Anda di halaman 1dari 6

GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT

DEMOGRAPHIC ENVIRONMENT

PENGARUH MUNCULNYA
KELAS MENENGAH BARU TERHADAP
INDUSTRI KELAPA SAWIT

Dosen Pengampu : Dewi Haryani Susilastuti, M.Sc., Ph.D.



Oleh :
Dion Ardanto
(13/360500/PEK/19017)
Reguler 63-A


MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
1

PENDAHULUAN
Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas, mortalitas,
dan natalitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-faktor ini
berubah dari waktu ke waktu (Haupt, dan Kane, 1991)
1
. Jumlah penduduk yang terdapat
pada suatu Negara termasuk ke dalam pengertian demografi secara formal yang membahas
tentang populasi manusia, baik mengenai ukuran, komposisi dan penyebaran, dan proses
bagaimana populasi tersebut berubah.
Demografi juga sangat berguna untuk memahami masalah-masalah sosial dan ekonomi
dan mengidentifikasi solusi-solusi yang potensial. Demografi terlibat dalam perencanaan
sosial, riset pasar, proyeksi asuransi, analisis tenaga kerja, pembangunan ekonomi, dan lain-
lain. Pada aspek pembangunan ekonomi, demografi merupakan salah satu faktor non-
ekonomi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik sebagai faktor pendorong
maupun sebagai faktor penghambat. Oleh karena itu, demografi merupakan komponen utama
dari konteks dan perubahan sosial.
Menurut Kharas (2010) selama dua puluh tahun terakhir, kekuatan ekonomi dan politik
telah bergeser ke negara berkembang. Sejumlah negara berkembang telah menjadi pusat-
pusat pertumbuhan yang kuat, meningkatkan share pendapatan global secara signifikan yang
membuat mereka menjadi pemain utama dalam kegiatan-kegiatan regional dan global. Hal ini
mengakibatkan munculnya golongan-golongan ekonomi kelas menengah (middle class) baru
di negara-negara berkembang. Pada masa yang akan datang peningkatan pendapatan akan
berasal dari negara-negara berkembang, terutama di kawasan Asia seperti yang ditunjukkan
pada proyeksi gambar 1.
Siapakah yang disebut kelas menengah? Menurut studi Bank Dunia, kalangan ini
terbagi empat kelas. Pertama, pendapatan US$2-US$4 atau Rp1-1,5juta per bulan (38,5
persen). Kedua, kelas pendapatan US$4-6 atau Rp1,5 -2,6 juta perkapita perbulan (11,7
persen). Kelas berpendapatan US$6-US$10 atau Rp2,6-5,2 juta perbulan (5 persen) serta
golongan menengah berpendapatan US$10-US$20 atau Rp5,2-6 juta perbulan (1,3 persen).
2

Menurut Susilastuti (2014), middle class dapat menjadi indicator untuk perkembangan
ekonomi dengan menitikberatkan pada seberapa besar golongan middle class akan terbentuk
dan seberapa cepat pertumbuhannya.

1
Santoso Soeroso, Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Indonesia (Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2002), hal. 2.
2
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/212144-kelas-menengah-indonesia-tumbuh-pesat
2


Gambar 1. Share konsumsi Middle Class Dunia
3

Middle Class di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menyebabkan kelas menengah Indonesia
tumbuh pesat selama tujuh tahun terakhir. Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2003 jumlah
kelas menengah hanya 37,7 persen populasi, namun pada 2010 kelas menengah Indonesia
mencapai 134 juta jiwa atau 56,5 persen
4
. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kelas
menengah Indonesia bertumbuh cepat diantaranya adalah adanya bonus demografi. Bonus
demografi adalah peluang yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Saat ini lebih dari 60
persen penduduk Indonesia saat ini berusia 20-65 tahun, yang merupakan usia produktif
seperti yang ditunjukan pada gambar 2.







Gambar 2. Data Demografi Usia Penduduk di Indonesia
5


3
http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/02/the-new-power-of-the-global-middle-class/253375/
4
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/212144-kelas-menengah-indonesia-tumbuh-pesat
5
http://www.sharesinv.com/articles/2011/11/18/indonesia-realising-its-demographic-dividends/
3

Faktor lain yang membuat kelas menengah di Indonesia bertumbuh dengan cepat
adalah pendapatan per kapita (GDP) yang terus naik dari tahun ke tahun dan pertumbuhan
ekonomi yang stabil seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Data Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita
6


Implikasi Munculnya Kelas Menengah Baru Terhadap Industri Kelapa Sawit
Kalangan menengah cenderung memiliki ukuran keluarga relatif kecil. Mereka
umumnya juga memiliki mobilitas tinggi dalam hal pekerjaan dan tempat tinggal. Dampak
terhadap ekonomi dari munculnya kalangan kelas menengah ini yaitu adanya lonjakan
permintaan, dari permintaan bahan makanan menjadi barang tahan lama hingga permintaan
barang elektronik, serta kendaraan yang meningkat tajam. Permintaan akan energi menjadi
salah satu perhatian serius mengingat keterbatasan sumber daya ini.
Energi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat modern seperti sekarang ini.
Berbagai pemanfaatan energi melalui teknologi konversi telah terbukti dapat mempermudah
banyak aspek kehidupan manusia, sehingga tidaklah mengherankan kebutuhan energi
cenderung meningkat dari waktu kewaktu. Pemanfatan energi secara nasional masih
didominasi oleh energi yang berasal dari sumber-sumber energi konvensional yaitu sumber
energi tak-terbarukan ( Non- renewable) seperti Minyak Bumi, Batubara dan Gas Alam.
Munculnya kelas menengah baru menimbulkan dampak yang besar bagi Industri kelapa
sawit, karena dengan meningkatnya jumlah kelas menengah maka permintaan akan energi
juga akan meningkat. Kelapa sawit saat ini dinilai merupakan alternatif sumber energi yang

6
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7660
4

paling baik untuk menggantikan sumber energi energi tak-terbarukan ( Non- renewable) yang
tak lama lagi akan habis sebab tanaman ini memiliki produktivitas yang tinggi dan ramah
lingkungan.
Peluang pada Industri kelapa sawit ini tentunya akan menimbulkan efek persaingan
yang harus dihadapi bagi para pelaku bisnis di industri ini. Apabila tidak dapat bertahan maka
bisnis yang dijalankan akan tergerus oleh para pesaing. Oleh karena itu, diperlukan pula
strategi-strategi yang unggul agar dapat bersaing di tengah persaingan. Apalagi pada tahun
2015 telah disepakati dibentuknya MEA dimana para pembisnis dari manapun dapat masuk
dan bersaing di Indonesia dari segi kompetensi profesional. Hal ini jelas menuntut daya
kompetensi yang tinggi dari pembisnis Indonesia pada industri ini.

Kesimpulan
Demografi adalah disiplin ilmu sosial yang luas berkaitan dengan studi populasi
manusia. Jumlah penduduk yang terdapat pada suatu Negara termasuk ke dalam pengertian
demografi secara formal yang membahas tentang populasi manusia, baik mengenai ukuran,
komposisi dan penyebaran, dan proses bagaimana populasi tersebut berubah.
Sejumlah negara berkembang telah menjadi pusat-pusat pertumbuhan kekuatan
ekonomi yang kuat, meningkatkan share pendapatan global secara signifikan yang membuat
mereka menjadi pemain utama dalam kegiatan-kegiatan regional dan global. Hal ini
mengakibatkan munculnya golongan-golongan ekonomi kelas menengah (middle class) baru
di negara-negara berkembang.
Faktor yang menyebabkan kelas menengah Indonesia bertumbuh cepat. Diantaranya
adalah adanya bonus demografi . Lebih dari 60 persen penduduk Indonesia saat ini berusia
20-65 tahun, yang merupakan usia produktif. Faktor lain yang membuat kelas menengah di
Indonesia bertumbuh dengan cepat adalah pendapatan per kapita (GDP) yang terus naik dari
tahun ke tahun dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Munculnya kelas menengah baru menimbulkan dampak yang besar bagi Industri kelapa
sawit, karena dengan meningkatnya jumlah kelas menengah maka permintaan akan energi
juga akan meningkat. Kelapa sawit saat ini dinilai merupakan alternatif sumber energi yang
paling baik untuk menggantikan sumber energi energi tak-terbarukan ( Non- renewable) yang
tak lama lagi akan habis sebab tanaman ini memiliki produktivitas yang tinggi dan ramah
lingkungan. Di lain pihak, Peluang pada Industri kelapa sawit ini tentunya akan menimbulkan
efek persaingan yang harus dihadapi bagi para pelaku bisnis di industri.
5

REFERENSI
Anonim, Entering the global middle class http://www.ey.com/GL/en/Issues/Driving-
growth/Middle-class-growth-in-emerging-markets---Entering-the-global-middle-
class diakses pada 26 September 2014
Anonim, 2013. Tiap Tahun 8 Juta Orang Indonesia Sukses Jadi Kelas MenengahTiap
Tahun 8 Juta Orang Indonesia Sukses Jadi Kelas Menengah.
http://jaringnews.com/ekonomi /umum/36065/tiap-tahun-juta-orang-indonesia-
sukses-jadi-kelas-menengah diakses pada 26 September 2014
Anonim, 2012. IPOC Ke-8 Bahas Isu Demografi. http://mediaperkebunan.net/
index.php?option=com_content&view=article&id=305:ipoc-ke-8-bahas-isu-
demografi&catid=2:komoditi&Itemid=26 diakses pada 27 September 2014
Anonim, 2014, 2020, Kebutuhan Minyak Nabati Dunia Bergantung Kepada Cpo Indonesia.
http://www.sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-dunia-
bergantung-kepada-cpo-indonesia diakses pada 27 September 2014
Anonim, 2014. Mencermati Perangkap Negara Berpendapatan Menengah dan Kesenjangan
Kesejahteraan, http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&
task=view&id=7660 diakses pada 27 September 2014
Chong, Daxx. 2011. Indonesia: Realising Its Demographic Dividends.
http://www.sharesinv.com/articles/2011/11/18/indonesia-realising-its-demographic-
dividends/ diakses pada 27 September 2014
Kharas, Homi. 2010. The Emerging Middle Class in Developing Countries. OECD
Development Centre. Working Paper No. 285. DEV/DOC(2010)2. Development
Centre.
Kharas, Homi. 2011. The Emerging Middle Class in Developing Countries. Brooking
Institution.
Susilastuti, Dewi H. 2014. General Business Environment : Demographic Environment.
Bahan Ajar. Magister Manajemen UGM. Yogyakarta.
Santoso Soeroso, Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan di
Indonesia (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2002), hal. 2.

Anda mungkin juga menyukai