Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Tanaman kacang tanah termasuk dalam famili papilionaceae dengan ordo
Rosales. Sistematika tanaman kacang tanah digolongkan kepada :
Diviso : Spermatophyta
Subdiviso : Angiospermae
Klass : Dicotyledoneae
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea ( Marzuki, 2007)
Kacang tanah berakar tunggung dengan akar cabang yang tumbuh tegak
lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara dan
berfungsi sebagai alat penyerap hara. Bulu akar ini dapat mati dan dapat juga
menjadi akar permanen. J ika tetap permanen, akar akan berfungsi terus sebagai
penyerap hara tanaman dari dalam tanah. Kadang polongnya mempunyai alat
penghisap, seperti bulu akar yang dapat menyerap hara makanan pula
(Suhaeni, 2007).
Kacang tanah memiliki akar serabut dan tumbuh ke bawah sedalam
20 cm.Selain itu juga memiliki akar serabut juga mempunyai akar lateral
sepanjang 5-25 cm. Pada akar serabut dan lateral terdapat bulu akar. Fungsi bulu
akar untuk menghisap air dan unsur hara. Bintil - bintil akar terdapat pada akar
lateral dan mengandung bakteri rizobium yang mampu mengikat unsur nitrogen
dari udara sehigga menambah kesuburan tanah (Rahmadi.dkk, 1990).
Universitas Sumatera Utara
Batang tanaman kacang tanah berbentuk perdu yang tingginya
30-50 cm. Dilihat dari tipe pertumbuhan batangnya, dibedakan menjadi dua tipe
yaitu tipe tegak dan menjalar. Tipe tegak berumur lebih genjah
(100-120 hari) dan kematangan polongnya seragam. Tipe menjalar berumur
panjang (150-180) dan kematangan polongnya tidak seragam. Potensi hasil tipe
menjalar perbatanganya lebih banyak tetapi produksi persatuan luasnya lebih
sedikit (Nurwidada, 1998).
Daun kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap terdiri atas empat
anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas
menerima cahaya matahari sebanyak banyaknya. Daun kacang tanah mulai gugur
pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan
dengan umur, gugur daun kadang ada hubungannya dengan faktor penyakit
( Suhaeni, 2007 ).
Percabangan kacang tanah tipe tegak umunya lurus atau sedikit miring ke
atas. Petani lebih menyukai tipe tegak sebab umur panennya pendek, 100 120
hari. Selain itu, buahnya hanya beruas ruas pada pangkal utama dan cabangnya.
Tiap polong berrbiji antara 2-4 butir sehingga masaknya bias bersamaan.
Tanaman kacang tanah yang termasuk tipe ini adalah subspecies fastigiata
( Makmur, 1988 ).
Kacang tanah tipe menjalar cabang cabangnya tumbuh ke samping. Tetapi
ujung ujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara 33 - 66cm.
Tipe ini umumnya antara 5-7 bulan atau sekitar 150-200 hari. Tiap ruas yang
berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak
Universitas Sumatera Utara
bersamaan. Tiap polong umunya berbiji dua butir. Tanaman kacang tanah yang
termasuk tipe ini adalah subspecies hypogaea (Soemaatmadja, 1993).
Kacang tanah mulai berbunga kira kira pada umur 4-5 minggu. Bunga
keluar pada ketiak daun. Bentuk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah olah
bertangkai panjang berwarna putih. Tangkai ini sebenarnya bukan tangkai bunga
tetapi tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning. Bendera dari mahkota
bunganya bergaris garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu
hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari (Nasir, 2002).
Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri dan bersifat
geotropis positif. Penyerbukan terjadi sebelum bunganya mekar. Sepanjang
malam tabung kelopak tumbuh memanjang sampai mencapai panjang maksimum
yakni 7 cm. beberapa jam setelah penyebukanbarulah terjadi pembuahan.
Penyerbukan silang secara alami sangat kecil, kira - kira 0,5%. Penyerbukan
sendiri sering disebut penyerbukan tertutup (Sutopo, 1998).
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora
yang menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula - mula
ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh. Ginofora tersebut
melengkung ke bawah dan masuk ke dalam tanah. Setelah menembus tanah,
ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan memanjang ginofora
memanjang terhenti setelah terbentuk polong. (Sitompul.dkk, 1995).
