Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Ardea cinerea atau yang biasa dikenal dengan cangak abu ini masuk ke
dalam suku Ardeidae. Suku Ardeidae ini tersebar luas di dunia, terdiri dari burung
berkaki panjang, leher panjang, paruh panjang-lurus yang digunakan untuk
mencotok ikan, vertebrata kecil, atau avertebrata. Pada waktu berbiak, beberapa
jenis memamerkan bulu-bulu halus panjang yang bisa ditegakkan. Sarang
biasanya terbuat dari tumpukan ranting di atas pohon. Di Sunda Besar ada 22
jenis, umumnya dapat dibedakan satu sama lain, tetapi harus hati-hati dalam
membedakannya dengan kuntul putih (MacKinnon, dkk. 2010).
Deskripsi
Cangak abu berukuran sedang (92 cm), berwarna putih, abu-abu dan
hitam. Pada burung dewasa memiliki garis mata, jambul, bulu terbang, bahu dan
dua buah garis pada dada berwarna hitam, serta kepala, leher, dada dan punggung
berwarna putih dengan beberapa coretan ke bawah, bagian yang lain abu-abu.
Kepala burung muda lebih abu-abu dan tidak ada warna hitam. Iris berwarna
kuning, paruh kuning kehijauan, serta kaki kehitaman (MacKinnon, dkk. 2010).
Gambar 1. Ardea cinerea Cangak abu (Fobi. 2012)
Suara
Krook yang parau dan suara seperti angsa.
Persebaran dan ras
Persebaran global dari burung ini adalah di Afrika, Erasia sampai Filipina
dan Sunda. Terdiri dari 4 sub-spesies, dengan daerah persebaran (Kutilang
Indonesia. 2012):
a. cinerea Linnaeus, 1758 Sebagian besar kawasan Paleartik, sebagian kecil
sampai Afrika, India dan Sri Lanka.
b. jouyi Clark, 1907 Jepang sampai Burma utara dan ke selatan sampai Jawa.
c. firasa Hartert, 1917 Madagaskar.
d. monicae Jouanin & Roux, 1963 Kepulauan Banc dArguin, Mauritania.
Tempat hidup dan kebiasaan
Pada habitat lahan basah di seluruh sunda besar. Umumnya tersebar di
daerah laut, tetapi kadag juga ditemukan di danau-danau pedalaman sampai
ketinggian 900 m. di Kalimantan diduga hanya sebagai pengujung. Pemburu yang
hidup menyendiri di air dangkal, mencari ikan dengan cara menyusurkan kepala
dan paruh. Berdiri dengan satu kaki menunggu ikan, avertebrata dan mammalia
kecil yang lewat. Kepakan sayap berat. Beristirahat di atas pohon. Berbiak dalam
koloni, kadang bercampur dengan kuntul pecuk-ular dan paruh sendok. Sarang
koloni biasanya terletak di dekat perairan tawar maupun asin. Jumalah telur 3-4
butir setiap periode berbiak, diletakkan pada sarang yang tersusun dari tumpukan
ranting pada puncak kanopi pohon yang tinggi (Kutilang Indonesia. 2012).
Perilaku cangak abu juga dipengaruhi oleh cuaca dan waktu. Misalnya
ketika dingin, waktu tidurnya akan meningkat dibanding ketika musim panas.
Selama kondisi berangin, burung ini lebih banyak beristirahat melebihi waktu
tidurnya. Pada siang hari, cangak abu paling sering bertengger di tanah. Namun,
ketika mendekati senja, mereka mulai berlindung di pohon-pohon. Perilaku ini
tidak terbatas pada musim berbiak. Hal ini diyakini bahwa cangak abu berada di
atas pohon untuk menghindari predator (Draulins dan Vessem, 1986; Hancock, et
al, 1984; Matsunaga, 2000; Owen, 1959; Pistorius 2008; Sgadelis, 1997).
Gambar 2. Posisi istirahat Ardea cinerea (Animal Diversity, 2014)
Gambar 3. Posisi monitoring Ardea cinerea
(Animal Diversity, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Animal Diversity Web. 2014. Ardea cinerea Grey Heron.Diakses dari
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/ pada tanggal 27 Mei 2014 pukul
10.30 WIB.
Draulins, D., J. Vessem. 1986. Communal Roosting in Grey Herons (Ardea
cinerea) in Belgium. Colonial Waterbird, 9/1: 18-24.
Hancock, J., J. Kushlan, R. Gillmor, P. Hayman. 1984. The Herons Handbook.
Berkeley, California: Harper & Row.
Kutilang Indonesia. 2012. Cangak Abu. Diakses dari http://www.kutilang.or.id/
pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 10.25 WIB.
MacKinnon, John, Phillips, Karen & Bas van Balen, 2010. Burung-burung di
Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Indonesia : Burung Indonesia.
Matsunaga, K. 2000. Effects of Tidal Cycle on the Feeding Activity and
Behaviour of Grey Herons in Notsuke Bay, Northern Japan. Waterbirds:
The Internation Journal of Waterbird Biology, 23/2:226-235.
Owen, D. 1959. Some Aspects of the Behaviour of Immature Herons, Ardea
cinerea, in the Breeding Season. Ardea Journal, 47:187-191.
Pistorius, P. 2008. Grey Heron (Ardea cinerea) Predation on the Aldabra White-
Throated Rail. The Wilson Journal of Ornithology, 120/3:631-632.
Sgadelis, S. 1997. Foraging Ecology of the Grey Heron (Ardea cinerea), great-
egret (Ardea alba) and little egret (Egretta garzetta) in response to habitat,
at two Greek wetlands. Colonial Waterbirds, 20/2: 261-272.

Anda mungkin juga menyukai