Anda di halaman 1dari 32

37

BAB III
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
3.1 Lingkup Pekerjaan Kerja Praktek
Lingkup pekerjaan kerja praktek pada proyek pembangunan Condotel
Horison Sunset Road hanya sebatas pada beberapa bangunan saja. Hal ini karena
mengingat singkatnya waktu kerja praktek yang hanya berlangsung 3 bulan di
lapangan dibandingkan dengan waktu pelaksanaan proyek, serta juga pekerjaan
bangunan yang begitu banyak, maka untuk mengetahui pelaksanaan proyek secara
keseluruhan tidaklah mungkin. Oleh karena itu lingkup kerja praktek perlu
dibatasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu meliputi pekerjaan struktur bangunan
semi basement, Sewage Treatment Plant (STP), kolam renang yang terdiri dari
kolam renang anak dan kolam renang dewasa, dan pekerjaan struktur lantai 1
sampai lantai 4.
3.1.1 Pekerjaan Yang Telah Dilaksanakan Sebelum Kerja Praktek
Adapun pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum kerja praktek:
a. Pekerjaan persiapan yang terdiri dari:
- Pembuatan bedeng pekerja sudah terlaksana 100%
- Pembuatan bowplank sudah terlaksana 60%
- Pengadaan lampu penerangan area proyek sudah terlaksana 25%
- Instalasi air kerja sudah terlaksanan 20%
- Pembuatan gudang dan direksi keet sudah terlaksana 100%
b. Pekerjaan struktur lantai semi basement (lantai kerja,cor kolom, dan
pembesian.
c. Pemasangan besi serta cor dinding pada GWT dan plat penutup.
d. Pemasangan pile cap pada kolam renang anak dan kolam renang
dewasa.
e. Pada Sewage Treatment Plant (STP) pembesian sloof.
f. Pekerjaan urugan lime stone.

38
3.1.2 Pekerjaan Yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
Adapun pekerjaan yang dilaksanakan selama kerja praktek:
a. Pembesian dan pengecoran pada kolam renang anak dan kolam renang
dewasa.
b. Pekerjaan Corewall, pembesian dan pegecoran pada Sewage Treatment
Plant (STP).
c. Pekerjaan beam and floor slab pada lantai 1, 2, 3 dan 4.
d. Pekerjaan kolom pada lantai 1, 2, 3 dan 4.
e. Pekerjaan urugan tanah dengan excavator.
f. Pekerjaan pemasangan dinding dengan batako ringan pada lantai 1.
3.1.3 Pekerjaan Yang Akan Dilaksanakan Setelah Kerja Praktek
Adapun pekerjaan yang dilaksanakan selama setelah kerja praktek :
a. Plat lantai ruang Genset, Panel, dan workshop
b. Pekerjaan beton lantai pada kolam renang.
c. Pekerjaan slab beton pada balancing tank.
d. Pekerjaan beton dinding pada balancing tank.
3.2 Waktu Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Proyek Condotel Horison Sunset
Road dimulai pada tanggal 1 September 2013 sampai dengan februari 2014.
Sampai selesai dilaksanakannya kerja praktek, terjadi kemunduran waktu
pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada alat berat
yaitu bar bender yang menghambat pekerjaan pembesian sehingga terjadi
keterlambatan.
3.3 Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, pendataan atau persiapan perlu
dilakukan sebagai langkah pengecekan hal-hal yang perlu untuk pelaksanaan
proyek dan yang sudah ditetapkan di rencana kerja sehingga tidak mengalami
banyak hambatan. Pendataan merupakan penunjang didalam pelaksanaan proyek,
sebab tanpa pendataan yang jelas akan terjadi penyimpangan-penyimpangan
39
dalam pelaksanaan proyek. Adapun beberapa hal yang perlu didata dan
dipersiapkan antara lain :
1. Persiapan material serta penyimpanannya.
2. Pendataan dan persiapan tenaga kerja.
3. Pendataan dan persiapan peralatan.
4. Persiapan kantor kerja.
5. Persiapan jalan kerja.
3.3.1 Persiapan Material Serta Penyimpannya
Material yang digunakan pada proyek ini telah ditentukan dalam bestek,
baik perbandingan maupun jenisnya dan tidak boleh diganti tanpa persetujuan
owner. Apabila terpaksa harus diganti, maka material pengganti tersebut harus
mempunyai mutu yang selaras dengan mutu material yang diganti. Dalam
pengadaan material proyek, hal hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pendataan jenis material
Material yang digunakan dalam pelaksanaan telah ditetapkan dalam gambar
kerja dan RKS sehingga kontraktor tidak dapat menggantinya dengan material
lain tanpa persetujuan konsultan pengawas. Pengadaan material harus
direncanakan dengan baik berdasarkan rencana waktu pelaksanaan untuk masing-
masing pekerjaan yang memerlukan material tersebut agar tidak menghambat
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Pendataan jumlah material
Jumlah material yang diperlukan pada proyek pembangunan The Condotel
Horison Sunset Road tergantung dari volume masing-masing pekerjaan yang
sudah diatur dalam Rencana Kerja Pelaksanaan (RKP) proyek. Pada proyek ini
sebagian besar bangunan terbuat dari beton bertulang, maka bahan yang paling
banyak dibutuhkan adalah besi tulangan, sedangkan beton struktural
menggunakan ready mix K300. Sedangkan untuk pasta pasangan dan plesteran
pekerjaan arsitektur menggunakan campuran on site.

40
3. Waktu pengadaan material
Sebelum melaksanakan kegiatan lapangan, bahan - bahan atau material yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut harus diperhatikan. Untuk itu perlu diadakan
penjadwalan kebutuhan material yang berupa rencana pengadaan material
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan baik.
4. Penempatan material
Penempatan material di lokasi proyek juga perlu diperhatikan sehingga tidak
mengurangi mutu material tersebut serta tidak mengganggu aktivitas pekerjaan
lainnya.
3.3.2 Persiapan Tenaga Kerja
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road pengalokasian
pekerja dilakukan oleh kepala tukang atas persetujuan site manager. Jumlah
pekerja harian tidak sama setiap harinya, karena ditentukan oleh volume pekerjaan
setiap hari dan jenis kegiatan yang berbeda beda. Pendataan dan persiapan
tenaga kerja berhubungan dengan hal hal sebagai berikut.
1. Status Tenaga Kerja
Pada proyek Penbangunan Condotel Horison Sunset Road ini melibatkan
tenaga kerja yang berasal dari Jawa. Pengadaan tenaga kerja dilakukan oleh pihak
PT. Purindo Penertek.
Status tenaga kerja dapat dibedakan atas :
a. Tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja dari kontraktor yang langsung
menangani pelaksanaan kegiatan maupun pengawasan pekerjaan yang
dibayar secara tetap oleh kontraktor, seperti : Project Manager, Site
Manager, Administrasi, Logistic dan Supervisor. Dalam hal ini tenaga
kerja tetap merupakan karyawan tetap dari PT. Purindo Penertek.
b. Tenaga kerja borongan merupakan tenaga kerja yang dibayar dengan
volume dan jenis pekerjaan yang ditetapkan secara borongan. Biasanya
tenaga kerja ini terdiri dari kelompok kelompok pekerja yang dikepalai
oleh seorang kepala tukang.
41
c. Tenaga kerja harian merupakan tenaga kerja yang diupah secara harian,
upah yang diterima pekerja dihitung berdasarkan jumlah hari kerja.
2. Jumlah Tenaga Kerja
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road, jumlah pekerja
yang bekerja setiap hari tidak selalu sama, mengingat jumlah dan jenis pekerjaan
yang berbeda beda. Jumlah total tenaga kerja pada pembangunan Condotel
Horison Sunset Road adalah 99 orang yang terdiri dari 15 orang pekerja, 10 orang
tukang batu dan cor, 40 orang tukang kayu, 30 orang tukang besi, 2 orang tukang
Mep, 2 orang security.
3. Sistem Pembayaran Upah Kerja
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road, sistem
pembayaran upah tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini adalah sebagai
berikut:
a. Upah tenaga tetap dibayarkan setiap bulan oleh pihak PT. Purindo
Penertek.
b. Upah tenaga kerja borongan dibayarkan setiap 7 hari oleh pihak PT.
Purindo Penertek kepada masing-masing kepala tukang, sesuai dengan
volume pekerjaan yang diselesaikan.
c. Upah tenaga kerja harian dibayarkan oleh masing-masing mandor yang
membawahi beberapa orang pekerja. Hal ini tergantung dari kesepakan
antara kepala tukang dan pekerja.
4. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja dimaksudkan untuk menentukan saat mulai kerja,
istirahat, dan saat berhenti. Pengaturan jam kerja pada proyek pembangunan
Condotel Horison Sunset Road adalah sebagai berikut:
a. Jam kerja pagi : 08.00 12.00 Wita
b. Jam istirahat : 12.00 13.00 Wita
c. Jam kerja siang : 13.00 17.00 Wita
d. Jam lembur : 17.00 22.00 Wita (atau bisa lewat dari jam 22.00
untuk pekerjaan pengecoran)
42
Lembur diadakan bila dipandangan perlu, terutama untuk pekerjaan yang
tidak dapat ditangguhkan penyelesaiannya untuk mengejar keterlambatan
pekerjaan.
3.3.3 Persiapan Peralatan
Pendataan dan persiapan peralatan sangat penting dilakukan, karena cepat
lambatnya suatu pekerjaan tergantung dari siap tidaknya peralatan. Peralatan
pekerjaan ini harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kapan dan dimana
peralatan tersebut digunakan. Adapun peralatan yang digunakan dalam proyek ini
adalah :
1. Excavator
Excavator atau yang sering disebut dengan shovel atau hoe merupakan alat
berat yang berfungsi untuk menggali tanah yang letaknya di bawah kedudukan
excavator itu sendiri. Selain itu excavator dapat mengerjakan penggalian tanah
tanpa bantuan alat lain dan juga berfungsi sebagai pengangkat dan pemuat ke
dalam truk atau alat angkut lainnya. Pada proyek ini excavator yang digunakan
adalah tipe backhoe.

Gambar 3. 1 Backhoe


43
2. Mixer
Mixer atau disebut juga Tilting Drum adalah mesin yang digunakan untuk
mencampur materialmaterial penyusun beton dalam skala kecil.


Gambar 3. 2 Mixer atau Tilting Drum

3. Truck Mixer
Truck Mixer adalah alat yang digunakan untuk mencampur material -
material penyusun beton dalam skala besar. Alat mixer yang digunakan pada
proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road berasal dari PT. Karya
Beton yang sebagai supplier beton ready mix pada proyek ini.

Gambar 3. 3 Truck Mixer


44
4. Scaffolding
Scaffolding digunakan untuk menyangga bekesting beton cor pada lantai di
atasnya dan juga biasa digunakan sebagai tempat pijakan pada pekerjaan yang
tinggi. Scaffolding pada dasarnya terdiri dari beberapa bagaian berbeda seperti
pipe support, U-head, jack base, dll. Pada proyek pembangunan Condotel
Horison Sunset Road, scaffolding digunakan untuk menyangga bekesting balok
dan slab.

Gambar 3. 16 Pemasangan Scaffolding
5. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alat yang digunakan sebagai penggetar beton
saat dilakukan pengecoran sehingga tidak ada ruang ruang kosong di dalam
beton cor dan sesuai dengan cetakannya. Dengan penggunaan concrete vibrator
diharapkan beton yang telah dituang dapat dimampatkan dengan baik, sehingga
diperoleh hasil cetakan beton yang baik, artinya beton padat dan tidak berongga.

