Anda di halaman 1dari 5

MEKANISME NYERI

Transduksi
Merupakan proses di mana suatu rangsang nyeri (noxious stimuli) diubah menjadi suatu aktifitas listrik, yang
akan diterima oleh ujung-ujung saraf (nerve endings). Rangsang ini dapat berupa rangsang fisik, suhu, ataupun
kimia.
Dengan kata lain transduksi adalah proses rangsangan yang mengganggu menyebabkan depolarisasi
mosiseptor dan stimulus nyeri. Salah satu kemungkinan transduksi adalah pengaktivan nosiseptor oleh zat-zat
kimia penghasil nyeri yang dibebaskan di tempat cidera jaringan.
Berbeda dengan sebaian besar sensorik lain, reseptor nyeri sangat sedikit atau sama sekali tidak beradaptasi.
Dengan rangsangan yang mengganggu dan berkepanjangan, kerusakan jaringan atau peradangan , reseptor
nyeri malah semakin peka, disebut hiperalgesia, disertai penurunan ambang nyeri

Transmisi
Penyaluran impuls melalui saraf sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut
saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut
mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari
thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga,
dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri

Modulasi
Proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesilk endogen dengan asupan nyeri yang masuk ke kornu
posterior. Jadi merupakan proses desendern yang dikontrol oleh otak seseorang. Analgesik endogen ini meliputi
endorfin, serotonin, dan noradrenalin yang memiliki kemampuan menekan asupan nyeri pada kornu posterior.
Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai pintu gerbang yang dapat tertutup atau terbuka dalam menyalurkan
asupan nyeri. Peristiwa terbuka dan tertutupnya pintu gerbang tersebut diperankan oleh sistem analgesic
endogen di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat pribadi dan subjektif
pada setiap orang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pendidikan, atensi, serta makna atau
arti dari suatu rangsang.

Persepsi
Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan
modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri


PENYEBAB NYERI
1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan,
gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api
dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan
kekejangan otot dan luka bakar.

2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas

3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit
oleh pembengkakan. Misalnya : abses

4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah

5. Trauma psikologis











MACAM-MACAM FRAKTUR
Fraktur Tibia Proksimal
Fraktur ini disebut juga bumper fracture atau fraktur tibia plateau. Fraktur tibia proksimal biasanya terjadi akibat
trauma langsung dari arah samping lutut dengan kaki yang masih terfiksasi ke tanah. Contohnya pada orang
yang sedang berjalan lalu ditabrak mobil dari samping, yang disebut bumper fracture.
Fraktur Antebrakial Distal
Fraktur Sternum
Fraktur sternum terjadi sebagai akibat trauma yang sangat keras. Biasanya fraktur ini disertai dengan kontusio
jantung
Fraktur Humerus
Fraktur Iga
Merupakan cedera toraks terbanyak, dan komplikasi yang sering terjadi akibat luka tembus. Fraktur iga bisa
disebabkan pukulan, kontusio, atau penggilasan.
Fraktur Kompresi Tulang Belakang
Biasanya merupakan fraktur kompresi karena trauma indirek dari atas dan dari bawah. Dapat menimbulkan
fraktur stabil atau tidak stabil
Fraktur Kruris
Fraktur kruris merupakan akibat terbanyak dari kecelakaan lalu lintas.


Macam-macam fraktur:
a) Fraktur tertutup
Merupakan patah tulang dimana tidak ada hubungan antara yang patah dengan lingkungan.
b) Fraktur terbuka
Merupakan patah tulang dimana ada hubungan antara yang patah dengan lingkungan luar.
Golongan obat NSAIDs bekerja dengan menghambat enzim siklo-oksigenase, sehingga dapat
mengganggu perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin. Setiap obat menghambat
enzim siklo-oksigenase dengan cara yang berbeda. Parasetamol dapat menghambat biosintesis
prostaglandin apabila lingkungannya mempunyai kadar peroksida yang rendah seperti di
hipotalamus, sehingga parasetamol mempunyai efek anti-inflamasi yang rendah karena lokasi
peradangan biasanya mengandung banyak peroksida yang dihasilkan oleh leukosit. Aspirin dapat
menghambat biosintesis prostaglandin dengan cara mengasetilasi gugus aktif serin dari enzim
siklo-oksigenase. Thrombosit sangat rentan terhadap penghambatan enzim siklo-oksigenase
karena thrombosit tidak mampu mengadakan regenerasi enzim siklo-oksigenase. Semua obat
golongan NSAIDs bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi. Efek samping obat golongan
NSAIDs didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin. Selain itu, sebagian besar
obat bersifat asam sehingga lebih banyak terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di
lambung, ginjal, dan jaringan inflamasi. Efek samping lain diantaranya adalah gangguan fungsi
thrombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat terjadinya
perpanjangan waktu perdarahan. Namun, efek ini telah dimanfaatkan untuk terapi terhadap
thrombo-emboli. Selain itu, efek samping lain diantaranya adalah ulkus lambung dan
perdarahan saluran cerna, hal ini disebabkan oleh adanya iritasi akibat hambatan biosintesis
prostaglandin PGE2 dan prostacyclin. PGE2 dan PGI2 banyak ditemukan di mukosa lambung
dengan fungsi untuk menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus
halus yang bersifat sitoprotektan.


Konsep dasar Nyeri
Posted by Qittun on Wednesday, October 29, 2008
21 komentar
This item was filled under Artikel Kesehatan
Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh
yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor,secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga
yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu
pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya
yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya
mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua
komponen yaitu :
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan
timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah
yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh
darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri
yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti
jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak
sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi.
Teori Pengontrolan nyeri (Gate control theory)
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat
menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan
bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan
(Tamsuri, 2007)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau
dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri.

Anda mungkin juga menyukai

  • Neoplasma 1
    Neoplasma 1
    Dokumen45 halaman
    Neoplasma 1
    Aulia Vinia Ardelia
    Belum ada peringkat
  • Demensia
    Demensia
    Dokumen31 halaman
    Demensia
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Tutor 2.3
    Tutor 2.3
    Dokumen11 halaman
    Tutor 2.3
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Kebaktian
    Kebaktian
    Dokumen1 halaman
    Kebaktian
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • ZZ ECT
    ZZ ECT
    Dokumen5 halaman
    ZZ ECT
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen14 halaman
    Chapter II
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Konsep
    Konsep
    Dokumen1 halaman
    Konsep
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penelitian
    Laporan Penelitian
    Dokumen26 halaman
    Laporan Penelitian
    Robye Ari Ardiansyah
    Belum ada peringkat
  • Tes
    Tes
    Dokumen4 halaman
    Tes
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Editan Baru
    Editan Baru
    Dokumen1 halaman
    Editan Baru
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • 2014
    2014
    Dokumen25 halaman
    2014
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Laporan LBM 1 Blok 1.5
    Laporan LBM 1 Blok 1.5
    Dokumen17 halaman
    Laporan LBM 1 Blok 1.5
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen3 halaman
    Fix
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Isi Transcultural Care Diversity
    Isi Transcultural Care Diversity
    Dokumen9 halaman
    Isi Transcultural Care Diversity
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • .Konsep Dasar Nyeri
    .Konsep Dasar Nyeri
    Dokumen20 halaman
    .Konsep Dasar Nyeri
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen5 halaman
    Kasus
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Sakit Maag
    Sakit Maag
    Dokumen15 halaman
    Sakit Maag
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Askep Klien
    Askep Klien
    Dokumen60 halaman
    Askep Klien
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Hasil Wawancara Dengan Responden
    Hasil Wawancara Dengan Responden
    Dokumen2 halaman
    Hasil Wawancara Dengan Responden
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen5 halaman
    Kasus
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • .Nyeri Komprehensif
    .Nyeri Komprehensif
    Dokumen2 halaman
    .Nyeri Komprehensif
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • K3 Beatrix
    K3 Beatrix
    Dokumen6 halaman
    K3 Beatrix
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • .Macam2 Fraktur
    .Macam2 Fraktur
    Dokumen14 halaman
    .Macam2 Fraktur
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Dame's
    Dame's
    Dokumen10 halaman
    Dame's
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Komitmen Manajemen
    Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Komitmen Manajemen
    Dokumen1 halaman
    Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Komitmen Manajemen
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Tutor 1.3 Week 2
    Tutor 1.3 Week 2
    Dokumen2 halaman
    Tutor 1.3 Week 2
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Menopause Dan Andropause
    Menopause Dan Andropause
    Dokumen4 halaman
    Menopause Dan Andropause
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Dame's
    Dame's
    Dokumen10 halaman
    Dame's
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Preeklampsia
    Patofisiologi Preeklampsia
    Dokumen5 halaman
    Patofisiologi Preeklampsia
    Beatrix Saragih
    Belum ada peringkat