Polong polong kacang tanah berisi antar 1 sampai dengan 5 biji. Biji
kacang tanah berkeping dua dengan kulit ari berwarna putih, merah atau ungu
Universitas Sumatera Utara
tergantung varitasnya. Ginofora tidak dapat membentuk polong jika tanahnya
terlalu keras dan kering atau batanya terlalu tinggi (Allard, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim
Temperatur merupakan suatu syarat tumbuh tanaman kacang tanah.
Temperatur sangat erat hubungannya dengan ketinggian semakin tinggi suatu
daerah maka suhu akan semakin turun (Suprapto, 2006 ).
Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 0-500m di atas
permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah khusus. Diperlukan
iklim yang lembab.Di daerah yang memiliki musim kemarau panjang, kacang
tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase perkecambahan, pembuahan dan
pengisian polong (Mangoendidjojo, 2003).
Didaerah yang curah hujannya tinggi, penyerapan zat hara dari dalam
tanah , panen dan pengolahan hasil itu merupakan masalah. Curah hujan waktu
tanam selama dua bulan pertama yang baik ialah 150-120 mm/bulan dan suhu
udara antara 25-30C dengan penyinaran penuh (Goldsworthy, dkk. 1996).
Kacang tanah juga dapat hidup pada ketinggian lebih dari 800 meter dpl.
Walaupun produksinya rendah. Curah hujan ideal sekitar 100-200 mm/bulan
kacang tanah menghendaki penyinaran penuh artinya tidak kacang tanah
menghendaki cahaya matahari penuh terlindungi. Ditempat yang teduh batang
tumbuh memanjang, pucat dan tidak membentuk polong. Jadi penyinaran sinar
matahari sangat membantu dalam pertumbuhan kacang tanah (Ashari,1995).

Universitas Sumatera Utara
Tanah
Kacang tanah dapat tumbuh di berbagai macam tanah yang penting tanah
itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancer.
Pada tanah berat , kacang tanah masih dapat tumbuh asalkan pengolahan tanah
dilakukan dengan sempurna, tetapi waktu pemanenan harus hati hati, jangan
sampai banyak polong yang ketinggalan dalam tanah (Sutopo, 1998).
Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan yang
cukup mengandung unsure hara ( Ca, N, P dan K ). Ia menghendaki lahan yang
gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginofornya mudah masuk
ke dalam tanah untuk membentuk polong dan pemanennya mudah
(Nurwidada, 1998 ).
Kacang tanah sebaiknya ditanam pada lahan yang PH tanahnya
5,0-6,3. pada lahan yang sangat asam efisiensi bakteri dalam mengikat N dari
udara akan berkurang. Sedangkan pada tanah yang terlau basa, unsure haranya
kurang tersedia ( Weiss, 1983 ).
Tanah yang mempunyai derajat keasaman rendah diman pH dibawah 6,0
perlu dilakukan pengapuran untuk memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan
hasil. Apabila keadaan terlalu asam, pengapuran lahan dengan 2-3 ton kapur/ha.
Pengapuran dilakukan 12 bulan sebelum tanam ( Makmur, 1980 ).
Pada tanah berat , kacang tanah dapat tumbuh baik asalkan struktur dan
drainase tanahnya baik. Tanah yang airnya sukar meresap, perlu dibuat saluran
drainase untuk menuntaskan kondisi air yang menggenang pada lapisan tanah atas
( Rubatzky dan Yamaguchi, 1998 ).

Universitas Sumatera Utara
Varietas

Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika
mereka berada pada lingkungan yang sesuai dan sebaliknya tidak ada pengaruh
terhadap berkembangnya karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan
lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun harus disadari bahwa
keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh
perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas
didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan
dimana individu berada (Allard, 2005).
Varietas hibrida dibuat dengan mempersilangkan dua inbrida yang unggul.
Oleh karena itu pembuatan inbrida unggul merupakan langkah pertama dalam
pembuatan varietas hibrida. Varietas hibrida memberikan hasil yang lebih tinggi
dari pada varietas bersari bebas karena varietas hibrida menggabungkan gen-gen
dominan karakter yang diinginkan dari galur-galur penyusunnya, dan hibrida
mampu memanfaatkan gen aditif dan non aditif. Varietas hibrida memberikan
keuntungan yang lebih tinggi bila di tanam pada lahan yang produktivitasnya
tinggi (Kartasapoetra, 1988).
Tersedianya varietas unggul yang beragam sangat penting artinya guna
menjadi banyak pilihan bagi petani baik untuk pergiliran varietas antar musim,
mencegah petani menanam satu varietas terus-menerus, mencegah timbulnya
serangan hama dan penyakit, dan menjadi pilihan petani sesuai kondisi lahan.
Pengenalan atau identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk
menentukan apakah yang dihadapi tersebut adalah benar varietas unggul yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mempergunakan alat
pegangan berupa deskripsi varietas (Gani, 2000).
Varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu
lingkungan untuk mendapatkan genotif unggul pada lingkungan tersebut. Pada
umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap
genotif. Respon genotif terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam
penampilan fenotipik dari tanaman bersangkutan dan salah satunya dapat dilihat
dari pertumbuhannya (Darliah dkk, 2001).
Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh
setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dll) yang nyata untuk usaha
pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang yang
dapt dibedakan dari yang lainnya (Sutopo, 1998).
Varietas berdasarkan teknik pembentukannya dibedakan atas varietas
hibrida, varietas sintetik dan varietas komposit (Mangoendidjojo, 2003).
Varietas unggul kacang tanah memiliki sifat keunggulan tertentu
dibandingkan dengan varietas lokal. Beberapa sifat unggul tersebut antara lain
daya hasil tinggi, murni, memiliki ukuran, warna dan bentuk seragam serta
memiliki terhadap ketahanan penyakit tertentu. Pembentukan varietas unggul
tanah antara lain ditempuh dengan cara introduksi dan seleksi, persilangan dan
seleksi, serta pembuatan mutan dengan penyinaran sinar radio aktif gamma
dibalai-balai penelitian dan instansi di dalam negeri ( Pitojo, 2005 ).
Selain itu, di lapangan juga sering didapati polong yang tidak sempurna.
Banyaknya polong dan biji/polong terbentuk ditentukan oleh faktor pembungaan
Universitas Sumatera Utara
dan lingkungan yang mendukung pada saat pengisian polong. Gangguan selama
masa pembungaan akan mengurangi pembentukan polong
( Soemaatmadja, 1993 ).
Ada dua macam perbedaan antara individu organisme : (I) Perbedaan yang
ditentukan oleh keadaan luar, yaitu yang dapat ditelusuri dari lingkungan dan (II)
Perbedaan yang dibawa sejak lahir, yaitu yang dapat ditelusuri dari kebakaan.
Suatu fenotip (penampilan dan cara berfungsinya) individu merupakan hasil
interaksi antara genotip (warisan alami) dan lingkungannya. Walaupun sifat khas
suatu fenotip tertentu tidak dapat selamanya ditentukan oleh perbedaan genotip
atau oleh lingkungan, ada kemungkinan perbedaan fenotip antara individu yang
terpisahkan itu disebabkan oleh perbedaan lingkungan atau perbedaan keduanya
( Lovelles, 1989 ).
Karakter nilai duga heritabilitas tinggi menunjukan bahwa faktor genetic
lebih berperan dalam menunjukan varian fenotip antar genotip dibandingkan
dengan faktor lingkungan. Seleksi untuk karakter yang demikian akan memiliki
kemajuan genetic yang lebih tinggi, karena sifat yang dikendalikan secara kuat
dikendalikan oleh faktor genetik (Moedjiono dan mejaya, 1994).
Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab
keragaman penampilan tanaman.program genetika yang akan diekspresikan pada
suatu fase pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat
tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan
keragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat
perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun tanaman yang
digunakan berasal dari jenis yang sama ( Sitompul dan Guritn, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Hasil maksimum akan dapat dicapai apabila suatu kultivar unggul menerima
respons terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya
lainnya. Semua kombinasi in put ini penting dalam mencapai produktivitas tinggi
( Nasir, 2002 ).
Pupuk Organik
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara
dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam
keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik (Sutejo, 2002).
Pupuk Oragnik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan
alami dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik
mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam
jumlah cukup yang sangat diperlukan tanaman. Sebagai bahan pembnah tanah,
pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah dan
retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pengatusan
dakhil (Sutanto, 2002).
Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk
menggemburkan lapisan tanah permukaan, meningkatkan populasi jasad renik,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang keseluruhannya dapat
meningkatkan kesuburan tanah pula (Sutejo, 2002).