Gambar 3. 17 Concrete Vibrator
45
6. Theodolit
Theodolit adalah alat pengukur sudut yang pada proyek sering digunakan
sebagai alat bantu dalam menentukan titik titik tertentu pada suatu bangunan
seperti : as kolom pada tiap tiap lantai, serta titik titik lainnya di lapangan.

Gambar 3. 18 Theodolit
7. Waterpass
Waterpass atau disebut juga auto level adalah alat bantu yang digunakan
untuk menentukan elevasi lantai bangunan setelah pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan.
8. Bar Cutter
Bar Cutter adalah alat untuk memotong baja tulangan sesuai dengan
kebutuhan. Cara kerja dari alat ini adalah baja yang akan dipotong dimasukan ke
dalam gigi bar cutter kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan
detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang
mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang
mempunyai diameter lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan dengan beberapa
buah baja tulangan sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat ini.
9. Bar Bender
Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja
tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Baja yang
akan dibengkokan dimasukkan diantara poros tekan dan poros pem pembengkok
dan diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan
46
kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan
berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan.


Gambar 3. 19 Bar cutter dan bar bender
10. Bekesting
Bekesting merupakan alat pembantu sementara sebelum komponen
struktur yang terbuat dari beton (kolom, balok, plat dsb) jadi dan berfungsi sesuai
peranannya. Walaupun hanya sebagai alat bantu sementara tetapi memegang
peranan yang cukup penting. Kualitas bekesting ikut menentukan bentuk dan rupa
konstruksi beton. Oleh karena itu, bekesting harus dibuat dari bahan yang bermutu
dan perlu direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalami cacat
akibat kesalahan pemilihan dan penggunaan material bekesting. Bekesting terdiri
dari beberapa bagian seperti papan playwood, besi hollow, kaso-kaso kayu dan
bekesting ditahan dengan staiger, pep support dan scaffolding.

47

Gambar 3. 20 Bekesting

11. Dump Truck
Dump Truck adalah alat khusus yang digunakan sebagai alat angkut karena
kemampuan dan kapasitasnya yang cukup besar sehingga biaya pengoperasiannya
relatif murah. Dump truck biasa digunakan untuk mengangkut material material
ke proyek dan mengakut tanah dari pekerjaan penggalian tanah di proyek.
12. Alat alat ukur seperti : meteran dan bak ukur.
13. Alat gali seperti : cangkul, linggis, dan sekop.
14. Alat alat lain yang juga digunakan berupa : tangga lipat, terpal plastik
(penutup material), timbangan paku, lampu halogen dan lain lain.
3.3.4 Persiapan Kantor Kerja
Pendataan dan persiapan kantor kerja atau lebih dikenal dengan direksi
keet digunakan sebagai tempat bekerjanya karyawan yang terlibat langsung
dengan pekerjaan lapangan dan administrasi teknis. Pada proyek pembangunan
Condotel Horison Sunset Road, pembangunan direksi keet dilakukan di bagian
depan lokasi proyek. Pembangunan direksi keet diletakan di bagian depan agar
48
memudahkan karyawan berkoordinasi dengan pihak lapangan maupun tamu dan
juga tidak mengganggu aktivitas pekerjaan proyek.
3.3.5 Persiapan Jalan Kerja
Untuk memperlancar pelaksanaan suatu proyek, perlu pelajari lokasi dan
keadaan lapangan disekitar proyek. Faktor faktor yang perlu diperhatikan :
1. Jalan kerja
Lokasi proyek terletak di tepi jalan yang dimana merukan jalur padat
kendaraan. Agar tidak mengganggu jalur lalu lintas kendaraan maka perlu dibuat
jalan kerja untuk akses material konstruksi ke tempat tersebut. Jalan kerja dibuat
disebelah proyek.
2. Cuaca
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi pelaksanaan suatu proyek. Pada saat
pelaksanaan proyek berlangsung, cuaca di lapangan cukup cerah dan berawan
sehingga kegiatan proyek bisa terlaksana dengan maksimal. Jika pada suatu saat
terjadi hujan sehingga pekerjaan bisa terhenti, namun dengan kesiapan dari
pelaksana untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan lokalisasi pekerjaan.
Lokalisasi yang dimaksud adalah pekerjaan yang dapat dilakukan ketika terjadi
hujan seperti pekerjaan arsitektur yang dilakukan di ruang tertutup, instalasi MEP.
3. Tumbuh - tumbuhan
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road, lokasi proyek
sebelumnya merupakan lahan kosong yang didominasi oleh semak belukar.
Sehingga pada awal persiapan diadakan pembersihan dari semak-semak tersebut.
3.4 Teknik pelaksanaan Pekerjaan Sebelum Kerja Praktek
Sebelum dimulainya kerja praktek, proyek pembangunan Condotel
Horison Sunset Road telah berjalan sehingga ada beberapa tahapan pelaksanaan
pekerjaan yang tidak bisa diamati secara langsung. Adapun beberapa pekerjaan
yang telah dilaksanakan sebelum kerja praktek pada proyek pembangunan
Condotel Horison Sunset Road, antara lain pekerjaan persiapan, pekerjaan
pengukuran, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan beberapa pekerjaan upper
structures. Untuk mengetahui proses pekerjaan tersebut maka dilakukan
49
wawancara dengan pelaksana maupun pengawas lapangan mengenai proses
pekerjaan yang dilakukan.
3.4.1 Pekerjaan Persiapan
Pada tahap pekerjaan ini kerja praktek masih belum dimulai sehingga
teknik pelaksanaan pekerjaan tidak dapat diuraikan secara detail. Adapun tahapan-
tahapan pekerjaan persiapan yang diuraikan secara umum yaitu:
a. Persiapan area lokasi dan setting out,
b. Pembersihan pada lokasi pekerjaan,
c. Pemasangan pagar proyek,
d. Membuat Direksi Keet (bangunan semi permanen) untuk keperluan
karyawan proyek dan konsultan pengawas yang memenuhi syarat sebagai
ruang kerja untuk mengadakan rapat rapat lapangan (site meeting).
e. Membuat gudang bahan untuk bahan- bahan bangunan yang berharga,
atau material penting lainnya agar terhindar dari hujan, panas matahari dan
pencurian.
f. Penyediaan air, listrik dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K).
g. Pekerjaan mobilisasi peralatan dan material.
3.4.2 Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran ditujukan untuk memberi informasi mengenai
posisi dan ukuran yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja. Alat alat
pengukuran berupa meteran, waterpass, dan theodolit untuk menentukan as,
garis/bidang horizontal dan vertikal yang direncanakan dalam membantu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.
Pada setiap proyek konstukrsi terdapat satu titik acuan untuk menentukan
posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan konstruksi. Titik
tersebut dinamakan Benchmark. Benchmark adalah titik yang telah mempunyai
koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan.
Benchmark memiliki fungsi penting pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat
yang mereferensikan posisi obyek pada suatu sistem koordinat global.
50
3.4.3 Pekerjaan Tanah
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road, dilakukan
pada jenis tanah lempung. Adapun tahapan pekerjaan yang dapat diuraikan secara
umum yaitu: penggalian untuk pondasi sumuran dan pembuatan lantai kerja.
Pelaksanaan pekerjaan galian baru dapat dilakukan setelah pengukuran tapak atau
site proyek dan papan bangunan telah selesai dilakukan.
3.4.4 Pekerjaan Pondasi
Pondasi yang digunakan pada proyek Condotel Horison Sunset Road
adalah pondasi sumuran. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengetesan sample
tanah terlebih dahulu sehingga didapatkan panjang sumuran maksimum dan
diameter sumuran.
3.4.5 Pekerjaan Tie Beamdan Slab
Pada bangunan Sewage Treatment Plant (STP), lantai 1 sampai lantai 4
dan bangunan GWT terdapat tie beam yang terdiri beberapa tipe dengan dimensi
balok terbesar dan terkecil masing-masing berukuran 400 x 700 dan 200 x 400
dengan diameter tulangan utama D19 mm dan sengkang D 10 mm. Sedangkan
slab dengan ketebalan 120 mm arah x dan y. Mutu Beton yang digunakan adalah
K300 dengan nilai slump 120 mm 20 mm.
Pekerjaan tie beam atau sloof dan slab tidak dilakukan secara bersamaan.
Hal itu dikarenakan pekerjaan instalasi plumbing belum selesai dilakukan. Jika
menunggu pekerjaan instalasi plumbing sampai selesai, maka akan terjadi
keterlambatan pekerjaan yang lainnya. Solusi untuk masalah tersebut, Tie beam
dan slab tidak dilakukan bersamaan. Pekerjaan yang dikerjakan terlebih dahulu
adalah pekerjaan Tie beam. Sambil menunngu pekerjaan instalasi plumbing
selesai, pekerjaan akan berlanjut dulu ke pekerjaan kolom, dan seterusnya.
3.4.6 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom pada yang akan dijlaskan disini adalah pekerjaan kolom
pada bangunan-bangunan yang diamati saat kerja praktek dilaksanakan yaitu
pekerjaan kolom pada bangunan Sewage Treatment Plant (STP), GWT, basement
51
dan lantai 1sampai lantai 4 memiliki kesamaan penjelasan dengan pekerjaan
kolom pada lantai lainnya, sehingga untuk pembahasan lebih lanjut akan dibahas
pada sub bab 3.5.5.
3.5 Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Saat Kerja Praktek
Seperti yang diuraikan pada lingkup kerja praktek pada subbab
sebelummnya, beberapa pekerjaan yang dilaksanakan saat kerja praktek pada
proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road, antara lain :
a. Pembesian dan pengecoran pada kolam renang anak dan kolam renang
dewasa.
b. Pekerjaan Corewall, pembesian dan pegecoran pada Sewage Treatment
Plant (STP).
c. Pekerjaan beam and floor slab pada lantai 1, 2, 3 dan 4
d. Pekerjaan kolom pada lantai 1, 2, 3 dan 4
Adapun pekerjaan yang diamati meliputi : pekerjaan marking, pemasangan
perancah, pemasangan begesting, penulangan, pengecoran, dan pembukaan
begesting. Untuk selanjutnya akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan hasil pengamatan selama kerja praktek.

3.5.1 Pembesian dan Pengecoran Kolam Renang Pada kolam Renang Anak
dan Kolam Renang Dewasa
Pada proyek pembangunan Condotel Horison Sunset Road dibangun
kolam renang yang dimana terdiri dari kolam renang anak dengan kedalaman 1
meter dan kolam renang dewasa dengan kedalaman 2,5 meter.
1. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Kolam Renang
Dalam pekerjaan kolam renang yang saya amati selama kerja praktek
dilaksanakan adalah pekerjaan pembesian dan pengecoran pada kolam
renang. Pekerjaan pembesian yang dilakukan terdiri dari penulangan plat
lantai kolam renang dan penulangan pada dinding kolam renang. Dimensi
tulangan yang dipakai pada pekerjaan kolam renang ini adalah tulangan
52
D10-150 pada plat lantai kolam renang dan tulangan D16-150 pada dinding
kolam renang.
Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok dilakukan di bagian
bar bender dan pemasangan tulangan dilaksanakan secara konvensional
dilakukan secara bertahap.
Pekerjaan pengecoran dilakukan langsung dilapangan (cast in place)
dengan menggunakan mutu K300. Sebelum pengecoran dimulai, dilakukan
pembersihan area yang kan di cor dari sisa-sisa kotoran selama pengerjaan
penulangan. Pembersihan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama
pembersihan dari sisa-sisa potongan kawat besi pengikat dengan memungut
potongan tersebut dengan magnet. Tahap kedua pembersihan dari debu
dengan compressor. Setelah pembersihan selesai, begesting diolesi dengan
minyak. Hal ini dilakukan agar bidang cetakan tidak merekat pada beton dan
mudah dilepaskan.
2. Kendala Dalam Pelaksanaan
Pada pekerjaan kolam renang terjadi kendala pada saat pekerjaan
pengecoran telah selesai yaitu terjadinya hujan yang terus menerus sehingga
kolam renang yang telah di cor tersebut digenangi oleh air hujan. Sampai
pelaksanaan kerja praktek selesai, kolam renang belum dilanjutkan lagi
karena air hujan yang menggenang belum bisa dikuras akibat hujan yang
sering terjadi.
3. Tindakan yang Dilakukan
Tindakan yang dilakukan karena terhambatnya pekerjaan kolam
renang karena cuaca hujan yang terjadi adalah dengan cara melakukan
pekerjaan lainnya yang masih bisa dilakukan saat cuaca hujan. Penangan
secara khusus terhadap pelaksanaan kolam renang belum ada.
53
3.5.2 Pekerjaan Corewall, pembesian dan pegecoran pada Sewage
Treatment Plant (STP).
Sewage Treatment Plant (STP) merupakan bangunan instalasi system
pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestic termasuk limbah dari
dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran.
1. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan
Pada proyek Condotel Horison Sunset Road pekerjaan Sewage
Treatment Plant (STP) melakukan pemasangan tulangan dan pengecoran
dilakukan langsung di lapangan (cast in place). Pada Sewage Treatment Plant
(STP) dinding yang digunakan adalah Corewal yang memiliki ukuran ketebalan
300 mm, dengan dimensi tulangan D16-150. Dalam proses pengecoran
corewall, digunakan bonding agent (merk Calbon) sebagai perekat antara
slab dengan corewall yang baru dicor. Mutu Beton yang digunakan adalah
K300.
Selama proses pengecoran, setiap sepertiga dari ketinggian dinding
dilakukan penggetaran menggunakan vibrator agar beton tersebar merata
dan tidak terjadi rongga-rongga pada dinding. Namun penggetaran tidak
boleh dilakukan terlalu lama agar tidak terjadi segregasi (pemisahan butiran
agregat yang besar dengan agregat yang kecil yang turun ke bagian bawah
beton segar). Untuk pelepasan bekesting pada corewall dilakukan setelah 1-2
hari dari saat pengecoran.

Gambar 3. 21 Penulangan corewall
54
Pada pengecoran plat Sewage Treatment Plant (STP) dilakukan bertahap
yang dimana pekerjaannya dibagi menjadi dua yaitu STP 1 dan STP 2. Sebelum
pengecoran dimulai, dilakukan pembersihan area yang kan di cor dari sisa-
sisa kotoran selama pengerjaan penulangan. Pembersihan dilakukan secara
bertahap. Tahap pertama pembersihan dari sisa-sisa potongan kawat besi
pengikat dengan memungut potongan tersebut dengan magnet. Tahap kedua
pembersihan dari debu dengan compressor. Setelah pembersihan selesai,
begesting diolesi dengan minyak. Hal ini dilakukan agar bidang cetakan tidak
merekat pada beton dan mudah dilepaskan.

Gambar 3. 22 Pengecoran plat STP
2. Kendala dalam Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan Sewage Treatment Plant (STP) terjadi
kendala pada corewall yaitu robohnya dinding batako yang merupakan bagian
dari pekerjaan corewall. Robohnya dinding batako pada bangunan Sewage
Treatment Plant (STP) disebabkan oleh cuaca hujan selama berhari-hari yang
membuat dinding batako yang baru terpasang terkena gerusan air hujan.

3. Tindakan yang Dilakukan
Kegagalan yang terjadi pada pekerjaan corewall tepatnya pada
bangunan Sewage Treatment Plant (STP) maka tindakan yang dilakukan
selanjutnya adalah mengganti pasangan batako yang telah roboh tersebut
55
dengan menggunakan multiplek 12 mm yang dipasang sepanjang dinding
sebagaimana seperti pasangan batako yang telah roboh tersebut. Setelah
pemasangan multiplek 12 mm selesai bangunan Sewage Treatment Plant
(STP) tersebut langsung di cor.

3.5.3 Pekerjaan Beam and Floor slab Pada Lantai 1, 2, 3 dan 4
Pekerjaan beam and floor pada proyek ini antara bangunan satu dengan
yang lainnya memiliki metode pelaksanaan yang sama atau typical.
1. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan beam and floor slab dilakukan secara
bersamaan agar mendapatkan konstruksi yang monolith. Pekerjaan ini baru
dapat dilaksanakan setelah semua struktur pendukung beam and floor slab
dianggap cukup kuat mendukung beban dari beam and floor slab sampai
mampu bekerja secara struktural.
Pada bangunan lantai 1 sampai lantai 4 terdapat balok yang terdiri
beberapa tipe dengan dimensi balok terbesar dan terkecil masing-masing
berukuran 500x700 dan 200 x 300 dengan diameter tulangan utama D19 mm
dan sengkang D 10 mm. Sedangkan untuk slab ketebalan slab maksimum
adalah 120 mm arah x dan y.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan beam and floor slab adalah sebagai
berikut:
a. Pekerjaan Marking
Pekerjaan dimulai dengan penandaan atau marking di lapangan.
Tujuan dari penandaan adalah memberikan informasi ukuran titik-titik yang
mewakili beam and floor slab dimana harus dikerjakan. Penandaan ini sangat
penting, karena menjadi acuan posisi dari objek harus sesuai dengan gambar
kerja. Marking dilakukan oleh tim surveyor.
Penandaan untuk beam and floor slab ditanadai pada kolom yang
menumpu slab lantai tersebut. Kolom ditandai dengan metode peminjaman
elevasi setinggi 1 m dari lantai finishing di bawahnya. Penandaan ini
56
dilakukan dengan bantuan auto level atau water pas yang telah disetting
terlebih dahulu. Sedangkan untuk di lantai dasar penandaan dimulai dari as
kolom yang ditandai di atas pondasi. Dari titik tersebut kemudian ditarik
ukuran sampai elevasi bagian bawah balok atau slab. Dari titik kemudian
dugunakan acuan sebagai batas pemasangan begesting.

Gambar 3. 23 Proses penandaan dengan auto level atau waterpass (kiri). Pinjaman
elevasi pada kolom (kanan)
b. Pekerjaan Perancah dan Bekesting
Pekerjaan dimulai dengan pemasangan perancah diikuti dengan
pemasangan begesting yang dipasang mengikuti as kolom dengan yang telah
ditentukan oleh gambar kerja seperti yang terlihat pada Gambar 3.24.

Gambar 3. 24 Pemasangan perancah
57
Begesting terdiri dari beberapa bagian yaitu : papan plywood 9mm,
hollow besi, dan kaso-kaso. Untuk begesting balok ketiga bahan ini dirangkai
sedemikian hingga seperti pada Gambar 3.25. Sedangkan untuk begesting slab
menggunakan papan plywood tersebut secara lembaran utuh ysng dirangkai di
atas perancah seperti Gambar 3.26.

Gambar 3. 25 Bekesting balok


Gambar 3. 26 Bekesting slab
58
c. Pekerjaan Pemasangan Tulangan
Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok dilakukan di bagian bar
bender di samping bangunan Sewage Treatment Plant (STP), sedangkan
perakitan tulangan balok dilakukan diatas bekesting. Selanjutnya dibawah
tulangan bagian bawah dipasang beton decking pada slab dan balok, di sisi
kiri dan kanan terluar dari balok juga dipasang beton decking yang berguna
untuk menjaga ketebalan selimut beton yang direncanakan. Tebal decking
yang dipasang adalah 2,5 cm. Penulangan dimulai dari penulangan pada
balok, setelah itu baru dilanjutkan dengan penulangan slab.
Tulangan yang digunakan pada balok yaitu D19 untuk tulangan utama
dan D10 untuk tulangan sengkang. Sedangkan untuk tulangan slab lantai
D10.
Pemasangan tulangan balok dan slab dilaksanakan secara konvensional
dilakukan secara bertahap. Pemasangan tulangan balok : pemasangan
begesting bodeman dan satu sisi tembiring saja, hal ini dilakukan untuk
mempermudah melakukan perakitan tulangan. Kemudian sengkang
disiapkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada balok yang
dikerjakan, tulangan utama balok kemudian dipasang satu-persatu sesuai
dengan posisinya yang diikuti dengan memasukkan tulangan sengkang yang
telah disiapkan. Setelah itu dirangkai sesuai dengan posisi dan ketentuan
pada rencana diikat dengan kawat baja, lalu deberi beton decking diantara
tulangan terluar dan begesting sebanyak yang diperlukan. Setelah
penulangan balok selesai baru sisi tembiring lainnya dipasang dan
dilanjutkan dengan penulanagn slab.
Pemasangan tulangan slab lapisan bawah dipasang diatas bekesting.
Setelah lapisan pertama dipasang, diletakan beton decking diantara
tulangan slab lapisan pertama dengan bekesting. Selanjutnya digunakan
besi spasi untuk memberikan jarak yang konstan antar tulangan bawah
dengan tulangan atas. Ukuran besi spasi bisa disesuaikan dengan ketebelan
slab yang ditentukan. Setelah besi spasi terpasang, tulangan slab atas bisa
dipasang. Untuk mengikatkan setiap tulangan, digunakan kawat besi.
59


Gambar 3. 27 Penulangan balok



Gambar 3. 28 Penulangan slab
d. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum pengecoran dimulai, dilakukan pembersihan area yang kan di
cor dari sisa-sisa kotoran selama pengerjaan penulangan. Pembersihan
dilakukan secara bertahap. Tahap pertama pembersihan dari sisa-sisa
potongan kawat besi pengikat dengan memungut potongan tersebut dengan
magnet. Tahap kedua pembersihan dari debu dengan compressor. Setelah
pembersihan selesai, begesting diolesi dengan minyak. Hal ini dilakukan agar
bidang cetakan tidak merekat pada beton dan mudah dilepaskan.
Pengecoran dilakukan dengan membagi area lantai menjadi tiga zona.
Pembagian zona ini dilakukan untuk mempercepat progress pekerjaan. Batas
antar zona atau disebut stop cor di tentukan pada daerah seperempat bentang
portal kearah memajang dan tidak pada daerah kamar mandi. Seperempat
60
bentang merupakan daerah titik balik momen negative balok. Pada daerah
kamar mandi merupakan daerah yang rawan tergenang air, jika sambungan
beton dilakukan pada daerah tersebut maka air akan merembes dan terjadi
gagal struktur, sehingga stop cor tidak dilakukan pada daerah tersebut. Batas
cor atau stop cor diberikan pembatas. Untuk melakukan sambungan antara
beton lama dan beton baru, beton lama tersebut harus dibobok atau diciping
agar permukaannya kasar dan diberikan perekat.

Gambar 3. 29 Proses pengecoran
Campuran beton yang digunakan adalah mutu beton K300 dengan nilai.
Untuk memanpatkan beton menggunakan vibrator electric. Pengontrolan
elevasi dilakukan dengan waterpass dan perataan dengan kasut atau alat
perata lain yang bisa dimanfaatkan. Pembongkaran begesting slab dan balok
dilakukan setelah beton berumur sekitar 14 hari atau 2 minggu.
2. Kendala Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Beam and Slab
Kendala yang terjadi pada pekerjaan beam dan slab adalah
Ketidaksesuaian pemasangan tulangan seperti jarak tulangan. Bahkan ada
tulangan memanjang yang pemasangannya menempel satu dan yang lainnya
pada khususnya pada penulangan balok. Jarak tulangan dibuat sedemikian
hingga agar agregat terbesar yang digunakan pada beton bisa melewatinya.
61
Jika jarak tulangan yang dipasang terlalu rapat, maka agregat tersebut tidak
akan bisa lewat sehingga akan terjadi rongga pada bagian dalam balok.
3. Tindakan yang Dilakukan
Tindakan yang dilakukan dari kendala yang terjadi pada pekerjaan beam
dan slab adalah dengan cara meningkatkan pengawasan terhadap para pekerja
agar bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
3.5.4 Pekerjaan Kolom Pada Lantai 1 4
Pekerjaan struktur kolom yang dilakukan adalah pekerjaan struktur untuk
kolom lantai 1 sampai dengan lantai 4. Terdapat dua jenis kolom yaitu kolom
berbentuk pipih dan kubus. Masing-masing jenis kolom menggunakan tulangan
utama dengan diameter 19 mm dan tulangan sengkang berdiameter 10 mm. Pada
pelaksanaannya, terjadi pengecilan kolom pada lantai 1 sampai lantai 5
(ditunjukkan pada gambar 3.30). Namun pekerjaan kolom yang dapat diamati
pada saat kerja praktek adalah pembuatan kolom pada lantai 1,2,3,dan 4.
1. Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
Persiapan pekerjaan struktur kolom pertama-tama yang dilakukan
adalah memasang tulangan yang ditunjukkan pada gambar 3.31 . Setelah
selesai tulangan dipasang (ditunjukkan pada gambar 3.32),maka dipasang
bekisting. Dilakukan pengecejan vertical dan dapat persetujuan untuk
dilakukannya pengecoran. Pembukaan bekisting kolom dilakukan setelah 7
hari.

Gambar 3. 30 proses pengecilan kolom
62

Gambar 3. 31 Pemasangan tulangan kolom


Gambar 3. 32 pemasangan bekisting
2. Kendala dalam Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
Kendala yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan kolom adalah
robohnya kolom pipih yang dipasang dibagian bangunan paling depan ke sisi
jalan dan menghambat lalu lintas. Robohnya kolom tersebut terjadi pada
malam hari, oleh karena itu kolom bisa disingkirkan dari jalan pada pagi hari.
3. Tindakan yang Dilakukan
Tindakan yang dilakukan atas kegagalan yang terjadi pada pekerjaan
kolom tersebut adalah dengan cara memotong besi pada kolom pipih tersebut
sampai batas yang sudah dicor.
63
3.6 Teknik Pengawasan Pelaksanaan Proyek
Teknik pengawasan pelaksanaan adalah suatu metode pelaksanaan proyek
di lapangan dengan melakukan tindakantindakan tertentu, sehingga didapatkan
caracara yang paling sesuai dengan keadaan di lapangan. Dalam proyek
pembangunan Condotel Horison Sunset Road ini, teknik pengawasan dilakukan
oleh owner representative dan kontraktor. Owner representative melakukan
pengawasan pekerjaan dilapangan secara langsung, selain itu juga mengawasi
kegiatan keuangan pada proyek. Pelaksanaan pengawasan oleh kontraktor yaitu
dengan mengawasi subsub kontraktornya agar kuantitas dan kualitas pekerjaan
dapat terpenuhi sesuai dengan mutu, biaya dan waktunya. Pengawasan yang
dilakukan adalah pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan. Pada tahap
pelaksanaan lingkup pekerjaan pengawasan meliputi pengendalian seluruh proses
pelaksanaan (konstruksi) sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan ketentuan
ketentuan seperti yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan. Adapun
pengawasan yang dilakukan meliputi :
1. Pengawasan terhadap bahan atau material,
2. Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan,
3. Pengawasan terhadap mutu pelaksanaan.
3.7 Evaluasi Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan pekerjaan suatu proyek ada kalanya tidak selalu berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Seringkali ditemukan
kesalahan atau permasalahan baik itu sengaja maupun tidak disengaja dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kesalahan atau permasalahan tersebut tentu saja akan
berpengaruh pada bangunan dan dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Permasalahan tersebut umumnya bersifat kompleks dan dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Permasalahan Teknis
Permasalahan ini meliputi permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan
di lapangan, baik dari tahap persiapan, pelaksanaan maupun pasca
pelaksanaan dan pemeliharaan. Beberapa permasalahan teknis yang dapat
64
diuraikan secara umum pada proyek Pembangunan Condotel Horison Sunset
Road antara lain :
a. Robohnya batako untuk bekisting batako pada bangunan Sewage
Treatment Plant (STP). Ini disebabkan karena cuaca hujan yang terus
menerus mengguyur proyek hingga akhirnya terjadi penggerusan pada
bekisting batako yang sudah terpasang tersebut. Selain itu juga pasangan
batako tersebut tidak menggunakan beton decking (kemungkinan kesalah
pelaksanaan dari pekerja yang bersangkutan). Oleh karena itu alternative
terakhir adalah pengecoran batal menggunakan bekisting batako
melainkan menggunakan multipleks 12 mm ukuran 90 mm x 180 mm.
\
Gambar 3. 33 Robohnya bekisting batako pada STP
b. Terjadi lendutan pada papan bekisting pilecap yang diperkirakan karena
kesalahan dalam proses bekisting sehingga pada saat pengecoran, material
mengikuti bentuk bekisting. Oleh karena itu pemasangan bekisting harus
dilakukan dengan teliti agar hasil yang didapatkan sesuai dengan rencana.
65

Gambar 3. 34 lengkungan pada pilecap
c. Ukuran besi penyalur (panjang penyaluran) yang tidak memenuhi syarat.
Perencanaan besi penyalur yang digunakan adalah minimal 25 cm tetapi
dalam pelaksanaannya besi penyalur yang digunakan panjangnya dibawah
25 cm. Ini akan berpengaruh terhadap gaya geser yang akan terjadi pada
bangunan tersebut. Oleh karena itu, pengawasan terhadap hal-hal yang
sederhana seperti ini harus diperhatikan agar tidak menyebabkan
kegagalan pada pekerjaan struktur.

Gambar 3. 35 Besi penyalur tidak sampai 25 cm
66
Kesalahan ini dikarenakan kurangnya pemahaman para tenaga
kerja akan pentinnya hal tersebut, kesulitan komunikasi antara tenaga kerja
dan pelaksana karena perbedaan pemahaman hal tersebut, dan kurangnya
ketegasan serta kelalaian pengawasan pekerjaan baik dari pihak konsultan
mapun pihak kontraktor.

d. Permasalahan Non Teknis
Beberapa permasalahan non teknis yang dapat diuraikan pada proyek
Pembangunan Condotel Horison Sunset Road adalah sebagai berikut:
1) Penempatan baja tulangan di tempat terbuka dan tidak terlindung.
Penempatan tulangan yang kurang terlindung dengan baik dari cuaca
sehingga baja tulangan mudah berkarat (korosi) akibat terkena air
hujan atau rembesan sebelum dipergunakan. Solusi yang dapat
diambil dari masalah ini adalah dengan mendirikan gudang yang
digunakan untuk menyimpan material atau member pelindung untuk
menutupinya.
3.8 Evaluasi Waktu Pelaksanaan Proyek
Waktu rencana proyek Pembangunan Condotel Horison Sunset Road telah
disusun berdasarkan kurva S dengan masa waktu rencana 24 minggu. Didalam
masa pelaksanaan proyek pembangunan ini terdapat kemunduran waktu
pelaksanaan dari waktu rencana. Berikut ini adalah pelaporan pelaksanaan proyek
Pembangunan Condotel Horison Sunset Road mulai dari pelaksanaan kerja
praktek bulan November 2013 sampai dengan berakhirnya kerja praktek bulan
Januari 2013 yang dapat dilihat pada lampiran time schedule dan kurva S.
Berdasarkan time schedule dan kurva S dapat disimpulkan bahwa pada
minggu 9 sampai dengan minggu 20 pada pelaksanaan proyek Condotel Horison
Sunset Road tersebut mengalami kemunduran. Kemunduran memang sudah
terjadi dari sebelum kerja praktek dilaksanakan yaitu pada minggu ke 8. Jika
pelaksanaan mengalami kemunduran artinya pelaksanaan proyek lebih lambat dari
rencana. Biasanya jika pelaksanaan lebih lambat merupakan hal yang tidak baik
yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
67
Adapun faktor faktor penyebab kemunduran proyek dan cara mengatasi
kemunduran yaitu :
1. Faktor faktor penyebab kemunduran proyek
a. Keterlambatan pengadaan material kerja
Proses pembayaran yang terlambat menyebabkan kontraktor tidak bisa
melakukan pemesanan material kerja. Hal ini juga menyebabkan
kontraktor tidak bisa melanjutkan pekerjaan dikarenakan material kerja
yang tidak ada.
b. Terjadi kerusakan alat yaitu bar bender yang menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan pembesian.
c. Kekurangan tenaga kerja
Kekurangan tenaga kerja karena banyak yang selesai bekerja yang
dikarenakan pembayaran upah kerja terlambat dari perjanjian.
d. Cuaca yang mengakibatkan pekerjaan harus dihentikan seperti hujan
yang sangat menghambat pekerjaan

2. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kemunduran proyek
Untuk mengatasi keterlambatan tersebut maka pihak kontraktor
mengusahakan melakukan penambahan tenaga kerja dan menambah jam lembur
kerja.
Berikut adalah tabel realisasi pekerjaan berdasarkan time schedule dari
Minggu ke-1 sampai Minggu ke-12 pelaksanaan kerja praktek atau Minggu ke-9
sampai minggu ke-20 pelaksanaan proyek.

68
Tabel 3. 1 Realisasi pekerjaan berdasarkan time schedule selama kerja praktek
No
Minggu
Ke Rencana % Realisasi % Deviasi % Keterangan
1 9 3.778 3.025 -0.751 TERLAMBAT
2 10 4.312 3.729 -0.583 TERLAMBAT
3 11 4.772 4.998 0.226 KEMAJUAN
4 12 5.622 6.036 0.414 KEMAJUAN
5 13 6.855 7.265 0.409 KEMAJUAN
6 14 8.466 8.591 0.126 KEMAJUAN
7 15 10.669 8.845 -1.824 TERLAMBAT
8 16 13.400 9.922 -3.478 TERLAMBAT
9 17 15.552 11.347 -4.205 TERLAMBAT
10 18 17.527 12.610 -4.917 TERLAMBAT
11 19 18.978 13.304 -5.674 TERLAMBAT
12 20 19.891 14.992 -4.899 TERLAMBAT

Anda mungkin juga menyukai