Anda di halaman 1dari 10

FURUNCLE OF NOSE

1.1 Pengertian
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang
disekitarnya, yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Apabila furunkelnya lebih
dari satu maka disebut furunkolosis.
(2,3,6
!ambar 3." Follicular skin infection
(#
0
1.2 Penyebaran
Furunkel lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat. $ari segi
umur onsetnya dapat terjadi pada anak%anak dan juga orang muda. Frekuensinya lebih
banyak pada anak laki%laki
(#
.
1.3 Etiologi / Penyebab
&tiologinya kebanyakan oleh Staphylococcus aureus
(2,3,#
, merupakan sel%sel
berbentuk bola atau coccus !ram positif yang berpasangan berempat dan
berkelompok. Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, ini yang
membedakannya dari spesies lain, dan merupakan patogen utama bagi manusia. 'ada
Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal manusia. Staphylococcus
menghasilkan katalase yang membedakannya dengan streptococcus
(#
. Furunculosis
pada nasal (estibule sering terjadi. Sering karena trauma dan picking hidung atau dan
pukulan yang hebat pada hidung menyebabkan kerusakan pada kulit, yang diikuti
oleh masukn(a Staphylococcus atau Strepiococcus atau organisme yang masuk ke
jaringan subkutan. )idung menjadi lunak sesuai perkembangan infeksi, dan keseluruh
ujung hidung, alae, dan bibir mungkin meniadi bengkak dan merah
(3
.
1.4 Faktor Predisosisi yang !e!engar"#i !"n$"lnya enyakit ini
%&'
Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya pioderma, khususnya
furunkel atau furunkolosis ada tiga faktor yaitu faktor host, agent, dan lingkungan.
1
Faktor host*
". diabetes militus
2. kegemukan
3. sindrom hiper +g &
,. carier kronik S. aureus (hidung
-. gangguan kemotaktik
6. ada penyakit yang mendasari seperti )+.
#. sebagai komplikasi dari dermatitis atopi, ekscoriasi, scabies atau pedikulosis
(adanya lesi pada kulit atau kulit tidak utuh bisa juga karena garukan atau
sering bergesekan
Agent * biasanya S. aureus
/ingkungan * ". lingkungan yang kotor atau kebersihannya jelek
2. iklim panas
1.( Pato)isiologi* Patogenesis* Patologi
0anyak hal yang mempengaruhi seseorang sampai terjadinya pioderma antara
lain faktor host, agent, dan lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas dimana
adanya ketidak seimbangan antara ketiga faktor tersebut. Staphylococcus
2
mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigen yang merupakan
substansi penting di dalam struktur dinding sel. 'eptidoglikan, suatu polimer
polisakarida yang mengandung subunit%subunit yang terangkai, merupakan
eksoskeleton kaku pada dinding sel. 'eptidoglikan dihancurkan oleh asam kuat atau
liso1im. )al ini merupakan penting dalam potogenitas infeksi * 1at ini menyebabkan
monosit membuat interleukin%" (pirogen endogen dan antibodi opsonik, dan 1at ini
juga menjadi 1at kimia penarik (kemotraktan untuk leukosit polimorfonuklear,
mempunyai aktifitas mirip endotoksin, mengaktifkan komplement.
'atologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat
lainnya. 2elompok%kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut
menimbulkan nekrosis jaringan. 2oagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin
disekitar lesi dan didalam saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding
yang membatasi preses dan diperkuat oleh penumpukan sel radang dan kemudian
jaringan fibrosis. $i tengah%tengah lesi, terjadi pencairan jaringan nekrotik (dibantu
oleh hipersensiti(itas tipe lambat dan abses mengarah pada daerah yang daya
tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar, rongga secara
perlahan%lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh
(#
.
Furunkulosis pada hidung dapat terjadi karena sebagian besar koloni hidup
pada nares anterior (lubang hidung* 234 % 334 penduduk pada pemeriksaan usap
hidung adalah carrier dan stafilokokus coaguluse positive. Autoinfeksi terjadi pada
3
"53 dari kejadian infeksi. 6rang yang mempunyai lesi berair atau yang mengeluarkan
discharge purulen rnerupakan sumber penularan yang paling sering menyebabkan
7abah. 'enularan melalui kontak dengan orang yang rnempunyai lesi purulen atau
orang tanpa gejala (nasal carrier dan strain yang patogenik. Carrier tertentu lebih
efektif rnenyebarkan infeksi dan pada yang lain. 'eran dan obyek yang
terkontaminasi terlalu dilebih%lebihkan, tangan adalah instrumen yang paling penting
dalam penyebaran infeksi. 'enularan le7at udara sangat jarang terjadi tetapi pernah
ditemukan pada bayi dengan infeksi (irus pada saluran pernafasan
(3
.
1.+ ,a!baran -linik

0akteri masuk ke dalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis dan
perifolikulitis, tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri. 'ada keadaan yang
berat dapat disertai gejala demam, malaise, dll. Setelah 2%, hari terjadi proses
supurasi dan terbentuk abses ini dapat diketahui dengan adanya fluktuasi. 'ada
bagian tengah lesi terdapat bintik kekuningan yang merupakan jaringan nekrotik, dan
disebut mata bisul (core. 0ila abses pecah inti jaringan nekrotik tersebut akan keluar.
'era7atan khusus ialah pada furunkel maligna yaitu furunkel yang timbul pada
daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh
karena dapat meluas ke dalam intra kranial. 8asalah lain yaitu bisa terjadi
penyebaran bakteri yang lebih dalam atau lebih luas sehingga bisa juga terjadi
selulitis atau bakterimia. $an apabila higinis penderita jelek atau menderita diebetes
4
militus, furunkel menjadi sering kambuh. 'redileksi penyakit ini biasanya pada
daerah yang berambut misalnya pada 7ajah, punggung, kepala, ketiak, bokong dan
ekstrimitas, dan terutama pada daerah yang banyak bergesekan.
(2,#
Furunkel pada rongga hidung paling sering terjadi di ujung hidung. Furunkel
pada hidung sering memberikan gambaran kemerahan, indurasi, sekelilingnya
menjadi terlihat tinggi dan daerah ini berangsur%angsur lunak menjadi bentuk mata
furunkel diperjelas dengan 7arna kuning, lesi tetap pada ujung hidung, nyeri
mungkin bisa sangat hebat.
&floresensi, lesi a7al berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul
eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul, kemudian melunak
menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus.
(#
!ambar 3.2 Furunkulosis pada hidung
(#
5
1.& Cara .endiagnosa
%&'
.
$iagnosis furunkel atau furunkolosis kebanyakan dapat ditegakkan secara
klinis mengingat gambaran klinisnya yang khas yaitu lesi a7al berupa infiltrat kecil,
membesar membentuk nodul eritematosa berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core
(mata bisul, kemudian melunak menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus. 9etapi untuk
lebih menegakkan diagnosisnya yaitu dari segi *
". anamnesis * timbul bisul atau benjolan yang nyeri dan ada matanya.
2. pemeriksaan fisik khususnya efloresensi nodul eritema berbentuk kerucut, dan
ditengahnya terdapat core
3. pemeriksaan penunjang * pengecatan !ram, kultur dan tes sensiti(itas
1./ 0iagnosis banding
%&'
$iagnosis banding furunkolosis adalah folikulitis dan karbunkel. Antara
furunkolosis dan folikulitis dapat dibedakan dari segi efloresensinya kalau pada
folikulitis berupa macula eritematus, papul, pustula, tidak terdapat core dan jaringan
disekitarnya tidak meradang. Antara furunkolosis dengan karbunkel, dapat dibedakan
dari segi efloresensinya mirip dengan furunkel hanya saja ukurannya lebih besar dan
mata bisulnya lebih dari satu. $an biasanya sering dijumpai pada penderita $8.
6
1.1 -o!likasi
0erikut adalah beberapa komplikasi furunkel
(2,3,#
*
". furunkel malignan * yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang
dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat
meluas ke dalam intra kranial melalui (ena facialis dan anguular emissary dan
juga pada (ena tersebut tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus
ca(ernosus yang nantinya bisa menjadi meningitis.
2. selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.
3. bakterimia dan hematogen * bakteri berada di dalam darah dapat mengenai
katup jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ (iseral khususnya ginjal
,. furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk
1.12 Penatalaksanaan / Pengobatannya
Furunkel pada hidung memerlukan pera7atan yang baik dan perlu kehati%
hatian sebab berbahaya terjadi penyebaran infeksi pada orbita dan sinus ca(erernosus.
'asien harus diberi tahu untuk tidak membuka atau menekan lesin(a. /esi pertarna
bisa digagalkan oleh sinar roentgen 233 r unit tanpa di filter. Sulfadia1ine dosis 15
gram (0975 gm. Setiap 6 jam sekali. /alu diteruskan dengan kornpres hangat larutan
saturasi asarn boric harus ditambahkan lebih banyak pada lesi yang parah sampai
melunak dan pointingnya kumplit.
(",3,-
7
+nfeksi harus diobati secara agressif dengan antibiotik
(",2,3,-,#
, misaln(a
diclo:acillin -33 mg peroral. ;ntuk infeksi stafilokokus yang berat gunakan
penicillinase-recistant penicillin; untuk mereka yang hipersentif terhadap penisilin
gunakan cephalosporin yang aktif untuk stafilokokus atau dapat diberikan
clindamycin. ;ntuk infeksi sisternik yang berat perlu dipilih antibiotika yang sesuai
dengan basil tes kerentanan dan isolat. Vanconiycin adalah obat pilihan untuk infeksi
berat yang disebabkan oleh stafilokokus Coagulase negative dan yang disebabkan
oleh infeksi S. aureus yang resisten terhadap metisilin diberikan sesegera rnungkin
secara parentral .
Strain Siaphylococcus aureus yang menurun kerentanannya terhadap
.ancornycin dan terhadap antibiotika jenis glikopeptida disebut sebagai strain !+SA
diternukan dan dilaporkan dan <epang dan AS pada tahun "==3an. Strain
ini diisolasi dan penderita yang diberi pengobatan dengan vancornycin dalarn 7aktu
yang lama (berbulan%bulan. +solat ini sebagai bukti terjadinya peningkatan
munculn(a S. aureus yang resisten terhadap antibiotika ini.
Antibiotik topikal ointment (neomycin%polymy:in%bacitracin rnungkin
berguna. Analgetik atau narkotik untuk rnengurangi nyeri
(2,3
. <ika ini gagal untuk
rnenghilangkan obstruksi pada canal, insisi dan drainase dengan anestesi +okal
merupakan indikasi
(",2,3,-,#
.
8
2adang%kadang infeksi meninggalkan sisa dan rnenyebar menjadi cellulitis
rnengakibatkan penekanan pada furunkel atau incise sebelum pus di lokalisasi. Area
inii dan juga daerah bibir atas, rnernpunyai drainase (ena langsung mele7ati (ena
angular ke sinus ca(ernosus. 'ercobaan pengeluaran pus secara cepat pada furunkel
atau insisi pada daerah ini dimana disana ada cellulitis rnungkin rnenyebabkan infeksi
menyebar ke sinus ca(ernosus dan kematian terjadi dalarn beberapa hari. 9riangle
dibentuk oleh gambaran garis dan corner pada mulut naik ke glabella mengarah ke
triangle yang berbahaya. lnfeksi kulit pada daerah ini ( termasuk (estibuli pada
hidung harus di therapi tanpa manipulasi mekanik untuk rnenghindari trombosis
sinus.
(3
1.11 Prognosis
%&'
;mumnya baik. Asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor
penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi
komplikasi.
9

Anda mungkin juga menyukai