Anda di halaman 1dari 1

Inih cerita diambil dari eramuslim.

com
smoga bermanfaat....
juga dikirim spesial buat Diana.... smoga bisa
ngambil plajaran dari cerita ini..
==================================================
Abu Yazid Al Busthami, salah satu tokoh sufi, pada
suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang
wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.
Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan, sepanjang
hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah
kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih
bermunajat. Istri saya belum bangun, saya sudah
mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari
rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan
kehidupan saya penuh kesulitan?"
Abu Yazid menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu
dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah adalah
penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah
keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah,
salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang
membuat orang curiga kepadanya."
Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki
penampilannya. Setelah itu, wajahnya senantiasa
berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa
mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu lelaki tersebut
tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.
Apa yang kita simpulkan dari episode di atas?
Sesungguhnya suasana jiwa, sangat berpengaruh pada
bagaimana seseorang menyikapi dan menjalani hidup.
Abu Yazid menyampaikan bahwa hendaknya ia memandang
dunia ini dengan hati yang gembira, senang dan wajah
yang ceria. Dengan memperbaiki penampilan wajah, maka
hati pun akan ceria. Dengan kata lain, Abu Yazid ingin
merubah cara pandang pemuda itu terhadap hidup. Ia
ingin mengajarkan bahwa hidup tak boleh disikapi
dengan keresahan. Sekedar memandang hidup dengan
keceriaan wajah yang akan membawa keceriaan hati.
Keadaan itulah yang akan banyak membantu seseorang
untuk giat bekerja dengan hati yang senang. Sederhana
bukan?

Anda mungkin juga menyukai