KOMUDA
Nurbaiti Andiyani (20100310196)
Tempat Komuda : Puskesmas Gedong Tengen I
1. Pengalaman :
Seorang wanita usia 45 tahun datang ke pelayanan kesehatan primer dengan keluhan
kepala terasa mbluyer kaki sering terasa dingin. Keluhan sudah dirasakan sejak setengah
bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien sebesar
150/90mmHg. Dokter menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang asin-asin dan
cek tekanan darah setiap satu bulan sekali serta memberikan obat HCT 1-0-0, multivitamin dan
asam mefenamat.
2. Masalah yang dikaji :
Bagaimanakah kondisi tekanan darah pasien tersebut? Apakah saran yang diberikan
dokter sudah tepat? Bagaimanakah cara penyampaian yang baik kepada pasien?
3. Analisa Kritis
Kondisi tekanan darah pasien tersbut adalah 150/80 mmHg, berdasarkan klasifikasi
tekanan darah JNC 7, tekanan darah tersebut termasuk dalam hipertensi stage I dimana
didapatkan tekanan darah sistolik sebesar 140-150 mmHg dan tekanan diastolic sebesar 90-99
mmHg. Keadaan hipertensi stage I ini perlu modifikasi gaya hidup dan pemberian obat awal.
Obat awal yang diberikan dibagi menjadi dua yaitu tanpa indikasi dan dengan indikasi. Obat
awal tanpa indikasi dapat diberikan diuretic jenis thiazide dan pertimbangan pemberian ACE,
ARB, BB, CCB atau kombinasi, sedangkan untuk obat awal dengan indikasi diberikan obat
yang spesifik dengan indikasi (resiko) kemudian dapat ditambahkan obat anti hipertensi
(diuretik, ACEi, ARB, BB, CCB) seperti yang dibutuhkan. Modifikasi gaya hidup dan
pemberian obat awal bagi pasien ini diharapkan dapat menurunkan tekanan darah mendekati
normal (tekanan darah normal : TDS <120; TDD : <80).
Modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan oleh pasien untuk menurunkan tekanan
darahnya adalah sebagai berikut:
1) Menurunkan berat badan
2) Diet rendah natrium
3) Melakukan aktifitas fisik seperti aerobic
4) Minum air putih 8 gelas sehari
5) Target tekanan darah <140/90 mmHg
6) Pasien disarankan untuk kontrol tekanan darah secara rutin
7) Karena hipertensi pengobatannya seumur hidup maka perlu ditekankan kepatuhan
pasien dalam minum obat.
Sebaiknya dokter layanan primer melakukan konseling dalam penyampaian modifikasi
gaya hidup ke pasien agar lebih efektif. Konseling modifikasi gaya hidup diawali dengan
mengidentifikasi stase pasien apakah berada pada tahap pre-kontemplasi (belum
mempertimbangkan untuk mengubah gaya hidupnya), kontempalasi (sudah
mempertimbangkan untuk mengubah gaya hidupnya), persiapan, aksi atau maintenance
(pemeliharaan). Ketika tahap pasien sudah teridentifikasi, maka dokter dapat melakukan
pendekatan perubahan perilaku yang disesuaikan dengan kondisi stase pasien yaitu:
apabila pasien berada pada stase pre-kontemplasi maka dokter dapat memulai pendekatan
melalui membangun kemitraan & negosiasi agenda dengan pasien
bila pasien berada pada stase kontemplasi maka dokter dapat memulai pendekatan
dengan menilai adanya motivasi/perlawanan untuk mengubah perilaku/gaya hidupnya &
meningkatkan pemahaman ke pasien,
bila pasien berada pada stase persiapan maka dokter dapat memulai pendekatan dengan
membuat rencana dalam perubahan gaya hidupnya,
bila pasien telah berada pada stase aksi maka dokter melakukan follow up atau
mendampingi pasien agar pasien dapat bergerak menuju stase maintenance
(pemeliharaan) sehingga pasien dapat mempertahankan gaya hidupnya yang lebih baik
Sebagai dokter layanan primer atau dokter keluarga kelak, kita diharapkan dapat
meningkatkan stase perubahan pasien secara bertahap dan mempertahankan gaya hidup pasien
yang lebih baik, jangan sampai pasien menjadi relapse atau kembali pada kebiasaan atau gaya
hidup yang buruk. Peran dokter sebagai komunikator dan edukator perlu diterapkan dalam
penyampaian konseling ini, komunikasi yang baik dengan menggunakan bahasa yang
sederhana sesuai tingkat pendidikan pasien dan menggunakan istilah-istilah yang nyata mampu
membuat pasien lebih paham akan kondisinya.
4. Dokumentasi
Nama : Ny. M (45 tahun)
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Anamnesis : tidak ada riw. Keluarga yang menderita hipertensi, mempunyai 2 orang
anak (semua perempuan), hubungan dengan anggota keluarga baik-baik saja & tidak
ada masalah
Px. Fisik : TD : 150/90 mmHg, BB//TB : 59//165
5. Referensi :
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta :
Interna Publishing
Anggoro, D. 2013. Modul Blok Kedokteran Keluarga. FKIK UMY: Yogyakarta