Anda di halaman 1dari 11

Pengolahan Batubara

RENCANA PENGOLAHAN BATUBARA


1. Tujuan proses pengolahan
Dikaitannya dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan batubara, maka pengadaan
proses pengolahan batubara (Coal Processing Plant/CCP) bertujuan untuk mengolah batubara
menjadi produk batubara (product area) yang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan
mempertimbangkan beberapa hal, misalnya kualitas atau mutu cadangan batubara, metode
penambangan yang terpilih, serta kualitas permintaan pasar, maka proses pengolahan batubara
yang direncanakan di PT. IP, meliputi ruang lingkup proses sebagai berikut!
"elakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)
"elakukan pemisahan (clasification) melalui pengayakan (screening)
"elakukan pencampuran (blending) batubara
"elakukan penimbunan/penumpukan batubara (sitockpilling)
"elakukan penanganan limbah air (water pollution treatment).
2. Desain pengolahan a!uara
Dalam upaya mengolah batubara menjadi produk akhir yang diminati konsumen perlu rancangan
pengolahan yang komprehensi# agar pelayanannya memuaskan. $ancang bangun unit
pengolahan didasarkan pada #aktor%#aktor antara lain! target atau permintaan pasar rata%rata,
kualitas batubara dari tambang (raw coal), spesi#ikasi produk akhir yang diminta, ketersediaan
lahan untuk area pengolahan termasuk tempat penimbunan (stockpile) dan ketersediaan air di
sekitar area pengolahan. &emua #aktor tersebut di atas akan menentukan jenis, dimensi dan
kapasitas peralatan atau mesin pengolahan yang dibutuhkan serta flowsheet pengolahan yang
sesuai dengan memperhatikan unsur keselamatan kerja.
2.1 "apasi!as pro#u$si
'apasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi
optimum yang direncanakan PT. Indocoal Pratama aya, yaitu (.))).))) ton per tahun dengan
kapasitas stockpile sebesar ()).))) ton/( bulan. *erdasarkan target tahunan tersebut dapat
dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi ( shi#t/hari (+ jam/shi#t), (+ hari/bulan dan
e#isiensi kerja +), sebagai berikut!
T = 0,80 x 1 !am"hari x #8 hari"bulan x 1# bulan"tahun = $%00 !am"tahun
ton"!am $&
!am"tahun $%00
ton"tahun#'000'000
(
)oses factor = 8* = 0,08 x $& = %+ ton"!am
(
terpasang
= $& , %+ = 502 ton/jam
Di mana T dan ( masing%masing adalah -aktu produksi dan kapasitas produksi. Dengan loses
factor sebesar +, akan diperoleh kapasitas terpasang sekitar .)) ton/jam.
2.2 "uali!as pro#u$si
'ualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat memenuhi persyaratan yang
diinginkan pasar. *erdasarkan sur/ey pasar dapat disimpulkan bah-a kualitas batubara yang
harus dihasilkan proses pengolahan seperti terlihat pada Tabel berikut!
1
Pengolahan Batubara
2.% Prose#ur pengolahan a!uara
Prosedur pengolahan memperlihatkan tahapan proses pengolahan batubara mulai dari
penimbunan raw coal di lokasi pabrik pengolahan sampai produk akhir. 0ambar 1 adalah diagram
alir (flowsheet) proses pengolahan yang merupakan gambaran dari prosedur pengolahan batubara
di PT. Indocoal Pratama aya.
a. Persiapan pengu&panan 'feeding(
&ebagai umpan (feed) a-al proses pengolahan adalah batubara dari tambang atau $2" atau raw
coal yang ditumpuk di stockpile di lokasi pengolahan. 3kuran maksimum umpan a-al ini
direncanakan 4)) mm, sedangkan terhadap umpan yang lebih besar dari 4)) mm akan dilakukan
pengecilan secara manual menggunakan hammer breaker. *aik umpan batubara dari tambang
maupun hasil pengecilan ulang semuanya dimasukkan ke hopper menggunakan -heel loader
untuk dilanjutkan ke proses reduksi dan pengayakan sampai diperoleh produkta akhir yang siap
jual.
. Penga)a$an #engan Grizzly
0ri55ly ber#ungsi memisahkan #raksi batubara berukuran 64)) mm dengan %4)) mm dan posisinya
terletak tepat di ba-ah hopper. 7ubang bukaan (opening) gri55ly berukuran 4)) mm 8 4)) mm.
-ndersize gri55ly %4)) mm diangkut belt con/eyor untuk umpan crusher primer. &edangkan #raksi
64)) mm dikembalikan ke tumpukan untuk direduksi ulang menggunakan hammer breaker. 9asil
reduksi ulang dikembalikan lagi ke gri55ly untuk pemisahan atau pengayakan ulang. Proses ini
berlangsung terus menerus selama shi#t kerja berlangsung.
*. Pere&u$an !ahap a+al 'primary crusher)
Proses peremukan a-al bertujuan untukmereduksi ukuran #raksi batubara %4)) mm menjadi
ukuran rata%rata 1.) mm. Dengan demikian nisbah reduksi (reduction ratio) pada tahap primer ini
adalah (. :lat yang digunakan adalah roll crusher yang berkapasitas .)) ton/jam. 3ntuk menaksir
po-er atau energi (hp) crusher digunakan rumus *ond Crusher ;ork Inde8 <=uation seperti
terlihat berikut ini.












P x .
/ P x . 0 x C x 1i
hp"ton (1)
Total hp = (apasitas crusher x hp"ton x faktor (()
di mana! 1i > Indeks kerja (-ork inde8) yang diperoleh dari hasil uji kemampu%gerusan
(grindabilit2) di lab, untuk batubara sekitar 11,4?
C > konstanta dari pabrik pembuat unit crusher, biasanya di atas 1) tergantung
jenis bahan metal pembentuk crusher tersebut. 3ntuk batubara diambil 1)
. > diameter umpan yang +), lolos (hasil uji analisis ayak di lab),
P > diameter produkta yang +), lolos (hasil uji analisis ayak di lab),
.aktor > konstanta jenis crusher, untuk primer > ),?. dan sekunder > 1
9asil perhitungan untuk menaksir kebutuhan energi crusher primer di PT Indocoal Pratama aya
dengan menggunakan persamaan (1) dan (() hasilnya sebagai berikut!
. > dijamin konsisten berukuran %4)) mm (4)).))) ) sebanyak +),
P > dijamin konsisten berukuran %1.) mm (1.).))) ) sebanyak +),

#aktor > ),?. (crusher primer)














0,08
1&0'000 x %00'000
/ 1&0'000 x %00'000 0 x 10 x 11,%+
hp"ton

hp"!am %#,#& 0,+& x 0,08 x &00 hp total
ton
hp
!am
ton
Toleransi 10* = %#,#& , % = 35,25 hp/jam
28 kh
2
Pengolahan Batubara
#. Penga)a$an 'screening( !ahap,1
Proses pengayakan adalah salah satu proses yang bertujuan untuk mengelompok%kan ukuran
#raksi batubara, sehingga disebut juga dengan proses classification. :lat yang dipakai untuk
pengayakan biasanya ayakan getar (3ibrating screen). Pada pengolahan batubara ini proses
pengayakan tahap a-al menggunakan 3ibrating screen41 untuk memisahkan #raksi ukuran 61.)
mm dan %1.) mm. @raksi %1.) mm adalah umpan secondar2 crusher, sedangkan 6 1.) mm dire%
sirkulasi sebagai umpan crusher primer untuk diremuk ulang. Produkta dari proses pengayakan
harus selalu dijaga konsistensi laju kapasitasnya sebanyak .)) ton/jam. 3ntuk itu perlu dilakukan
penaksiran dimensi (panjang dan lebar) dari ayakan (screen) yang harus dipasang.
Terdapat beberapa metoda untuk menentukan dimensi screen dan cara yang dipakai dalam
rancangan unit screen dalam studi ini adalah cara gra#is dengan beberapa rangkuman konstanta
(#aktor) yang diperlukan seperti terlihat pada Tabel (. 'onstanta tersebut merupakan #aktor yang
telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang umumnya digunakan untuk pengayakan
batubara. 0ambar (.a adalah kur/a untuk menghitung produkta hasil pengayakan (ton/jam/#tA) dan
0ambar (.b hubungan antara lebar ayakan dengan laju produkta per inci bed depth (ketebalan
lapisan aggregate batubara di atas ayakan) dengan kecepatan 1 #t/sec. 'apasitas screen
dirumuskan sebagai berikut!
( = P x 5 x 6 x . x 1 x T x 7 (4)
di mana! ' > kapasitas, ton/jam/s=#t
P > produksi, ton/jam/s=#t
<, D, @, ;, T dan * adalah #aktor seperti terlihat pada Tabel (
Tael 1. -a$!or #an $ons!an!a pengu$uran luas s*reen
@:'T2$ '2BDI&I '2B&T:BT: '<T<$:B0:B







<#isiensi (<) C), 1,(4























Posisi deck (D :tas
1,))


































































'ehalusan (@) D),
1,E)


































































Pengayakan basah (;) -- --
Tidak dipakai


































































*entuk bukaan (T) &=uare
1,))


































































Densitas aggregat (*) 'ering
D) lb/cu#t


































































3
Pengolahan Batubara
Pri&ar) *rushing

1








.e*on#ar) *rushing

2





3ndersi5e %.)mm > .)) tph
-inish
pro#u*!
/ira!ing
s*reen,2
3ndersi5e %1.)mm > .)) tph
@eed > D(. tph


2/ersi5e
6.) mm
/ira!ing
s*reen,1




Gri00l)

Ha&&er
rea$ing

2/ersi5e
64)) mm

$ecirculating load%1
1(. tph
@eed > D(. tph
.)) tph
3ndersi5e %4))mm > .)) tph
@eed > D(. tph


2/ersi5e
61.) mm
RO1
'!a" coal(
.!o*$pile
0$IFF7G
2pening ! 4)) mm
$ecirculating load%(
1(. tph
Peremukan tahap%1
$eduction ratio > (
Pengayakan tahap%1
2pening ! 1.) mm
$ecirculating load%(
1(. tph
Peremukan tahap%(
$eduction ratio > 4
Pengayakan tahap%(
2pening ! .) mm
Ga&ar 1. Diagra& alir proses pengolahan a!uara
4

Pengolahan Batubara Ir. Awang Suwandhi, M.Sc























1 ( 4 E . D ? + C
1
0
E
0
0
(
0
D
0
+
0
1)0
1(0
1E0
1D0
1+0
7ebar ayakan, #eet
ton
s
/ja
m
/i
nci bed
de
p
t
h
H 1
#t
/sec
1E)
1))
+)
.)
4)
),)1
),1 1
1
0
),1
1
1)
3kuran butir,inci
'
apas
it
as,
t
o
n
/
jam
9ubungan :ntara Produksi
(ton/jam/cu#t) dengan ukuran produkta
9ubungan :ntara 7ebar :yakan dengan
*ed depth pada 'ecepatan :lir 1 #t/sec
Ga&ar 2. Penges!i&asi laju pro#u$!a #an #ed depth
*erikut adalah tahapan perhitungan dimensi 3ibrating screen41 untuk mengayak batubara 1.)
mm.
'1( Asu&si $on#isi proses 'sesuai $ons!an!a a!au s*oring pa#a Tael 2(
Posisi deck paling atas dengan opening 1.) mm D inciI D > 1,))
Diasumsikan umpan bermuatan D), berukuran %4 inciI @ > 1,E)
&pesi#ikasi o3ersize hasil pengayakan masih mengandung 1), berukuran %D inciI < >
1,(.
*entuk lubang bukaan bujursangkar (s=uare) berukuran DJK 8 DJKI T >1,))
Densitas aggregate batubara D) lbs/cu#t (dibandingkan dengan densitas batubara
berbasis D) lbs/cu#t, sesuai kur/a pada 0ambar (.a)I * >
60
60
> 1,))
Tidak dilakukan penyemprotan di atas screenI ; > tidak ada skor
7aju pengumpanan D(. ton/jam dengan kandungan %DK > +),, jadi kemungkinan
produkta lolos > ),+ 8 D(. > .)) ton/jam.
'2( Luas s*reen )ang #iperlu$an
Dari kur/a pada 0ambar (.a diperoleh E ton/jam per s=#t
"apasi!as (pers. 4) > E 8 1,(. 8 1 8 1,E 8 18 1 > ? ton/jam per s=#t
7aju produksi > ),+ 8 D(. > .)) ton/jam
7uas screen yang diperlukan >
7
500
> ?1,E4 s=#t
'%( Perhi!ungan #ed depth
Digunakan kur/a pada 0ambar (.b dengan kemiringan screen 1+L
Dipertimbangkan pengurangan lebar screen total akibat diameter ka-at ayakan sekitar
DK. 'emudian dicoba lebar screen . #t (lebar bersih E #t%DK)
Dari 0ambar (.b diestimasi laju produksi terbaca E) ton/jam per inci ketebalan aggregate
batubara pada kecepatan 1 #t/sec > D) #t/men (densitas aaggregat D) lbs/cu#t dan lebar
e#ekti# screen E #t%DK)
*ila kecepatan aliran batubara pada kemiringan 1+L > .. #t/men, maka laju aggregate per
inci bed depth >
0
&&
x $0 > 4? ton/jam per inci bed depth
2/ersi5e > (),() 8 D(.) 6 (),1) 8 .))) > 1?. ton/jam
adi bed depth >
37
175
>.K
5
Pengolahan Batubara
*ila dibandingkan bed depth (.K) dengan ukuran #raksi batubara yang diayak rata%rata DK,
maka akan terbentuk hanya satu layer di atas permukaan screen. 3ntuk memperoleh
e#isiensi pengayakan yang tinggi perlu dilakukan simulasi dengan mengubah sudut
screen.
Dari perhitungan luas screen di atas, yaitu ?1,E4 s=#t, kemudian disesuaikan dengan spesi#ikasi
unit screen dari pabrik pembuatnya. &ebagai contoh screen buatan B2$D*<$0 seri $& yang
berukuran . 8 1D #t, yaitu TG.1D$& dapat digunakan. 7uas screen TG.1D$& adalah +) s=#t berarti
lebih besar dari perhitungan dan po-er yang diperlukan antara 1. 9P (11 k;). Pemilihan
screen tersebut didasari oleh tidak adanya dimensi screen yang sesuai persis dengan hitungan
dan screen dengan seri tersbeut yang paling mendekati. Di samping itu screen jenis ini
diman#aatkan untuk pemisahan partikel kasar maupun halus serta material yang bersi#at lembab
dan lengket, jadi cocok untuk pengayakan batubara. 'euntungan lainnya adalah kapasitas
pengayakan dapat ditambah.
e. Pere&u$an se$un#er 'secondary crushing(
Proses peremukan sekunder bertujuan untuk mereduksi ukuran #raksi batubara %1.) mm menjadi
ukuran rata%rata .) mm, dengan demikian nisbah reduksi pada tahap sekunder ini adalah 4. :lat
yang digunakan sama seperti peremuk primer, yaitu roll crusher berkapasitas .)) ton/jam. Dilihat
dari besarnya nisbah reduksi, yang lebih besar dibanding peremuk primer, maka dapat
diperkirakan bah-a energi yang diperlukan akan lebih besar pula. Taksiran energi tersebut
dihitung sebagai berikut!
. > dijamin konsisten berukuran %1.) mm (1.).))) ) sebanyak +),
P > dijamin konsisten berukuran %.) mm (.).))) ) sebanyak +),
#aktor > 1,)) (crusher sekunder)












0,##
&0'000 x 1&0'000
/ &0'000 x 1&0'000 0 x 10 x 11,%+
hp"ton

hp"!am 110 1 x 0,## x &00 hp total
ton
hp
!am
ton
Toleransi 10* = 110 ,11 = $2$ hp/jam 8% kh
e. Penga)a$an !ahap,2
enis alat yang dipakai adalah 3ibrating screen yang digunakan untuk memisahkan #raksi
berukuran %.) mm. 3mpan yang masuk adalah hasil peremukan dari crusher sekunder berukuran
%1.) mm. :gar memperoleh kapasitas sesuai dengan target, maka perhitungan dimensi ayakan
pada tahap%( ini sama seperti yang telah diuraikan pada perhitungan dimensi ayakan tahap%1.
'1( Asu&si $on#isi proses 'sesuai $ons!an!a a!au s*oring pa#a Tael 2(
Posisi deck paling atas dengan opening .) mm ( inciI D > 1,))
Diasumsikan umpan bermuatan D), berukuran %1 inciI @ > 1,E)
&pesi#ikasi o3ersize hasil pengayakan masih mengandung 1), berukuran %( inciI < >
1,(.
*entuk lubang bukaan bujursangkar (s8uare) berukuran (JK 8 (JKI T >1,))
Densitas aggregate batubara D) lbs/cu#t (dibandingkan dengan densitas batubara
berbasis D) lbs/cu#t, sesuai kur/a pada 0ambar (.a)I * >
60
60
> 1,))
Tidak dilakukan penyemprotan di atas screenI ; > tidak ada skor
7aju pengumpanan D(. ton/jam dengan kandungan %(K > +),, jadi kemungkinan
produkta lolos > ),+ 8 D(. > .)) ton/jam.
'2( Luas s*reen )ang #iperlu$an
Dari kur/a pada 0ambar (.a diperoleh (,C ton/jam per s=#t
"apasi!as (pers. 4) > (,C 8 1,(. 8 1 8 1,E 8 18 1 > .,1) ton/jam per s=#t
7aju produksi > ),+ 8 D(. > .)) ton/jam
7uas screen yang diperlukan >
1 ,5
500
> C+,)E s=#t
6
Pengolahan Batubara
'%( Perhi!ungan #ed depth
Digunakan kur/a pada 0ambar (.b dengan kemiringan screen 1+L
Dipertimbangkan pengurangan lebar screen total akibat diameter ka-at ayakan sekitar
DK. 'emudian dicoba lebar screen . #t (lebar bersih E #t%DK)
Dari 0ambar (.b diestimasi laju produksi terbaca E) ton/jam per inci ketebalan aggregate
batubara pada kecepatan 1 #t/sec > D) #t/men (densitas aggregat D) lbs/cu#t dan lebar
e#ekti# screen E #t%DK)
*ila kecepatan aliran batubara pada kemiringan 1+L > .. #t/men, maka laju aggregate per
inci bed depth >
0
&&
x $0 > 4? ton/jam per inci bed depth
2/ersi5e > (),() 8 D(.) 6 (),1) 8 .))) > 1?. ton/jam
adi bed depth >
37
175
>.K
*ila dibandingkan bed depth (.K) dengan ukuran #raksi batubara yang diayak rata%rata (K,
maka akan terbentuk hanya dua layer di atas permukaan screen. 3ntuk memperoleh
e#isiensi pengayakan yang tinggi perlu dilakukan simulasi dengan mengubah sudut
screen.
Dari perhitungan luas screen di atas, yaitu C+.)E s=#t, kemudian disesuaikan dengan spesi#ikasi
unit screen dari pabrik pembuatnya. &ebagai contoh screen buatan B2$D*<$0 seri $& yang
berukuran D 8 () #t, yaitu TGD()$& dapat digunakan. 7uas screen TGD()$& adalah 1() s=#t
berarti lebih besar dari perhitungan yang mempunyai keuntungan bah-a kapasitas pengayakan
dapat ditambah. :tau dengan pesanan khusus agar dimensi screen sesuai dengan hasil
perhitungan. Po-er yang diperlukan oleh seri screen di atas antara ()%E)9P (1.%4) k;).
%. Proses pen)a&puran a!uara '#lending(
9asil pengolahan terhadap batubara dapat diklasi#ikasikan menjadi dua kelompok, yaitu batubara
high grade dan low grade. 3ntuk mendapatkan kualitas batubara yang sesuai dengan permintaan
pasar dilakukan blending batubara high dan low grade dengan perbandingan tertentu. @aktor
penting yang harus diperhatikan dalam proses blending adalah!
a. 'uantitas batubara yang ada di stockpile
b. Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending, biasanya kalori
c. Mariasi parameter batubara yang akan di blending
d. Peralatan blending yang memadai
e. 'apasitas stockpile harus mencukupi
:pabila permintaan pasar sesuai dengan kualitas batubara yang ada di stockpile, maka tidak perlu
dilakukan blending.
Persamaan umum yang digunakan untuk blending sebagai berikut!
[ ]
/ 9 ... 09
/ : x 09 ... / : x 09
:
n 1
n n 1 1
b
+ +
+ +
(E)
di mana! :
b
> 'ualitas blending
:
n
> 'ualitas /ariasi tumpukan batubara%1, (, 4, N, n
9
n
> *erat batubara yang diambil dari tumpukan batubara%1, (, 4,N,n
Terdapat dua cara melakukan blending, yaitu menggunakan system stacking con3e2or 0stacker/
dan melalui bin yang dilengkapi con/eyor #eeder seperti sketsa pada 0ambar 4 dan 0ambar E.
7
Pengolahan Batubara
Ga&ar %. .$e!sa sis!e& stacking con&eyor un!u$ &ela$u$an len#ing



















































Timbunan batubara
2ang sudah di blending














Controller




*elt
-eighter















@eeders
/ariable speed
C2:7
*IB 1
C2:7
*IB ( C2:7
*IB 4













*elt Con/eyor
pengangkut
batubara hasil
blending




$atio
3nit
Ga&ar 2. .$e!sa sis!e& *on!rol len#ing &elalui in #an 3ee#ers
Dengan menggunakan stacker con3e2or harus dilakukan proses penimbunan yang menghasilkan
perlapisan teratur agar diperoleh ratio campuran yang relati# memadai. 2leh sebab itu terdapat 4
model blending, yaitu che3ron, windrow dan che3ron4windrow, yang menghasilkan berbagai
perlapisan seperti terlihat pada 0ambar ..
8
Pengolahan Batubara



































































a' Che3ron la2ering
b' 1indrow la2ering
c' Che3ron4windrow la2ering
Ga&ar 4. Ti&unan len#ing a!uara &engguna$an s!a*$er *on5e)or
*lending menggunakan sistem control melalui bin dan #eeders dengan kecepatan ber/ariasi
biasanya menghasilkan blending yang lebih baik dibanding menggunakan stacker con/eyor. 9al ini
disebabkan adanya pengontrolan sebagai berikut!
'ecepatan #eeder dari setiap bin dapat di/ariasikan, sehingga tonase yang diproduksi setiap
#eeder ber/ariasi juga sesuai dengan yang telah ditetapkanI
3mpan yang masuk bin dan yang keluar dari setiap #eeder dapat dikontrol menggunakan alat
$atio 3nitI
Pemantauan tonage produksi blending dilakukan oleh alat kontrol belt weighterI
Distribusi hasil blending pada tumpukan akhir relati# lebih merata.
2. "ola& pengen#ap 'settling pond(
'olam pengendap perlu direncanakan dibangun di lokasi pengolahan batubara. :ir hujan yang
mele-ati tumpukan batubara di areal stockpile berpeluang mencemar%kan lingkungan, baik secara
#isik maupun kimia. &ecara #isik terjadi ketika aliran air hujan yang mele-ati tumpukan batubara
akan memba-a partikel batubara halus keluar dari tumpukan yang membuat aliran air tersebut
menjadi ber-arna hitam. :pabila aliran air yang keluar dari tumpukan batubara masuk ke sungai,
maka dapat menimbulkan pencemaran secara #isik terhadap sungai. &ecara kimia terjadi ketika air
hujan bereaksi dengan unsur%unsur kimia yang terkandung dalam mineral yang berasosiasi
dengan batubara, misalnya pyrite dan marcasite. $eaksi kimia ini berupa reaksi oksidasi yang
dapat menjadikan air hujan bersi#at asam seperti ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut ini.
( @e& 6 ?2 6 ( 9 2
( ( (
( @e&2 6 ( 9 &2
E ( E
Dengan adanya kolam pengendap, maka partikel halus di dalam air limbah atau buangan yang
keluar dari lokasi pengolahan batubara akan diendapkan dan sekaligus dinetralkan kembali
menggunakan gamping (lime). :ir limbah yang sudah diolah (treatment) dapat dialirkan ke sungai.
Diharapkan kolam pengendap ini menjadi solusi untuk mengurangi dampak negati# lingkungan
akibat aliran air kotor dari tumpukan batubara. 'olam pengendap dibuat pada topogra#i paling
rendah yang biasanya dekat dengan sungai, sehingga jarak pengaliran air bersih ke sungai
menjadi pendek.
9
Pengolahan Batubara
Dimensi kolam disesuaikan dengan debit aliran air kotor yang keluar, namun ukuran panjang 8
lebar 8 dalam sekitar (. m 8 (. m 8 (,. m dapat dibuat sebagai standard. :pabila kurang, maka
dapat dibuat beberapa kolam dengan ukuran yang sama.
4. Ta!a le!a$ #i uni! pengolahan #an se$i!arn)a
Pada prinsipnya unit pengolahan harus selalu dekat dengan sungai karena kaitannya dengan
pekerjaan pembersihan unit%unit pengolahan, akti#itas penyaliran dan sarana transportasi
pengiriman produk akhir ke konsumen. 3ntuk mendapatkan luas lahan minimum bagi lokasi
pengolahan dan sekitarnya perlu dipertimbangkan beberapa #aktor antara lain!
umlah dan luas stockpile untuk timbunan raw batubara agar memenuhi targetI
umlah dan luas produk akhir (finished product) batubara yang siap diangkut ke konsumenI
7uas pabrik pengolahan atau processing areaI
7uas perkantoran dan sekitarnyaI
&arana penunjang lain, misalnya jalan angkut, panjang kon/eyor, area maneu/er alat muat
(loader) dan water treatment.
a. Geo&e!ri #an luas ra" coal stockpile
3ntuk memenuhi target produksi yang direncanakan sebesar (.))).))) ton/tahun diperlukan
cadangan raw coal stockpile yang mampu menampung sekitar ()).))) ton/( bulan. *erdasarkan
cadangan raw coal tersebut perlu diketahui bentuk bangun timbunan batubara, sehingga dapat
dipersiapkan luas lahannya dengan perhitungan sebagai berikut!
*entuk bangun timbunan batubara adalah limas terpancung (lihat 0ambar D) yang /olumenya
adalah



; x 7 ; 07 x t
%
1
+ + , di mana *, : dan t masing%masing adalah luas bidang ba-ah,
luas bidang atas dan tinggiI

4.L

t > E m


7 > ())
*


7
:

4.L

t > E m


(00m







., ? . , ? 1 + + , D
1++,D
()) m
















B
A
()) m
Ga&ar 6. Ben!u$ angun #an geo&e!ri ra" coal stockpile
Diambil panjang dan lebar alas timbunan ()) m, Tinggi E m dan sudut kemiring%an lereng
timbunan 4.L.
7 > panjang atau lebar sisi alas > ()) m, 7 dicari sebagai berikut!
* :

%& tan
$
x # #00 )
;
> 1++,D mI
* > ()) 8 ()) > E).))) mA I : > 1++,D 8 1++,D > 4...?) mA
M >



%&&+0 x $0000 % 0$0000 x $ x
%
1
+ + 5570 > 1.1.).4 mO
Dengan estimasi densitas raw coal > 1,D Ton/mO, maka berat (;) timbunan raw coal > 221.674
!on8!i&unan
10
Pengolahan Batubara
Dibandingkan dengan target ()).))) ton/( bulan/timbunan, maka estimasi dimensi timbunan
batubara seperti pada 0ambar D di atas dapat diterima.
. Geo&e!ri #an luas product coal stockpile
&tockpile ini digunakan untuk menampung sementara batubara hasil pengolahan. Timbunan
batubara terbentuk dari curahan belt con/eyor, sehingga bentuknya adalah kerucut (lihat 0ambar
?). 'apasitas timbunan 1)).))) ton/bulan, maka dimensi%nya dihitung sebagai berikut!
Diestimasi diameter lingkaran ba-ah > 1)) m, sudut kemiringan timbunan batubara 4.L dan
tinggi tumpukan maksimum 1) m, maka diameter lingkaran atas >

%& tan
10
x # 00 1 >
?1,E m





1))


4.
1)


1))




?1, 1E, 1E,


?1,E
Ga&ar 9. Ben!u$ angun #an geo&e!ri product coal stockpile
Molume dihitung dengan rumus <r/ r 0< h P
# #
%
1
+ + , di mana h, $ dan r masing%masing
adalah tinggi kerucut, jari%jari lingkaran ba-ah dan jari%jari lingkaran atas.
M > [ ] %&,+/ x 0&0 %&,+ &0 10 P
# #
%
1
+ + > .+.(() mO
Dengan estimasi densitas produk batubara 1,+ Ton/mO, maka berat (;) timbunan produk akhir
batubara > 1:2.7:: !on8!i&unan
Dibandingkan dengan target 1)).))) ton/bulan/timbunan, maka estimasi dimensi timbunan
batubara seperti pada 0ambar ? di atas dapat diterima.
*. Da&pa$ !i&unan a!uara !erha#ap su#sidence
Pembebanan dari stockpile batubara dapat menyebabkan lapisan di ba-ahnya mengalami
pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya de#ormasi partikel tanah, keluarnya
air atau udara dari dalam pori%pori tanah dan getaran crusher serta alat%alat pengolahan lainnya.
&ecara umum penurunan tanah tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu (1) penurunan
konsolidasi dan (() penurunan segera!
(1) Penurunan QkonsolidasiK terjadi akibat berubahnya /olume tanah jenuh air akibat keluarnya
air dari pori%pori tanah tersebut. *iasanya peristi-a ini memakan -aktu lama.
(() Penurunan QsegeraK terjadi setelah terjadi penambahan tegangan akibat beban timbunan
batubara di atasnya dan tidak berpengaruh terhadap kadar air tanah. Timbunan batubara
menimbulkan penyebaran tegangan pada lapisan tanah di ba-ahnya yang dapat dianalisis
dengan cara pendekatan.
Penuruan QsegeraK tidak diperhitungkan karena penuruannya kecil sekali dibanding penurunan
QkonsolidasiK dan juga karena terbatasnya parameter yang dibutuhkan. &ementara penurunan
konsolidasi diasumsikan terjadi dengan merembesnya air ke dua arah (double drainage), yaitu ke
atas dan ke ba-ah. 'arena umur tambang batubara diperkirakan hanya sekitar . tahun, maka
pengaruh penurunan konsolidasi ini pun kurang begitu signi#ikan. <stimasi penuruan tanah akibat
timbunan batubara untuk jangka -aktu . tahun R ),. m sedangkan penurunan yang diijinkan S m.
11

Anda mungkin juga menyukai