ABG-tablet merupakan integrasi pupuk organik dengan pupuk NPK dan
biostimulan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, pertumbuhan vegetatif,
generatif dan hasil tanaman yang terdiri dari tanaman perkebunan, buah buahan,
Universitas Sumatera Utara
tanaman hias, tanaman industri dan hortikultural dan dapat merevitalisasi
kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk ABG-Tablet mengandung 10%-
15% C-Org, 12% N, 10% P2O5, 15% K2O, 4% CaO, 2% MgO, 2% S, 0,2% B,
0,1% Cu, 0,1% Zn, 0,1% Fe, 0,1% Cl, 0,1% Mn, hormone giberelin, asam humat,
fulvat dan berbagai asam organic lainnya (PT. Satu Mitra Sejati, 2008).
ABG-cair merupakan kosentrat organik dan nutrisi yang merupakan hasil
ekstraksi berbagai bahan organik berkualitas tinggi melaliu proses fermentasi
secara mikrobiologis. Pupuk ABG-Cair terdiri dari dua yaitu ABG-Daun dan
ABG-Bunga dan Buah. ABG-Daun adalah pupuk dasar yang digunakan pada fase
vegetatif tanaman agar tanaman cepat tumbuh dan berkembang serta memiliki
perakaran yang baik. Dengan perakaran yang baik, maka perkembangan tanaman
akan baik. ABG-Daun juga mengandung berbagai asam amino, enzim dan
mineral. Pupuk ABG Daun adalah C 6%, N 14%, P2O5 6%, K2O 8%, CaO 0,5%,
MgO 0,8%, S 1%, unsure hara mikro (B, Fe, Zn, Mn, Mo, Cu, Cl), Asam Amino,
senyawa bio aktif (Auksin, Sitokinin, Giberelin), mikroba menguntungkan bagi
tanaman (PT. Satu mitra sejati, 2008).
ABG-Bunga dan buah diformulasikan khusus untuk membantu percepatan
pembungaan dan pembuahan dan menjaga agar buah dan bunga yang terbentuk
tidak mudah rontok. ABG-B juga dapat meningkatkan pengisian hasil fotosintesa
dalam biji, buah, umbi, batang dalam kisaran 25%. Pupuk ABG-Bunga dan buah
(ABG-B) adalah sebagai berikut C 7%, N 7%, P2O5 8%, K2O 10%,CaO 1%,
MgO 0,8%, S 1%, unsure hara mikro (B, Fe, Zn, Mn, Mo,Cu, Cl), Asam Amino,
senyawa bioaktif (Auksin, Sitokinin, Giberelin), berbagai mikroba
menguntungkan bagi tanaman (PT. Satu mitra sejati, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara bahan organic dan pertumbuhan tanaman mungkin
secara langsung atau tidak langsung. Bahan organic merupakan subsrat alami
untuk mikroorganisme sarofitik dan secara tidak langsung memberikan nutrisi
bagi tanaman melalui kegiatan mikroorganisme tanah. Bahan organic membantu
dalam konservasi nutriea tanah dengan mencegah erosi dan peluruhan nutriea
dalam permukaan tanah (Rao, 1994).
Pupuk Majemuk
Pupuk Majemuk ialah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
pupuk (N, P, dan K). Pupuk majemuk terdiri dari pupuk majemuk tak lengkap dan
pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk tak lengkap adalah ombinasi dari
pupuk yang mengandung unsur pupuk seperti NP, NK dan PK, sedangkan pupuk
majemuk lengkap ialah pupuk yang mengandung tiga unsur pupuk yakni NPK
(Bachtiar, 2004)
Kandungan hara pupuk majemuk juga dinyatakan dalam persen N, persen
P dan persen K. Sebagai contoh pupuk Amofos adalah pupuk majemuk tak
lengkap NP dinyatakan dalam amofos. Ini berarti Rustica yellow mengandung 15
persen N, P dan K. Angka pertama menyatakan kandungan hara N, angka kedua
menyatakan kandungan hara P dan angka ketiga menyatakan kandungan hara K.
Kadang-kadang ada pupuk yang mempunyai formulasi (Bachtiar, 2004)
Untuk mengurangi biaya pemupukan, sering digunakan pupuk majemuk
sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal. Penggunaan pupuk ini selain
memberikan keuntungan dalam arti mengurangi biaya penaburan dan biaya
penyimpanan, juga penyebaran unsur hara lebih merata. Jika unsur hara yang
dikandung pupuk majemuk tersebut tidak mencukupi kebutuhan hara yang
Universitas Sumatera Utara
dianjurkan, maka perlulah ditambahkan kekurangan tersebut dengan pupuk
tunggal.
Pengaruh pupuk majemuk terhadap pH tanah, dimana hampir semua
pupuk majemuk kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu bertendensi
menciptakan residu yang bereaksi masam di dalam tanah. Hal ini terutama
disebabkan oleh pembawa N, terutama bersifat amonia. Pengaruh utama yang
diperlihatkan oleh ion NH4 ialah bila ion dinitrifikasikan. Bila senyawa amonia
dioksidasikan bertendensi menambah kemasaman tanah. Bila pupuk ZA
ditambahan kedalam tanah sebagian dari ion NH4 segera dijerap oleh koloid tanah
menggantikan sejumlah ekuivalen kation lain. Bila ion metal yang diganti, maka
ion tersebut peka terhadap pencucian, hal ini dapat berakibat menurukan pH
tanah. Sebaliknya bila ion H yang digantikan, asam sulfat akan muncul di dalam
larutan tanah.
Heritabilitas


Heritabilitas adalah dasar pemuliaan tanaman sebagai ukuran untuk
menilai seleksi dari karakter dalam tipe variasi keturunan dan sebagai index
penyebaran. Koefisien korelasi dan regresi telah digunakan sebelum untuk
determinasi kerabatannya tetue dan keturunanya ( Stell dan Torrie, 1995 )
Pengertian heritabilitas sangat penting dalam penelitian pemuliaan dan
seleksi indicator kuantitatif. Efektif atau tidaknya seleksi tanaman yang berdaya
hasil tinggi dari sekelompok populasi tergantung pada seberapa jauh keragaman
hasil yang disebabkan factor genetic yang nantinya diwariskan kepada turunannya
dan seberapa jauh pula keragaman hasil disebabkan oleh lingkungan tumbuh
tanaman ( Rahmadi, dkk. 1995)
Universitas Sumatera Utara
Heritabilitas sangat penting dalam penelitian pemuliaan tanaman dan
seleksi indikator kuantitatif. Efektif atau tidaknya seleksi tanaman yang berdaya
hasil tinggi dari sekelompok populasi tergantung pada seberapa jauh keragaman
hasil yang disebabkan faktor genetik yang nantinya diwariskan kepada turunannya
dan seberapa jauh juga keragaman hasil yang disebabkan oleh lingkungan tumbuh
tanaman ( Makmur, 1988).
Heritabilitas menyatakan perbandingan atau proporsi varian genetik
terhadap varian total yang biasanya dinyatakan dengan persen (%). Sesuai dengan
komponen varian genetiknya, kemudian dibedakan dengan adanya heritabilitas
dalam arti luas dan heritabi;litas dalam arti yang sempit. Heritabilitas dalam arti
yang luas merupakan perbandingan antara varian genetik total dan varian fenotif
nilai heritabilitas diklasifikasikan tinggi bila H >50%, sedang bila H terletak
antara 20%-50%, dan rendah bila nilai H <20% ( Mangoendidjojo, 2003 ).
Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. nilai 0 adalah
bila seluruh varian yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan
nilai 1 bila seluruh varian disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai
heritabilitas akan terletak antara kedua nilai ekstrim tersebut ( Welsh, 2005 ).
Memadukan nilai koefisien keragaman genetik dengan nilai heritabilitas
dan dengan nilai kemajuan genetik akan didapatkan gambaran terbaik mengenai
kemajuan yang diharapkan dari seleksi. Dengan nilai heritabilitas yang tinggi akan
memberikan petunjuk bahwa pewarisan sifat-sifat agronomis dari tetua ke
generasi selanjutnya lebih banyak dipengaruhi oleh simpangan genotif
( Rebin dkk, 1995 ).
Universitas Sumatera Utara
Seleksi terhadap tanaman untuk produksi tinggi tidak efektif bila pengaruh
lingkungan begitu besar sehingga menutupi varian genetik dimana keragaman
sifat kuantitatif yang diwariskan kepada turunannya disebut heritabilitas.
Heritabilitas dapat didefenisikan sebagai proporsi keragaman yang disebabkan
oleh faktor genetis terhadap keragaman fenotif dari suatu populasi. Keragaman
atau varian dari suatu populasi dapat disebabkan oleh faktor genetis atau
lingkungan ( Hasyim, 2005)

















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai