Anda di halaman 1dari 21

1. Apa saja penyakit psikosomatik?

Jawab :
Para penderita psikosomatik, umumnya mengeluhkan gangguan yang berkaitan
dengan sistem organ, seperti :
1. Kardio-vaskuler: keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah
2. Gastro-intestinal: keluhan ulu hati nyeri, mencret kronis
3. Respiratorlus: keluhan sesak napas, asma
4. Dermatologi: keluhan gatal, eksim
5. Muskulo-skeletal: keluhan encok, pegal, kejang
6. Endokrinologl: keluhan hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea
7. Urogenital: kehuhan masih ngompoh, gangguan gairah seks
8. Serebro vaskuler: keluhan pusing, sering lupa, sukar konsentrasi, kejang epilepsi.

Selain itu, masalah kejiwaan yang menyertainya yaitu gejala anxietas dan gejala depresi.
Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain
seperti:
1. Pegal-pegal
2. Nyeri di bagian tubuh tertentu
3. Mual,muntah, kembung dan perut tidak enak
4. Sendawa
5. Kulit gatal, kesemutan, mati rasa
6. Sakit kepala
7. Nyeri bagian dada,punggung dan tulang belakang

2. Apa saja teori yang menyatakan terjadinya gangguan psikosomatik?
Jawab:
Teori-teori dan sudut pandang mengenai psikosomatik sangat beragam.
Menggunakan istilah umum dari berbagai teori psikosomatik tersebut, psikosomatik
dapat didefinisikan sebagai tidak ada penyakit somatic (ketubuhan) tanpa didahului
oleh antesenden-antesenden emosional dan atau social. Sebaliknya, tidak ada
penyakit-penyakit psikis tanpa memunculkan simtom-simtom somatic. Jelasnya,
istilah reaksi-reaksi psikosomatik berarti terjadinya reaksi tubuh yang muncul
dalam organ-organ yang berbeda sebagai konsekuensi dari reaksi emosi dan situasi-
situasi yang penuh tekanan (stressfull situations) seperti gangguan perut, asma
bronchial, dan lain-lainnya. Sebaliknya istilah reaksi-reaksi somato-psikis berarti
keadaan psikologis ditentukan dalam simton-simton penyakit somatic. Sebagai
contoh, kemurungan dan kesedihan yang mendalam dihubungkan penyakit kanker.
Menurut model pendekatan psikosomatik, penyakit berkembang melalui saling
mempengaruhi antara faktor-faktor fisikal dan mental secara terus menerus yang
saling memperkuat satu sama lain, melalui suatu jaringan timbal balik yang kompleks.
Penyembuhan dari penyakit diasumsikan akan terjadi dengan cara yang sama juga
(Tamm, 1993). Secara singkat, Kellner (1994) mengungkapkan bahwa istilah
psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik
didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis
memainkan peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.
Jurang antara aspek-aspek biologis dan psikologis dari keadaan sakit masih
tetap berlanjut sampai suatu pendekatan baru muncul dan mulai dikembangkan pada
awal abad kedua puluh. Sigmund Freud, Ivan Pavlov dan WB Cannon berjasa besar
dalam hal ini. Penjelasan Freud mengenai ketidaksadaran, penelitian Pavlov mengenai
reflek yang terkondisi dan perhatian Cannon mengenai reaksi menyerang dan
menghindar menyediakan konsep-konsep psikologis yang penting yang merangsang
tumbuhnya pendekatan psikosomatik dalam bidang perawatan kesehatan.
Istilah psikosomatik sendiri dikembangkan oleh Helen Flanders Dunbar pada
sekitar tahun 1930-an yang antara tahun 1930 sampai tahun 1940-an
mempublikasikan sejumlah tulisan-tulisan ilmiah. Buku-bukunya mengawali
serangkaian perkembangan yang intensif dalam bidang penelitian psikosomatik
(Tamm, 1993).

Teori teori utama psikosomatik adalah sebagai berikut :
1. Teori Psikososial
Individu individu memperlihatkan respon respon psikologis spesifik untuk
emosi emosi tertentu. Sebagai contoh, dalam berespon terhadap emosi
marah, seorang individu mungkin mengalami vasokontriksi perifer, yang
menghasilkan suatu peningkatan tekanan darah. Dengan emosi yang sama,
pada individu yang lain mungkin menimbulkan respon vasodilatasi serebral
yang dimanifestasikan dengan suatu sakit kepala migraine.
2. Teori Biologis
Kelainan psikofisiologis terjadi saat tubuh terpajan pada stress yang
berkepanjangan, sehingga menghasilkan sejumlah pengaruh fisiologis di
bawah control langsung dari aksis hipofisis adrenal. Kecenderungan genetic
mempengaruhi system organic yang akan dipengaruhi dan menentukan jenis
kelainan psikosomatik yang akan berkembang dalam diri seorang individu.
3. Teori Dinamika Keluarga
Kecenderungan dari individu individu yang merupakan anggota keluarga
dari suatu system keluarga yang disfungsional, dimana menggunakan masalah
masalah psikofisiologis untuk menutupi konflik konflik interpersonal.
Ansietas dalam suatu situasi keluarga disfungsional dipindahkan dari konflik
yang terjadi terhadap individu yang sakit.


