Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

Alergi Susu Sapi pada Neonatus


Oleh:
Dede Harnita
0907101010055
Pembimbing :
dr.Mulya Safri, M.Kes.,Sp.A (K)
BAB I
PENDAHULUAN






Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu penyakit yang
berdasarkan reaksi imunologis yang timbul sebagai akibat
pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung
susu sapi dan reaksi ini dapat terjadi segera atau lambat

Alergi yang paling
sering pada bayi
Alergi
makanan
Alergen paling
banyak dilaporkan
pada tahun
pertama kehidupan
Susu sapi
protein asing
utama yang
pertama diberikan
kepada seorang
bayi
Protein susu
sapi
Prevalensi ASS 2-3% dan semakin menurun pada anak
yang lebih tua

Tahun 2007 WHO, ASS penyakit epidemik No. 1 yang
dialami anak-anak di negara maju

World Alergi Organization (WAO) => 1,9% - 4,9% dari
anak-anak menderita alergi susu sapi.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : By. Ernawati
Umur : 1 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
No. CM : 1017919
Alamat : Aceh Besar
Tgl. Pemeriksaan : 10 September 2014

2. Anamnesis

KU : bercak merah pada wajah dan dada

KT : muntah, mencret, rewel

RPS : Ibu pasien mengeluh bahwa muncul bercak-bercak merah
pada wajah pasien sejak diberi susu sapi (Lactogen 1 Gold prebio).
Keluhan ini muncul kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi susu
tersebut. Berca-bercak merah ini awalnya muncul pada wajah dan
kemudian menyebar ke dada. Jumlah ruam banyak, berwarna
merah. Sebelum muncul ruam tersebut pasien mengalami muntah 1
kali, muntahan berisi apa yang diminum (susu). Ibu pasien juga
mengeluh pasien semakin rewel. Nafas bunyi tidak ada. BAK tidak
ada keluhan. Mencret ada, berwarna hijau, konsistensi encer
bercampur ampas, tidak ada darah, frekuensi 1 kali dalam 24 jam.

RPD : pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
RPK : Ayah pasie alergi terhadap makanan laut seperti ikan
tongkol dan udang. Kakak pasien diduga menderita rhinitis alergi.
Riwayat Kehamilan : Ibu pasien ANC teratur ke bidan. Tidak
pernah sakit selama hamil. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan
selama hamil tidak ada.
Riwayat persalinan : Pasien merupakan anak keenam dari enam
bersaudara. Pasien lahir secara section caesarea atas indikasi
BSC 1 kali dan PEB dengan BBL 3100 gram, PB 44 cm, LK: 33
cm, LD: 34 cm, LP: 32 cm, LILA: 10 cm, A/S: 7/9. BS:38 sesuai
usia gestasi 38-40 minggu.
Riwayat imunisasi : Belum pernah mendapat imunisasi
Riwayat pemberian makanan: Belum pernah mendapat ASI.
Untuk menggantikan ASI diberi susu formula berupa susu sapi
(merk Lactogen 1 Gold prebio).
Riwayat kebiasaan sosial : Ada riwayat penggunaan sabun
bayi (merk Cussons Baby soap).

3. Vital Sign

HR : 156 x/menit
RR : 52 x/menit
T : 36,5
0
C

4. Pemeriksaan Visik
Kepala : normocephali, UUB terbuka rata
Mata : konjungtiva palpebral inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Telinga : normotia, serumen (-/-)
Hidung : NCH (-), sekret (-)
Mulut : sianosis (-), mukosa bibir lembab (+)
Leher : pembesaran KGB (-)

4. Pemeriksaan Fisik
Thorax
Inspeksi : simetris, retraksi (-)
Palpasi : stridor (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)

Cor : BJ I > BJ II, regular (+), bising (-)

Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : soepel, turgor kembali
cepat, tidak teraba
pembesaran H/L/R
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : peristaltic (+) normal


Ekstremitas:
Ekst. superior : macula eritema (-/-),
edema (-/-), pucat (-/-)
Ekst.s inferior : macula eritema (-/-),
edema (-/-), pucat (-/-)

Anus : (+), hiperemis (-)

Genitalia: (+), perempuan, labia mayor
telah menutupi labia minor





Makula
Eritema

Status Lokalis : tampak macula
eritema pada kedua pipi, dagu
dan dada dengan batas tidak
tegas, jumlah multiple

5. Pemeriksaan Penunjang
Belum pernah dilakukan pemeriksaan penunjang yang
mendukung diagnosis

6. Diagnosis Banding
1. Alergi susu sapi
2. Intoleransi laktosa
3. Dermatitis kontak iritan

7. Diagnosis Sementara

Alergi susu sapi
8. Tata Laksana

Menggantikan susu formula berbahan susu sapi
(Lactogen 1 Gold prebio) dengan susu formula berbahan
kedelai (SGM soya 1).

9. Rencana
Diagnostik Terapi Monitoring Edukasi
Darah tepi, hitung
jenis eosinofil >3%
atau eosinofil total
>300/ml
Uji skin prick test
saat usia 4 bulan
RAST test
Uji eliminasi dan
provokasi
Pemeriksaan darah
dalam tinja,
chromiun-51
labelled
erythrocites pada
feses dan reaksi
orthotolidin

Jika didapatkan reaksi
alergi cepat atau
anafilaksis:
Penghentian makanan
(susu) tersangka
Epinephrin 0,01 mg/kg
dalam larutan 1:1000
diberikan subkutan,
dapat diulang setelah
10-15 menit, dan
dirawat di ruang gawat
darurat
Antihistamin
parenteral
Kortikosteroid
parenteral
Awasi minimal 4 jam
setelah syok dapat
diatasi.

Awasi tanda-tanda
alergi terhadap
susu soya
Awasi tanda-tanda
syok anafilaksis

Edukasi keluarga
pasien agar membaca
setiap label makanan
dan mengenali istilah
yang mengindikasikan
adanya allergen susu
sapi seperti bubuk
whey, lactoferrin dan
bubuk casein.
Edukasi keluarga
pasien bila timbul
gejala alergi terhadap
susu soya
Edukasi keluarga
pasien tentang tanda-
tanda reaksi
anafilaksis
Edukasi ibu pasien
agar tetap berusaha
menyusui anaknya
(pasien)

BAB III
PEMBAHASAN

Kasus
Gejala klinis muncul 1 jam setelah minum
susu sapi
Gejala berupa: bercak merah pada pipi dan
dada, muntah 1 kali, mencret 1 kali, rewel

Teori
Alergi susu sapi adalah suatu reaksi yang
tidak diinginkan yang diperantarai secara
imunologis terhadap protein susu sapi. Alergi
susu sapi dibagi dua yaitu
1. ASS diperantarai oleh IgE
Onset 30-1 jam, gejala: urtikaria,
angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik,
muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis,
bronkospasme, dan anafilaksis
2. ASS tidak diperantarai oleh IgE
Onset 1-3 jam, gejala: allergic
eosinophilic gastroenteropathy, kolik,
enterokolitis, proktokolitis, anemia, dan gagal
tumbuh

Kasus
Susu formula yang diminum
berupa susu sapi (merk:
lactogen) dengan komposisi
bubuk whey, lactose dan
bubuk skim
Teori
Alergen
protein
susu sapi
Casein
1-, 2-,
- and -
casein
Whey
-lactalbumin, -
lactoglobulin,
bovine serum
albumin dan
bovine
immunoglobulin
Kasus
Riwayat atopi (+)
Ayah : alergi makanan laut (ikan
tongkol dan udang)
Kakak : diduga rhinitis alergi
Teori
Alergen dalam jumlah sedikitpun
dapat mensensitisasi dan
menimbulkan gejala pada individu
atopic

Diperkirakan 1 mikrogram -
lactoglobulin sudah dapat
mensensitisasi
Diagnosis banding:

Gejala saluran pencernaan Alergi susu
Gejala kulit sapi


Diagnosis sementara:
Alergi susu sapi

-Intoleransi laktosa
-Dermatitis kontak iritan
Penegakan Diagnosis
Kasus
Penegakan diagnosis hanya
melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Teori
-Skin prick test
-RAST test
-Uji eliminasi dan provokasi



Kasus
Tata laksana : mengganti susu sapi
dengan susu soya (kedele)
Teori


Pencegahan
Kasus
Pasien telah tersensitisasi
dan telah muncul
manifestasi klinis alergi

Teori
Tindakan pencegahan ada 3
-Pencegahan primer
-Pencegahan sekunder
-Pencegahan tersier
Prognosis
Kasus
Dubia at vitam : bonam
Dubia at functionam : bonam
Dubia at sanactionam : bonam
Teori
Prognosis bayi dengan alergi susu
sapi umumnya baik, dengan angka
remisi 45-55% pada tahun I, 60-75%
pada tahun II dan 90% pada tahun
ketiga.
Terjadinya alergi terhadap makanan
lain juga meningkat hingga 50%
terutama pada jenis: telur, kedelai,
kacang, sitrus, ikan dan sereal serta
KESIMPULAN
Protein susu sapi merupakan protein asing yang pertama kali dikenal
oleh bayi, sehingga alergi susu sapi sering diderita pada bayi usia dini. Alergi
susu sapi adalah suatu penyakit yang berdasarkan reaksi imunologis yang
timbul sebagai akibat pemberian susu sapi atau makanan yang mengandung
susu sapi dan reaksi ini dapat terjadi segera atau lambat.Gajala klinisnya
beraneka ragam namun dengan pemeriksaan penunjang yang sesuai,
diagnosis dapat ditegakkan dengan tepat. Tata laksana alergi susu sapi
mencakup penghindaran susu sapi dan makanan yang mengandung susu sapi,
dengan memberikan susu formula terhidrolisat ekstensif /asam amino atau
susu kedele sampai terjadi toleransi terhadap susu sapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai