Anda di halaman 1dari 19

Dampak Lingkungan Polimer

LINGKUNGAN
ADE OCTAVIROSA
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari
molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih
dari satu unit monomer.
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer
dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis
monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya,
karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan
berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak
tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama
terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan
senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan
sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat
hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga
sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk
tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari.
1. Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer
yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia.
Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan
penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan
polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan
polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti
tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta
ketahanannya terhadap zat kimia.
Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang
penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis yang
telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang
elastisterhadap jalan raya.
Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-
ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas.
Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Polimer Monomer Terdapat pada
1. Polietena Etena Kantung, kabel
plastik
2. Polipropena Propena Tali, karung,
botol plastik
3. PVC Vinil klorida Pipa paralon,
pelapis lantai
4. Polivinil
alcohol
Vinil alcohol Bak air
5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau
panci anti
lengket
6. Dakron Metil tereftalat dan
etilena glikol
Pipa rekam
magnetik, kain
atau tekstil (wol
sintetis)
7. Nilon Asam adipat dan
heksametilena diamin
Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Ban motor
9. Poliester Ester dan etilena glikol Ban mobil
10. Melamin Fenol formaldehida Piring dan gelas
melamin
11. Epoksi resin Metoksi benzena dan
alcohol sekunder
Penyalut cat (cat
epoksi)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan
polimer buatan. Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di
sekitar kita :
1) Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan
motor, ahli-ahli kimia organic telah mengembangkan
pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan
kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan
dasar monomer, seperti butadiene dan stirena denganm cara
kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama
dagangnya SBR (stirena-butadiena rubber). Ada dua jenis
Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain
yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3-
butadiena dan stirena adalah 3:1, sedangkan Buna-S
perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3.
polimer tersebutb merupakan karet sintetis yang kuat hamper
menyamai karet alam karena resisten oksidasi dan abrasi
dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan
dapat di cross-linked kan dengan sulfur dengan proses
vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan sebagai ban
mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan
belerang menahan rantai-rantai polimer sehingga tidak mudah
putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada bentuk
semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene
yang berasal dari monomer kloropropena, polibutadiena, dan
Thiokol.
2) Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari
karbohidrat (selulosa), dan polimer dari protein (wol dan
sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis,
yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang
sangat kuat, sangat lentur dan transparan. Polimer ini juga
digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran film
tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak
digunakan untuk pita rekam magnetic dan untuk membuat
gelembung balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di
atmosfer.Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya
tinggi. Disebut nilon-66 karena polimernya tersususn dari enam
atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan enam atom C dari
molekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk
serat kain.
3) Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril.
Polimer ini merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan
dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus kaki.
4) Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan
jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu sebagai
berikut :

I. Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat),
massa jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam
keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena tanah
Lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang
banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik,
pembungkus halaman, ember, dsb.
II. b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena.
Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi, hanya
kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas
serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga
digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali,
dan kanel listrik (insulator).
c) PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk
membuat pipa plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit
sintetis, dan ubin plastik.
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan
tahan terhadap bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis
wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa
anti patah, dan kabel listrik.
e) Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis
monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat
keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit
digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu
tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama
dagang flexiglass. Polimetil metakrilat merupakan polimerisasi
adisi dari monomer metil metakrilat (H
2
C = CH-COOH
3
).
PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer
ini digunakan untuk jendela pesawat terbang dan lampu
belakang mobil
Ancaman Polimer Sintetik Bagi Kesehatan Manusia
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik
membuat kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan
dan kenyamanan dari produk yang mereka hasilkan. Bahkan
plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman
modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan
nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari
kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari
polimer sintetis.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan
rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers).
Bahan pelembut ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat
(ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh pelembut
adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate
(DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam
industri pengepakan dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl
citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate (DEHP) yang
digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000).
Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan
bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang
pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan
dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan
PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda
dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan
benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki
lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian
bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah
adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat,
plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat
mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998
menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300
kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan
oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada
keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen
(hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada
hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan
menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker
hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada
manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang
dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita
berhati-hati.
Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi
ambang batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu
18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya
untuk dikonsumsi.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap
hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita
mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak
mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari
polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika
kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita
ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah
terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu
seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran
terhadap tanah dan air di lingkungan kita (Plastik dari sektor
pertanian saja, di dunia setiap tahun mencapai 100 juta ton.
Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat membungkus
bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun pembakaran plastik ini
justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik
yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila
dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan
terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan
mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan
hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan
kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam
kondisi cacat.
Pekerja-pekerja wanita dalam industri getah, plastik dan tekstil
seringkali mengalami kejadian bayi mati dalam kandungan dan
ukuran bayi yang kecil. Kajian terhadap 2,096 orang ibu dan
3,170 orang bapak di Malaysia pada tahun 2002 menunjukkan
bahwa 80% wanita menghadapi bahaya kematian anak dalam
kandungan jika bekerja di industri getah dan plastik dan 90%
wanita yang suaminya bekerja di industri pewarna tekstil,
plastik dan formaldehida.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam
industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam
makanan. Sebagai contoh adalah penggunaan kantong plastik
hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan
dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari Institut
Teknologi Bandung yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat
pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari
gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal.
Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan
makanan.
Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun
bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu
elektron tak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil
sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat
menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti
pada penyakit kanker. Namun, apakah munculnya kanker ini
disebabkan plastik itu atau karena mengkonsumsi makanan
tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan. Sebab,
banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya
kekerapan orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem
kekebalan, faktor genetik, kualitas plastik, dan makanan. Bila
terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam yang sering digunakan orang untuk
membungkus makanan atau untuk kebutuhan lain juga dapat
menimbulkan masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah Girindra,
ahli biokimia Departemen Biokimia FMIPA-IPB, hasil survei
di AS pada tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan
lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari
styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan
kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa
memunculkan gejala gangguan saraf.
Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New
Jersey ditemukan 75% ASI (air susu ibu) terkontaminasi
styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan wadah
styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama
juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin
melalui plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung.
Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan menyebabkan
penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul
gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.
Selain menyebabkan kanker, sistem reproduksi seseorang bisa
terganggu. Berdasarkan hasil penelitian, styrofoam bisa
menyebabkan kemandulan atau menurunkan kesuburan. Anak
yang terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa kehilangan
kreativitas dan pasif. Mainan anak yang terbuat dari plastik
yang diberi zat tambahan ftalat agar mainan menjadi lentur juga
dapat menimbulkan masalah. Hasil penelitian ilmiah yang
dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan
bahwa bahan kimia ftalat banyak menyebabkan infeksi hati dan
ginjal. Oleh karena itu Komisi Eropa melarang penggunaan
ftalat untuk bahan pembuatan mainan anak.
Ancaman kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup
banyak contoh lainnya) datang dari kegiatan yang sering tidak
sadar kita lakukan (atau mungkin karena ketidaktahuan kita).
Seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak memakan
suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah
tangan terkotori oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita
melapisi makanan tersebut dengan kertas tisu. Padahal hal
tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan kita. Kenapa
bisa begitu?
Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang
kita gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat
ini biasanya sering disebut pemutih klor yang memang
ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar terlihat lebih
putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk
melapisi makanan yang panas atau berlemak.
b. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses
Pembentukannya
Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi
reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-
molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang besar
(polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi
dan polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada
atom yang bertambah di dalam senyawa yang terbentuk.
Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh).
Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu
berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan
polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh).
Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa
yang ikatan karbon berikatan rangkap seperti alkena, sterina,
dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan
plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan
polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil
klorida, teflon dan poliisoprena.
Berikut beberapa contoh pembentukannya :
1. a. Pembentukan polietena (polietilena) dari etena
(etilena)
O
2
nCH
2
= CH
2
(CH
2
CH
2
)n -
etena tegangan tinggi polietena
1. b. Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena
nCF
2
= CF
2
(CF
2
CF
2
)n
tetrafluoroetena politetraetilena (teflon)
1. c. Pembentukan polivinil dari isoprena (2-metil-
1,3-butadiena)
nCH
2
= CH
2
(CH
2
CH)n
Cl Cl
1. d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-
metil-1,3-butadiena)
CH
3
CH
3
nH
2
C = C CH = CH
2
(HC = C
CH = CH)n -
Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan
rangkap dari nomor 1 dan C nomor 3 terbuka, kemudian ikatan
tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan
rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan
bahwa pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping
dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap. Contoh
polimer adisi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Monomer Polimer Nama polimer Kegunaan
Polietilena Tas plastik,
botol, mainan,
isolasi listrik
Polipropilena Karpet plastik,
botol
Polistirena Pernis kayu,
styrofoam,
isolasi plastik,
gelas plastik,
mainan, bahan
pengepakkan
Polivinil klorida Pipa, genteng
plastik
Polivinil dienklorida Plastik wrap
Politetraetilena
(teflon)
Alat masak,
isolasi listrik
(penutup kabel)
Poliakrilonitril Wig (rambut
palsu), cat,
benang
Polivinilasetat Tekstil,
gumresin, cat
Polimetilmetakrilat Bahan pembuat
gelas, pembuat
bola bowling
2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus
fungsi antara kedua monomernya. Artinya, polimerisasi
kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-
monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya,
senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan
senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi
kondensasi. Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi
kondensasi :
a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace
Hume Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan
Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari monomer asam 6-
aminoheksanoat (HOOCCH
2
(CH
2
)
3
CH
2
NH
2
). Dalam
polimerisasi ini, gugus karboksil dari monomer berikatan
dengan gugus amino dari monomer tersebut.
Perhatikan reaksi tersebut, setiap dua monomer asam 6-
aminoheksanoat akan menghasilkan satu polimer dan dua
molekul air.
Adapun nilon-66 dibentuk dengan heteropolimer (monomernya
beragam), yaitu antara heksametilena diamina, (1,6-heksana
diamin) dengan asam adipat (asam 1,6-heksanadioat).
Pada heteropolimer (kopolimer) setiap 2 monomer yang
berlainan bersatu akan dihasilkan 2 molekul air.
b) Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron
Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2
polimer berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan
dimetil tereftalat (senyawa ester).
Dari contoh-contoh reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa
polimerisasi kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air
dan monomernya mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung
rantainya. Apabila dirumuskan, secara umum reaksinya adalah
sebagai berikut :
n monomer 1 polimer + (n 1) H
2
O
c) Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas
homopolimer dan kopolimer.
1. 1. Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya
sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)
n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya
terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan
tunggal.
1. 2. Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah
polimer yang monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-
66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan
polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau
dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul
yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk
mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer
agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh
sesuai dengan yang diharapkan.
d) Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap
panas
Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan
atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan
polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).
1. 1. Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas.
Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak),
dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang).
Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
1. 2. Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer
tersebut apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar
melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan
bakelit.
a) Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang
transparan dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap
udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal penggunaannya,
plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar
72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik.
Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan
polimer alam seperti : sutera, wol dan katun untuk
menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan
mudah perawatannya.
b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene
(LDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE
banyak digunakan sebagai kantung plastik serta pembungkus
makanan dan barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat
mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan
radio dan televisi, serta piringan hitam.
c) Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat.
Plastik ini juga bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan
bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan
bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi
bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC (paralon), meja,
lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun
plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat
selang plastik dan isolasi listrik.
Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan
ketiga dan sekitar 68 % digunakan untuk konstruksi bangunan
(pipa saluran air).
d) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses
pembentukannya seperti pembentukan protein). Plastik Nilon
ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari Du
Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat
dan heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat
(tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk
pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah
tangga serta peralatan laboratorium.
e) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber
(SBR), suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi
antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak
digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki
kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena
minyak atau bensin.
f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak
larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain
dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan
masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang
bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.
g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang
paling banyak digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami
berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas dengan
perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
smk/kelas_xi/sifat-polimer-kegunaan-dan-dampak-polimer-
terhadap-lingkungan/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
smk/kelas_xi/polimer/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/060196
9/materi2.html
http://ctella93.wordpress.com/2008/03/06/ancaman-polimer-
sintetik-bagi-kesehatan-manusia/
http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=69

Anda mungkin juga menyukai