Abraham Bayu Theodoron 10-2011-441 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500 gram. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir bayi, dilakukan analisa data dari hasil pengamatan baik data univariat maupun bivariat. Populasi dan sample berjumlah 101 orang. Didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan bermakna antara berat badan lahir rendah bayi dengan usia ibu, kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi. Akan tetapi terdapat hubungan bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu.
Kata kunci : merokok, hipertensi, usia ibu, tingkat pendidikan
Abstract Weight loss is the most important anthropometric measure, is used to check the health of children every opportunity in all age groups. Weight loss is the result of an increase / decrease in the other bone, muscle, fat, body fluids, etc.. Weight is used as the best indicator at this point to know the state of nutrition and child development Babies with Low Birth Weight (LBW) infants are born with a birth weight below 2500 grams. To determine the risk factors that influence birth weight babies, performed the data analysis of the data observations both univariate and bivariate. Population and sample numbered 101 people. Showed that there was no significant association between low birth weight infants with maternal age, smoking habits, and history of hypertension. However, there is a significant association between birth weight by mother's education level. Key words: smoking, hypertension, maternal age, education level
Pendahuluan A. Latar Belakang
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atahu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. 1
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami-istri. Pada masa kehamilan, ibu harus mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat dapat melahirkan bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. 2 Berat lahir adalah indikator yang penting dan reliabel bagi kelangsungan hidup neonatus dan bayi, baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan perkembangan status mentalnya. Berat lahir juga dapat digunakan sebagai indikator umum untuk mengetahui status kesehatan, gizi dan sosial ekonomi dari negara maju dan negara berkembang. 1 Dalam hal ini, berat lahir yang tidak seimbang, baik kurang atau berlebih, dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayinya. Bayi berat lahir rendah (BBLR)/kurang dari 2500 gr menyumbang 42,5%-56% kematian perinatal. Risiko kematian BBLR 5-9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal. 3,4
B. Permasalahan Adapun permasalahan yang timbul adalah banyaknya berat badan lahir bayi rendah pada ibu yang datang ke Puskesmas
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dibuatnya penelitian ini untuk memperlajari faktor-faktor yang mempunyai hubungan atau pengaruh terhadap kejadian rendahnya berat bayi yang baru lahir 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui distribusi berat bayi yang ditimbang dan tidak ditimbang berdasarkan karakteristik pendidikan, menindikasikan faktor resiko yang berperan diantara rokok, penyakit hipertensi, umur, dan pendidikan terhadap berat badan lahir bayi. D. Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari apa yang menjadi faktor berat badan lahir rendah pada bayi, kemudian menjadi bahan belajar untuk penulis sebagai mahasiswa kedokteran supaya kelak bisa menangani jika terdapat kasus serupa. Meningkatkan deteksi dini dan penanggulangan ibu hamil dengan resiko bayi berat badan lahir rendah sehingga dapat menghasilkan bayi dan ibu yang sehat serta proses kehamilan dan persalinan yang lancar. Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang pentingnya derajat kesehatan ibu hamil dalam mendapatkan bayi yang sehat dan berkualitas serta terhindar dari berat badan lahir rendah.
Tinjauan Pustaka
Berat Badan Lahir Rendah BBLR adalah bayi yang terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa melihat usia kehamilan. Umumnya, BBLR disebabkan oleh kelahiran prematur dan pertumbuhan janin terlambat (PJT). 5 Kelahiran pada usia kurang dari 37 minggu merupakan kelahiran prematur. Sementara pertumbuhan janin terlambat (PJT) adalah terjadinya gangguan pada pertumbuhan janin hingga berat janin di bawah presentil 10. 5 Risiko BBLR disebabkan beberapa faktor, yaitu: risiko medis, risiko demografik, risiko fasilitas kesehatan, serta risiko perilaku dan lingkungan. Faktor risiko medis meliputi kehamilan multipel yang disebabkan teknik bayi tabung hingga menghasilkan bayi kembar lebih dari dua, jarak kehamilan yang terlalu pendek dari kehamilan sebelumnya, tidak optimalnya kenaikan berat badan ibu, hipertensi, hipotensi, pendarahan pada trimester pertama atau kedua, adanya bakteri dalam urin, atau cairan ketuban yang terlalu banyak atau sedikit.Faktor risiko demografik bisa dipengaruhi oleh usia ibu yang terlalu muda yakni kurang dari 16 tahun atau usianya terlalu tua, lebih dari 35 tahun. Selain itu, dipengaruhi pula tingkat pendidikan yang rendah serta kondisi sosio-ekonomi yang menjadi salah satu tolak ukur penentu status gizi anak. 6
Hipertensi Definisi Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami.Hipertensi juga sering digolongakan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah 95-104, hipertensi sedang tekanan diastole-nya 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya >115.
Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terdapat pada dewasa muda. Etiologi a. Usia Insidensi hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur. b. Kelamin Pada ummnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi. c. Ras Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.
d. Pola hidup Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehiduopan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih tinggi. e. Diabetes Mellitus Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang. Hipertensi dengan diabetes melitus meningkatan mortalitas. Manifestasi klinis Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing, dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, sepresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati.
Rokok Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dan lain-lain.
Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner, pneumonia, gangguan system reproduksi danlain-lain. 7
Pendidikan Definisi dan Pengertian Pendidikan menurut para ahli pada hakekatnya adalah suatu proses pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilai- nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. 3 Pendidikan adalah kegiatan kemanusiaan atau disebut sebagai kegiatan memanusiakan manusia. Kesuma, dkk (2007), menyebutkan bahwa sebagai kegiatan manusiawi, pendidikan membuat manusia membuka diri terhadap dunia. Lebih dari itu Khan (2010), menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman. 6 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 8
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder di Puskesmas X dan Y. Penelitian ini merupakan penelitian bidan kedokteran yang mengambil data retrospektif dengan rancangan studi cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 101 subjek. Pengambilan subyek dalam penelitian ini menggunakan tehnik systematic sampling agar sampel yang terpilih dari kedua daerah penelitian terambil secara merata sehingga bersifat mewakili. Data yang terkumpul dilakukan cleaning, coding dan tabulasi ke dalam computer, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dengan menggunakan uji chi square. Pada uji Chi Square dibutuhkan variable dengan tipe kategorik ordinal maupun nominal, kemudian untuk yang tidak bisa menggunakan Chi Square maka dapat digunakan uji Fisher untuk menetapkan hipotesis yang diterima. Variabel-variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya adalah umur ibu pada saat mengandung, adanya riwayat pemakaian merokok, ibu hamil yang menderita hipertensi, dan tingkat pendidikan dari ibu, sedangkan variable dependen yang dipakai adalah berat bayi lahir.
Hasil Penelitian Tercatat terdapat 101 ibu hamil yang melakukan persalinan di Puskesmas. Berikut distribusi dari sampel yang sudah diambil:
Grafik 1: Distribusi umur ibu pada sampel Grafik 2: Distribusi berat badan lahir pada sampel
Grafik 3: Distribusi rokok pada sampel
Grafik 4: Distribusi hipertensi pada sampel
Grafik 5: Distribusi pendidikan pada sampel Pengaruh Umur Terhadap Berat Badan Lahir
Dari penelitian di sebutkan bahwa H 0 adalah tidak adanya hubungan antara umur ibu saat mengandung dengan berat badan lahir rendah bayi dan H a adanya hubungan antara umur ibu pada saat mengandung dengan berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut: Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir <2500 total Umur < 25 35 26 61 Umur => 25 26 14 40 total 61 40 101
Tabel 1: Hasil uji Chi-Square antara variable berat badan lahir dengan umur ibu
Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0.577 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05, maka p > 0.05, maka H 0 diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara umur ibu saat mengandung dengan berat badan lahir rendah.
Pengaruh Riwayat Merokok Terhadap Berat Badan Lahir
Dari penelitian di tarik H 0 adalah tidak adanya hubungan antara riwayat merokok dengan berat badan lahir rendah bayi dan H a adanya hubungan antara riwayat merokok mengandung dengan berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut: Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir < 2500 total Tidak merokok 40 22 62 Merokok 21 18 39 Total 61 40 101
Table 2: Hasil uji Chi-Square antara variable berat badan lahir dengan rokok.
Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0,391 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05. Hasilnya p > 0.05, maka H 0 diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara riwayat merokok dengan berat badan lahir rendah.
Pengaruh Penderita Hipertensi Terhadap Berat Badan Lahir Dari penelitian di tarik H 0 adalah tidak adanya hubungan antara penderita hipertensi dengan berat badan lahir rendah bayi dan H a adanya hubungan antara ibu penderita hipertensi dengan berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir <2500 total Tidak Hipertensi 59 38 97 hipertensi 2 2 4 total 61 40 101
Tabel 3: Hasil uji Chi Square antara variable hipertensi dengan berat badan lahir
Didapatkan dengan uji Fisher adalah 0,647, p yang dipakai penulis adalah 0,05, maka p > 0.05, maka H 0 diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara ibu penderita hipertensi dengan berat badan lahir rendah.
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Berat Badan Lahir Dari penelitian di tarik H 0 adalah adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir rendah bayi dan H a tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut: Variabel Berat badan lahir >=2500 Berat badan lahir <2500 total Tingkat pendidikan tinggi 13 25 38 Tingakt pendidikan sedang 48 15 63 total 61 40 101
Tabel 4: Hasil uji Chi Square antara variable Pendidikan dengan berat badan lahir Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0,000 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05. Hasilnya p < 0.05, maka H 0 ditolak, sedangkan Ha yang diterima. Artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir rendah.
Pembahasan
Hubungan antara Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah
Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan umur pada saat ibu hamil dengan berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p > 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa prognosa kehamilan sangat ditentukan oleh usia seseorang. Umur yang terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran premature.
Hubungan antara Riwayat Merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah
Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan riwayat merokok dengan berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p > 0,05. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang didapat jika perilaku ibu yang suka merokok maupun terkena pajanan asap rokok, serta konsumsi alkohol dan obat-obatan beresiko untuk melahirkan bayi BBLR. Menurut penelitian angka insidensi bayi BBLR dari ibu yang merokok dua kali lebh besar dari ibu yang tidak merokok.
Hubungan antara Ibu Penderita Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan ibu dengan penderita hipertensi dengan berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p > 0,05.
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan umur pada saat ibu hamil dengan berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p < 0,05. Hasil ini sesuai dengan teorinya bahwa Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. 7,8
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ditemukan adanya hubungan antara berat badan lahir bayi dengan usia ibu, konsumsi rokok dan riwayat hipertensi pada ibu. Akan tetapi ditemukan adanya hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas maka untuk setiap petugas kesehatan supaya dapat melakukan peningkatan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan yang ditujukan secara khusus pada ibu hamil yang berpendidikan rendah sampai sedang yang mencakup kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur dan program perbaikan gizi.
Daftar Pustaka 1. Cunningham et al. Obstetri williams vol.1. edisi ke 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2010.h.5,198-221. 2. Susiana IWS. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali Tahun 2005 [skripsi]. Semarang: FKM Unnes. 2005. 3. Phaneendra RRS, Prakash KP, Sreekumaran NN. Influence of Pre-Pregnancy Weight, Maternal Height and Weight Gain During Pregnancy on Birth Weight. Bahrain Med Bull; 2001.23(1).h.22-6. 4. Line R, Hanne KH, Hanne K, Lars FM, Ann T, Bent O. Association Between Maternal Weight Gain and Birth Weight. ACOG; 2007.109(6).h.1309-15. 5. Turhayati ER. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Lahir Bayi di Sukaraja Bogor Tahun 2001-2003, Jurnal Kesehatan Masyarakat V0l 1,N0. 3, Desember 2006, hal 140-143. 6. Asrining S, Handayani S, Kusuma HN. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.30 7. Manuaba IBG, Manuaba C, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.421-2 8. Curtis GB. Kehamilan di atas usia 30. Jakarta : Penerbit Arcan; 2000.h.62-3
Lampiran
umur 2 * berat badan lahir 2 Crosstabulation
berat badan lahir 2 Total
>=2500 <2500 umur 2 <25 tahun Count 35 26 61 Expected Count 36.8 24.2 61.0 % within umur 2 57.4% 42.6% 100.0% >=25 tahun Count 26 14 40 Expected Count 24.2 15.8 40.0 % within umur 2 65.0% 35.0% 100.0% Total Count 61 40 101 Expected Count 61.0 40.0 101.0 % within umur 2 60.4% 39.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square .587 a 1 .444
Continuity Correction b .311 1 .577
Likelihood Ratio .590 1 .442
Fisher's Exact Test
.534 .289 Linear-by-Linear Association .581 1 .446
N of Valid Cases b 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84. b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square 1.140 a 1 .286
Continuity Correction b .737 1 .391
Likelihood Ratio 1.134 1 .287
Fisher's Exact Test
.304 .195 Linear-by-Linear Association 1.128 1 .288
N of Valid Cases b 101
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45. b. Computed only for a 2x2 table