Anda di halaman 1dari 7

Judul Penelitian : Pemantauan Dewan dan Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah

IFRS

I. PEMAHAMAN TERHADAP PENELITIAN YANG DITELAAH
1. Motivasi penelitian
Secara umum dalam peneletian ini, peneliti ingin mengetahui serta membahas
bagaimana kefektivan serta peranan dewan direksi, direktur independen, komite audit
terhadap manajemen laba sebelum dan sesudah pengadopsian International Financial
Report Standart (IFRS) atau Standar Laporan Keuangan Internasional serta
implementasi IFRS terhadap Kualitas Laba
2. Masalah penelitian
Meskipun ada bukti bahwa penerapan IFRS mengarah ke peningkatan umum dalam
kualitas laba, penerapan IFRS masih melibatkan pertimbangan manajerial yang cukup
dan penggunaan informasi pribadi sehingga perusahaan meninggalkan dengan
sejumlah besar kebijakannya. Dewan direksi umumnya dianggap sebagai pemain
penting dalam tata kelola perusahaan, terutama dalam hal memantau manajemen
puncak, hal ini menekankan pada kontribusi positif yang memberikan anggota dewan
independen dalam memastikan bahwa tindakan manajemen puncak untuk kepentingan
pemegang saham

3. Teori dan Perumusan Hipotesis Penelitian
Teori
Efektivitas dewan sebagai mekanisme pengendali dapat terhambat ketika
anggota dewan juga eksekutif atau manajer dari perusahaan yang sama.
Meskipun demikian, manajer sering dimasukkan sebagai anggota dewan
karena, sebagai konsekuensi dari tugas operasional mereka, mereka
mengetahui rahasia informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Fama (1980) dan Fama dan Jensen (1983)
direksi luar benar-benar mengurangi jumlah kemunculan fraud dalam
pelaporan keuangan. Beasley (1996) dan Dechow et al. (1996)
Dewan direksi sering mendelegasi pemantauan proses pelaporan keuangan
kepada komite audit, yang bertanggung jawab atas kebenaran laporan
keuangan, hubungan dengan auditor eksternal, dan proses akuntansi internal
yang mengarah ke laporan keuangan (PricewaterhouseCoopers, 1999 ).
manajemen laba yang kurang cenderung terjadi pada perusahaan-perusahaan
yang komite Auditnya aktif dan yang anggotanya memiliki latar belakang
korporasi atau investasi perbankan. DaDalt, dan Davidson (2003)
IFRS-mengadopsi perusahaan menunjukkan peningkatan kualitas pelaporan
dalam hal manajemen laba, pengakuan kerugian yang tepat waktu, dan
relevansi nilai (Barth et al., 2008).

Hipotesis Penelitian
H1 : Efektivitas anggota dewan independen dalam menghambat manajemen
laba lebih tinggi berdasarkan IFRS daripada di bawah nasional Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) rezim pelaporan.
H2 : Efektivitas komite audit dalam menghambat manajemen laba lebih tinggi
berdasarkan IFRS daripada di bawah rezim pelaporan GAAP nasional.
hipotesa yang diajukan oleh peneliti sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan

4. Desain penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 proxy untuk manajemen laba, yaitu
Abnormal akrual modal kerja (AWCA) dan laba positif kecil (SPOS). Dengan desain
penelitian proxy yang pertama bertujuan untuk mendeteksi tingkat yang disebut
manajemen laba akrual. Karena penelitian ini adalah kasus pada perusahaan di
italia, peneliti menggunakan model DeFond dan Park (2001) AWCA sebagai proxy
untuk memperkirakan manajemen laba.
Proxy kedua yaitu untuk manajemen laba yaitu SPOS, dengan variabel
dummy yang mengasumsikan nilai 1 jika laba bersih yang diskalakan oleh total aset
antara 0 dan 0,01 (masih rancu).

II. KARATERISTIK KUALITATIF PENELITIAN
1. Validitas Internal
Hubungan kausal
peneliti ingin mengetahui serta membahas bagaimana kefektivan serta peranan
dewan direksi, direktur independen, komite audit terhadap manajemen laba
sebelum dan sesudah pengadopsian International Financial Report Standart
(IFRS) atau Standar Laporan Keuangan Internasional serta implementasi IFRS
terhadap Kualitas Laba
Metoda pengendalian variabel penggangu
Dalam penelitian ini peneliti berusaha menghindari bias data penelitian dengan
menggunakan purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah menggunakan
222 perusahaan Italia yang terdaftar yang wajib beralih dari GAAP Italia ke IFRS
pada tahun 2005.

2. Validitas Ekternal
Ukuran Sampel
- Penelitian ini didasarkan pada sampel dari 222 perusahaan Italia yang
terdaftar yang wajib beralih dari GAAP Italia ke IFRS pada tahun 2005.
Dengan berfokus pada satu negara, lebih baik kita dapat memisahkan efek
dari penerapan standar baru pada pemantauan kegiatan oleh dewan direksi,
karena sebagian besar faktor kelembagaan dan lingkungan lainnya tetap
konstan selama periode penyelidikan
- Untuk menguji hipotesis kami, kami gunakan sebagai sampel semua
perusahaan. Italia non-keuangan berturut-turut tercatat di Bursa Efek Milan
dari tahun 2003 sampai 2006 perusahaan ini sangat cocok untuk menguji
hipotesis kami karena perbedaan besar antara dua rezim pelaporan (GAAP
lokal dan IFRS), variasi yang signifikan dalam struktur tata kelola
perusahaan, dan efek pembaur terbatas.



Metode Penyampelan
Kami menggunakan dua proxy untuk manajemen laba yang banyak digunakan
dalam penelitian akuntansi kontemporer: akrual modal kerja normal (AWCA) dan
laba positif kecil (SPOS).
1. Proksi pertama bertujuan untuk mendeteksi tingkat yang disebut "manajemen
laba akrual." Ini umumnya diukur dengan menggunakan perkiraan akrual yang
abnormal (atau akrual diskresioner) dan mengacu pada segmen akrual yang
tidak "normal" atau diharapkan (yaitu, tidak didasarkan pada transaksi nyata
perusahaan). Dengan demikian, akrual abnormal dianggap konsekuensi dari
manipulasi akuntansi. Ada beberapa model yang disarankan untuk
memperkirakan non-discretionary (atau "normal") akrual dan akrual
diskresioner. Jones-jenis tindakan akrual tidak normal (Dechow, Sloan, &
Sweeney, 1995; Jones, 1991; Kothari, Leone, & Wasley, 2005) lebih sering
digunakan untuk mengukur manajemen laba akrual. Namun, ketika jumlah
observasi per tahun / industri terbatas, estimasi tersebut diberikan tidak dapat
diandalkan (Wysocki, 2004).
2. Proksi kedua kami untuk manajemen laba mencoba untuk mendeteksi
keberadaan manajemen laba ditujukan untuk mencapai target. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menetapkan tingkat
positif-laba sebagai target dan menggunakan frekuensi laba bersih kecil positif
sebagai metrik manajemen laba ditujukan untuk mencapai sasaran tersebut
(Barth et al, 2008;. Burgstahler & Dichev, 1997; Leuz, Nanda, & Wysocki,
2003). Gagasan yang mendasari metrik ini adalah bahwa manajemen lebih
memilih untuk melaporkan laba positif kecil daripada laba negatif dan
melakukan tindakan manajemen laba setiap kali mereka mengatasi target laba-
level nol. Oleh karena itu, berikut literatur sebelumnya, proksi kedua kami
untuk manajemen laba adalah SPOS, variabel dummy yang mengasumsikan
nilai 1 jika laba bersih skala oleh total aset antara 0 dan 0,01 (Lang, raedy, &
Yetman, 2003).



3. Kualitas Pengumpulan Sampel Dan Analsis Data
Pengumpulan sampel
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan dua metode. Metode
pertama menggunakan metode kuantitatif, dimana data laporan keuangan dan
laporan corporate governance perusahaan diolah menggunakan proksi AWCA.
Metode kedua menggunakan metode kuantitatif menggunakan SPOS dimana data
yang telah terkumpul diolah dalam bentuk tabulasi dengan memberikan bobot
jawaban pada masing-masing pernyataan.Dari tabulasi data tersebut dihasilkan
keluaran-keluaran berupa angka.
Analisis data
Analisis data menggunkan metode statistik deskriptif dan regresi
Analisis data menggunakan statistik regresi untuk sampel data sekunder karena
mempertimbangkan data yang dimiliki merupakan data perusahaan yang konstan
pada dua tahun periode, pasca maupun pra IFRS. Hal ini bertujuan untuk
menguji apakah koefisien dari variabel uji (IND dan AC, masing-masing) secara
signifikan berbeda antara dua periode. Kedua model menunjukkan penyesuaian
nilai nilai R-square berkisar sekitar 15% untuk pre-IFRS Model menjadi sekitar
17% untuk pasca regresi IFRS.

4. Kecocokan Pengujian Statistik yang Digunakan
Pengujian statistik dengan metode regresi yang digunakan cocok dengan keberadaan
variabel dependen dan independen dalam penelitian ini.
5. Konsistensi Antara Masalah Penelitian, Formulasi Hipotesis dan Analisis Data
Menurut saya konsistensi masalah penelitian, formulasi hipotesis dan analisis data
sudah tercapai. Peneliti ingin mengetahui bagaimana kefektivan serta peranan dewan
direksi, direktur independen, komite audit terhadap manajemen laba sebelum dan
sesudah pengadopsian International Financial Report Standart (IFRS) atau Standar
Laporan Keuangan Internasional serta implementasi IFRS terhadap Kualitas Laba

6. Konsistensi antara hasil simpulan yang ditarik
Menurut saya simpulan - simpulan yang ditarik dalam penelitian ini konsisten, dengan
mendukung hipotesis yang ada. Tidak terdapat simpulan yang bertentangan dengan
hipotesis yang ada pada penelitian ini, karena penjelasannya tidak menyimpang dari
hasil analisis yang telah dilakukan.
Kesimpulan menunjukkan bahwa komite audit dan_ dewan independen masih
memainkan peran penting dalam menghambat manajemen laba setelah pengenalan
IFRS.

7. Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa kesimpulan mengenai dampak corporate
governance pada manajemen laba tidak dapat digeneralisasi dalam konteks yang
ditandai dengan aturan akuntansi yang berbeda.
Penelitian dapat berguna untuk pengguna laporan keuangan, karena hasil
menunjukkan bahwa analisis yang efektif kaporan keuangan harus
mempertimbangkan tata kelola perusahaan (Latu sensu) bersama-sama dengan
kontinjensi lingkungan yang dapat mempengaruhi keektifan tata kelola perusahaan.
Dapat memberikan indikasi yang berguna untuk regulator dan pembuat standar yang
tertarik dalam mengevaluasi efektivitas tata kelola perusahaan yang berbeda.

8. Keterbatasan Penelitian
Kemungkinan kekurangan atas interpretasi kami adalah bahwa hasil yang dapat
didorong oleh perubahan komposisi dewan dan struktur bukan oleh pelaksanaan baru
standar. Untuk mengesampingkan interpretasi alternatif potensial ini, kami
menjalankan semua analisis (Persamaan (2) - (5).) Dari sub-sampel yang terdiri hanya
dari perusahaan-perusahaan yang dewan dan Komposisi komite dan struktur tidak
berubah. Secara khusus, kami menjalankan semua analisis berdasarkan sub-sampel
hanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami perubahan direktur
independen dari tahun 2003 sampai 2006 subsampel ini terdiri dari 428 observasi (214
untuk sebelum periode dan 214 untuk sesudah periode IFRS) dan 107 perusahaan yang
unik.

9. Penulisan daftar pustaka
Penulisan daftar pustaka sudah sesuai dengan format penulisan karya ilmiah

Anda mungkin juga menyukai