3. Apa yang dimaksud Consultation-Liaison (CL) psychiatry?
Jawab:
Consultation-Liaison (CL) psychiatry cabang ilmu psikiatri yang merujuk
pada keterampilan dan pengetahuan terstruktur dalam menilai dan mengobati kondisi
emosional dan perilaku dari pasien-pasien yang dirujuk dari bagian medis dan bedah.

4. Apa tujuan dari Consultation-Liaison (CL) psychiatry?
Jawab:
Secara umum, tujuan dari konsultasi psikiatri dalam pelayanan medis
dan bedah adalah :
a) Menjamin keamanan dan stabilitas dari pasien dalam lingkungan medis.
b) Mengumpulkan riwayat dan data medis yang cukup dari sumber yang
terpercaya untuk menilai pasien dan merumuskan masalah.
c) Untuk mengatur pemeriksaan status mental dan permeriksaan neurologis
dan fisik bila diperlukan.
d) Menetapkan diagnosis banding.
e) Membuat rencana terapi.



Menurut Robert O. Pasnau (1982).
CLP mempunyai dua tujuan utama berkaitan dengan sistem pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan. Pertama, CLP menggunakan model kerjasama dan
pendidikan untuk mencoba menggabungkan pendekatan psikosomatis pada
pasien, konsultasi psikiatri yang menyeluruh, saran terapi dan tatalaksana yang
berdasarkan penelitian psikosomatis, pertimbangan perilaku dan seluruh
aspek, dan bila sesuai, psikoterapi yang berorientasi tilikan diri. Dalam
pelaksanaannya, CLP mencoba untuk mengajarkan bagian dari kedokteran
yang ada dalam pengetahuan psikiatri dan bioperilaku. Kedua, CLP mencoba
untuk mengajarkan pada bidang psikiatri apa yang terjadi pada bidang
kedokteran.

5. Bagaimana peran Psikiater Dalam Kedokteran Psikosomatik?
Jawab:
Psikiater subspesialisasi kedokteran psikosomatik mempunyai ranah pekerjaan
pada pasien dengan gangguan sakit medis yang kompleks, Sorang psikiater
psikosomatik bekerja sebagai seorang konsultan di dalam menangani pasien medis
dan bedah yang mengalami kondisi gangguan kesehatan jiwa baik akibat langsung
dari penyakitnya ataupun berhubungan dengan penyakitnya itu serta bekerja dalam
tim liaison bersama spesialis lain. Michael Blumenfield (2006) dalam buku
Psychosomatic Medicine menerangkan ada beberapa peran seorang psikiater dalam
kedokteran psikosomatik seperti tersebut di bawah ini :
a. Mengobati pasien dengan gangguan medis fisik yang mempengaruhi pikiran
dan perasaannya. Sebagai contoh : pasien yang mengalami mastektomi dan
mengalami gejala-gejala depresi setelah operasi tersebut.
b. Tatalaksana pada pasien gangguan jiwa yang mengalami kondisi medis fisik.
Sebagai contoh : pasien gangguan bipolar yang mengalami diabetes melitus.
c. Tatalaksana pada pasien yang mengalami reaksi psikologis akibat penggunaan
obat, obat psikotropika ataupun akibat interaksi obat.
d. Tatalaksana pada pasien yang mengalami proses reaksi fisiologis karena
kejadian stres psikologis
e. Tatalaksana pada pasien yang mengalami gejala psikiatrik akibat penyakitnya.
Sebagai contoh : delirium, demensia vaskuler dengan gangguan perilaku dan
perasaan akibat penyakitnya itu.

6. Gangguan psikiatri yang banyak di Rumah Sakit?
Jawab:
The consultation-liaison (C-L) psychiatry dari tujuh rumah sakit pendidikan
Universitas di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia (MICRO-CARES Consortium)
dengan menggunakan database rumah Sakit umum untuk memeriksa 1.039 pasien yang
datang. Diagnosis adjustment disorder (AD) didapatkan sebanyak 125 pasien (12,0%);
dengan diagnosis tunggal sebanyak 81 (7,8%); dan komorbiditas Axis I dan II yang
didiagnosis sebanyak 44 (4,2). AD dengan mood depresi, suasana hati cemas, atau emosi
campuran adalah subkategori yang paling umum digunakan. AD didiagnosis comorbidly
paling sering dengan gangguan kepribadian dan gangguan mental organik. Enam puluh tujuh
pasien (6,4%) diagnosis dengan axis V saja. Pasien dengan AD dirujuk secara signifikan
lebih sering untuk masalah kecemasan, coping, dan depresi; kurang/tidak ditemukanya
penyakit jiwa di masa lalu; dan dinilai dapat berfungsi baik (konsisten) dengan konstruk AD
sebagai maladaptation ke stressor psikososial. Intervensi yang serupa yang didiagnosis pada
Axis I dan II biasanya, di resep dengan antidepresan. Pasien dengan AD diperlukan
pengawasan klinis dan pengawasan lingkungan disekitar pasien. Hal ini menyimpulkan
bahwa AD merupakan kategori diagnostik yang penting dan memakan waktu dalam praktek
psikiatri CL.
Sumber: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9650031

7. Apa saja masalah umum yang membawa kepada permintaan untuk CLP?
Jawab:
1. Reaksi stres akut
2. Agresifitas atau impulsifitas
3. Agitasi
4. AIDS dan infeksi HIV
5. Alkohol dan penyalahgunaan obat (termasuk tahap withdrawal)
6. Kecemasan atau panik
7. Penilaian riwayat psikiatri
8. Luka bakar
9. Perubahan status mental
10. Penyiksaan anak
11. Coping terhadap penyakit
12. Kematian, sekarat, dan penguburan
13. Delirium
14. Demensia
15. Depresi
16. Masalah forensik
17. Gangguan makan
18. ECT
19. Masalah etika
20. Gangguan realitas
21. Masalah keluarga
22. Penyiksaan lansia
23. Hypnosis
24. Malingering
25. Nyeri
26. Penyakit psikiatri pada anak
27. Gangguan kepribadian
28. Posttraumatic stress disorder
29. Perawatan berkaitan dengan kehamilan
30. Perawatan psikiatrik di ICU
31. Manifestasi psikiatrik pada perawatan medis dan penyakit neurologis
32. Faktor psikologis yang menyebabkan penyakit medis
33. Test psikologis dan neuropsikologis
34. Psiko-onkologi
35. Psikofarmakologi dari penyakit medis
36. Psikosis
37. Pemasungan/pengurungan
38. Penyiksaan seksual
39. Gangguan tidur
40. Gangguan somatoform
41. Bunuh diri
42. Penyakit terminala
43. Masalah tranplantasi
Sumber : Diadaptasi dari Bronheim, Fulop, Kunkel, Muskin, Schindler, Yates,
Shaw, Steiner, Stern, Stoudemire : The Academy of Psychosomatic Medicine
Practice Guidelines fo Psychiatric Consultation in General Medical Setting.
Psychosomatic 39: S8-S30, 1998

8. Apa saja Mekanisme Pertahanan jiwa?
Jawab:
MEKANISME PERTAHANAN DIRI




Pertahanan Narsisitik
Penyangkalan










Distorsi

Menghindari kesadaran dari
beberapa aspek realitas yang
menyakitkan dengan menyangkal
data indrawi/sensori. meskipun
penekanan mempertahankan
terhadap pengaruh dan dorongan
tiruan. Penolakan menghapuskan
realitas eksternal. Penolakan dapat
digunakan di kedua normal dan
patologis

Dalam jumlah yang besar
membentuk kembali realitas
eksternal untuk memenuhi
kebutuhan batin (termasuk
keyakinan megalomanik yang tidak
realistis, halusinasi, delusi
memenuhi keinginan) dan
menggunakan perasaan delusi
kebesaran/keunggulan atau
pemberian hak.


Proyeksi Merasakan dan bereaksi
terhadap dorongan batin/internal
yang tidak dapat diterima dan
turunannya seolah-olah mereka
berada di luar diri. Pada tingkat
psikotik, mekanisme pertahanan
ini mengambil bentuk delusi
jujur tentang realitas eksternal
(biasanya persecutory) dan
meliputi baik persepsi perasaan
sendiri pada lainnya dan
bertindak berikutnya pada
persepsi (psikotik delusi
paranoid). Impuls mungkin
berasal dari id atau superego
(menuduh halusinasi) tetapi
mungkin mengalami
transformasi dalam proses.
demikian, menurut analisis
Freud tentang proyeksi
paranoid, impuls libidinal
homoseksual diubah menjadi
kebencian dan diproyeksikan ke
dorongan homoseksual objek
yang tidak dapat diterima.


Pertahanan yang Imatur
Bertindak
keluar
Mengekspresikan suatu keinginan
yang tidak disadari atau impuls
melalui tindakan untuk
menghindari kesadaran dari
dampak yang menyertainya.
Fantasi bawah sadar dihidupkan
keluar menuruti kata hati dalam
perilaku, sehingga memuaskan
dorongan, daripada larangan
terhadapnya. Bertindak keluar
melibatkan secara kronik
pemberian pada dorongan untuk
menghindari ketegangan yang
akan dihasilkan dari penundaan
ekspresi.
Perilaku
pasif -
aggresif
Mengekspresikan agresi
terhadap lainnya secara tidak
langsung melalui pasif,
masokisme dan perubahan
dirinya. Manifestasi dari
perilaku pasif-aggresive
termasuk kegagalan,
penundaan. dan penyakit yang
mempengaruhi orang lain lebih
dari diri sendiri

