Anda di halaman 1dari 12

Moch. Aris D 16.2010.1.

00183
Adi Waluyo 16.2011.1.00265
Nugroho Pamuji 16.2011.1.00261
Sarlota Alinda Kaary 08.2010.1.01465
Manusia
adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk
sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia
atau homo sapiens, sama seperti makhluk hidup
lainnya yang mempunyai peran masing-masing
dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai
makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari
sistem sosial masyarakat secara berkelompok
membentuk budaya.

Kehidupan
adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup,
yang didukung tidak saja oleh makhluk hidup (biotik),
tetapi juga benda mati (abiotik), dan berlangsung
dalam dinamikanya seluruh komponen kehidupan itu.
Ada perpaduan erat antara yang hidup dengan yang
mati dalam kehidupan. Mati adalah bagian dari daur
kehidupan yang memungkinkan terciptanya
kehidupan itu secara berlanjut.

Lingkungan
adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi
ini dalam bentuk, susunan, dan fungsi interaktif
antara semua pengada baik yang insani (biotik)
maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya saling
mempengaruhi dan menentukan, baik bentuk dan
perwujudan bumi di mana berlangsungnya
kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk dan
perwujudan dari kehidupan itu sendiri,
Lingkungan sosial yaitu lingkungan antar
manusia yang meliputi: pola-pola hubungan sosial
serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam
suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang
lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola
hubungan social tersebut (termasuk perilaku
manusia didalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi
mereka yang berada di dalamnya.
Lingkungan sosial terdiri dari beberapa tingkat :

Tingkat yang paling awal adalah keluarga,
dari keluarga kita diajari cara, sikap, dan sifat
untuk berinteraksi dengan orang lain di dalam
maupun di luar keluarga,
contohnya berinteraksi dengan saudara jauh,
tetangga dan orang-orang yang berada di
lingkungan tempat tinggal kita.

Tingkat selanjutnya adalah sekolah, dimana
kita bisa mengembangkan pelajaran
bersosialisasi yang diberikan dari keluarga di
rumah ke lingkungan sekolah, kita bisa
berinteraksi dengan guru, karyawan sekolah,
teman-teman sekolah maupun pedagang
yang menjajakkan jualannya di depan
sekolah.
Tingkatan paling akhir adalah lingkungan
masyarakat yang kita akan temui nanti saat kita
sudah cukup siap dan dewasa untuk bisa terjun
langkung ke dalamnya, kitapun akan bisa lebih
mengetahui bagaimana sikap, sifat dan masalah-
masalah di dalam lingkungan masyarakat yang
saat kita berada di tingkat keluarga maupun
sekolah belum kita temui dan kita bisa terjun
langsung ke dalam masyarakat dengan bekal
apa yang kita pelajari dari lingkungan sosial kita
terdahulu yaitu keluarga dan sekolah.

Lingkungan Sosial Primer
Lingkungan sosial yang mana kita menemukan
kaitan yang kuat antara individu satu dengan yang
lain. Keakrabat sangat terasa pada lingkungan ini.
Selain tetangga yang sekaligus memiliki hubungan
keluarga, lingkungan primer ini juga terbentuk dari
seringnya komunikasi antara satu dengan lain.
Bukanlah sulit bagi lingkungan seperti ini jika di
antara mereka ada usulan yang bersifat
kegotongroyongan di daerah mereka.

Lingkungan Sosial
Sekunder
Pada lingkungan ini, kita menemukan masih ada
kaitan antara individu satu dengan yang lain. Hanya
saja, kaitan tersebut tidak sekuat pada lingkungan
sosial primer. Keakrabat tidak begitu terasa pada
lingkungan sosial sekunder ini. salah satu faktornya
adalah jarak yang cukup jauh, hingga frekuensi
komunikasi antara mereka terbilang jarang. Selain,
karena faktor suku dan agama, meski itu tidak mutlak
adanya.

Tujuan membangun masyarakat dalam
suatu lingkungan social :

Untuk membangun rasa senasib dan
sepenanggungan di antara mereka, khususnya
manusia Indonesia yang mewujudkan rasa
persatuan.
Agar tertanam rasa toleransi di antara mereka,
seorang hanya mempunyai arti bagaimana ia
menjadi bagian dalam kelompok.
Agar timbul kesadaran bahwa di antara mereka
terdapat saling ketergantungan yang berkaitan
dengan kepedulian sosial.
Salah satu keberartian seseorang adanya nilai-
nilai demokrasi yang tumbuh dan dimiliki sebagai
sikap menghargai perasan dan pendapat
sesama yang pada gilirannya menciptakan suatu
kesatuan sosial.


Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai