Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dalam audit internal adalah suatu cara yang digunakan untuk
dapat mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan,
sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Secara sederhana
survey pendahuluan dapat dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai objek tertentu tanpa melakukan verifikasi secara rinci.
2.2. Langkah Dasar Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan
system, namun bias juga menjadi sebuah pencarian yang tidak beraturan. Auditor Internal
harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survey pendahuluan bias
produktif. Keberhasilan atau kegagalan audit bias jadi sangat tergantung pada survey.
Auditor sebaiknya melakukan survey dengan delapan langkah dasar;
1. Melakukan Studi Awal
Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya,
temuan audit, bagan organisasi dan dokumen lain yang akan membantu untuk lebih
memahami subjek audit. Studi awal dilakukan dikator pusat, meskipun banyak auditor
internal saat ini dapat mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Kertas
kerja penugasan sebelumya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain atas
penugas tersebut, meskipun pendekatan ini mingkin tidak lagi layak atau tidak diinginkan
untuk di audit tahun ini.
2. Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal
antara auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal untuk
kertas kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan saat pendokumentasian. Auditor juga
membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer
klien dan lainnya.
3. Bertemu Klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien member peluang bagi auditor untuk menjelaskan
tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalam beberapa situasi, auditor justru
ingn memba has keseluruhan peran audit internal dan organisasi. Dalam pembahasan
dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta
resiko bawaannya. Auditor juga ingin mengenali gaya manajemen yang diterapkan.
4. Mendapatkan Informasi melalui :
Wawancara : Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan saksama enam langkah
penting; persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan dan pencatatan.
Mengumpulkan bahan bukti : Survei pendahuluan akan berlangsung lancer dan sistematis
jika auditor internal memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam
kebanyakan audit informasi penting dapat diklasifikasikan kedalam empat fungsi dasar
manajemen;
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
5. Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan. Melalui
pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas, auditor internal mampu untuk;
Menemukan tujuan, sasaran dan standar
Menilai control untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
Mengevaluasi risiko
Menetukan control untuk meminimalkan risiko
Membuat penentuan risiko secara sistematik
Menilai gaya manajemen
6. Penentuan Resiko
7. Pembuatan Bagan Alir
Bagan Alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni.
Pembuangan bagan alir yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit.
Semua auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang
sama. Tidak semua bagan alir terperinci, formal atau ektensif.
8. Pelaporan.
Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuan positif dan
negative bias jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien.Estimasi awal untuk waktu dan
kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan
dan fase pelaporan audit.
2.3. Tujuan, Sasaran, dan Standar
Selama survei pendahuluan, auditor internal harus menentukan tujuan aktivitas yang
diatadi tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu sendiri.
Jika tn ini tidak dipahami dengan baik, maka audit bisa kehilangan manfaatnya. Mendapatkan
gambaran aktivitas yang tepat dan kesesuaian misinya dengan sasaran strategis perusahaan
merupakan profesionalisme auditor internal.
Gambaran yang dimiliki auditor tidak akan dipengaruhi oleh deskripsi
pernyataantanggung jawab. Dokumen tersebut bisa jadi usang atau merupakan pernyataan yang
dirancang untuk meningkatkan status. Akibatnya auditor tidak benar-benar memahami
aktivitas tersebut.
Auditor internal harus membedakan tujuan, sasaran, dan standar. Tujuan berasal
dari objectum, yang secara harfiah berarti sesuatu yang dilontarkan sebelum (pikiran).
Yaituditujukan, tujuan, atau akhir. Turunan dari istilah ini tidak memiliki makna kuantitatif.
Di sisi lain, sasaran berasal dari bahasa Prancis gaule yang berarti tonggak. Hal ini seperti
tcrai dipancangkan di lapangan bermain, untuk melontarkan suatu objek di antara dua titik. Sasaran
memiliki makna kuantitatif. Di bidang olahraga, tujuannya adalah memenangkan
pertandingan adalah menghadapi rintangan-rintangan yang ada di sepanjang jalan menuju
final.
Standar bersifat otoritatif, contoh yang diakui untuk kebenaran, kesempurnaan,
kuantitas. kualitas yang jelas. Standar memberikan tingkat pencapaian, target yang telah
ditetapkar atau ukuran kecukupan untuk beberapa tujuan. Standar kadang-kadang bisa
memiliki sebagai sasaran yang akan dicapai dan sebagai ukuran keberhasilan.
Tujuan lebih sulit diidentifikasikan dibandingkan sasaran atau standar. Misalnya,
sebuah penn tentang fungsi dan tanggung jawab bisa menyatakan bahwa departemen utang
usaha harus men-, faktur pembayaran. Jika pernyataan tersebut benar, hal itu belum cukup.
Yang lebih penting bahwa faktur tersebut didukung oleh bahan bukti seperti kontrak atau
pesanan pembelian dan bukan bukti penerimaan atau kualitas, melalui nota atau tanda
persetujuan yang ditandatangani.

Auditor internal harus ingat bahwa mereka adalah staf, tidak memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk menetapkan tujuan, sasaran, atau standar untuk karyawan operasional.
Tanpa pemahaman yang jelas dan kesepakatan tentang aspek manajerial ini, sebuah audit bisa
jadi
Kecermatan profesional mencakup evaluasi standar operasi yang ada dan menentukan
apakah standar tersebut dapat diterima dan dicapai. Jika standar tersebut tidak jelas, harus yang
sah. Jika auditor internal diminta untuk menginterpretasikan atau memilh mereka harus
mencari kesepakatan dengan klien mengenai standar yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja
operasi.
Pedoman audit menyarankan bahwa pekerjaan auditor internal harus melibatkan sasaran dan
standar dan mengupayakan agar bisa diterima, daripada memaksakannya. Jika
klien menyetujuinya, maka sasaran dan standar tersebut akan menjadi milik klien dan bukan
milik auditor.
Jika sasaran dan standar belum ditetapkan dan tidak ada kesepakatan yang bisa merupakan
kelemahan. Penetapan sasaran dan standar yang dapat diukur manajemenatau menjadi alat ukur
kinerja manajemen itu sendiri merupakan dasar bagi praktik bisnis yang baik dan bagi prinsip-
prinsip manajemen yang dapat diterima. Manajer memiliki tanggung jawab untuk dan standar
untuk mereka sendiri serta karyawannya.
Saat melakukan survei, auditor internal akan senantiasa mengingat dengan tepat tujuan,
sasara, dan standar yang seharusnya atau sedang diupayakan untuk dimiliki organisasi kilen.
Auditor harus mencoba untuk menentukan apakah:
Pernyataan formal tentang tujuan telah disiapkan untuk organisasi ldien.
Tujuan tersebut sesuai dengan rencana strategis dari organisasisuatu rancangan
besar perusahaan.
Orang-orang yang akan dibatasi oleh tujuan, sasaran, dan standar berpartisipasi
dalam penetapannya.
Tujuan diketahui oleh semua orang yang akan berpartisipasi dalam pencapaiannya.
Tujuan tersebut secara realistis mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi aktivitas.
Tujuan tersebut menuntun aktivitas dalam menghadapi kendala dan kendali eksternal.
Sasaran dan standar yang ditetapkan akan memotivasi orang untuk mencapai lebih dari apa
yang bisa mereka capai.
Laporan formal dan periodic disiapkan untuk menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan
terpenuhinya sasaran dan standar.
Tujuan, sasaran, dan standar secara periodik dievaluasi ulang dan didefinisikan ulang.
2.4. Kontrol-kontrol untuk Mencapai Tujuan
Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan disepakati selama survei pendahuluan,
langkah selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang seharusnya, diterapkan untuk
memastikan bahwa hasil-hasil yang diinginkan akan dicapai.
Auditor internal dihadapkan pada sejumlah kontrol potensial ketika mereka melakukan
survey pendahuluan kebijakan organisasi atau agensi, prosedur, manual, instruksi-instruksi
khusus, laporan daftar, registrasi formulir, pembagian tugas, sistem persetujuan,
pengawasan, dan lainnya. Mencobauntuk membaca dan memahami semuanya dapat
mengaburkan mata dan melelahkan otak. Mencoba menyerap literatur mengenai sejumlah
kontrol sering kali membuang waktu. Jika kita membaca relevansinya dengan masalah
tertentu, semua kontrol ini kelihatan tidak berkaitan dengan kenyataan.


2.5. Aspek Manusia

Pegawai merupakan urat nadi perubahan. Kontrol yang baik tidak dengan sendirinya dapat
menjamin bahwa suatu aktivitas akan dilaksanakan dengan baik kecuali terdapat sejumlah orang
yang kompeten untuk melakukannya. Auditor internal berupaya obyektif dalam menyatakan
pendapatnya, namun ketika melakukan survey harus mempertimbangkan orang yang terlibat
dalam aktivitas. Untuk itu, survei pendahuluan harus mencakup, jika layak, penelaahan catatan dan
praktik pegawai. Penelaahan tersebut bisa jadi tidak memungkinkan auditor membuat penentuan
yang bisa memberikan sinyal bahaya dan memprengaruhi program audit.
2.6. Pembuatan Bagan Alir
Bagan alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang dengan
ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni. Seperti kebanyakan lain,
pembuatan bagan alir memakan waktu lama. Melalui latihan, bagan alir dapat menjadi alat
yang berguna bagi semua auditor. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana
untukmenganalisis operasi yang kompleks, analisis yang tidak selalu bisa dicapai dengan narasi
yang rinci.
Pembuatan bagan alir yang formal seharusnya distandardisasi dalam departemen audit. Semua
auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama. Biasanya akan
sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan dengan auditor eksternalakuntan independen ,
sehingga masing-masing dapat menggunakan hasil pekerjaan satu sama lain.







2.7. Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan sejumlah informasi yang Data
yang dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang membantu
auditor memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan diperlukan.
Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, pengawasan, dan manajemen yar bisa
menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit. Sumber daya audit biasanya kebanyakan
organisasi audit internal memiliki lebih banyak proyek audit dibandingkan auditor yang akan
melakukannya. Tidak masuk akal untuk menghabiskan waktu audit yang berharga hanya
untuk mengejar pengujian transaksi jika kelihatannya sistem kontrol itu sendiri akan
menunjukan semua transaksi yang memiliki kelemahan material.
Pada saat yang sama, kebanyakan auditor internal merasa perlu menerbitkan laporan audit
walaupun hanya survei yang dilakukan. Dengan informasi yang dikumpulkan selama survei,
mungkin laporan berharga bisa disiapkan. Namun akan menjadi lebih bijak untuk secara hati-
hati menguraikan lingkup audit yang terbatas, dengan berkonsentrasi pada kecukupanbukan
pada efektivitas control dan menunjukkan dasar keputusan untuk terus melakukan audit.
Bahkan dalam situasi program audit akan disiapkan dan pekerjaan lapangan akan dilakukan
mungkin berguna untuk membuat ringkasan basil survei dan melaporkannya secara informal ke
manajemen. Kadang-kadang, informasi yang mencukupi akan diperoleh selama survei untuk
merekomendasikan perbaikan bahkan sebelum pengujian substantif dilakukan. Dalam kasus ini,
pengamatar.internal harus dibahas dengan manajer klien sebelum program audit disiapkan.
Jika m puas dengan analisis auditor dan bersedia mengambil tindakan perbaikan, hasil survei
final, tergantung pada tindak lanjut normal atas tindakan perbaikan yang dilakukan.
Selama penelaahan hasil-hasil survei dengan manajemen, pelaporan temuan positif dam jadi
kondusif bagi hubungan auditor-klien. Pendekatan ini mengomunikasikan apa yang internal:
kerja sama yang sehat, objektif, tidak bias terhadap penilaian operasi.
Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya men langkah
audit yang disarankan dan rasional bagi mereka. Auditor juga harus mengiden tifikasi aktivitas
yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan
kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan
dan audit.
2.8. Membuat Anggaran Survei
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalamsurvei
pendahuluan. Waktu yang akan dialokasikan akan tergantung pada sejumlah factor.
Tujuan survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal auditor dengan aktivitas yang ada,
maka makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei. Juga, jika audit bersifat
rotasional dan kertas kerja

sebelumnya memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan,
sasaran, standar, dan kontrol operasi, bersama dengan bagan alir, bagan organisasi, dan
dokumen-dokumen lainnya, yang dibutuhkan untuk memperbarui informasi tersebut.

Perubahan-perubahan signifikan dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi,
organisasi, manajemen dan pegawai juga akan memengaruhi waktu yang diperlukan untuk
mengenal dan mengidentifikasi masalah. Orang akan lebih nyaman dengan rutinitas;
perubahan signifikan akan membuat mereka kecewa karena perubahan selalu menghadirkan
risiko.
Semua faktor harus dipertimbangkan dalam membuat anggaran survei. Tetapi bahkan jika
auditor - iami aktivitas, mereka harus selalu waspada akan dua faktor yang dapat berubah,
yaitu orang dan perilaku mereka. Tidak ada jaminan bahwa baik orang ataupun tingkah laku
mereka akan tetap sama dari ke tahun. Jadi pemahaman bisa saja hanya ilusi.

Tidak ada alasan untuk menggali verifikasi pekerjaan setiap operasi tanpa survei
pendahuluan, bahkan jika hanya menanyakan perubahan apa yang telah terjadi sejak audit
terakhir. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan. Berdasarkan survei informasi
dari praktisi, estimasi yang wajar mungkin 10 persen hingga 20 persen dari total anggaran
untuk proyek audit.




Program audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur
pemeriksaan untuk mencapai tujuan audit. Program audit berisi rencana
langkah kerja yang harus dilakukan selama audit berlangsung yang
didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada
tentang objek yang diperiksa
Manfaat penyusunan program kerja:
1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang
bisa dikomunikasikan kepada semua anggota tim audit
2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memeberikan tugas kepada para
auditor dan supervisornya
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana
yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang terlah
ditetapkan
4. Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan
mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah audit
5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah
dikerjakan sebelumnya
6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor

Pengertian (2)
- Program audit bersifat fleksibel (tidak kaku), dapat disesuaikan, diperluas,
atau dikurangi disesuaikan dengan kondisi yang ada dan hasil penilaian
terhadap pengendalian manajemen
- Untuk setiap tahap pemeriksaan (persiapan pemeriksaan, pemeriksaan
pendahuluan, dan pemeriksaan lanjutan) harus disiapkan program audit
tersendiri
- Program audit harus dituangkan dalam kertas kerja audit (KKA) atau audit
working papers
- Setiap program audit yang lengkap mencakup 3 bagian pokok:

B. Isi Program Kerja Audit
a. Tujuan-tujuan khusus pemeriksaan dengan mempertimbangkan (1)
permasalahan yang menentukan arah pemeriksaan, (2) tiap perbaikan
yang diharapkan dapat dicapai dari has il pemer iksaan
b. Cara pendekatan pemeriksaan yang dipilih
c. Pola laporan yang dikehendaki
d. Hal lain yang penting
Setiap program audit yang lengkap mencakup 3 bagian pokok:
vPendahuluan
Memuat informasi latar belakang objek yang diperiksa yang bermanfaat
bagi auditor untuk memahami objek yang diperiksa.
2.Pernyataan Tujuan Pemeriksaan
3 Instruksi khusus
Memuat instruksi-instruksi khusus dari pimpinan kantor akuntan publik
atau pimpinan perusahan yang diaudit .
4.Langkah-langkah kerja

C. Langkah-langkah Kerja
Langkah-langkah kerja memuat pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan
tugas audit, sesuai dengan tahapannya, yaitu:
1. Persiapan Pemeriksaan
- Pembicaraan pendahuluan dengan objek audit
- Pengumpulan informasi umum
- Pembuatan ikhtisar hasil persiapan pemeriksaan
2. Pemeriksaan Pendahuluan
- Penelaahan ketentuan-ketentuan yang berlaku
- Pengujian pengendalian manajemen
- Penyusunan daftar ikhtisar temuan hasil pemeriksaan pendahuluan
- Pembahasan hasil pemeriksaan pendahuluan dengan Auditee
3. Pemeriksaan Lanjutan
- Pengembangan temuan hasil pemeriksaan pendahuluan
- Penyajian hasil pemeriksaan lanjutan
- Saran/rekomendasi
- Pembahasan temuan dengan Auditee
- Pembahasan hasil pemeriksaan dengan Auditee

Patokan dalam penyusunan program audit:
Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan memungkinkan untuk
dapat dicapai
Setiap langkah pemeriksaan harus merinci prosedur audit yang harus
dilakukan
Setiap langkah pemeriksaan harus berbentuk instruksi-instruksi mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan
Program audit harus menggambarkan ututan prioritas langkah-langkah
pemeriksaan yang dilaksanakan
Program audit harus fleksibel namun setiap perubahan harus dengan
persetujuan supervisor
Program audit harus berisi informasi yang perlu untuk dapat dilaksanakan
dan dievaluasi secara tepat
Program audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi
yang telah ada dalam permanen file, tetapi cukup menunjuk file yang
bersangkutan
Program audit harus menyertakan taksiran waktu yang diperlukan sesuai

Anda mungkin juga menyukai