Anda di halaman 1dari 17

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Badan

Lahir pada Bayi



Abraham Bayu Theodoron
10-2011-441
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan
memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil
peningkatan/penurunan antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai
indikator terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak Bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir dibawah 2500
gram. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang mempengaruhi berat badan lahir bayi, dilakukan
analisa data dari hasil pengamatan baik data univariat maupun bivariat. Populasi dan sample
berjumlah 101 orang. Didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan bermakna antara berat badan lahir
rendah bayi dengan usia ibu, kebiasaan merokok dan riwayat hipertensi. Akan tetapi terdapat hubungan
bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu.

Kata kunci : merokok, hipertensi, usia ibu, tingkat pendidikan


Abstract
Weight loss is the most important anthropometric measure, is used to check the health of children every
opportunity in all age groups. Weight loss is the result of an increase / decrease in the other bone,
muscle, fat, body fluids, etc.. Weight is used as the best indicator at this point to know the state of
nutrition and child development Babies with Low Birth Weight (LBW) infants are born with a birth
weight below 2500 grams. To determine the risk factors that influence birth weight babies, performed the
data analysis of the data observations both univariate and bivariate. Population and sample numbered
101 people. Showed that there was no significant association between low birth weight infants with
maternal age, smoking habits, and history of hypertension. However, there is a significant association
between birth weight by mother's education level.
Key words: smoking, hypertension, maternal age, education level


Pendahuluan
A. Latar Belakang

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atahu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.
1

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan
suami-istri. Pada masa kehamilan, ibu harus mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran
bayinya. Ibu yang sehat dapat melahirkan bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah
dengan berat badan yang cukup.
2
Berat lahir adalah indikator yang penting dan reliabel bagi
kelangsungan hidup neonatus dan bayi, baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan
perkembangan status mentalnya. Berat lahir juga dapat digunakan sebagai indikator umum
untuk mengetahui status kesehatan, gizi dan sosial ekonomi dari negara maju dan negara
berkembang.
1
Dalam hal ini, berat lahir yang tidak seimbang, baik kurang atau berlebih, dapat
menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayinya. Bayi berat lahir rendah (BBLR)/kurang dari
2500 gr menyumbang 42,5%-56% kematian perinatal. Risiko kematian BBLR 5-9 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal.
3,4


B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang timbul adalah banyaknya berat badan lahir bayi rendah pada ibu
yang datang ke Puskesmas

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dibuatnya penelitian ini untuk memperlajari faktor-faktor yang mempunyai
hubungan atau pengaruh terhadap kejadian rendahnya berat bayi yang baru lahir
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui distribusi berat bayi yang
ditimbang dan tidak ditimbang berdasarkan karakteristik pendidikan, menindikasikan
faktor resiko yang berperan diantara rokok, penyakit hipertensi, umur, dan pendidikan
terhadap berat badan lahir bayi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari apa yang menjadi faktor berat
badan lahir rendah pada bayi, kemudian menjadi bahan belajar untuk penulis sebagai
mahasiswa kedokteran supaya kelak bisa menangani jika terdapat kasus serupa.
Meningkatkan deteksi dini dan penanggulangan ibu hamil dengan resiko bayi berat badan
lahir rendah sehingga dapat menghasilkan bayi dan ibu yang sehat serta proses kehamilan dan
persalinan yang lancar. Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang
pentingnya derajat kesehatan ibu hamil dalam mendapatkan bayi yang sehat dan berkualitas
serta terhindar dari berat badan lahir rendah.

Tinjauan Pustaka

Berat Badan Lahir Rendah
BBLR adalah bayi yang terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa melihat usia
kehamilan. Umumnya, BBLR disebabkan oleh kelahiran prematur dan pertumbuhan janin
terlambat (PJT).
5
Kelahiran pada usia kurang dari 37 minggu merupakan kelahiran prematur.
Sementara pertumbuhan janin terlambat (PJT) adalah terjadinya gangguan pada pertumbuhan
janin hingga berat janin di bawah presentil 10.
5
Risiko BBLR disebabkan beberapa faktor, yaitu:
risiko medis, risiko demografik, risiko fasilitas kesehatan, serta risiko perilaku dan lingkungan.
Faktor risiko medis meliputi kehamilan multipel yang disebabkan teknik bayi tabung hingga
menghasilkan bayi kembar lebih dari dua, jarak kehamilan yang terlalu pendek dari kehamilan
sebelumnya, tidak optimalnya kenaikan berat badan ibu, hipertensi, hipotensi, pendarahan pada
trimester pertama atau kedua, adanya bakteri dalam urin, atau cairan ketuban yang terlalu banyak
atau sedikit.Faktor risiko demografik bisa dipengaruhi oleh usia ibu yang terlalu muda yakni
kurang dari 16 tahun atau usianya terlalu tua, lebih dari 35 tahun. Selain itu, dipengaruhi pula
tingkat pendidikan yang rendah serta kondisi sosio-ekonomi yang menjadi salah satu tolak ukur
penentu status gizi anak.
6

Hipertensi
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang
terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur,
dan tingkat stres yang dialami.Hipertensi juga sering digolongakan sebagai ringan, sedang, atau
berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah 95-104, hipertensi
sedang tekanan diastole-nya 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya >115.

Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih
sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan
tekanan sistole lebih sering terdapat pada dewasa muda.
Etiologi
a. Usia
Insidensi hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang
berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan
kematian prematur.
b. Kelamin
Pada ummnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di
atas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas
pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria
berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.


d. Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil
yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehiduopan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens hipertensi yang lebih
tinggi.
e. Diabetes Mellitus
Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik
nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama
kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang
mulainya dini dan kurang. Hipertensi dengan diabetes melitus meningkatan mortalitas.
Manifestasi klinis
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing,
dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama seringnya
dengan yang terdapat pada yang tidak dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala
sewaktu bangun tidur, mata kabur, sepresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi
yang tidak diobati.


Rokok
Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam
rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik
(dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar,
karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dan lain-lain.

Efek rokok terhadap
kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya
yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan
berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh
rokok antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung
koroner, pneumonia, gangguan system reproduksi danlain-lain.
7


Pendidikan
Definisi dan Pengertian Pendidikan menurut para ahli pada hakekatnya adalah suatu proses
pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu pengetahuan, secara
emosional untuk menguasai diri dan secara moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-
nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.
3
Pendidikan adalah kegiatan
kemanusiaan atau disebut sebagai kegiatan memanusiakan manusia. Kesuma, dkk (2007),
menyebutkan bahwa sebagai kegiatan manusiawi, pendidikan membuat manusia membuka diri
terhadap dunia. Lebih dari itu Khan (2010), menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu
proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter,
terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman
dan nyaman.
6
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
8


Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder di Puskesmas X dan Y. Penelitian
ini merupakan penelitian bidan kedokteran yang mengambil data retrospektif dengan rancangan
studi cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 101 subjek. Pengambilan subyek dalam
penelitian ini menggunakan tehnik systematic sampling agar sampel yang terpilih dari kedua
daerah penelitian terambil secara merata sehingga bersifat mewakili. Data yang terkumpul
dilakukan cleaning, coding dan tabulasi ke dalam computer, kemudian dilanjutkan dengan
analisis data dengan menggunakan uji chi square. Pada uji Chi Square dibutuhkan variable
dengan tipe kategorik ordinal maupun nominal, kemudian untuk yang tidak bisa menggunakan
Chi Square maka dapat digunakan uji Fisher untuk menetapkan hipotesis yang diterima.
Variabel-variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya adalah umur ibu
pada saat mengandung, adanya riwayat pemakaian merokok, ibu hamil yang menderita
hipertensi, dan tingkat pendidikan dari ibu, sedangkan variable dependen yang dipakai adalah
berat bayi lahir.

Hasil Penelitian
Tercatat terdapat 101 ibu hamil yang melakukan persalinan di Puskesmas. Berikut distribusi dari
sampel yang sudah diambil:

Grafik 1: Distribusi umur ibu pada sampel
Grafik 2: Distribusi berat badan lahir pada sampel


Grafik 3: Distribusi rokok pada sampel


Grafik 4: Distribusi hipertensi pada sampel


Grafik 5: Distribusi pendidikan pada sampel
Pengaruh Umur Terhadap Berat Badan Lahir

Dari penelitian di sebutkan bahwa H
0
adalah tidak adanya hubungan antara umur ibu saat
mengandung dengan berat badan lahir rendah bayi dan H
a
adanya hubungan antara umur ibu
pada saat mengandung dengan berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai
berikut:
Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir <2500
total
Umur < 25 35 26 61
Umur => 25 26 14 40
total 61 40 101


Tabel 1: Hasil uji Chi-Square antara variable berat badan lahir dengan umur ibu

Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0.577 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05,
maka p > 0.05, maka H
0
diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada hubungan
antara umur ibu saat mengandung dengan berat badan lahir rendah.

Pengaruh Riwayat Merokok Terhadap Berat Badan Lahir

Dari penelitian di tarik H
0
adalah tidak adanya hubungan antara riwayat merokok dengan berat
badan lahir rendah bayi dan H
a
adanya hubungan antara riwayat merokok mengandung dengan
berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir < 2500 total
Tidak merokok 40 22 62
Merokok 21 18 39
Total 61 40 101


Table 2: Hasil uji Chi-Square antara variable berat badan lahir dengan rokok.

Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0,391 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05.
Hasilnya p > 0.05, maka H
0
diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada
hubungan antara riwayat merokok dengan berat badan lahir rendah.

Pengaruh Penderita Hipertensi Terhadap Berat Badan Lahir
Dari penelitian di tarik H
0
adalah tidak adanya hubungan antara penderita hipertensi dengan
berat badan lahir rendah bayi dan H
a
adanya hubungan antara ibu penderita hipertensi dengan
berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:

Variabel Berat badan lahir >= 2500 Berat badan lahir <2500
total
Tidak Hipertensi 59 38 97
hipertensi 2 2 4
total 61 40 101


Tabel 3: Hasil uji Chi Square antara variable hipertensi dengan berat badan lahir

Didapatkan dengan uji Fisher adalah 0,647, p yang dipakai penulis adalah 0,05, maka p >
0.05, maka H
0
diterima, sedangkan Ha yang ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara ibu
penderita hipertensi dengan berat badan lahir rendah.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Berat Badan Lahir
Dari penelitian di tarik H
0
adalah adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berat
badan lahir rendah bayi dan H
a
tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
berat badan lahir rendah bayi. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Variabel Berat badan lahir
>=2500
Berat badan lahir <2500
total
Tingkat pendidikan tinggi 13 25 38
Tingakt pendidikan sedang 48 15 63
total 61 40 101


Tabel 4: Hasil uji Chi Square antara variable Pendidikan dengan berat badan lahir
Didapatkan Chi-Square terkoreksi adalah 0,000 dan p yang dipakai penulis adalah 0,05.
Hasilnya p < 0.05, maka H
0
ditolak, sedangkan Ha yang diterima. Artinya ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan berat badan lahir rendah.

Pembahasan

Hubungan antara Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah

Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan umur pada saat ibu hamil dengan
berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p > 0,05.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa prognosa kehamilan sangat ditentukan oleh usia
seseorang. Umur yang terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih
dari 34 tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan
ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran
premature.

Hubungan antara Riwayat Merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah

Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan riwayat merokok dengan berat
badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p > 0,05. Hasil ini
tidak sesuai dengan teori yang didapat jika perilaku ibu yang suka merokok maupun terkena
pajanan asap rokok, serta konsumsi alkohol dan obat-obatan beresiko untuk melahirkan bayi
BBLR. Menurut penelitian angka insidensi bayi BBLR dari ibu yang merokok dua kali lebh
besar dari ibu yang tidak merokok.



Hubungan antara Ibu Penderita Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Dari hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan ibu dengan penderita hipertensi
dengan berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p >
0,05.

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan umur pada saat ibu hamil dengan
berat badan lahir rendah pada bayi. Hal ini ditunjukkan dengan kemaknaan sebesar p < 0,05.
Hasil ini sesuai dengan teorinya bahwa Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan
tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan
mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi dengan berat badan lahir
rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam memelihara kondisi kehamilan serta
upaya mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.
7,8



Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ditemukan adanya hubungan antara berat badan lahir
bayi dengan usia ibu, konsumsi rokok dan riwayat hipertensi pada ibu. Akan tetapi ditemukan
adanya hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan berat badan lahir bayi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas maka untuk setiap petugas kesehatan
supaya dapat melakukan peningkatan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan yang
ditujukan secara khusus pada ibu hamil yang berpendidikan rendah sampai sedang yang
mencakup kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur dan
program perbaikan gizi.




Daftar Pustaka
1. Cunningham et al. Obstetri williams vol.1. edisi ke 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC ; 2010.h.5,198-221.
2. Susiana IWS. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I
Boyolali Tahun 2005 [skripsi]. Semarang: FKM Unnes. 2005.
3. Phaneendra RRS, Prakash KP, Sreekumaran NN. Influence of Pre-Pregnancy Weight,
Maternal Height and Weight Gain During Pregnancy on Birth Weight. Bahrain Med Bull;
2001.23(1).h.22-6.
4. Line R, Hanne KH, Hanne K, Lars FM, Ann T, Bent O. Association Between Maternal
Weight Gain and Birth Weight. ACOG; 2007.109(6).h.1309-15.
5. Turhayati ER. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan dengan Berat Lahir
Bayi di Sukaraja Bogor Tahun 2001-2003, Jurnal Kesehatan Masyarakat V0l 1,N0. 3,
Desember 2006, hal 140-143.
6. Asrining S, Handayani S, Kusuma HN. Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.h.30
7. Manuaba IBG, Manuaba C, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2003.h.421-2
8. Curtis GB. Kehamilan di atas usia 30. Jakarta : Penerbit Arcan; 2000.h.62-3











Lampiran

umur 2 * berat badan lahir 2 Crosstabulation

berat badan lahir 2
Total

>=2500 <2500
umur 2 <25 tahun Count 35 26 61
Expected Count 36.8 24.2 61.0
% within umur 2 57.4% 42.6% 100.0%
>=25 tahun Count 26 14 40
Expected Count 24.2 15.8 40.0
% within umur 2 65.0% 35.0% 100.0%
Total Count 61 40 101
Expected Count 61.0 40.0 101.0
% within umur 2 60.4% 39.6% 100.0%

















Chi-Square Tests

Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .587
a
1 .444

Continuity Correction
b
.311 1 .577

Likelihood Ratio .590 1 .442

Fisher's Exact Test

.534 .289
Linear-by-Linear Association .581 1 .446

N of Valid Cases
b
101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.84.
b. Computed only for a 2x2 table






















Chi-Square Tests

Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.140
a
1 .286

Continuity Correction
b
.737 1 .391

Likelihood Ratio 1.134 1 .287

Fisher's Exact Test

.304 .195
Linear-by-Linear Association 1.128 1 .288

N of Valid Cases
b
101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
b. Computed only for a 2x2 table





rokok * berat badan lahir 2 Crosstabulation

berat badan lahir 2
Total

>=2500 <2500
rokok tidak merokok Count 40 22 62
Expected Count 37.4 24.6 62.0
% within rokok 64.5% 35.5% 100.0%
merokok Count 21 18 39
Expected Count 23.6 15.4 39.0
% within rokok 53.8% 46.2% 100.0%
Total Count 61 40 101
Expected Count 61.0 40.0 101.0
% within rokok 60.4% 39.6% 100.0%

hipertensi * berat badan lahir 2 Crosstabulation

berat badan lahir 2
Total

>=2500 <2500
hipertensi tidak Count 59 38 97
Expected Count 58.6 38.4 97.0
% within hipertensi 60.8% 39.2% 100.0%
ya Count 2 2 4
Expected Count 2.4 1.6 4.0
% within hipertensi 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 61 40 101
Expected Count 61.0 40.0 101.0
% within hipertensi 60.4% 39.6% 100.0%




Chi-Square Tests

Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .188
a
1 .664

Continuity Correction
b
.000 1 1.000

Likelihood Ratio .184 1 .668

Fisher's Exact Test

.647 .520
Linear-by-Linear Association .186 1 .666

N of Valid Cases
b
101

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.58.
b. Computed only for a 2x2 table






pendidikan * berat badan lahir 2 Crosstabulation

berat badan lahir 2
Total

>=2500 <2500
pendidikan tinggi Count 13 25 38
Expected Count 23.0 15.0 38.0
% within pendidikan 34.2% 65.8% 100.0%
sedang Count 48 15 63
Expected Count 38.0 25.0 63.0
% within pendidikan 76.2% 23.8% 100.0%
Total Count 61 40 101
Expected Count 61.0 40.0 101.0
% within pendidikan 60.4% 39.6% 100.0%



Chi-Square Tests

Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 17.464
a
1 .000

Continuity Correction
b
15.753 1 .000

Likelihood Ratio 17.635 1 .000

Fisher's Exact Test

.000 .000
Linear-by-Linear Association 17.291 1 .000

N of Valid Cases
b
101

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.05.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai