Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa
disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan
dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan, atau kelainan vaskularisasi
pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.23


Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam
yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan
mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang
menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut.
Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal/ tidak
mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik
atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik.

EPIDEMIOLOGI
Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat, adhesi
pada operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah penyebab terbanyak dari
ileus obstruktif.13 Berdasarkan data salah satu rumah sakit umum di Australia pada tahun 2001
hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10.000 populasi di Australia diopname di rumah sakit karena
ileus paralitik dan ileus obstruktif
Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, adalah hernia, baik sebagai penyebab
obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%).3,4
Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai
akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien
yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu
hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang
penting. Di negara maju, adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya
obstruksi usus. Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan
obstruksi usus akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-
75%.


KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan menjadi,antara
lain3,4,5 :
1. Ileus obstruktif letak t inggi : obsttuksi mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum
terminal).
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampairectum).

Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antara lain :
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih
bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2. Obstruksi sederhana ( simple obstruction) : obstruksi/ sumbatan yang tidak disertai
terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya
pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren.

Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3 : 34
a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative), hernia
(inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses intraabdominal.
b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital
(malrotasi), inflamasi (Chrons disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi.
c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus, misalnya
benda asing, batu empedu.

ILEUS PARALITIK

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal / tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik ini bukan suatu
penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang
berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi
kontraksi otot polos usus.
Gerakan peristaltik merupakan suatu aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi
dengan baik diatur oleh neuron inhibitory dan neuron exitatory dari sistim enteric motor neuron.
Kontraksi otot polos usus ini dipengaruhi dan dimodulasi oleh berbagai factor seperti sistim
saraf simpatik parasimpatik, neurotransmiter (adrenergik, kolinergik, serotonergik
dopaminergik, hormon intestinal, keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Ileus paralitik hampir
selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini biasanya hanya berlangsung
antara 24-72 jam. Beratnya ileus paralitik pasca operasi bergantung pada lamanya
operasi/narkosis, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan udara luar.
Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi kolon, enzim pankreas, darah, dan urin akan
menimbulkan paralisis usus. Kelainan retroperitoneal seperti hematoma retroperitoneal, terlebih
lagi bila disertai fraktur vertebra sering menimbulkan ileus paralitik yang berat. Demikian pula
kelainan pada rongga dada seperti pneumonia paru bagian bawah, empiema, dan infark
miokard dapat disertai paralisis usus. Gangguan elektrolit terutama hipokalemia, hiponatremia,
hipomagnesemia atau hipermagnesemia memberikan gejala paralisis usus.
Penyakit / keadaan yang menimbulkan ileus paralitik dapat diklasifikasikan
seperti yang tercantum di bawah ini :
Kausa Ileus Paralitik :
1. Neurologik
- Pasca operasI - Kerusakan medula spinalis - Keracunan timbal kolik ureter
- Iritasi persarafan splanknikus - Pankreatitis

2. Metabolik
- Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia) - Uremia
- Komplikasi DM - Penyakit sistemik seperti SLE, sklerosis multiple

3. Obat-obatan
- Narkotik Antikolinergik Katekolamin Fenotiasin - Antihistamin

4. Infeksi
- Pneumonia Empiema Urosepsis Peritonitis - Infeksi sistemik berat lainnya
5. Iskemia usus

MANIFESTASI KLINIS
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal distention),
anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada mungkin pula tidak ada. Keluhan
perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung
pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai keluhan perut kembung, tidak
disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien bervariasi dari ringan sampai
berat bergantung pada penyakit yang mendasarinya, didapatkan adanya distensi
abdomen, perkusi timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat
tidak terdengar sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak
enak pada perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri
lepas negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang ditemukan
adalah gambaran peritonitis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit.
Pemeriksaan yang penting untuk dimintakan yaitu leukosit darah, kadar elektrolit,ureum,
glucosa darah, dan amilase. Foto polos abdomen sangat membantu menegakkan diagnosis.
Pada ileus paralitik akan ditemukan distensi lambung usus halus danusus besar memberikan
gambaran herring bone, selain itu bila ditemukan air fluid level biasanya berupa suatu
gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air fluid level pada ileus obstruktif yang
memberikan gambaran stepladder (seperti anak tangga). Apabila dengan pemeriksaan foto
polos abdomen masih meragukan adanya suatu obstruksi, dapat dilakukan pemeriksaan foto
abdomen dengan mempergunakan kontras kontras yang larut air. Pemeriksaan penunjang
lainnya yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin ( Hb, lekosit,hitung jenis dan
trombosit), elektrolit, BUN dan kreatinin, sakar darah, foto dada, EKG, bila diangap perlu dapat
dilakukan pemeriksaan lainnya atas indikasi seperti amilase,lipase, analisa gas darah
ultrasonografi abdomen bahkan CT scan.

PENGELOLAAN
Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya berupa dekompresi,
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa atau penyakit primer dan
pemberian nutrisi yang adekuat.Beberapa obat-obatan jenis penyekat simpatik (simpatolitik)
atau obat parasimpatomimetik pernah dicoba, ternyata hasilnya tidak konsisten. Untuk
dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik (bila perlu dipasang juga rectal tube).
Pemberian cairan,koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya diberikan sesuai
dengan kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dapat dicoba
yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileusparalitik
pasca-operasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi ileusparalitik karena obat-
obatan. Neostigmin sering diberikan pada pasn ileus paralitikpasca operasi. Bila bising usu
sudah mulai ada dapat dilakukan test feeding, bila tidakada retensi,dapat dimulai dengan diit
cair kemudian disesuaikan sejalan dengantoleransi ususnya

PROGNOSIS
Prognosis ileus paralitik baik bila penyakit primernya dapat diatasi.
Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyakit harus dilakukan sedini mungkin baik pencegahan primordial,
primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.47 Demikian juga
pada penyakit ileus obstruktif, tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus
obstruktif dan menghindari akibat fatal yang disebabkan ileus obstruktif.
promosi kesehatan atau memberikan pendidikan kesehatan yang berkaitan ileus obstruktif atau
dengan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam
menjaga kesehatannya oleh kemampuan masyarakat.47
Pencegahan Primer 33,47
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang yang agar tetap sehat atau
mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer berarti mencegah terjadinya ileus
obstruktif. Upaya pencegahan ini dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat.
Pencegahan primer yang dilakukan antara lain :
a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya
b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan tubuh
c. Diet Serat

e. Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan
mungkin memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui daerah rentan dinding perut Anda.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan terhadap ileus obstruktif adalah dengan cara mendeteksi
secara dini, dan mengadakan penatalaksanaan medik untuk mengatasi akibat fatal ileus obstruktif.47
i. Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif

Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif adalah dengan melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan
yang dilakukan adalah
a. Pemeriksaan Fisik
b. Pemeriksaan Radiologi
c. Pemeriksaan Penunjang , Pemeriksaan HB, Leukosit
ii. Operasi
2.11.4. Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan, mencegah kecacatan dan
menghindari komplikasi yang dapat memperparah keadaan.47 Tindakan perawatan post operasi
serta melakukan mobilitas/ambulasi sedini mungkin. 27

Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan pada orang-orang yang belum memiliki faktor
risiko terhadap ileus obstruktif. Biasa dilakukan dengan

Anda mungkin juga menyukai