Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mata Kuliah

Hubungan Masyarakat


PERAN HUMAS (PUBLI C RELATI ON)
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN









Disusun oleh:

Imanuel Deny Krisna Aji
11408


PRODI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

Peran Humas (Public relation) dalam Lembaga Pendidikan


I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini.
Persaingan semakin meningkat dan perkembangan teknologi semakin pesat mengharuskan
terlahirnya generasi penerus bangsa yang mampu berfikir kritis dan yang bertambah pintar
sesuai dengan perubahan yang terjadi. Dalam hal ini lembaga pendidikan baik formal
maupun non formal dituntut untuk menjadi tokoh utama dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan tercapainya tujuan bersama.
Sebuah proses pembangunan pendidikan harus merupakan upaya sadar dari
pemerintah, lembaga pendidikan, pemangku kepentingan maupun masyarakat dan perlu
dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Hal ini dilakukan supaya para generasi mampu
merespon secara proaktif terhadap perkembangan jaman. Oleh karena itu perlu dijaga
hubungan baik dan saling percaya antar semua pihak yang merupakan sebuah proses besar
yang disebut hubungan masyakarat (Public relation).

II. ISI

A. Pengertian Humas (Public relation)
Definisi kinerja Humas (Public relation) adalah fungsi manajemen yang khas
yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan
penerangan dan tanggapan dalma hubunga dengan opini publik; menetapkan dan
menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; menopang
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak
sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan dan melakukan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama (Anggoro,
2001).
Humas harus mampu menghadapi segala perubahan dan ikut serta dalam
menangani permasalah yang terjadi pada suatu perusahaa, termasuk pada lembaga
pendidikan. Pada peusahaan humas harus bisa membangun image yang baik sehigga
sebuah perusahaan mapu mendapatkan reputasi yang baik dari publiknya.

B. Peran Humas (Public relation) dalam Lembaga Pendidikan
Secara umum peranan humas (public relation) dalam sebuah lembaga pendidikan
adalah membangun citra baik, melakukan promosi dengan meningkatkan dan mejaga
keunggulan serta mempertahankan citra baik lembaga pendidikan tersebut. Hal ini karena
lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang menawarkan dan memberikan jasa
pengembangan karakter, peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan masyarakat
sasaran. Selain itu, humas (public relation) dalam lembaga pendidikan juga mempunyai
peran membina dan mengelola hubungan baik dengan pihak internal maupun pihak
eksternalnya (Mujtahid, 2011).
Pihak internal dalam lembaga pendidikan meliputi pejabat direksi, guru/dosen, dan
karyawan. Peranan humas secara internal berarti membangun hubungan baik antara semua
pihak internal tersebut agar dapat tercipta suasana kerja yang nyaman dan kondusif, saling
mendukung dan tidak saling menjatuhkan, serta mampu bekerja sama dalam semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tersebut. Contoh konkret peranan
humas (public relation) secara internal antara lain diadakan kegiatan internal yang rutin
antara lain kumpul-kumpul, penyelenggaraan acara hari jadi (Dies Natalis), acara perayaan
keagamaan, olah raga bersama, evaluasi kinerja, dan lainnya. Hal ini bertujuan agar antar
pihak internal lembaga dapat saling percaya dan bekreja sama. Selain itu, peranan humas
secara internal dapat dilakukan dengan penyelenggaraan sarana-sarana komunikasi
internal seperti portal/milis jaringan komunikasi, telepon internal, serta penyampaian
pengumuman yang jelas agar dapat terus meningkatkan komunikasi dan kinerja pihak
internal dengan baik. Humas juga berperan dalam proses menangkap ide, keluhan, kritik
dan saran dari pihak internal agar komunikasi dan kebijakan yang diambil tepat dan adil
bagi semua pihak internal lembaga pendidikan tersebut.
Pihak eksternal dalam lembaga pendidikan terdiri atas 2 pihak yaitu yang
berhubungan langsung (murid/mahasiswa, orang tua/wali) dan yang berhubungan tidak
langsung (masyarakat luas). Peranan humas secara eksternal sangat penting karena yang
menentukan eksistensi suatu lembaga pendidikan tersebut. Tugas berat bagian humas
lembaga pendidikan adalah secara eksternal dimana akan menentukan citra lembaga dari
pihak eksternal. Peranan humas secara ekstrenal terhadap pihak yag berhubungan secara
langsung (murid/mahasiswa, orang tua/wali) lebih kepada menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan mereka terhadap lembaga pendidikan tersebut. Cara yang
dapat dilakukan antara lain memberikan informasi secara mudah, cepat, tepat, dan
komunikatif dengan berbagai media (cetak maupun hybrid: internet) kepada
murid/mahasiswa dan orang tua/wali. Selain itu bisa dengan memastikan layanan yang
diberikan oleh lembaga pendidikan memudahkan proses belajar murid/mahasiswa.
Peranan humas secara ekternal kepada pihak yang berhubungan tidak langsung
(masyarakat) lebih kepada kegiatan promosi atau pemasaran jasa yang dapat dilakukan
dengan pengadaan media publikasi (leaflet, booklet, folder), penayangan film profil
lembaga pendidikan, penyelenggaraan maupun penerimaan kunjungan dari lembaga
pendidikan lainnya, serta bekerja sama dengan media cetak mapun elektronik dalam
publikasi karya murid/mahasiswa maupun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan tersebut. Selain itu untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat,
humas juga harus mampu mendengar keinginan dan opini masyarakat sehingga dapat
secara tepat dapat diambil kebijakan peningkatan kualitas lembaga pendidikan.

C. Fungsi Humas (Public relation) dalam Lembaga Pendidikan
Pada era global lembaga pendidikan harus berani menghadapi persoalan global
yang mungkin timbul akibat adanya perubahan pada segala aspek kehidupan masyarakat,
khusunya mengantisipasi opini negatif dari masyakarat. Untuk itu suatu lembaga
pendidikan memerlukan humas sebagai fungsi manajemen. Fungsi humas pada lembaga
pendidikan antara lain:
1. Menjaring opini, menganalisi minat dan menentukan sikap publik (pihak internal
maupun eksternal) agar dapat menentukan dan menerjemahkan kebijakan yang
diambil oleh suatu lembaga pendidikan.
2. Menjadi mediator komunikasi dalam sebuah lembaga pendidikan, baik secara
langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media/pers). Hal ini
berarti menjadi juru bicara yang mewakili lembaga pendidikan dalam kegiatan
klarifikasi yang diperlukan sewaktu-waktu.
3. Menciptakan dan mendukung serta menunjang kegiatan yang dilakukan untuk proses
mempublikasikan lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas berfungsi untuk
memasarkan atau mempromosikan lembaga pendidikan.
4. Merumuskan program untuk menciptakan citra positif pada lembaga pendidikannya
sehingga mendapatkan kepercayaan semua pihak.
Pada dasarnya yang bertanggung jawab dalam terlaksananya fungsi humas (public
relation) adalah semua pihak internal lembaga pendidikan yang bersangkutan. Perancang
atau perencana program biasanya dibebankan kepada bidang humas, tetapi dalam
pelaksanaannya harus melibatkan seluruh pihak internal lembaga pendidikan tanpa
terkecuali. Kerja sama dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara terintegrasi akan
membuat tujuan pembentukan citra baik lembaga pendidikan akan terwujud.

D. Realita Penerapan Humas (Public relation) dalam Lembaga Pendidikan
Seiring dengan perubahan sosial yang terjadi akhir-akhir ini, menuntut setiap
mobilitas usaha manusia harus terprogram dan fokus pada tujuannya. Terlebih lagi,
teknologi informasi telah menggantikan peran-peran manusia secara manual. Sehingga
untuk menjalin relasi dengan orang/pihak lain membutuhkan apa yang disebut dengan
humas. Lembaga pendidikan di Indonesia pada dasarnya sudah memahami betapa
pentingnya keberadaan humas dalam menghadapi era globalisasi.
Semakin waktu berjalan semakin dapat terlihat bahwa lembaga pendidikan di
Indonesia bertambah banyak. Hal ini berarti semakin besar persaingan yang terjadi antar
lembaga pendidikan dalam memperoleh hati dan kepercayaan masyarakat. Lembaga
pendidikan yang dapat membangun dan mempertahankan citra baiknya di masyarakatlah
yang akan tetap eksis dan bertumbuh lebih besar. Peran dan fungsi humaslah yang
menjadikan itu semua terjadi.
Sekarang ini yang terjadi di Indonesia terutama pada lembaga pendidikan tinggi
(universitas) mayoritas telah melakukan fungsi humas dengan baik. Bahkan beberapa
sudah memiliki karyawan/staf dan petugas bagian humas yang berdiri sendiri. Hal ini
tentunya yang diharapkan agar program humas dapat berjalan dengan baik. Contoh
konkret yang terjadi adalah di Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta (UNY)
sudah memiliki struktur organisasi bagian kehumasan walaupun hanya sederhana yang
terdiri dari koordinator dan 2 karyawan dibantu oleh sekretaris dekan. Bahkan sudah
direncanakan akan dibangun gedung kantor humas Fakultas Teknik UNY yang nantinya
akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Namun, pada lembaga pendidikan tingkat
TK, SD, SMP, SMA/sederajat baik negri maupun swasta kebanyakan belum memiliki
petugas bagian humas sendiri. Fungsi dan kegiatan humas dijalankan oleh guru sehingga
hasil yang dicapai tidak maksimal. Guru-guru yang tugasnya sudah sangat banyak masih
harus dibebani dengan perencanaan dan pelaksanaan fungsi dan program humas.
Hal yang lebih parah terjadi adalah para siswa seharusnya merupakan pihak
eksternal yang dilayani harus dituntut untuk membangun dan menjaga citra sekolahnya.
Contohnya saja ada citra suatu sekolah akan baik apabila siswa lulusannya mendapatkan
nilai tertinggi tingkat nasional maupun regional dan juga berbagai prestasi akademik dan
non-akademik lainnya. Hal ini sebenarnya dapat tercipta apabila para siswa mendapatkan
pelayanan yang baik pula dari sekolah. Kebanyakan yang terjadi adalah para siswa harus
menambah kemampuan sendiri dari lembaga pendidikan lain baik formal maupun non-
formal (bimbingan belajar/kursus) untuk mewujudkan citra baik sekolahnya.
Pada lembaga pendidikan non-formal seperti tempat kursus/bimbingan belajar
fungsi humas dan peranannya dijalankan dengan baik. Kegiatan utama yang dilakukan
adalah menjaring opini masyarakat untuk melihat peluang pasar dan melakukan promosi
untuk menarik peminat yang lebih besar. Hal itu semua dilakukan untuk mendapatkan
nama baik di masyarakat. Selama ini yang terjadi karena beragam banyaknya lembaga
pendidikan non-formal yang ada membuat pemilik modal terbesarlah yang mampu
bertahan di tengah masyarakat karena dapat melakukan program/kegiatan humas lebih
besar dari yang lain. Bahkan sering terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya iklan
yang saling menjatuhkan.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara umum peranan humas (public relation) dalam sebuah lembaga pendidikan
adalah membangun citra baik, melakukan promosi dengan meningkatkan dan mejaga
keunggulan serta mempertahankan citra baik lembaga pendidikan.
2. Peranan humas (public relation) lembaga pendidikan dilakukan secara internal kepada
direksi, guru/dosen, dan karyawan serta secara eksternal kepada siswa/mahasiswa dan
orang tua/wali dan juga masyarakat luas.
3. Fungsi humas pada lembaga pendidikan antara lain:
i. Menjaring opini, menganalisi minat dan menentukan sikap publik (pihak
internal maupun eksternal)
ii. Menjadi mediator komunikasi dalam sebuah lembaga pendidikan
iii. Menciptakan dan mendukung serta menunjang kegiatan yang dilakukan untuk
proses mempublikasikan lembaga pendidikan
iv. Merumuskan program untuk menciptakan citra positif
4. Dalam lembaga pendidikan formal tingkat tinggi (universitas) peran dan fungsi humas
sudah berjalan baik dengan adanya petugas bagian humas sendiri, sedangkan pada
tingkat TK, SD, SMP, SMA/sederajat peran dan fungsi humas masih dijalankan oleh
guru dan bahkan siswa. Dalam lembaga pendidikan non-formal kegiatan humas yang
dilakukan antara lain menjaring opini dan minat masyarakat serta promosi.

B. Saran
Seharusnya peran dan fungsi humas (public relation) dalam lembaga pendidikan
baik formal maupun non-formal memiliki petugas bagian humas tersendiri. Hal ini perlu
diperhatikan karena pentingnya kegiatan humas dalam menciptakan dan mempertahankan
citra masyarakat yang diperoleh dari penyerapan opini pihak internal maupun pihak
eksternal lembaga pendidikan. Harapannya bagian humas menjadi bagian terdepan dalam
proses komunikasi lembaga pendidikan yang mampu melayani pihak internal maupun
eksternal dengan sebaik-baiknya. Kedepan sangat dibutuhkan struktur organisasi
kehumasan yang jelas bagi lembaga pendidikan sehingga tidak ada over-lapping tugas
dan fungsi pegawai. Petugas humas diharapkan mampu merencanakan kegiatan humas
sedangkan pelaksana kegiatan adalah seluruh pihak internal lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA


Anggoro M. Linggar, 2001. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia.
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Mutjahid, 2011. Humas; Peran dan Fungsinya. <http://www.uin-
malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2624:humas-peran-
dan-fungsinya&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210>. Diakses 21 Mei 2012. Pukul
16:50 wib.

Anda mungkin juga menyukai