1. Uraikan dan jelaskan peranan pajak dalam pembangunan?
(minimal 200 kata-
kata/words). Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Fungsi anggaran (budgetair) Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. Fungsi mengatur (regulerend) Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
2. Uraikan dan jelaskan hubungan hukum pajak dengan hukum publik? (minimal 75 kata- kata/words). hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan yang mengatur antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Dengan kata lain, hukum pajak menerangkan mengenai siapa saja wajib pajak (subjek) dan apa kewajiban-kewajiban mereka terhadap pemerintah, hak-hak pemerintah, objek-objek apa saja yang dikenakan pajak, cara penagihan, cara pengajuan keberatan-keberatan, dan sebagainya. Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara subjek hukum dengan pemerintah. Dengan demikian,bahwa hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyat. Pemerintah berperan dalam fungsinya sebagai pemungut pajak (fiscus) dan rakyat dalam kedudukannya sebagai subjek pajak(wajib pajak). Oleh karena adanya hubungan semacam itu maka hukum pajak dikategorikan sebagai hukum publik.
3. Uraikan dan jelaskan hubungan hukum pajak dengan hukum perdata? (minimal 75 kata- kata/words). Hubungan antara hukum pajak dan hukum perdata adalah hubungan timbal balik. Artinya di satu pihak hukum pajak banyak menggunakan istilah yang lazim dipergunakan dalam hukum perdata, namun tidak jarang pula hukum pajak menggunakan istilah yang mempunyai arti yang berlainan dengan hukum perdata. Misalnya pengertian domisili yang dalam hukum pajak ditentukan menurut keadaan. Sedangkan pengertian domisili dalam hukum perdata adalah tempat dimana seseorang biasanya tinggal atau tempat yang merupakan pusat kediamannya. Hukum pajak menjadikan peristiwa ,keadaan, kejadian dalam hukum perdata sebagai sasaran pajak. Hukum pajak sebagai bagian dari hukum publik yang merupakan hukum khusus harus pula mengikuti hukum perdata, kecuali jika dengan tegas dalam undang-undang diadakan ketentuan yang menyimpang. Sebaliknya juga ada pengaruh dari hukum pajak terhadap hukum perdata, karena hukum pajak sebagai Lex-specialis harus mendapatkan perlakuan utama mengenai sesuatu hal dari pada hukum perdata yang sebagai lex generalis.
4. Uraikan dan jelaskan hubungan hukum pajak dengan hukum pidana? (minimal 75 kata- kata/words). Dalam hukum pajak disamping ada sanksi administrasi terdapat pula sanksi pidana yang dijatuhkan untuk pelanggaran dan kejahatan. Hukum pidana seperti yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan yang terdapat diluarnya, yaitu dalam ketentuan ketentuan yang khusus (lex specialis) untuk mengadakan peraturan-peraturan dalam segala lapangan, merupakan keseluruhan yang sistimatis, karena ketentuan-ketentuan dalam buku I dari KUHP juga berlaku untuk peristiwa-peristiwa pidana (peristiwa yang dapat dikenakan hukuman) yang diuraikan diluar KUHP itu. Istilah tindak pidana merupakan pengertian baku yang berarti perbuatan yang memenuhi perumusan yang diberikan dalam ketentuan pidana, ketentuan pidana tidak semata-mata terdapat dalam KUHP melainkan juga dalam Undang-Undang Pajak, Undang-Undang Bea Cukai, Undang-Undang Imigrasi dan lainnya. Hal ini dapat disimpulkan adanya sanksi pidana terhadap Wajib Pajak yang melanggar ketentuan di bidang perpajakan. Dan ancaman pidananya dalam hukum pajak selalu mengacu pada ketentuan hukum pidana