Hambatan Hambatan pikiran secara
sementara atau singkat. Afek dan
impuls juga mungkin terlibat.
Hambatan menyerupai represi
tetapi berbeda dalam ketegangan
yang muncul ketika dorongan,
perasaan, atau pikiran dihambat
Regresi Mencoba untuk kembali ke
fase awal libidinal berfungsi
untuk menghindari ketegangan
dan bangkitan konflik pada
tingkat sekarang
pembangunan. itu
mencerminkan kecenderungan
dasar untuk memperoleh
kepuasan instingtual pada
periode yang kurang
berkembang. regresi adalah
fenomena normal juga, sebagai
jumlah tertentu regresi yang
esensial untuk relaksasi, tidur,
dan orgasme dalam intercouse
seksual. regresi juga dianggap
sebagai concominant essensial
dari proses kreatif.

Hipokondriasis Melebih-lebihkan atau terlalu
menekankan penyakit untuk
tujuan penghindaran dan regresi.
Celaan yang timbul dari
kehilangan, kesepian, atau impuls
agresif yang tidak dapat diterima
terhadap lainnya diubah menjadi
celaan diri dan keluhan nyeri,
penyakit somatik, dan
neurasthenia. Pada
Hipokondriasis,
pertanggungjawaban dapat
dihindari, rasa bersalah dapat
dielakkan, dan dorongan naluriah
Fantasi
Skizoid
Terlibat dalam pengunduran
autistik dalam rangka untuk
menyelesaikan konflik dan
untuk memperoleh kepuasan.
Keintiman interpersonal adalah
menghindari, dan eksentrisitas
berfungsi untuk mengusir
orang lain. orang tersebut tidak
sepenuhnya percaya pada
fantasi dan tidak menuntut
akting mereka keluar



Pertahanan Matur
yang dihindari. Karena introyeksi
hipokondriakal yang ego-alien,
orang yang menderita mengalami
disforia dan rasa penderitaan

Introyeksi Internalisasi kualitas suatu obyek.
Meskipun penting untuk
pengembangan, juga melayani
fungsi defensif spesifik. Bila
digunakan sebagai pertahanan, itu
dapat melenyapkan perbedaan
antara subjek dan objek. Melalui
introyeksi objek yang dicintai,
kesadaran yang menyakitkan dari
keterpisahan atau ancaman
kehilangan dapat dihindari.
Introjeksi dari suatu objek yang
ditakuti melayani untuk
menghindari kecemasan ketika
karakteristik agresif objek yang
diinternalisasikan, sehingga
menempatkan agresi di bawah
kontrol sendiri. suatu contoh
klasik adalah identifikasi dengan
korban juga terjadi, dimana
kualitas hukuman diri objek yang
diambil alih dan didirikan dalam
diri seseorang sebagai suatu ciri
gejala atau karakter

Somatisasi Mengkonversi derivatif psikis
menjadi gejala tubuh dan
cenderung untuk bereaksi
dengan manifestasi somatik,
daripada manifestasi psikis.
Pada desomatisasi, tanggapan
somatik infantil digantikan
oleh melalui dan efek, dalam
resomatization, orang regresi
untuk membentuk somatik
sebelumnya dalam menghadapi
konflik yang tak terselesaikan.


Altruisme menggunakan layanan konstruktif
dan intuitif yang memuaskan
kepada orang lain yang
pengalaman tersebut seolah-olah
ikut dirasakan. Ini termasuk
pembentukan reaksi yang ramah
dan konstruktif. Altruisme
dibedakan dari pasrah altruistik, di
mana pengiriman kepuasan segera
atau kebutuhan naluriah terjadi
dalam mendukung kebutuhan
orang lain untuk menyakiti
dirinya sendiri, dan kepuasan
hanya bisa dinikmati melalui
introyeksi
Humor

menggunakan komedi untuk
membuka perasaan dan pikiran
mereka tanpa ketidaknyamanan
pribadi atau imobilisasi dan
tanpa menghasilkan efek tidak
menyenangkan pada orang
lain. Hal ini memungkinkan
orang untuk mentolerir, tetapi
fokus pada apa yang terlalu
mengerikan untuk terjadi, tapi
berbeda dari intelijen, yang
melibatkan bentuk perpindahan
dari gangguan masalah afektif.



Pertahanan Neurotik
Antisipasi













Ascetisme

Mengantisipasi atau berencana
secara realistis atas
ketidaknyamanan di masa depan.
Mekanismenya adalah tujuan
yang diarahkan dan menyiratkan
perencanaan secara hati-hati atau
khawatir dan prematur tetapi
realistis untuk mengantisipasi afek
yang berbahaya atau berpotensial
berbahaya.




menghilangkan efek dari
pengalaman menyenangkan. Ada
unsur moral dalam membangun
nilai untuk kesenangan tertentu.
Kepuasan berasal dari penolakan,
dan ascetisim diarahkan terhadap
semua kesenangan yang dirasakan
secara sadar.


Sublimasi













Supresi

Mencapai kepuasan dan tujuan
yang bertahan, tetapi dorongan
untuk mengubah tujuan atau
objek ke dapat diterima secara
sosial. Sublimasi
memungkinkan naluri untuk
didistribusikan, daripada
diblokir atau dialihkan.
Perasaan diakui, dimodifikasi,
dan diarahkan menuju objek
yang signifikan atau tujuan,
dan kepuasan naluriah
sederhana terjadi.

Secara sadar atau semisadar
menunda perhatian atas
impulse atau konflik.
Masalahnya mungkin sengaja
ditahan, tetapi mereka tidak
dihindari. Ketidaknyamanan
diakui tetapi diminimalkan
Pengendalian

\






Penggantian












mencoba untuk mengelola atau
mengatur peristiwa atau objek di
lingkungan untuk meminimalkan
kecemasan dan menyelesaikan
konflik internal.




Mengubah emosi dari sebuah ide
atau objek lain yang menyerupai
aslinya dalam beberapa aspek atau
kualitas. Offset memungkinkan
representasi simbolis dari gagasan
asli atau objek yang kurang sangat
cathected atau membangkitkan
kecemasan kurang

Rasionalis
asi







Disosiasi

Memberikan penjelasan yang
rasional dalam upaya untuk
membenarkan sikap, keyakinan
atau perilaku yang mungkin
tidak dapat diterima. Alasan ini
umumnya ditentukan secara
naluriah.


Bersifat sementara, tetapi
secara drastis mengubah
karakter seseorang atau
identitas pribadi untuk
menghindari tekanan
emosional. Fugue negara dan
konversi menjadi reaksi
histeris adalah manifestasi
umum dari disosiasi. Disosiasi
juga dapat ditemukan dalam
perilaku counterphobic,
gangguan identitas disosiatif
dan penggunaan farmakologis


yang berlebihan
Eksternalisasi cenderung untuk melihat dunia
luar dan unsur-unsur obyek
eksternal dari kepribadiannya,
termasuk impuls naluriah, konflik,
suasana hati, sikap dan gaya
berpikir. Eksternalisasi adalah
istilah yang lebih umum
dibandingkan proyeksi

Pembentu
kan reaksi

mengubah impuls yang tidak
dapat diterima menjadi
kebalikannya. Pembentukan
reaksi adalah karakteristik
neurosis obsesional, namun
juga dapat terjadi dalam bentuk
neurosis lain. Jika mekanisme
ini sering digunakan pada
tahap awal perkembangan ego,
ini bisa menjadi suatu sifat
yang permanen, seperti dalam
karakter obsesif.

Inhibisi



Secara sadar membatasi atau
menolak beberapa ego, sendiri
atau dalam kombinasi, untuk
menghindari kecemasan yang
timbul dari konflik dengan impuls
insting, superego, atau kekuatan
lingkungan atau tokoh

Represi

Menolak atau menahan ide-ide
atau perasaan secara sadar.
Represi primer berarti
menahan ide-ide dan perasaan
sebelum mereka mendapatkan
kesadaran: represi sekunder
menghilangkan kegelisahan
atas apa yang pernah dirasakan
pada keadaan sadar. Penekanan
tidak sepenuhnya terlupakan
dalam perilaku simbolis yang
mungkin hadir. Pertahanan ini
berbeda dari supresi akibat
penghambatan impuls sadar
dan tidak hanya menunda
tujuan yang berharga. Persepsi
sadar naluri dan perasaan
terblokir pada represi.


Intelektualisasi














Penggunaan proses intelektual
yang berlebihan untuk
menghindari ekspresi atau
pengalaman afektif. Penekanan
tidak semestinya terfokus pada
benda mati untuk menghindari
keintiman dengan orang,
perhatian diberikan pada realitas
eksternal untuk menghindari
ekspresi perasaan batin, dan stres
yang berlebihan ditempatkan pada
rincian yang tidak relevan.
Intellectualisasi erat kaitannya
dengan rasionalisasi.

Seksualisa
si













menyediakan suatu obyek atau
fungsi dengan signifikansi
seksual yang sebelumnya tidak
dimiliki tingkat yang lebih
rendah untuk menghindari
kecemasan yang terkait dengan
impuls dilarang atau
turunannya




9. Apa saja mekanisme pertahanan diri dari psikosomatik?
Jawab:

10. Apa yang dimaksud stresor psikososial?
Jawab:
Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang merupakan perubahan
dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpakasa mengadakan adaptasi
untuk menanggulangi stressor yang timbul (Hawari, 2002:27)



Isolasi






membagi atau memisahkan ide
dari efek yang menyertai. Isolasi
sosial terjadi karena tidak adanya
hubungan antar objek.











Somatisasi Mengkonversi derivatif psikis menjadi gejala tubuh dan cenderung untuk
bereaksi dengan manifestasi somatik, daripada manifestasi psikis. Pada
desomatisasi, tanggapan somatik infantil digantikan oleh melalui dan efek,
dalam resomatization, orang regresi untuk membentuk somatik sebelumnya
dalam
menghadapi konflik yang tak terselesaikan.


Introyeksi Internalisasi kualitas suatu obyek. Meskipun penting untuk pengembangan, juga
melayani fungsi defensif spesifik. Bila digunakan sebagai pertahanan, itu dapat
melenyapkan perbedaan antara subjek dan objek. Melalui introyeksi objek yang
dicintai, kesadaran yang menyakitkan dari keterpisahan atau ancaman kehilangan
dapat dihindari. Introjeksi dari suatu objek yang ditakuti melayani untuk
menghindari kecemasan ketika karakteristik agresif objek yang
diinternalisasikan, sehingga menempatkan agresi di bawah kontrol sendiri. suatu
contoh klasik adalah identifikasi dengan korban juga terjadi, dimana kualitas
hukuman diri objek yang diambil alih dan didirikan dalam diri seseorang sebagai
suatu ciri gejala atau karakter

11. Bagaimana mekanisme stres menyebabkan hipertensi dan penyakit yang lain?
Jawab:
Stress adalah ketidakmampuan mengatasai ancaman yang dihadapi oleh
mental, fisik, emosional dan spiritual manusia yang pada suatu saat dapat
mempengaruhi kesehatan fisik manusia. Hal hal yang dapat menimbulkan stress pada
manusia disebut stressor.
Apabila seseorang mengalami stress maka tubuh kita akan mengalami
mekanisme adaptasi untuk melawannya yang disebut General Adaptation Syndrome
(GAS). Mekanisme ini terdiri dari 3 tahap yaitu:
An initial fight or flight response
Pada tahap ini dimulai ketika adanya impuls saraf dari hypothalamus kepada
saraf autonomic nerveous system kemudian akan merangsang adrenal medula
dan organ organ viceral yang akan menimbulkan efek efek seperti gambar
dibawah. Ini menimbulkan sejumlah besar glukosa dan oksigen kepada organ
yang paling aktif dalam menangkal bahaya. Otak yang dalam keadaan sangat
bahaya otot skeletal, dan jantung yang harus bekerja untuk memompa darah
cukup ke otak dan otot. Selama tahap ini fungsi tubuh seperti pencernaan,
saluran kencing dan reproduksi menjadi terhambat. Pengurangan aliran darah
ke ginjal melepaskan renin yang akan mengaktifkan sistem renin-angiotensin-
aldosteron. Aldosteron menyebabkan ginjal untuk mempertahankan natrium
yang akan menyebabkan retensi air dan peningkatan blood preasure.
The resistance reaction
Tahapan ini dimulai oleh hormon hormon releasing hypothalamus yaitu
corticotropin-releasing
hormone (CRH), growth hormonereleasing hormone (GHRH) and
thyrotropin-releasing hormone (TRH) kemudian hormon ini akan merangsang
hormon hormon pada anterior pituitary yaitu ACTH, hGH, TSH kemudian
hormon hormon ini akan merangsang organ organ tersier yang akan
menimbulkan pengeluaran dari cortisol, IGF, Thyroid hormon. Ketiga hormon
ini akan menimbulkan respon stress seperti pada gambar dibawah
Exhaustion
Ketika kita tidak bisa melawan stressor maka tubuh akan masuk kedalam
tahap exhaustion. Pada tahap ini energi tubuh habis. Tahap ini terjadi karena
adanya tingkat level dari kortisol dan hormon lain yang menyebabkan
pengecilan dari otot, supresi sistem imun, ulserasi pada saluran pencernaan,
dan juga kegagalan pada sel beta pangkreas.

GAS( general adaptation syndrome) mekanisme adaptasi stess pada tubuh
Jadi stress pada tubuh dapat menyebabakan :
1. Berat badan menurun karena adanya penguraian adiposa ( lemak), otot karena
adanya proses glycogenolisis, gluconeogenesis yang akhirnya dari kedua proses ini
akan menyababkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Nah peningkatan kadar
glukosa dalam darah akan menyebabkan seseorang tidak ingin makan atau merasa
kenyang dan glukosa yang berlebihan akan dibuang melalui ginjal sebagai
kompensasinya.
2. Jantung menjadi berdebar debar atau palpitasi karena adanya efek epinephrine dan
norepinephrine.
3. Akan menurunkan aktifitas pencernaan.
4. kemudian akan menurunkan sistem imun karena adrenal mengeluarkan kortisol
yang mengakibatkan tubuh rentan terkena infeksi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang mengalami stress dalam jangka
panjang maka akan bermunculan berbagai penyakit seperti hipertensi, dan juga akan
mudah mengalami penyakit menular. selain itu juga stress dapat memperberat
penyakit, seperti diabetes, hipertensi atau penyakit jantung. Semua hal ini diakibatkan
faktor hormonal.
Sumber :Tortora,G.J, Derrickson,B.(edisi 12). Principles of Anatomy and Physiology














Gambar. Integrasi respon stres oleh Hipotalamus (Sherwood. 1996)
Respon umum / general adaptation syndrome dikendalikan oleh hipotalamus,
hipotalamus menerima masukan mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir
semua daerah di otak dan dari banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon
hipotalamus secara langsung. mengaktifkan sistem saraf simpatis. Mengeluarkan
CRH untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol, dan memicu pengeluaran
Vasopresin. Stimulasi simpatis pada gilirannya menyebabkan sekresi epinephrine,
dimana keduanya memiliki efek sekresi terhadap insulin dan glucagon oleh pancreas.
Selain itu vasokonstriksi arteriole di ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung
memicu sekresi rennin dengan menurunkan aliran darah. oksigen menurun) ke ginjal.
Renin kemudian mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensin-aldosteron. Dengan
cara ini, selama stres, hipotalamus mengintegrasikan berbagai respon baik dari sistem
saraf simpatis maupun sistem endokrin. (Gambar 1) (Hole. 1981, Sherwood. 1996)

12. Apa yang dimaksud dengan adiksi?
Jawab:
Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-
hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya

13. Bagaimana penggolongan dan farmakodinamik golongan benzodiazepin?
Jawab:
Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu short acting, long acting, ultra short acting.
1) Long acting.
Obat-obat ini dirombak dengan jalan demetilasi dan hidroksilasi menjadi
metabolit aktif (sehingga memperpanjang waktu kerja) yang kemudian
dirombak kembali menjadi oksazepam yang dikonjugasi menjadi glukoronida
tak aktif.
2) Short acting
Obat-obat ini dimetabolisme tanpa menghasilkan zat aktif. Sehingga waktu
kerjanya tidak diperpanjang. Obat-obat ini jarang menghasilkan efek sisa
karena tidak terakumulasi pada penggunaan berulang.
3) Ultra short acting
Lama kerjanya sangat kurang dari short acting. Hanya kurang dari 5,5 jam.
Efek abstinensia lebih besar terjadi pada obat-obatan jenis ini. Selain sisa
metabolit aktif menentukan untuk perpanjangan waktu kerja, afinitas terhadap
reseptor juga sangant menentukan lamanya efek yang terjadi saat penggunaan


Farmakodinamik Benzodiazepin
Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA. Terdapat dua jenis reseptor GABA,
yaitu GABA
A
dan GABA
B
. Reseptor GABA
A
(reseptor kanal ion klorida kompleks)
terdiri atas lima subunit yaitu
1
,
2
,
1
,
2
dan
2
. Benzodiazepin berikatan langsung
pada sisi spesifik subunit
2
sehingga pengikatan ini menyebabkan pembukaan kanal
klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke dalam sel menyebabkan
peningkatan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar
tereksitasi.
Efek yg ditimbulkan benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP
dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas, relaksasi otot dan antikonvulsan. Sedangkan efek perifernya:
vasodilatasi koroner (pada pemberian IV) dan blokade neuromuskular (pada
pemberian dosis tinggi).

Farmakokinetik Benzodiazepin
1. Absorpsi: Benzodiazepin diabsorpsi secara sempurna kecuali klorazepat
(klorazepat baru diabsorpsi sempurna setelah didekarboksilasi dalam cairan
lambung menjadi N-desmetil diazepam (nordazepam).
2. Distribusi: Benzodiazepin dan metabolitnya terikat pada protein plasma (albumin)
dengan kekuatan berkisar dari 70% (alprazolam) hingga 99% (diazepam)
bergantung dengan sifat lipofiliknya. Kadar pada CSF sama dengan kadar obat
bebas dalam plasma. Vd (volume of distribution) benzodiazepin besar. Pada
pemberian IV atau per oral, ambilan benzodiazepin ke otak dan organ dengan
perfusi tinggi lainnya sangat cepat dibandingkan pada organ dengan perfusi
rendah (seperti otot dan lemak). Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan
disekresi ke dalam ASI.
3. Metabolisme: Metabolisme benzodiazepin di hati melalui kelompok enzim
CYP3A4 dan CYP2C19. Yang menghambat CYP3A4 a.l. eritromisin,
klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketokonazol, nefazodon dan sari buah
grapefruit. Benzodiazepin tertentu seperti oksazepam langsung dikonjugasi tanpa
dimetabolisme sitokrom P. Secara garis besar, metabolisme benzodiazepin
terbagi dalam tiga tahap: desalkilasi, hidroksilasi, dan konjugasi. Metabolisme di
hati menghasilkan metabolit aktif yang memiliki waktu paruh lebih panjang
dibanding parent drug. Misalnya diazepam (waktu paruh 20-80 jam) setelah
dimetabolisme menjadi N-desmetil dengan waktu paruh eliminasi 200 jam.
4. Eksresi: Ekskresi metabolit benzodiazepin bersifat larut air melalui ginjal.

Efek Samping Benzodiazepin
Pada dosis hipnotik kadar puncak menimbulkan efek samping antara lain kepala
ringan, malas, tidak bermotivasi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan
fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disartria,
amnesia anterogard. Interaksi dengan etanol (alkohol) menimbulkan efek depresi yang
berat.
Efek samping lain yang lebih umum: lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo,
mual/muntah, diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada dan inkontinensia.
Penggunaan kronik benzodiazepin memiliki risiko terjadinya ketergantungan dan
penyalahgunaan. Untuk menghindari efek tersebut disarankan pemberian obat tidak
lebih dari 3 minggu. Gejala putus obat berupa insomnia dan ansietas. Pada
penghentian penggunaan secara tiba-tiba, dapat timbul disforia, mudah tersinggung,
berkeringat, mimpi buruk, tremor, anoreksi serta pusing kepala. Oleh karena itu
penghentian penggunaan obat sebaiknya secara bertahap.

Mekanisme kerja:
Metabolisme hati bertanggung jawab terhadap pembersihan semua benzodiazepin.
Pola dan laju metabolisme bergantung pada masing-masing obat. Kebanyakan
golngan benzodiazepin mengalami fase oksidasi mikrosomal(reaksi fase I), termasuk
N-dealkilasi dan hidroksilasi alifatik yang dikatalisasi oleh lisozim sitokrom P450,
termasuk CYP3A4. Metabolitnya kemudian berkonjunggasi (reaksi fase II)
membentuk glukuronida yang diekskresi kedalam urin. Namun, kebanyakan metabolit
fase I benzodiazepin bersifat aktifm dan beberapa memiliki waktu paru yang lebih
lama. Sebagai contoh, desmetildiazepam, memiliki waktu paruh eliminasi lebih dari
40 jam, adalah metabolit aktif klordiazepoksid, diazepam, prazepam, dan kloraepam.
Alprazolam, dan triazolam, mengalami alpa-hidroksilasi, dan metabolit yang
dihasilkan tampaknya memiliki efek farmakologik yang lebih pendek karena akan
cepat berkonjugasi, membentuk glukuronida yang tidak aktif. Waktu paruh eliminasi
triazolam yang singkat (2-3 jam) membuatnya lebih digunakan sebagai
hipnotik ketimbang sedatif.























14. Bagaimana dinamika ketergantungan/adiksi?
Jawab:







Tiga mekanisme pertahanan mental yang biasanya muncul pada diri pecandu:
tingkat coba-coba
tingkat pengguna tetap
tingkat kecanduan
Pertama, penyangkalan. Biasanya dalam diri manusia sering timbul penyangkalan-
penyangkalan terhadap suatu keadaan atau fakta yang menimbulkan
ketidaknyamanan. Pada pecandu denial timbul karena dia tidak mau melepaskan zat
kesayangannya atau penyangkalan terhadap perilaku adiksinya.

Kedua, Rasionalisasi, kalimat yang biasa keluar dari mulut pecandu ialah Nggak
separah itu kok atau Saya akan segera berhenti, kan saya sudah ke dokter ahli itu.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan tanda dari aktifnya mekanisme rasionalisasi
tersebut.

Ketiga, Proyeksi, mekanisme yang paling sulit untuk dikenali, terutama bagi para
pendamping atau konselor yang belum berpengalaman dalam mengenal perilaku
adiksi. Biasanya kalimat yang muncul adalah Ini gara-gara hal itu sih maka gue pake
narkoba atau Daripada gue dicurigain terus, sekalian aja gue pake. Jadi proyeksi
adalah suatu mekanisme yang biasa digunakan para pecandu untuk menggeser
persoalan atau memindahkan kesalahan ke arah lain atau ke orang lain.
Harap diingat bahwa setiap orang mempunyai mekanisme pertahanan mental masing-
masing, tetapi pada orang-orang yang tidak mempunyai perilaku adiksi, penggunaan
mekanisme pertahanan mental itu masih dalam batas normal, sementara
penggunaannya pada pecandu menyulitkan proses pulih dari adiksinya.

15. Bagaimana penatalaksaan dengan menggunakan terapi religi?
Jawab:
Terapi Religi
Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya
tidak semua dokter berkompeten mampu melakukannya, dan terapi ini
biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang
spiritual. Terapi religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan
memberi waktu pasien untuk memahami dirinya sendiri, sehingga
menciptakan sebuah kesadaran dalam diri sendiri. Hal ini cenderung lebih
efektif karena kesadaran tersebut muncul dari diri sang pasien sendiri.
Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh
penderita, dan kemudian ahli religi tersebut memberi nasehat-nasehat untuk
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam
ini dilakukan secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing.
Terapi semacam ini terkadang pada akhirnya juga membentuk sebuah
karakteristik atau watak yang baru dari penderita.

Stoll (cit. Achir Yani, 2009) menguraikan bahwa spiritual merupakan dua
dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal
adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan
seseorang, sedang dimensi horizontal berkaitan dengan hubungan seseorang
dengan diri-sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungannya. Terdapat
hubungan terus-menerus antara dua dimensi tersebut.
Fisioterapi ada 5 macam:
1. Membaca Al-quran
2. Sholat diwaktu malam
3. Bergaul dengan orang salih
4. puasa
5. Berzikir

Anda mungkin juga menyukai