis usai menger"akan shalat
lima waktu 9ma)tubah@. Atau lebih dari hal itu, kebiasaan #ikir dan d$-a
"uga dapat dilakukan usai melaksanakan sh$lat sunnah tertentu dan
dalam keadaan apa sa"a.
Sebagaimana men"adi kesepakatan bahwa dasar pelaksanaan
dan tata ara beribadah harus datang dari pembuat undang-undang,
yakni Allah dan rasul-%ya. /aidah tersebut "uga berlaku dalam masalah
#ikir dan d$-a. !ua bentuk kegiatan tersebut pelaksanaannya diatur
dan ditentukan di dalam al-,ur-an dan hadis. 7alaupun di dalam al-
,ur-an dan hadis tidak ada dalil satupun yang menun"ukkan kewa"iban
melaksanakan kedua hal tersebut, namun dua hal tersebut merupakan
tradisi yang harus dilaksanakan umat Islam sebagai hamba Allah swt.
.mat manusia yang baik adalah senantiasa mengingat tuhannya dan
meminta pert$l$ngan dan perlindungan terhadap-%ya. Jrang yang
tidak berbuat demikian termasuk $rang yang s$mb$ng karena yakin
dengan kekuatannya sendiri dan tidak perlu bantuan lagi.
/ewa"iban ber#ikir dan berd$-a hanya dapat ditemukan seusai
sh$lat lima waktu. Rasulullah saw. men$nt$hkan dalam rentang
kehidupannya selalu melaksanakan dengan baik dan tidak pernah
meninggalkannya. %amun, dalam kaidah .sul )iDh di"elaskan bahwa
sesuatu yang menyempurnakan kewa"iban maka hukumnyan wa"ib
9ma la yutimmu al-wajib $ahua al-wajib@. <erkaamata dengan kaidah
tersebut, maka #ikir dan d$-a dalam sh$lat merupakan suatu
kewa"iban. <ukankan sh$lat itu artinya al-du3a dan sekaligus
mengingat AllahM !i samping itu d$-a tidak lain adalah inti dari ibadah
itu sendiri 9al-du3a muhh al-ibadah@.
Istilah #ikir berarti menyebut dan menguapkan asma Allah
swt. Bikir bisa "uga diartikan dengan mengagungkan dan mensuikan
nama Allah.
15
Adapun seara istilah #ikir adalah rangkaian untaian
kalimat tertentu yang ditu"ukan untuk mengagungkan dan mensuikan
nama Allah yang dapat dilakukan kapan sa"a tidak hanya seusai
men"alankan shalat lima waktu. Sedangkan istilah d$-a diartikan
16+ihat Ahmad 7ars$n Munawir, /amus ,!ab Indnesia al-Munawwi!
9Surabaya= 6ustaka 6r$gressif, 1?A5@. CA2
11
dengan memanggil, mengundang, meminta, dan mem$h$n.
13
<iasanya
seara istilahi term d$-a dikhususkan atas perm$h$nan atau
permintaan kepada sesuatu yang lebih tinggi dan biasanya dilakukan
atas umat manusia atau hamba Alllah terhadap Allah. Adapun
permintaan yang dilakukan sesama manusia walaupun salah satunya
berkedudukan lebih tinggi tidak dinamakan dengan d$-a melainkan al-
ama! atau perintah.
<erbagai bentuk #ikir dan d$;a merupakan mani'estasi dari
hadis %abi Muhammad saw.
1A
ddv
t
b
p
V
n
ddo p
t
R
p
o n
n
p
U V
n
o p c

Sc
t

p
Q[ p~ pq
x
`
p

p
Qi p Xp }
p
{
n
pz\ t
z
ln k
x
\Ug
p

r
c
n
`
p
V
z
v
n
c
z
{
n
f p
z
g
p
q r { t|
p
V
z
v
n
Xz }
p
{
n
pi z Q[ p~ pq
x
`
p
q
p
[ not Q pb
p
x
p
g
p

x
o p
z
k
x
\U wz ^zS
p
m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p
wp Qi p wp Qi p a p c
p
S
n
c
p
f z v
t
b
p
V
n
o p j
r
\ tQ
p
dd tc
p

p
p P
n
e
t
g
p
ddt ln p ddY t
z
dd zc
n

p
p t ddt ln p Y t tc
p

p
p P
n
e
t
tc
z

z
n S
p
V
p
{`t
z

p
W
p
Q pb
p
g
p
v
t
q t }
n
o p V

x
\
p
e
t

p
c
x
p p P
n
e
t
g
p
Qo Uu
p
t t {
n
\
p
e
t

z
v
n
c
x
p p Uc

}
n
st [ Wt
p
c
x
p p P
n
e
t
g
p
m
n

z
[ nWt c

{
n
p m
n
f z
p
r
W
p
Y t
z
zc
n

p
p
p
r
W
p
Y t
_
r
ddS
n
c
p

z
^v
z
b
p
g
p
Xp }
p
{
n
sp v
t
b
p
V
z
v
n
c
t

n
v
p
^v
z
b
p
Q[ p~ pq
x
`
p
X \
p
g
p
c
n
f p
z
z{
n
pb
p
t R
n
S
p
tQ pb
p
P
n
e
t
g
p
Qo Qv
p

z
[ nWt
z
v
n
c
x
p p Qo Uu
p
t

z
dd[ nWt
z
ddv
n
c
x
p p Qo Uu
p
t
x
\
p
e
t

p
c
x
p p P
n
e
t
g
p
c
n

z
n S
p
m
n
\
p
g
p
tQ[ p|
n
T
n
t
U U p
p
v
t

t
R
p
o n
n
p
U V
n
o p Xp S
p
g
t
Q
p
W
z
^v
z
b
p
Q[ p~ pq
x
`
p

p
Qi p
Qo Qv
p
Hadis di atas meneritakan tentang betapa dekatnya hamba
pada Tuhan-%ya. Segala akti'itas umat manusia kepada Allah swt.
tergasntung kepada se"auh mana prasangkanya pada Tuhan yang
meniptakan alam ini. &ika manusia ingat kepada Allah, maka Allah
akan senantiasa ingat terus menerus. Rasulullah saw. ber#ikir lebih
dari 34 kali dalam sehari semalam. <erdasarkan sabda %abi
Muhammad saw.=

p
Rt |
p

z
xb
p
a p c
p
S
n
c
p
f z v
t
b
p
V
n
o p Xp R
p
k
p
|
p
v
t
b
p
V
n
o p
r
Q
p
st V
t
v
n
U V
t
o p q
p
S
t
S
p
V
n
o p {
n
\
p
Q[ p~ pq
x
`
p

z
z^S
z
Q[ p~ pq
x
`
p
c
p
p
n
b
p
h
t
^
n
{
p
\
n
U Y t t {
n
\
p
e
t

z
^ zb
p
g
p

p
k
x
\U c
z
lt n p|
n

p
p
e
t
t k
x
\Ug
p
wp Qi p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wp ^|
z
u
p
a c
x
W
p
V
p
{ t}
n
|
p
V
n
Wt
Abu Hurairah mendengar Rasulullah saw. bersabda demi Allah
sesungguhnya saya beristigfar dan minta ampun kepada Allah
dalam setiap harinya lebih dari 34 kali.


!i dalam hadis lain "uga diungkapkan bahwa kalimat yang
paling baik adalah 1a hawla wa la quwwata illa billah=
|
p
^W
z
v
t
b
p
V
n
o p P
p
QR
p
no z v
t
b
p
V
n
o p m
r
t Qo p V
n
o p q t `t U^
p
\
n
U q
z
}
n
o p Q[ p~ pq
x
`
p
p {ot QR
p
|
n
e
t
V
z
v
n
|
p
^W
z
Q[ p~ pq
x
`
p
QR
x
\
p
wp Qi p g
n
b
p
c
p
}
p
{
n
p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p
U
p

p
QR
x
\
p
wp Qi p
z
[ no p
z
k
x
\U
p
-t u
p

c
t

p
sn
n
p
U
c
t
{}
t

n
x\Qv
t
m
n

z
pU^
p

n
b
p
U^
z
Y pc
p
Y p rUg
p
k
p
o p
z
Q[ x\U p c
p
sn b
p
m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p

p

x
^
p
p
k
p
o p U^
z
v
p
u
n
U m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p
wp QpY p
z
k
x
\U
x
e
t

p
\
p
e
t

p
c
z
}
p

n
b
p

z
k
x
\U c
z
}
p

n
b
p

z
k
x
\U
X t v
x
U
p
p k
n
p Q pb
p
g
p
m
n

p
W
p
^
p
f z g
p
Q}

Sc
t
i p Q

{Rt |
p
P
p
^o z q
n
p m
n

z
xe
t
Q}

tQ
p

p
g
p
m
x

p
b
p
P
p
^o z q
n
p
p
m
n

z
xe
t
m
n

z
t lz nb
p
QS
p
\ t wp QpY p t k
x
\Qv
t

x
e
t
a p ^
x
i z
p
g
p
wp ^
n
`
p

p
wz ^i zb
p
Q pb
p
g
p
[ t
p
Rt
p
Y p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U w
t
^|
z
u
p
X t [ x
p
\
n
U
t
^[ z
z
V
n
Wt
r
[ n
p
V
n
Wt X r R
p
k t
p
k
p
o p
p
\

z
b
p

p
b
p
wp Qi p t k
x
\U wp ^|
z
u
p
QS
p

p
{
n
}
x
\
p

z
k
n
i z
r
{
n
i p V
p
v
n
t k
x
\U q
p
}
n
o p
t k
x
\Qv
t

x
e
t
a p ^
x
i z
p
g
p
wp ^
n
`
p

p
wp Qi p W

b
z
g
p
v
t
b
p

p
Uq
p
Y p t k
x
\U wp ^|
z
u
p
QS
p
k
p
v
p

z
k
n
i z
17Ibid%, C(A.
18Hadis riwayat Imam Muslim n$. CA(2 :! RJM Mawsu3at al-Hadis al- 'ya!i$.
+ihat ibid%+ al-<ukhari al-da-wat n$. 2A(2, al-Tirmi#i Tafsir al-,ur-an an
Rasulullah saw. n$. (1A2 dan Ahmad, A1(3.
12
!ari Abu Musa al-Asy-ari berkata ketika berperang bersama
Rasulullah saw. di /haibar atau berkata ketika Rasulullah saw.
ber"umpa $rang yang mulia pada suatu tempat yang bersuara
lantang dengan takbir kepada Allah= Allahu akbar la ilaha
illallah, maka bersabda Rasulullah saw. "agalah suara kalian
ketika ber#ikir dan berd$a sesungguhnya engkau tidak berd$-a
kepada #at yang tuli dan yang tidak ada sesungguhnya engkau
berd$a kepada #at yang mendengar lagi dekat dan !ia
bersamamu. Saya berada disamping Rasulullah saw. yang
mendengar aku dan aku berkata lahaula wala Duwwata illa
billah. maka Rasulullah saw. berkata kepadaku wahai abdullah
ibn ,ays, saya men"awab ia ya Rasulullah saw. bersabda
Rasulullah saw. saya tun"ukkan kepadamu kalimat yang dapat
memenuhi surga M saya berkata ia ya rasul maka dari itu ayah
dan ibuku menguapkan la haula wala quwwata illa billah. 9HR.
al-<ukhari@

!alam hadis lain "uga diungkapkan tentang seutama-utama
#ikir adalah la ilaha illallah=

n
Rt |
p
wQi p

u
t
Q
p
n
n
p
U c
r
{ t
p
V
t
v
n
m
p
{f t Uc
p
v
n
e
t
V
z
v
n
|
p
^W
z
Q[ p~ pq
x
`
p

v
t
c
p
o p V
t
v
n
_
t
{}
t
`
p
V
z
v
n
{
p

n
S
p
Q[ p~ pq
x
`
p
t k
x
\U wp ^|
z
u
p

z

n
Rt |
p
wz ^zS
p
QR
p

z
[ no p
z
k
x
\U
p
-t u
p
t k
x
\U q t }
n
o p V
p
v
n
c
p
v
t
Q
p

z

n
Rt |
p
wQi p
r
Uc
p
t V
p
v
n
Xp
p
k
n
]
p
t k
x
\ t q
z
R
n

p
\
n
U tQo p q

\U z
p
Y nb
p
g
p

z
k
x
\U
x
e
t

p
\
p
e
t

p
c
t

n
\U z
p
Y nb
p
wz ^zS
p
m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p

&abir ibn Abdullah r.a. berkata 'ahwa ia mendengar Rasulullah
saw. bersabda seutama-utama #ikir adalah la ilaha illah allah
dan seutama-utama d$a adalah al-hamdulillah. 9HR. al-Tirmi#i@

!ari bentuk pemahaman masyarakat atas d$Ia dan #ikr
sekarang terus berkembang terutama dikaitkan dengan #ikr yang
sifatnya entertaiment yang melibatkan berbagai k$mp$nen bangsa
baik p$litisi, bir$krat, pesantren, dan bahkan artis-artis.
6eng$lahannnya bermaam-maam tidak murni dilaksanakan setelah
shalat semata melainkan sudah men"adi bentuk rutinitas dilaksanakan
di tempat selain mas"id seperti h$tel, lapangan luas atau ruang publik
lainnya. Seara tradisi$nal bentuk pemahaman semaam itu
terimplikasi adanya peringatan kematian yang biasanya dengan
membaa kalimat thayyibah berupa tahlil. Tentunya pemahaman akan
Ibid%++ihat hadis tersebut diriwayatkan $leh al-<ukhari al-Maga#i n$. (AA(,
Muslim al-#ikr wa al-du-a wa al-tawbat n$. CA3(, CA3C, CA32, al-Tirmi#i al-
da-wat an Rasulullah saw. n$. (2?5, ((AC, Abu !awud al-salat 1(42, ibn Ma"ah
al-adab n$. (A1C, Ahmad n$. 1A5??, 1A32C, 1A33C, 1A32A, 1A3A4, 1AA1A,
1A?14, dan 1A?24.
Ibid,, hadis tersebut diriwayatkan $leh al-<ukhari al-Maga#i n$. (AA(, Muslim
al-#ikr wa al-du-a wa al-tawbat n$. CA3(, CA3C, CA32, al-Tirmi#i al-da-wat an
Rasulullah saw. n$. (2?5, ((AC, Abu !awud al-salat 1(42, ibn Ma"ah al-adab
n$. (A1C, Ahmad n$. 1A5??, 1A32C, 1A33C, 1A32A, 1A3A4, 1AA1A, 1A?14, dan
1A?24.
1(
usaha tersebut terealisasi atas pemahaman al-,ur-an dan hadis %abi
Muhammad saw.
Selain bentuk pembaaan dalam shalat, #ikir dan d$Ia di atas
terdapat pula tradisi yang berkembang di pesantren ketika bulan
Ramadhan. Selama bulan yang penuh berkah tersebut, santri-santri
dan masyarakat lain yang menginginkan berpartisipasi dalam
pembaaan kitab hadis al-<ukhari. Istilah yang la#im digunakan adalah
<ukharinan. Hadis-hadis yang teremuat dalam kitab Sahih al-<ukhari
yang "umlahnya sebanyak empat "ilid dibaa dan diberi arti dengan
bahasa &awa selama sebulan penuh. <entuk semaam ini merupakan
upaya pengisian bulan Ramadhan dengan amalan yang baik.
%ampak dari berbagai bentuk tradisi lesan di atas ada
keterkaitan erat dengan masalah peribadatan atau bentuk-bentuk lain
yang tu"uannya untuk menari pahala seperti yang ter"adi praktik
pembaaan /itab Sahih al-<ukhari dalam bulan Ramadhan. <entuk
semaam ini senantiasa ada dan berkembang di masyarakat.
(. Tradisi 6raktik
Tadisi praktek dalam living hadis ini enderung banyak dilakukan $leh
umat Islam. Hal ini didasarkan atas s$s$k %abi Muhammad saw. dalam
menyampaikan a"aran Islam. Salah satu pers$alan yang ada adalah
masalah ibadah shalat. !i masyarakat +$mb$k %T< mengisyaratkan
adanya pemahaman shalat wetu telu dan wetu lima. 6adahal dalam
hadis %abi Muhammad saw. $nt$h yang dilakukan adalah lima waktu.


:$nt$h lain adalah tentang khitan perempuan. Tradisi khitan
1?
telah
ditemukan "auh sebelum Islam datang. <erdasarkan penelitian etn$l$g
menun"ukkan bahwa khitan sudah pernah dilakukan masyarakat
pengembala di Afrika dan Asia <arat !aya, suku Semit 90ahudi dan
Arab@ dan Hamit.
24
Mereka yang dikhitan tidak hanya laki-laki, tetapi
"uga kaum perempuan, khususnya kebanyakan dilakukan suku negr$ di
Afrika Selatan dan Timur.


+ahirnya kebiasaan tersebut diduga sebagai imbas atas
kebudayaan t$temisme. !alam kata lain, menurut Munawar Ahmad
Anees, tradisi khitan di dalamnya terdapat perpaduan antara mit$l$gi
+ihat %a"muddin, E6emahaman Masyarakat <ayan terhadap al-,ur-an 9Studi
6erbandingan antar Masyarakat 6enganut a"aran Islam 7etu Tellu dengan
6enganut A"aran Islam 7etu +ima@E, Skripsi Mahasiswa TH )ak. .shuluddin .I%
Sunan /ali"aga 0$gyakarta, 2442.
19Istilah tersebut adalah )hi$ad}+ i6}a>!+ sunat+ si!)umsisi, dan tetes. +ihat
&ad al-HaD Ali &ad al-HaD, N/hitanO dalam Majalah al-,6ha!+ edisi 2umadil Ula+
7879 H%+. 3. +ihat "uga 7ahar"ani, N/hitan dalam Tradisi &awaO dalam &urnal
6r$fetika .MS II, '$l 2, &uli 2444, 242.
20Ahmad Ramali, &e!atu!an-#e!atu!an untu) Memeliha!a /esehatan dalam
Hu)um 'ya!a3 Islam 9&akarta= <alai 6ustaka, 1?25@, (C2-(CC.
Tradisi khitan perempuan dapat ditemukan di negara-negara lain seperti yang
diungkap $leh Mahm$ud /arim, *emale genital Mutlatin :i!cumcisin
;Ilust!ated< 'cial+ =eligius+ 'e>ual and 1egal ,s#ect 9/air$= !a>r al-Ma-arif,
1??2@, (3-(A.
1C
dan keyakinan agama.

Apa yang dikatan Anees di atas ada benarnya,
walaupun dalam ritus agama 0ahudi, khitan bukan merupakan a"aran
namun kebanyakan masyarakat mempraktekkannya.
21
hal senada "uga
sama dengan yang ter"adi di masyarakat /risten.
22
Sedangkan di dalam Islam, dalam teks a"aran Islam tidak seara
tegas menyinggung masalah khitan ini. Sebagaimana disebut dalam
,.S. an-%ahl 915@= 12(-12C, umat %abi Muhammad saw. agar mengikuti
%abi Ibrahim sebagai bapaknya nabi, termasuk di dalamnya adalah
tradisi khitan. !alam perspektif ushul *Dh hal tersebut dikenal dengan
istilah sya!3u man qablana.
2(

Hal tersebut seara tidak langsung munul anggapan khitan
perempuan merupakan suatu keharusan. /arena %abi Ibrahim a.s.
adalah bapak para nabi dan agama Islam merupakan agama yang
berumber darinya. Asumsi tersebut "uga didukung $leh inf$rmasi dari
hadis %abi Muhammad saw. yang menyebutkan adanya tradisi khitan
perempuan di Madinah.
Q[ p~ pq
x
dd`
p

p
Qi p

t
p
sn
n
p
U m
t
{`t c
x
\U q t }
n
o p V
z
v
n

t
Qf x ^
p
\
n
U q
z
}
n
o p g
p

tn W
p
q

\U V
t
R
p
`
n
c
x
\U q t }
n
o p V
z
v
n
P
z
QR
p
{
n
k
p
|
z
Q[ p~ pq
x
`
p
h

b
z
V
n
ddo p c
r
dd{
n
R
p
o z V
t
ddv
n

t
ddk tR
p
\
n
U q t dd}
n
o p V
n
o p

Y t^
z
\
n
U
t
Qf x ^
p
\
n
U q
z
}
n
o p wp Qi p P
p
Q
x
`
p
V
z
v
n
q
z
R
x

p
W
z
Q[ p~ pq
x
`
p
P
z
Ug
p
c
n
W
p

p
m
p
k
x
dd|
p
g
p
t dd{
n
k
p
o p
z
ddk
x
\U k
x
dd
p

dd}
t
[ x\U Qdd
p
\
p
wp QddpY p X t [ pSq t R
p
\
n
Qv
t
V
z
tyn p
n
pQ
p
a b
p
c
p
W
n
U P
x
b
p
X t S
x
u
t
Q
p
n
n
p
U Xp {
x
t o p

n
}
p
\
n
U \
p
e
t
_

`
p
b
p
g
p
a t b
p
c
n
R
p
k
n
\ t Z
p
`
n
b
p

p
\ t p P
x

t
Y p t
t
[ n z.
2C
Artinya=
!ieritakan dari Sulaiman ibn Abd al-Rahman al-!imasyDi dan
Abd al-7ahhab ibn Abd al-Rahim al-Asy"a-i berkata dieritakan
dari Marwan meneritakan kepada Muhammad ibn Hassan
berkata Abd al-7ahhab al-/u* dari Abd al-Malik ibn .mair dari
.mmi Atiyyah al-Ansari sesunggguhnya ada se$rang "uru khitan
perempuan di Madinah, maka %abi Muhammad saw. bersabda
"angan berlebih-lebihan dalam mem$t$ng $rgan kelamin
perempuan, sesungguhnya hal tersebut akan dapat memuaskan
perempuan dan akan lebih menggairahkan dalam bersetubuh.
9H.R. Abu !awud@
!ari hadis di atas dapat diketahui bahwa di masyarakat Madinah
ter"adi suatu tradisi khitan perempuan. %abi Muhammad saw.
memberikan we"angan agar kalau mengkhitan "angan terlalu
menyakitkan karena hal tersebut bisa mengurangi nikmat seksual.
Tidak di"elaskan siapa yang terlibat dalam kegiatan khitan perempuan
tersebut baik yang dikhitan ataupun $rang yang mengkhitan.
Munawar Ahmad Anees, Islam dan Masa 0e#an 4ilgis Umat Manusia+ ?ti)a+
2ende!+ -e)nlgi ter". Rahmani Astuti 9<andung= Mi#an, 1??2@, 52-55.
21/hitan dianggap sebagai simb$l peng$rbanan 6er"an"ian Tuhan dengan
bangsa 0ahudi. Ibid%+ 5(-5C.
22Ibid%+ 52.
236ada dasarnya penggunaan dasar hukum sya!3u man qablana masih
terdapat perbedaan di kalangan ulama. +ihat Abdul 7ahab /hallaf, Ilm Usul al-
*iqh 9/air$= !a>r al-,alam, 1?3A@, ?(-?C.
24+ihat Abu !awud C2A3 :! RJM Mawsuat al-Hadis al-'ya!i$.
12
Inf$rmasi lain didapatkan bahwa khitan merupakan bagian dari
*trah manusia. Sedangkan *trah manusia yang lain adalah menukur
bulu di sekitar kemaluan, mem$t$ng kumis, mem$t$ng kuku, dam
menabut bulu ketiak.
v
t
b
p
V
n
o p _
t
{
x

p
R
z
\
n
U V
t
v
n
q t { t|
p
V
n
o p
r
Q
p
st V
t
v
n
U V
n
o p q r
n
|
p
V
z
v
n
m
z
{f t Uc
p
v
n
e
t
Q[ p~ pq
x
`
p
Xp o p
p
i p V
z
v
n
{
p

n
S
p
Q[ p~ pq
x
`
p
P
z
Qdd pyt \
n
U

ddR
n
p a z c
p
dd
n
lt\
n
U wp Qddi p m
p
k
x
dd|
p
g
p
t dd{
n
k
p
o p
z
ddk
x
\U k
x
dd
p

dd}
t
[ x\U V
n
ddo p
z
dd[ no p
z
ddk
x
\U
p
dd-t u
p
a p c
p
S
n
c
p
f z
u
t
Ql p
n

n
p
U m
z
{k tn pg
p

t
u
t
Qx \U

i pg
p
t v
n
T
n
t
U z n pg
p

z
Uq
p

n
t|
n
tUg
p
Artinya=
!ieritakan dari 0ahya ibn ,a#a-ah, dieritakan dari Ibrahim ibn
Saad dari Ibn Syihab dari Said ibn al-Musayyab dari Abu
Hurairah r.a. bahwasanya %abi Muhammad saw. bersabda *trah
itu ada lima maam, yaitu khitan, menukur bulu di sekitar
kemaluan, menabut bulu ketiak, mem$t$ng kumis dan
mem$t$ng kuku. 9H.R. Ibn Ma"ah@
Istilah khitan la#im digunakan $leh fuDaha- dalam berbagai term,
khsusunya "ika dihubungkan dengan masalah salah satu sebab yang
menyebabkan sese$rang mandi setelah berhubungan badan. &ika telah
bertemu dua khitan, maka telah wa"ib mandi.

Hal tersebut sesuai
dengan hadis %abi Muhammad saw.=
V
z
dv
n
q
z
d{\ t^
p
\
n
U Q[ p~ pq
x
d`
p

p
Q i p

tn W
p
q

\U m
p
{f t Uc
p
v
n
e
t
V
z
v
n
V
t
R
p
`
n
c
x
\U q
z
}
n
o p g
p

t Y tQ[ p
x
\U q r R
x

p
W
z
V
z
v
n

k to p Q[ p~ pq
x
`
p
Xp ddp tQo p V
n
ddo p q r ddR
x

p
W
z
V
z
ddv
n
m
z
|t Qp\
n
U Q pc
p
}
p
n b
p
m
t
|t Qp\
n
U V
z
v
n
V
t
R
p
`
n
c
x
\U q
z
}
n
o p Q p
p
}
p
nb
p

ot U
p
g
n

n
p
U Q[ p~ pq
x
`
p
m
r
k t
n
W
z
Qdd pb
p

z
dd zk
n

p
Y p z dd
n
z\
n
U _
p
dd
p
g
p
q
n
ddpY p P
t
Qd pQ pyt \
n
U ddp p\
n
U U pe
t

n
\
p
Qdi p m
p
k
x
dd|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

}
t
[ x\U
t
g
n

p
Q[ pk
n

p
p
n
QY p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p
g
p
.
Artinya=
!ieritakan dari Ali ibn Muhammad al-Tanafasi dan Abd al-
Rahman ibn Ibrahim al-!imasyDi berkata keduanya dari al-7alid
ibn Muslim dieritakan dari al-Au#a-i bahwa ia dieritakan dari
Abd al-Rahman ibn al-,asim yang dieritakan dari al-,asim ibn
Muhammad dari Aisyah r.a. istri %abi Muhammad saw. berkata
"ika telah bertemu dua kitanan maka sungguh telah wa"ib mandi,
saya melaksanakan yang demikian dengan Rasulullah saw. ,
maka mandilah. 9H.R. Ibn Ma"ah@
%abi Muhammad saw. menyebutkan bahwa khitan laki-laki
merupakan sunnah sedangkan perempuan dianggap sebagai suatu
keh$rmatan. Sebagaimana terdapat dalam HR. Ahmad %$. 1?3?C di
bawah ini=
P
x
b
p
t dd{v
t
b
p
V
n
ddo p Xp W
p
Q|
p
b
z
V
t
v
n
j
t
{k tR
p
\
n
U v
t
b
p
V
n
o p
t
Q
x

p
\
n
U V
t
o p h
t
U^
x

p
\
n
U V
p
v
n
U [ t
n
S
p

Q}
x
o p Q[ p~ pq
x
`
p

S
n
c
p
|
z
Q[ p~ pq
x
`
p
tQ
p
[ k\ t X W
p
c
z

n
W
p
w
t
Q
p
c

k\ t X [ x|
z
P
z
Q pyt \
n
U wp Qi p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p

x
}
t
[ x\U
Artinya=
!ieritakan dari Surai" dieritakan dari Abbad yakni Ibn al-
Awwam dari al-Ha""a" dari Abi al-Malih ibn .samah dari Ayahnya
sesungguhnya %abi Muhammad saw. bersabda khitan itu sunnat
15
bagi laki-laki dan nagi perempuan merupakan suatu kemuliaan.
9H.R. Ahmad@
:$nt$h lain adalah masalah #iarah kubur bagi perempuan. 6ers$alan
#iarah kubur merupakan suatu yang terus hidup di masyarakat,
terutama di kalangan masyarakat Tradisi$nal.
Redaksi hadis riwayat Abu !awud, jana>i6, hadis n$. 2A13.
22
V
n
ddo p z q

dd
p
S
z
j
r
\ tQdd
p
Qddv
p
b
p

z

n
Rt dd|
p
wp Qi p a p
p
Q
p

z
V
t
v
n
q t R
x

p
W
z
V
n
o p Xz }
p

n
sz Q pc
p
}
p
n b
p
c
r
{ t
p
V
z
v
n
q
z
R
x

p
W
z
Q[ p~ pq
x
`
p
Qdd
p
{
n
k
p
o p V
p
S t ddyt xR
z
\
n
Ug
p
u
t
^dd}
z
z\
n
U t Uc
p
dd tU
p
m
p
k
x
dd|
p
g
p
t dd{
n
k
p
o p
z
ddk
x
\U k
x

p
t k
x
\U wz ^|
z
u
p
V
p

p
\
p
wp Qi p
r
Q}
x
o p V
t
v
n
U

p
c
z

\Ug
p
q
p

t
Q
p
R
p
\
n
U
Ter"emahnya=
Rasulullah saw. melaknat pe#iarah kubur perempuan dan
$rang-$rang yang men"adikan kuburan sebagai mas"id dan
bangunan lainnya.
!alam masalah wanita pergi #aiarah kubur Maliki, sebagian
ulama Hana* memberikan keringanan.
25
Sedangkan di antara ulama
ada yang mnghukumi makruh bagi wanita yang kurang tabah dan
em$si$nal. Adanya laknat tersebut $leh al-,urtubi dialamatkan kepada
para wanita yang sering pergi ke makam dengan menghiraukan
kewa"ibannya terhadap masalah rumah tangga, tugas-tugas
keseharian dan sebagainya.


:$nt$h lain adalah tentang !uqyah.
23
/egiatan ini sering dilakukan $leh
sebagian masyarakat Ind$nesia dan nampak dalam beberapa tayangan
live di tele'isi. Salah satu fungsi dari ruDyah adalah untuk menahan
ses$rang dari gangguan kerasukan "in 9al-sa!"u@. &ika dirunut ke
belakang, nampak bahwa ruDyah ini merupakan warisan sebelum Islam
datang. Hal tersebut sesuai dengan=
V
n
do p c
r
d{
n
}
p

z
V
t
v
n
V
t
R
p
`
n
c
x
\U q t }
n
o p V
n
o p j
r
\ tQ
p
V
z
v
n
Xz S
p
g
t
Q
p
W
z
tc
p
}
p
n b
p
_
r
f n g
p
V
z
v
n
U Q pc
p
}
p
n b
p
c
t
f t Q
x
\U ^v
z
b
p
[ t~ pq
x
`
p
c
p
p p {
n

p
t k
x
\U wp ^|
z
u
p
QS
p
Q[ pk
n
zY p X t {
x
k tf t Q
p
\
n
U Y t i tc
n
p Q[ x
z
wp Qi p

t
p
sn
n
p
U
r
\ tQW
p
V
t
v
n

t
^
n
o p V
n
o p t {v
t
b
p

c
n
st t {Y t V
n

z
S
p
m
n
\
p
QW
p
i pc

\Qv
t

p

n
v
p

p
m
n

z
Qi pu
z

x
k
p
o p U^-
z
c
t
o n U wp QpY p
p
\ t p Y t
/ami melakukan ruDyah pada #aman &ahiliyyah, kemudian kami
bertanya kepada Rasulullah saw. E7ahai Rasulullah saw.
bagaimana pendapat anda tentang ruDyah tersebut. /emudian
Rasulullah saw. men"awab= Tun"ukkan kepadaku ruDyah-ruDyah
25Abu !awud, 'unan ,bu 0awud !itahDiD $leh Muhammad &amil, "u# III
9<eirut= !ar al-)ikr, 1??C@, 132.
26Sayyid SabiD, *iqh al-'unnah+ "u# I 9<eirut= !a>r al-)ikr, t.th.@, C3A-C3?.
Ibid%+ C3?.
27!iartikan dengan guna-guna, mantera dan "imat. +ihat Ahmad 7ars$n
Munawwir, /amus ,!ab Indnesia al-Munawwi! 90$gyakarta= 6ustaka
6r$gressif, 1?AC@, 252. Adapun seara istilah sebagaimana digambarkan Ibn
Ha"ar al-8AsDalani bahwa ruDyah adalah perm$h$nan perlindungan dengan
menggunakan *rman Allah swt. nama-nama-%ya dan sifat-sifat-%ya. Ibn Ha"ar
al-8AsDalani, *ath al-4a!i f 'ya!h al-'ahih al-4u)ha!i 9+iban$n= !ar al-MaIrifah,
1AA2@, "u# , 1?2.
13
kalian, tidak ada d$sa dalam ruDyah selagi di dalamnya tidak
ada syirik. 9HR. Muslim@.

Inf$rmasi lain tentang praktek ruDyah #aman %abi Muhammad saw.
dapat dilihat dalam teks hadis di bawah ini=
a p c
p
dd
n
p ddv
t
b
p
V
n
o p _
r
{
n

z
V
z
v
n

t
S
t

p
\
n
U q
z
}
n
o p Q[ p~ pq
x
`
p
t u
t
U^
p
\
n
U q
z
}
n
o p Q[ p~ pq
x
`
p
z U^
x

x
\U w
r

p
f t V
z
v
n
c
z
n v
t
Q[ p~ pq
x
`
p
m
n

p
p wp QpY p
p
{
n

p
psn U q
z
R
x

p
W
z
QS
p
wp QpY p m
p
k
x
|
p
g
p
t {
n
k
p
o p
z
k
x
\U k
x

p

x
}
t
[ x\U pb
p
p Sc
t
}
n

t
P
x
b
p
q r { t|
p
v
t
b
p
V
n
o p

p
{ltddn S
p

z
ddk
x
\U q r dd|t Q`
p
V
t
dd{
n
o p g
n
b
p

r
ddln p
z
c

sp V
n
Wt
p
S t n S
z
r
n
sp
z
V
n
Wt
p
{i tu
n
b
p
t k
x
\U m
t
|
n
Qv
t
wp Qi p

p
{i tu
n
b
p
t k
x
\U m
t
|
n
Qv
t
&ibril mendatangi %abi Muhammad saw. kemudian ebrkata=
7ahai Muhammad apakah engkau sakitM /emudian %abi
Muhammad saw. me"awab= ya benar. &ibril berd$a= dengan
menyebut nama Alalh swt. al-,ur-an meruDyahmu dari segala
sesuatu yang menyakitimu dari ke"ahatan yang ber"iwa atau Iain
$rang yang dengki. Sem$ga Alalh swt. menyembuhkanmu.
!engan nama Alalh aku meruDyahmu. 9HR. Muslim@.
2A

Kagasan tentang !uqyah #aman %abi Muhammad saw. tentu
berbeda dengan apa yang ter"adi di masyarakat. Ada penambahan
atas segala ramuan dari baaan yang ada. Baman %abi Muhammad
saw. keb$lehan ruDyah hanya sebatas dengan membaa
mu"awwi6atain 9surat al-Iklas, al-)alaD dan al-%as@.
2?
Munullah
perdebatan serius dalam hal ini, apakah !uqyah yang ada selama ini
adalah sesuai dengan apa yang amalkan Rasulullah saw. M
D. 'esi(ulan
<erdasarkan atas uraian di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut=
1. 1iving hadis merupakan suatu bentuk pemahaman hadis yang
berada dalam le'el praksis lapangan. Jleh karena itu, p$la
pergeseran yang digagas $leh )a#lur Rahman berbeda sama sekali
dengan ka"ian living hadis. Apa yang di"alankan di masyarakat
kebanyakan tidak sama sesuai dengan misi yang diemban
Rasulullah saw. melainkan berbeda sesuai dengan k$nteks yang
ditu"unya. Ada perubahan dan perbedaan yang menyesuaikan
karakterristik masing-masing l$kalitasnya. Sebagaimana
digambarkan $leh Rumi tentang se"umlah $rang yang menilai ga"ah
dalam kegelapan.
2. Aras living hadis dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu tulis, lisan,
dan praktik. /etiga m$del dan bentuk living hadis tersebut satu
dengan yang lainnya sangat berhubungan. 6ada awalnya gagasan
living hadis banyak pada tempat praktik. Hal ini dikarenakan
+ihat Abu al-Husain Muslim al-Ha""a", 'ahih MuslimHadis %$. C43? dalam :!
RJM MawsuIat al-Hadis al-Syarif.
28Ibid., Hadis %$. C425.
29Ibid%+ hadis Abu !awud, n$. (5A5.
1A
prektek langsung masyarakat atas hadis masuk dalam wilayah ini
dan dimensi *Dh yang lebih memasyarakat ketimbang dimensi lain
dalam a"aran Islam. Sementara dua bentuk lainnya, lisan dan tulis
saling melengkapi keberadaan dalam le'el praksis. <entuk lisan
adalah sebagaimana terpampang dalam fasilitas umum yang
berfungsi sebagai "arg$n atau mtt$ hidup sese$rang atau
masyarakat. Sementara lisan adalah berbagai amalan yang
diuapkan yang disandarkan dari hadis %abi Muhammad saw.
berupa #ikir atau yang lainnya.
3. .ntuk membahas berbagai aras living hadis perlu pemahaman
met$d$l$gi yang sesuai dengan $byek ka"iannya, masyarakat.
!engan melibatkan ilmu-ilmu kemanusiaan seperti s$si$l$gi,
antr$p$l$gi, dan sebagainya diharapkan dapat meny$ngs$ng fa"ar
baru dalam penelitian hadis yang integratif dan interk$neksi sesuai
dengan misi yang diemban .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta.
Stan Maguw$har"$ 12 Mei 2445
1?
DA)*A+ PUS*A'A
Abu !awud, 'unan ,bu 0awud !itahDiD $leh Muhammad &amil, "u# III.
<eirut= !ar al-)ikr, 1??C.
Abu Bahu, Muhammad Muhammad. al-h}adi>s| wa al-Muhaddisun%
<eirut= !a>r al-/itab al--Arabiy, 1?AC.
Anees, Munawar Ahmad. Islam dan Masa 0e#an 4ilgis Umat
Manusia+ ?ti)a+ 2ende!+ -e)nlgi ter". Rahmani Astuti.
<andung= Mi#an, 1??2.
Al-IAsDalani, Ibn Ha"ar. *ath al-4a!i f 'ya!h al-'ahih al-4u)ha!i, "u# .
+iban$n= !ar al-MaIrifah, 1AA2,
A#ra, A#yumardi. &e!anan Hadis dalam &e!)embangan Hist!ig!af
,wal Islam dalam al-Hikmah, &urnal Studi-studi Islam, %$. 11
Jkt$ber-!esember 1??(.
Al-<ukhari, Abu Abdillah Muhammad ibn Isma-Islam. 'ahih al-4u)ha!i+
"u# IG. <eirut= !a>r al-)ikr, t.th.
:! RJM MausuIat al-Hadis al-Syarif.
Al-HaD, &ad al-HaD Ali &ad. N/hitanO dalam Majalah al-,6ha!+ edisi
2umadil Ula+ 7879 H%
Hasyim, al-Husain Abd al-Ma"id. Us}u>l al-H}adi>s| al-Nabawiy
Ulumuh wa Maqayisih% :et. II; Mesir= !a>r al-Syuru>D, 1?A5.
Ibn Hanbal, Ahmad. Musnad ,hmad ibn Hanbal+ "u# G% <eirut= al-Maktab
al-Isla>mi>, 1?3A.
IItr, %ur al-!in. Manhaj al-Naqd f> Ulu>m al-H}adi>s|. :et. II; <eirut=
!a>r al-)ikr, 1??2.
/arim, Mahm$ud. *emale genital Mutlatin :i!cumcisin ;Ilust!ated<
'cial+ =eligius+ 'e>ual and 1egal ,s#ect. /air$= !a>r al-
Ma-arif, 1??2.
Al-/hallaf, Abdul 7ahab. Ilm Usul al-*iqh% /air$= !a>r al-,alam, 1?3A.
Al-/hatib, Muhammad 8A"a". Us}u>l al-H}adi>s| Ulu>muh wa
Mus}t}alahuh% <eirut= !a>r al-)ikr, 1?A?.
/urniawan, Syamsul. EHadis &ampi-"ampi dalam kitab Muja!!abat
Melayu dan -aj al-Mulu) Menurut 6andangan Masyarakat
/ampung Seberang /$ta 6$ntianak 6r$pinsi /albar E, Skripsi
24
)ak. .shuluddin .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta tahun 2442.
Munawir, Ahmad 7ars$n. /amus ,!ab Indnesia al-Munawwi!
9Surabaya= 6ustaka 6r$gressif, 1?A5.
%a"muddin. E6emahaman Masyarakat <ayan terhadap al-,ur-an 9Studi
6erbandingan antar Masyarakat 6enganut a"aran Islam 7etu
Tellu dengan 6enganut A"aran Islam 7etu +ima@E, Skripsi
Mahasiswa TH )ak. .shuluddin .I% Sunan /ali"aga 0$gyakarta,
2442.
Rahman, )a#lur. Islam ter". Ahsin Muhammad . <andung= 6ustaka,
1??C.
------------)a#lur. Islam% +$nd$n= .ni'ersity $f :hiag$ 6ress, 1?3?.
-------------. Islamic Methdlgy in Hist!y% /arahi= :entral Institute $f
Islami Researh, 1?52.
Rakhmat, &alaluddin. N!ari Sunnah ke Hadis atau SebaliknyaMO dalam
/nte)stualisasi 0)t!in Islam dalam 'eja!ah% :et. II; &akarta=
6aramadinah, 1??2.
Ramali, Ahmad. &e!atu!an-#e!atu!an untu) Memeliha!a /esehatan
dalam Hu)um 'ya!a3 Islam% &akarta= <alai 6ustaka, 1?25.
R$bs$n, &ames. EMagi :ures in 6$pular IslamE dalamSamuel M.
Bweemer 9ed.@, Mslem .!ld+ G$l IG. %ew 0$rk= /aruss
Reprint :$rp$rati$n, 1??5.
SabiD, Sayyid. *iqh al-'unnah+ "u# I. <eirut= !a>r al-)ikr, t.th.
Sanusi, A. Ha"ar. Memasuki Islam dalam berbagai 6intu dalam al-
Hi)mah 2u!nal 'tudi-studi Islam %$. 1C '$l GI tahun 1??2.
Shahab, Husein. &e!gese!an anta!a 'unnah Nabi dan 'unnah 'ahabat(
&e!s#e)ti$ *iqih dalam al-Hikmah, &urnal Studi-studi Islam, %$.
5 &uli-Jkt$ber 1??2.
Suryadilaga, M. Alfatih. EIlmu Hadis sebagai :abang Ilmu 6engetahuan
9Analisis Fpistem$l$gis@E dalam Fsensia &urnal-"urnal Ilmu
/eushuluddinan, G$l 1, %$. 2 &uli 2444.
Al-Syauka>ni>, Nail al-,ut5a>!+ "u# GII. Mesir= Mustafa al-<abi al-
Halabi, t.th.
7ahar"ani, N/hitan dalam Tradisi &awaO dalam &urnal 6r$fetika .MS II,
21
'$l 2, &uli 2444.
22

Anda mungkin juga menyukai