5. Dari semua asas-asas pemungutan pajak menurut para ahli, asas-asas pemungutan pajak yang manakah menurut Saudara yang paling sesuai dengan kondisi terkini di Indonesia. Uraikan dan jelaskan alasan Saudara? (minimal 100 kata-kata/words). Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Pengaturan pajak harus berdasarkan UU, Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945yang berbunyi: "Pajakdan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang". Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian, Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah. Pemungutan pajak harus efesien, Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, harus diterapkan asasdalam pemungutan pajakantara lain : a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan): Harus terdapat keadilan, serta persamaan hak dan kewajiban berarti tidak boleh ada diskriminasi di antara wajib pajak. Akan tetapi, pemungutan pajak hendaknya memperhatikan kemampuan wajib pajak untuk membayar pajak sesuai dengan manfaat yang diminta wajib pajak dari pemerintah. Keadilan dalam pemungutan pajak ini dibedakan menjadi dua, antara lain : a. Keadilan horizontal Berarti beban pajak yang sama kepada semua wajib pajak yang memperoleh penghasilan sama dengan jumlah tanggungan yang sama pula tanpa membedakan jenis panghasilan atau sumber penghasilan. b. Keadilan vertical Berarti pemungutan pajak adil, jika wajib pajak dalam kondisi ekonomi yang sama maka akan dikenakan pajak yang sama. b. AsasYuridis Hukum Pajak harus memberi jaminan hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk Negara maupun untuk warganya. Dasar hukum pemungutan pajak dalam pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945.Segala pajak untuk kegunaan kas Negara berdasarkan undang-undang. Di Indonesia, Pasal 23 ayat (2) ini mempunyai arti yang sangat dalam, yaitu sangat menetukan nasib rakyat. Memori penjelasannya mengatakan: Betapa caranya rakyat, sebagai bangsa akan hidup dan darimana didapatnya belanja untuk hidup, harus ditetapkan oleh rakyat itu sendiri, dengan perantaraan Dewan Perwakilan Rakyat. Rakyat menentukan nasibnya sendiri, karena itu juga cara hidupnya. Oleh karena penetapan belanja mengenai hak rakyat untuk menetukan nasibnya sendiri, maka segala tindakan yang menetapkan beban kepada rakyat, seperti pajak dan lain-lain, harus ditetapkan dengan undang-undang, yaitu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Demikianlah halnya dengan yang sudah menjadi kelaziman (karena keharusan) di Negara hukum. Selain secara formal harus dipungut berdasarkan undang-undang, dalam menyusun undang-undangnya nyata-nyata harus diusahakan oleh pembuat undang-undang tercapainya keadilannya dalam pemungutan pajak dengan mengindahkan keempat unsurdari Adam Smiths Canon. Karenanya niscaya tidak lagi cara-cara lama akan terulang, yaitu untuk fiksus hanya dicantumkan haknya, dan untuk wajib pajak hanya kewajibannya saja. Dalam kenyataannya secara umum tidak boleh dilupakan hal-hal sebagai berikut: 1. Hak-hak fiksus yang telah diberikan oleh pembuat undang-undang harus dijamin dapat terlaksananya dengan lancar; telah diketahui oleh umum, bahwa dalam praktek para wajib pajak suka mencoba dengan secara legal ataupun tidak, untuk menghindarkan diri dari yang telah ditentukan oleh undang-undang pajak; keadaan yang semacam ini harus diatasi dengan penyempurnaan peraturan-peraturan dalam undang-undang, lengkap dengan sanksi-sanksinya. 2. Sebaliknya para wajib pajak harus pula mendapat jaminan hukum, agar supaya ia tidak diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh fiskus dengan aparaturnya. Segala sesuatu harus diatur dengan terang dan tegas, bukan hanya mengenai kewajiban-kewajiban, melainkan juga hak- hak wajib pajak, antara lain : untuk dalam tingkat pertama mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang menetapkan pajaknya, termasuk juga hak wajib pajak untuk mengajukan banding kepengadilan Pajak bilamana ia telah ditolak keberatannya mengenai suatu penetapan pajaknya. 3. Yang tidak kurang pentingnya adalah jaminan terhadap tersimpannya rahasia-rahasia mengenai diri atau perusahaan-perusahaan wajib pajak yang telah dituturkannya kepada instansi-instansi pajak, dan yang harus tidak disalahgunakan oleh para pejabatnya.