Anda di halaman 1dari 44

MEMBANDINGKAN DUA METODE DESTRUKSI PADA

SAMPEL TANAH
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat untu !e!"er#leh gelar !agister $ari
Institut Ten#l#gi Ban$ung
Oleh
O%I&ANTI MUL&ANI
NIM ' ()*)*))+
Pr#gra! stu$i Ki!ia
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
()),
i
ABSTRAK
MEMBANDINGKAN DUA METODE DESTRUKSI PADA SAMPEL
TANAH
Oleh
O-iyanti Mulyani
NIM ' ()*)*))+
Metode destruksi merupakan suatu metode yang sangat penting di dalam menganalisis
suatu materi (bahan). Metode ini merupakan suatu metode penghancuran atau pelarutan
sampel untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat diukur. Metode ini seakan
sangat sederhana, namun apabila kita kurang baik di dalam melakukan teknik destruksi,
maka hasil analisis yang kita harapkan tidak akan sesuai, oleh karena itu pada penelitian
kali ini dicoba untuk membandingkan dua metode destruksi dengan menggunakan
metode konvensional (menggunakan beaker glass) yang dipanaskan diatas hot plate pada
suhu 132
0
dan metode destruksi menggunakan bomb te!lon pada suhu 1"0
0
dengan
menggunakan oven selama 120 menit. #asil destruksi tersebut diukur dengan
menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy ($$%), dengan mengukur sembilan unsur
yang terdiri dari &, 'a, a, Mg, (e, $l, r, u dan )b. %ampel tanah yang digunakan
berasal dari tanah*tanah yang terdapat disepanjang sungai itarum, dengan jumlah
delapan sampel, dengan variasi berat yaitu 1 gram dan 3 gram, serta variasi pelarut yaitu
#l dan a+ua regia. %elain itu juga dianalisis si!at !isika dan kimia dari delapan unsur
tersebut, meliputi kadar air tanah, p# tanah, kandungan *organik, kandungan '*total
tanah, ,' ratio, bahan organik tanah, &apasitas tukar &ation (&-&), serta tekstur tanah.
#asil penelitian ini menunjukkan variasi kandungan si!at !isika dan kimia tanah
bergantung kepada daerah sampel tersebut diambil, serta dari lima unsur yang telah
berhasil dianalisis, dapat dilihat bah.a kandungan &, a, r, u dan )b memiliki
kecenderungan pada berat tanah 1 gram memberikan kandungan yang lebih tinggi
dibandingkan berat tanah 3 gram. %erta kelima unsur tersebut mempunyai kecenderungan
memiliki kandungan unsur yang lebih tinggi pada pelarut #l dibandingkan pada pelarut
a+ua regia.
BAB I. PENDAHULUAN
+.+. Latar Belaang
Metode destruksi yang sudah banyak dilakukan merupakan metode yang sudah baku dan
umum dilakukan sebelum menganalisa suatu unsur. /estruksi disini bermaksud sebagai
pelarutan sampel atau penghancuran sampel sehingga menjadi suatu materi dapat diukur,
serta kandungan*kandungan yang terdapat didalam material sampel tersebut dapat
dianalisis atau diukur kandungannya di dalam sampel tersebut. /estruksi yang biasa
dilakukan adalah destruksi terbuka didalam beaker glass atau yang biasa kita sebut
sebagai destruksi konvensional (destruksi kimia atau destruksi basah), sedangkan
destruksi kering merupakan destruksi yang biasanya dilakukan dengan memanaskan
sampel pada suhu yang sangat tinggi selama beberapa .aktu sampai sampel tersebut
menjadi abu ber.arna putih.
%emenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting adalah konsep
sebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman. 0ila kota*kota berkembang, tanah
menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung jalan*jalan dan bangunan*
bangunan. -anah merupakan salah satu unsur utama dari ekosistem yang mempunyai
peran ganda sebagai media produksi pangan dan sandang serta obat*obatan juga sebgai
penyangga utama terciptanya lingkungan yang sehat serta berperan dalam menjaga
keragaman biodiversity. -anah yang merupakan tubuh alam dihasilkan dari berbagai
proses dan !aktor pembentuk yang berbeda, karena itu tanah mempunyai karakteristik
yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya, dengan demikian akan
memerlukan manajemen yang berbeda pula untuk tetap menjaga keberlanjutan !ungsi*
!ungsi tanah tersebut.
)ada penelitian ini, dikaji suatu metoda destruksi yang dibandingkan analisa
kuantitati!nya dengan metode destruksi biasa, yaitu dengan menggunakan metode
destruksi tertutup (dengan menggunakan bomb te!lon). Metode destruksi dengan
menggunakan bomb -e!lon ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun didalam
penggunaannya masih kurang !amiliar, dan masih digunakan hanya oleh bidang*bidang
tertentu saja. 1nsur*unsur yang diukur pada sampel tanah ini terdiri dari unsur mikro
serta logam berat yaitu a, Mg, 'a, &, (e, Mn, u, r dan )b. &esembilan unsur tersebut
merupakan per.akilan dari unsure*unsur yang terdapat di dalam tanah, serta juga logam
berat yang dimungkinkan terdapat di dalam sampel tanah tersebut yang diakibatkan oleh
pencemaran limbah.
Mengingat peranan tanah yang sangat penting, dan semakin minimnya jumlah lahan atau
tanah yang dapat digunakan sebagai media tanaman, maka perlu juga dilakukan analisis
kimia dan !isika pada sampel tanah tersebut (beberapa sampel tanah di sepanjang sungai
itarum, dari mulai Mohamad -oha sampai 2aduk %aguling), dengan membandingkan
hasil analisisnya yang menggunakan dua metoda destruksi yang berbeda untuk
mengetahui tingkat ketelitian yang dihasilkan. )erbandingan tersebut diharapkan dapat
mengetahui secara kuantitati! kandungan unsur*unsur yang terdapat didalam tanah secara
tepat apabila kita menggunakan suatu metode destruksi yang tepat pula.

+.(. Ru!usan Masalah
Mengingat destruksi merupakan suatu tahapan yang penting yang selalu dilakukan di
dalam menganalisa suatu bahan (materi), maka penelitian mengenai membandingkan
dua metode desruksi yaitu metode destruksi konvensional dan metode destruksi dengan
menggunakan bomb -e!lon sangat menarik untuk diteliti, agar didapat suatu metode
destruksi yang memang sangat baik untuk digunakan. 0ahan (sampel) yang digunakan
berupa sampel tanah yang juga diteliti si!at*si!at !isika dan kimia dari sampel tanah
tersebut.
+./. Hi"#tesis
0erdasarkan penelitian sebelumnya, metode destruksi dengan menggunakan bomb -e!lon
lebih baik dibandingkan metode destruksi konvensional. $danya perbandingan dua
metode destruksi ini memungkinkan dapat dilihatnya secara kuantitati! metode destruksi
yang paling baik pada sampel tanah.
+.0. Tu1uan Penelitian
1. 1ntuk mengetahui secara kuantitati! unsur*unsur yang terdapat pada sampel
tanah dengan menggunakan perbandingan dua metoda destruksi.
2. Mengetahui kandungan si!at !isika dan kimia pada sampel tanah di sepanjang
sungai citarum.
+.*. Man2aaat Penelitian
)enelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data kuantitati! dari dua metode destruksi
pada sampel tanah, serta kandungan si!at !isika dan kimia dari sampel tanah tersebut.
+.3. Met#$#l#gi Penelitian
-ahapan kerja yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi 3
a. $nalisis pendahuluan
1. )enentuan kadar air tanah.
2. )enentuan p# tanah (p# #24 dan p# &l).
3. )enentuan *organik -anah.
5. )enentuan '*total tanah.
6. )enentuan &apasitas -ukar &ation tanah (&-&).
7. )enentuan tekstur tanah.
b. $nalisis 1tama
1. Mendestruksi 8 sampel tanah dengan menggunakan metode destruksi
konvensional, dengan berat tanah yang berbeda*beda (1 g9 3 g9 dan 6 g), serta
pelarut yang digunakan yaitu #l pekat dengan volume (6 ml9 16 ml9 dan 26 ml).
2. Mendestruksi 8 sampel tanah dengan menggunakan metode destruksi
konvensional, dengan berat tanah yang berbeda*beda (1 g9 3 g9 dan 6 g), serta
pelarut yang digunakan yaitu a+ua regia (#l pekat 3 #'43 pekat) dengan
perbandingan 3 3 1 dengan volume (6 ml9 16 ml9 dan 26 ml).
3. Mendestruksi 8 sampel tanah dengan menggunakan metode destruksi
menggunakan bomb te!lon, dengan berat tanah yang berbeda*beda (1 g9 3 g9 dan 6
g), serta pelarut yang digunakan yaitu #l pekat dengan volume (6 ml9 16 ml9
dan 26 ml).
5. Mendestruksi 8 sampel tanah dengan menggunakan metode destruksi
konvensional, dengan berat tanah yang berbeda*beda (1 g9 3 g9 dan 6 g), serta
pelarut yang digunakan yaitu a+ua regia (#l pekat 3 #'43 pekat) dengan
perbandingan 3 3 1dengan volume (6 ml9 16 ml9 dan 26 ml).


Ga!bar +.+ Diagra! alir "enelitian
Analisa 4isia $an
Ki!ia
Analisa Uta!a
Penentuan a$ar air
tanah
Penentuan "H tanah
Destrusi
biasa 5H6l
"eat7
Destrusi $gn
b#!b Te2l#n
5H6l "eat7
Sa!"el
Penentuan 68Organi
tanah
Penentuan N8t#tal tanah
Penentuan KTK tanah
Penentuan testur tanah
Destrusi
biasa 5A9ua
regia7
Destrusi $gn
b#!b Te2l#n
5A9ua regia7
Analisis unsur
K: Na: 6a: Mg: 4e: Al:
6r: 6u: Pb $gn AAS
BAB II
TIN;AUAN PUSTAKA
(.+. Met#$a Detrusi
/estruksi kita kenal sebagai suatu tahapan yang biasa dilakukan apabila akan
menganalisis kandungan suatu sampel. /estruksi mempunyai peranan yang sangat
penting di dalam menganalisa suatu sampel (material) karena apabila destruksi yang
dilakukan baik, maka otomatis kandungan*kandungan yang memang kita inginkan untuk
diketahui akan dapat kita ukur sesuai atau mendekati dengan kandungan yang
sebenarnya. /estruksi sendiri ada beberapa macam yang biasa dilakukan yaitu destruksi
(dikenal sebagai destruksi kimia) dan destruksi kering. /estruksi kering biasanya
dilakukan dengan cara memanaskan sampel dengan suhu yang sangat tinggi (560
0
)
sampai beberapa jam (sampai sampel menjadi abu putih). %etelah destruksi tersebut
biasanya dilakukan destruksi kimia (destruksi basah) yaitu dengan cara melarutkannya
dengan asam kuat seperti #l, #'43, #2%45, #(, dll atau juga dengan basa (seperti
'a4#) tergantung dari jenis sampel dan materi yang ingin kita ukur. /estruksi dengan
menggunakan asm, biasanya dignakan untuk mengetahui unsure dari elemen di dalam
bahan (materi) padat, dengan tahapan*tahapan dari mulai sampling dan preparasi sampel
agar dapat merubah analit menjadi bahan yang dapat diukur dalam bentuk larutan
(6)
.
(.(. Tanah
/e!inisi (batasan) tanah adalah sebagai :bahan mineral yang tidak pepat (unconsolidated)
pada permukaan tanah yang telah dan akan selalu digunakan untuk percobaan serta
dipengaruhi oleh !aktor*!aktor genetik dan lingkungan 3 bahan induk, iklim (termasuk
pengaruh kelembaban dan suhu), makro dan mikro organisme serta topogra!i, yang
semuanya berlangsung pada suatu periode .aktu tertentu dan menghasilkan produk tanah
yang berbeda dari bahan asalnya pada banyak si!at*si!at !isik, kimia, dan biologi serta
ciri*cirinya;
(1)
.
-anah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri
dari lapisan*lapisan atau horison*horison yang berkembang secara genetik. )enambahan,
pengurangan, perubahan atau translokasi merupakan proses*proses pembentukan tanah
atau perkembangan horison. 0ahan mineral, bahan organik, air dan udara merupakan
!actor*!aktor penyusun tanah yang jumlahnya masing*masing berbeda*beda untuk setiap
jenis tanah maupun setiap lapisan tanah.
%truktur tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan bagian atas tanaman.
0erbicara tentang struktur, berarti kita berbicara mengenai ruang pori*pori. %truktur
sangat menentukan bulk density (kerapatan isi, 0/) tanah. Makin tinggi 0/nya, maka
akan semakin padat tanah tersebut, makin kecil ukuran strukturnya dan makin kecil ruang
porinya. %ehingga dala keadaan demikian pertumbuhan akar akan terhambat
(3)
.
%edangkan apabila berbicara mengenai !actor*!aktor pembentuk tanah, tanah terbentuk
dari lima basian, yaitu bahan induk, iklim, vegetasi, topogra!i,relie!, dan .aktu (umur).
&elima bagian tersebut akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik tanah yang
dihasilkan disuatu tempat.
/iantara delapan belas unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, empat belas unsur yaitu ),
&, %, a, Mg, (e, Mn, u, 0, <n, Mo, l, %i dan 'a berasal dari hasil pelapukan mineral*
mineral primer. /engan demikian, terlihat bah.a tingkat kesuburan suatu tanah sangat
ditentukan oleh komposisi mineral primer tanah. #asil*hasil pelapukannya dalam
peredarannya antara lain dapat berubah bentuk menjadi senya.a*senya.a baru yang
relative sukar larut, terikat secara adsorpti! pada permukaan*permukaan kompleks
koloidal, tercucinya ion*ion yang mudah larut ke lapisan*lapisan yang lebih dalam dan
akhirnya ke laut, atau juga diambil oleh tumbuhan dan jasad renik (microorganisme).
(./. Ka"asitas Tuar Kati#n
&apasitas tukar kation (&-&) dide!inisikan sebagai jumlah total adsorpsi kation yang
dapat ditukar, yang dinyatakan dalam miligram dalam 100 gram tanah kering oven. 0erat
ekivalen merupakan kuantitas yang mempunyai kesamaan kimia.i dengan 1 gram
hidrogen.
&apasitas tukar kation total tanah dapat dide!inisikan sebagai suatu kemampuan koloid
tanah menjerap dan mempertukarkan kation
(2)
. 0ahan organik merupakan komponen
dengan kapasitas tukar kation paling besar untuk sebagian besar tanah. &apasitas tukar
kation bahan organik meningkat sesuai dengan humi!ikasi, yaitu sekitar 200 sampai 300
mill ekivalen per 100 gram tanah bahan organik yang dihumi!ikasi dengan baik atau
humus
(1)
.
(.0. "H tanah
&etersediaan unsur hara erat kaitannya dengan p# tanah, sehingga kemasaman tanah
merupakan salah satu si!at yang penting di dalam tanah, selain itu juga terdapat hubungan
antara p# dan semua pembentukan serta si!at*si!at tanah. %kala p# telah digunakan untuk
menunjukkan dengan baik konsentrasi #
=
yang sangat kecil ditemukan dalam air dan
banyak sistem biologi yang penting. p# dide!inisikan sebagai p# > log 1,(#
=
) , dimana
#
=
sama dengan mol #
=
per liter.
)ada umumnya p# tanah ditentukan oleh 3 1) pencampuran satu bagian tanah dengan dua
bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2) campurkanlah
mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan
kemudian 3) ukurlah p# suspensi air tanah.
(.*. Bahan #rgani tanah
0ahan organik digunakan hampir oleh semua makhluk hidup yang ditemukan dalam
tanah untuk energi dan makanannya. )erombakan sisa*sisa tanaman dan penyusunan
beberapa campuran oleh mikroorganisme tanah. %ebagai suatu hasil dari akti!itas ini,
tanah berisi sejumlah besar campuran bahan organik dalam berbagai tahap perombakan.
#umus adalah kata yang digunakan bila berhubungan dengan bahan organik yang telah
mengalami perombakan secara ekstensi! dan tanah sampai perubahan lebih jauh.
%isa*sisa bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah tidak dirombak sebagai suatu
kesatuan yang menyeluruh, tetapi unsur pokok kimianya dirombak bebas satu dengan
yang lainnya. /alam pembentukan humus dari sisa*sisa tanaman terjadi 3 1) suatu
penurunan yang cepat dari unsur*unsur pokok yang larut dalam air, dari selulose dan dari
hemiselulose, 2) suatu peningkatan relati! dalam prosentase lignin dan komplek lignin,
dan 3) suatu peningkatan dalam kansungan protein.
(.3. Reasi re$usi $an #si$asi tanah
-anah*tanah yang tergenang dengan penyediaan bahan organik siap dirombak yang baik,
mungkin kehabisan oksigen dalam .aktu satu hari. &emudian organisme anaerob dan
organisme !akultati! memperbanyak diri dan melanjutkan proses perombakan. /alam
keadaan tidak cukup oksigen, akseptor elektron lain mulai ber!ungsi tergantung pada
kemampuannya menarik elektron*elektron. 'itrat dikurangi pertama kali, diikuti oleh
campuran mangan, campuran !ero*sul!at dan terakhir sul!it. ?eaksinya sebagai berikut 9
reduksi ke arah kanan, dan oksidasi ke arah kiri 3
1) 2 '43
*
= 12 #
=
= 10 e
*
'2 = 7 #24
2) Mn42 = 5 #
=
= 2 e
*
Mn
=2
= 2 #24
3) (e(4#)3 = e
*
(e(4#)2 = 4#
*
5) %45 = #24 = 2
*
%43
2*
= 2 4#
*
6) %43
2*
= 3 #24 = 7 e
*
%
*2
= 7 4#
*
-anah dapat mempunyai berbagai tingkat kondisi reduksi, tergantung pada kuantitas
bahan organik yang mampu dirombak dan jumlah oksigen yang memba.a masuk ke
sa.ah oleh air irigasi dan temperatur. 0entuk %
*2
dihasilkan dalam satu lingkungan
reduski yang kuat, berakibat dalam pembentukan (e% dan #2%. )ada beberapa kasus,
jumlah racun #2% dihasilkan untuk memproduksi padi. %ekitar 2 minggu dibutuhkan
untuk menghasilkan kondisi yang agak stabil.
(.,. Si2at 4isi Tanah
(.,.+. Testur Tanah
-anah terdiri dari butir*butir tanah berbagai ukuran. %ebagian tanah yang berukuran lebih
dari 2 mm smpai lebih kecil dari pedon disebut !ragmen batuan (rock !ragmen) atau
bahan kasar (kerikil sampai batu)
(3)
. -ekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari
!raksi tanah halus (2 mm). 0erdasarkan atas perbandingan banyaknya butir*butir pasir,
debu dan liat maka tanah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam kelas tekstur.
/alam klasi!ikasi tanah, tingkat !amili kasar halusnya tanah ditunjukkan dengan kelas
sebaran besar butir. &elas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah.
-anah*tanah yang bertekstur pasir, karena butir*butirnya berukuran lebih besar maka
setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil
sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. -anah*tanah yang bertekstur liat,
karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai lus permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara yang tinggi. -anah
bertekstur halus lebih akti! dalam reaksi kimia daripada bertekstur kasar.

(.,.(. Strutur tanah
%truktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir*butir tanah
(6)
. @umpalan struktur ini
terjadi karena butir*butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh karena suatu
perekat seperti bahan organik, oksida*oksida besi dan lain*lain. @umpalan*gumpalan
kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda*beda.
(.<. S"etr#s#"i Sera"an At#! 5AAS7
$$% (atomic absorption spectoscopy (AAS). Merupakan teknik analitik yang digunakan
untuk mengukur lebar jarak elemen di dalam bahan seperti logam, pottary, dan gelas.
-eknik ini merupakan teknik destrukti! (tidak seperti A/*B?(), karena sampel yang
digunakan berukuran sangat kecil (sekitar 10 mg sampai 100 gram). %ampel setelah
ditimbang secara akurat, kemudian dilarutkan dengan menggunakan asam kuat. #asil
larutan kemudian disemprotkan ke dalam flame instrumen dan kemudian diatomisasi.
ahaya panjang gelombang yang sesuai untuk partikel elemen dimasukkan ke dalam
flame, kemudian beberapa dari cahaya tersebut diabsorpsi oleh atom dari sampel.
0eberapa cahaya yang diabsorpsi proporsional pada konsentrasi dari elemen dalam
larutan dan didalam objek yang asli. )engukuran dilakukan secara bertahap untuk setiap
elemen agar menghasilkan analisis yang lengkap dari objek yang kita ukur, sehingga
teknik tersebut menjadi relati! pelan untuk digunakan. $lat tersebut sangat sensiti! dan
dapat digunakan untuk mengukur elemen di ba.ah seperjuta selama mempunyai
kemampuan mengukur elemen yang terkandung sedikit atau banyak.
-eknik pemakaian $$% menjadi alat yang canggih dalam analisis. Cni disebabkan
diantaranya oleh kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai tingkat runut, tidak
memerlukan pemisahan terlebih dahulu. &elebihan kedua adalah kemungkinannya untuk
menentukan konsentrasi semua unsur pada kondisi runut. &etiga, sebelum pengukuran,
tidak selalu perlu memisahkan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan
satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang
diperlukan tersedia. $$% dapat digunakan sampai enam puluh satu logam. 'on logam
yang dapat dianalisis adalah !os!or dan boron. Dogam alkali dan alkali tanah paling baik
ditentukan dengan metode emisi secara !otometri nyala. 0agaimana pun terdapat
inter!erensi dalam teknik $$%.
%uatu reaksi kimia dapat terjadi dalam nyala dan menghasilkan inte!erensi dalam nyala
tersebut. ?eaksi kimia ini dapat terjadi akibat disosiasi tidak sempurna pada pembentukan
senya.a*senya.a re!raktori seperti -i, $l, E yang dapat membentuk oksida re!raktori
dalam nyala. Cnter!erensi seperti dapat dengan mudah dieliminasi dengan penambahan
sejumlah kecil garam dalam sampel. Misalkan analisis %r, penambahan garam lanthanum
akat mengikat $l, r, %i yang ada dalam sampel dan membebaskan %r dalam larutan.
/emikian juga inter!erensi ionisasi, dapat mengganggu analisis. Masalah ini dapat diatasi
dengan menambahkan unsur lain yang lebih mudah terionisasi seperti penambahan 'a
pada analisis a.
&ita dapat menggambarkan laju dari objek mikroskopik dengan menggunakan #ukum
(isik 'e.ton. &ita dapat dengan mudah mengukur kecepatan, akselerasi kekuatan, energi
kinetik dan energi potensial selama ada e!ek gravitasi. $pabila kita lihat partikel atom
(proton, elektron, neutron) kita dapat menggambarkan laju dan energi menggunakan
#ukum (isik 'e.ton. &arakteristik dari partikel atom digambarkan dengan
menggunakan teori mekanisme kuantum. Mekanisme kuantum adalah kimia kuantum
yang menggunakan geometri dari atom dan molekul di dalam lambang matematika yang
komplek, yang selalu menggambarkan tempat relati! dari atom. %pektroskopi serapan
atom menggunakan prinsip kimia kuantum untuk mendeteksi logam (besi, aluminium,
dll), dan mengukur konsentrasi dari logam di dalam sampel.
BAB III
PER6OBAAN DAN HASIL
/.+.Perlauan a=al
-anah dibersihkan dari pengotor*pengotornya seperti daun, akar, dan batu, kemudian
dikeringudarakan ditempat yang tertutup agar tidak terkontaminasi debu dari luar, lalu
ditunggu sampai benar*benar kering. -anah yang telah dikeringudarakan dihaluskan
dengan mortar lalu diayak dengan ayakan 200 mesh, sehingga diperoleh bubuk dengan
ukuran partikel 200 mesh. 0ubuk tanah tersebut dikeringkan lagi setiap akan dilakukan
analisis.
/.(. Penentuan Kelas Tetur Tanah
Peneta"an testur $i lab#rat#riu!
Metode ini memberikan angka yang sangat baik untuk tanah*tanah dengan kandungan
bahan organik yang rendah. 1ntuk tanah*tanah dengan kandungan bahan organik tinggi,
maka perlu dilakukan oksidasi dengan menambahkan #242 30F sebelum pekerjaan
penetapan tekstur dilakukan.
)enetapan tektur cara ini didasarkan pada hukum %tokes yang menyatakan bah.a
kecepatan jatuh atau pengendapan dari butiran berbentuk bola merupakan !ungsi dari
besar atau diameter butir. )ada tahun 1"81 %tokes mengemukakan !ormula yang
menghubungkan kedua variabel ini sebagai berikut 3
E > 2,"(dp G d) gr
2
n
dimana E > kecepatan jatuh dari partikel dalam cm,detik, g > percepatan karena
gravitasi, dp > kerapatan partikel, d > kerapatan cairan, r > radius partikel dalam cm, dan
n > viskositas mutlak cairan.
Alat8alat '
1. @elas piala 500 mD
2. $lat pengaduk batang gelas atau milk shaker
3. #idrometer $%-M 162 #
4. -abung sedimentasi 1000 mD dan alat penyumbat
5. -ermometer
. 0ak air pengatur suhu
Bahan8bahan '
1. 1 ' ('a)43)7 (algon) atau natrium piro!os!at (0,1 ' 'a5)24H.10 #24)
2. $mil alkohol (khusus dilarutkan kalau suspensi berbuih)
6ara er1a '
1. -imbang 60 g tanah kering udara (untuk tanah bertekstur kasar gunakan 100 g),
masukkan ke dalam gelas piala 500 mD
2. -ambahkan air destilasi sebanyak 200 mD
3. -ambahkan 6 mD 1 ' larutan algon atau 30 mD 0,1 ' 'atrium piro!os!at
5. &ocok dan aduk sampai merata, tutup dan kemudian simpan selama 16 G 20 jam
6. -uangkan ke dalam mangkuk dispersi dengan bantuan botol semprot
7. Csi mangkok dengan air destilat sampai H,6 cm dari permukaan
H. $duk dengan shaker selama 6 menit
8. -uangkan seluruh isi mangkok ke dalam tabung sedimentasi, lalu bersihkan
mangkok dengan botol semprot
". Csi tabung dengan tepat 1000 mD dengan air bebas ion
10. ?endam silinder dalam bak air selama beberapa .aktu (10 menit), dan catat suhu
11. $ngkat tabung ke dalam bak air, dan catat .aktu
12. %egera tuangkan lebih kurang 3 tetes larutan amil*alkohol ke permukaan suspensi
untuk menghilangkan gangguan buih yang timbul
13. %etelah 16 detik masukkan hidrometer ke dalam suspensi secara hati*hati sekali
15. 0aca setelah 50 ndetik (atau 26 detik setelah hidrometer dimasukkan) dan catat
16. &eluarkan hidrometer dan bilas dengan air bersih
17. &oreksi angka pembacaan dengan cara 3 untuk tiap derajat (
0
() di atas 78
0
( (20
0
), angka pembacaan dikurangi 0,2
1H. %etelah menjelang 2 jam, hidrometer dimasukkan lagi dan pembacaan dilakukan
tepat pada .aktu 2 jam
18. $mbil hidrometer dan bilas bersih
1". -entukan persentase (F) pasir, debu, dan liat
/./. Peneta"an "H "a$a berbagai rasi# tanah $engan air
Alat8alat '
1. p# meter dengan elektroda gelas
2. -imbangan analitik, dengan ketelitian 0,1 g
3. 0otol pengocok plastik beserta tutupnya
5. @elas ukur 26 dan 60 mD
6. Mesin pengocok,shaker
7. Mortil porselen
Bahan8bahan '
1. $+uadest
2. &l 1 ' 3 H5,6 g &l dilarutkan dalam air sampai 1 liter
3. al2 0,01M 3 0,H66 g al2 dilarutkan dalam air sampai 1 liter
6ara er1a '
1. -imbang 10 g tanah halus masukkan ke dalam botol plastik tertutup, isilah ke "
buah botol yang telah disiapkan.
2. -iga buah botol diisi masing*masing a+uadest sebanyak 10 mD, 26 mD, dan 60
mD. 0eri tanda #24 1319 #241 3 2,6 3 #24 136.
3. -iga botol diisi dengan &l dengan perbandingan yang sama dengan
perbandingan #24 pada no.2. demikian pula tiga botol terakhir diisi dengan al2
0,01 M dan diberi tanda.
5. -utup kesembilan botol tadi rapat*rapat kemudian kocok dengan mesin pengocok
selama 2 jam.
6. -iga buah botol yang berisi perbandingan 1 3 6, baik #24, &l maupun al2
isinya disaring dengan kertas saring dan ditampung pada gelas kimia 60 mD yang
bersih dan kering.
7. 1kurlah dengan cepat p# suspensi tanah dan larutan tanah tadi dengan p# meter
sampai ketelitian 0,02 satuan.
H. -utup lagi botol dengan rapat kemudian biarkan semalam, keesokan harinya
(setelah 25 jam) ukur lagi p#*nya, kemudian ukur lagi p#*nya setelah
penyimpanan 2,3 dan H hari.
8. atatlah semua data yang saudara peroleh dalam buku jurnal dan dalam kertas
laporan sementara.
/.0. Peneta"an KTK 6ara Per#lasi $engan Met#$e NH0OA> + N "H , 5K: Na: 6a:
$an Mg7
Alat8alat '
1. $lat destilasi
2. -imbangan analitik
3. -abung perkulator
5. Dabu ukur 60, 100, 600 dan 1000 mD
6. @elas piala 100, 600 dan 1000 mD
7. )asir k.arsa
H. &ertas saring
8. -issue
". entri!uge
10. %haker
11. )engocok tangan (hand vibrator)
12. Dabu erlenmeyer
13. 0uret
Bahan8bahan '
1. $mmonium acetal 1 ' p# H.
Darutkan '#54$c sebanyak HH,08 g dalam "00 mD a+uadest dengan gelas piala
1000 mD. 1kur p# menjadi H,00 dengan p# meter, apabila kurang tambahkan
tetes larutan ammonium, tepatkan menjadi 1000 mD dengan labu ukur.
2. Darutan 'al 10F (larutkan 'al sebanyak 100 g dalam 1000 mD a+uadest).
3. $lcohol "6F.
5. asam sul!at 0,1 '.
6. 'atrium hidroksida 0,1 '.
7. Cndikator campuran metil merah = brom kresol hijau, cara membuatnya sbb3
ampur 26 mD etanol yang mengandung 0,06 g metil merah dan H6 mD etanol
yang mengandung 0,0H6 brom kresol hijau.
H. &aluim klorida 0,1 '.
8. Atil alkohol 58F.
Ancerkan 600 mD alkohol "7F (murni) dalam a+uadest sampai volumenya 1000
mD.
". ?eagent 'essler
Darutkan 36 g potassium klorida (&l) dalam 100 mD ammonia yang bebas dari
a+uadest tambahkan 5F merkuri klorida (5 g #gl2,100 mD ammonia bebas air).
$duk atau kocok sampai tinggal endapan merah muda (kira*kira 326 mD yang
dibutuhkan). &emudian tambahkan 260 mD larutan 'a4# 58F (120 g 'a4#,260
mD air suling) dan buatlah volumenya sampai 1000 mD dengan ammonia bebas
air. 0iarkan larutan ini sedikitnya satu hari agar mengendap dan ambil cairan yang
bening. %impan larutan tersebut dalam botol gelap yang bertutup.
Per#lasi
6ara er1a '
1. /asar tabung perkolasi diberi lapisan kertas saring dan diatasnya diberi pasir
kuarsa setebal 1cm. Masukkan 2,6 g tanah halus diameter 0,6 mm yang telah
dicampur dengan 16 g pasir kuarsa.
2. /i atasnya diberi lapisan pasir kuarsa setebal 2 cm.
3. /ijenuhkan dengan memperkolaskan 60 mD '#54ac p# H, dan tampung dalam
labu ukur 60 mD, ekstrak digunakan untuk pengukuran &, 'a, a dan Mg.
5. %etelah diperoleh tanah jenuh, perkolat dicuci dengan alkohol "6F sebanyak 100
mD satu kali.
6. %emua isi tabung perkolasi dipindahkan ke dalam labu destilasi.
7. %espensi disulingkan dengan Mg4.
H. /estilat ditampung dalam 30 G 50 mD #2%45 0,1 ' yang diberi tetes indikator
campuran.
8. /istilasi kembali dengan 'a4# 1 ' sampai mulai terjadi perubahan .arna
indikator.
". /ibuat penetapan blanko tanpa mempergunakan contoh.
Perhitungan '
&-& me,100 g > (mD larutan G mD blanko) I 60,1000 I 'a4# 'ormalitet
0erat tanah
/.*. Peneta"an Bahan Organi Met#$e ?aley @ Bla>
Met#$e ?aley @ Bla>
Alat8alat '
1. Dabu erlenmeyer 260 mD
2. )ipet 10 mD
3. @elas ukur 26 mD
5. 0uret
6ara Ker1a '
1. &2r24H 1 '
/itmbang 5",06 g &2r24H dan dilarutkan dengan 700 mD a+uadest dalam gelas
kimia. %etelah ditambahkan 60 mD #2%45 pekat dipanaskan hingga larut
semuanya. %etelah dingin dipindahkan ke dalam labu ukur 1 liter dan diencerkan
dengan a+uadest sampai tanda batas.
2. #2%45 pekat.
3. Cndikator (eroin 0,026 '
/itimbang 1,586 g orto!enantrolin dan dilarutkan dengan 100 mD a+uadest yang
mengandung 0,7"6 g (e%45.H#24.
5. (e%45 0,6 '
/itimbang 66,7 g (e%45.H#24 dipindahkan ke dalam labu ukur 1 liter diencerkan
dengan a+uadest sampai 800 mD dan ditambahkan 16 mD #2%45 pekat lalu
dipenuhkan dengan a+uadest sampai tanda batas.
6ara Ker1a '
1. -imbang 0,6 g tanah diameter 0,6 mm tempatkan dalam labu erlenmeyer 260 mD.
2. -ambahkan 6 mD &2r24H 1 ' sambil digoyangkan perlahan*lahan agar
berlangsung pencampuran dengan tanah.
3. -ambahkan 10 mD #2%45 pekat dengan gelas ukur dalam ruang asam sambil
digoyangkan sehingga tercampur rata. 1sahakan tidak ada arah tanah yang
terlempar ke dinding labu.
5. 0iarkan campuran tersebut selama 30 menit dalam ruangan asam hingga dingin.
6. Ancerkan dengan menambahkan 100 mD a+uadest dan dinginkan.
7. -ambahkan 8*10 tetes indikator (erroin 0,026 '.
H. %egera titrasi dengan larutan (e%45 0,6 ' hingga larutan ber.arna merah anggur.
8. Dakukan juga penetapan balnko, sama seperti di atas tanpa menggunakan contoh
tanah.
Perhitungan '
F organik > (mD blanko G mD contoh) I ' (e%45 I 0,003 I ! I 100
0obot tanah (g)
Perhitungan '
F*organik > 0,02 I $ I (.&$
(. &$ > (aktor kadar air
/.3. Peneta"an Ka$ar air Tanah
De2inisi '
&adar air tanah yang dimaksud dalam penetapan ini adalah persentase kandungan air
dalam butiran tanah kering udara.
Dasar Peneta"an '
0ila contoh tanah dipanaskan pada temperatur 106
o
, maka air akan menguap
pada temperatur lebih dari 106
o
. 0ahan organik tanah akan teroksidasi sempurna karena
itu pemanasan tidak boleh lebih dari 106
4
. /engan demikian dapat diketahui kadar air
dari contoh dan dapat pula diketahui !aktor koreksi kelembaban.
Alat8alat '
1. 0otol timbang = pencapit
2. 4ven pengering dengan pengatur temperatur
3. -imbangan analitik
5. /esicator
6ara Ker1a '
1. )anaskan botol timbang (tutupnya terbuka) dengan menggunakan pencapit dalam
oven pada temperatur 100 * 106 selama 2 jam.
2. 0otol timbang ditutup kemudian diambil dengan pencapit simpan dalam desicator
selama 20 menit.
3. -imbang dengan neraca analitik (20).
5. Masukkan ke dalamnya 6 gram tanah ukuran 2 mm (21) panaskan dalam oven pada
temperatur 100 * 106 selama 2 jam.
6. -imbang botol dengan tanah yang telah dikeringkan tersebut (22).
7. 1langi pekerjaan ini sampai didapat berat yang konstan.
Perhitungan '
&adar air > 21 G 22, 22 G 20 I 100F
100
(aktor kadar air > 100 *ka
/.,. 6ara Destrusi Terbua
/ilakukan dengan cara menimbang sejumlah sampel pada beaker !lass, yaitu dengan
komposisi berat 1 g, 3 g, lalu tambahkan pelarut asam kuat #D 6 ml, dan 16 ml, serta
kombinasi pelarut yang menggunakan a+ua regia (#l p.a 3 #'43) dengan perbandingan
(3 3 1). /estruksi dengan menggunakan hot plate pada suhu 130
0
sampai kesat, lalu
tambahkan pelarut lagi lakukan sampai 3 kali pemberian pelarut. %etelah kesat,
tambahkan dengan a+uadest, lalu saring dengan mengunakan kertas saring 2hatman 50,
masukkan ke dalam labu takar 100 ml. Dalu encerkan sampai tanda batas, ukur dengan
menggunakan $$%.
/.A. Destrusi Tertutu" 5Bomb Teflon7
/estruksi ini cara pengerjaannya hampir sama dengan destruksi terbuka, namun
menggunakan alat yang disebut bomb teflon. /itimbang sejumlah berat dengan
kombinasi berat 1 g, dan 3 g, masukkan ke dalam bomb teflon, lalu tambahkan pelarut
#l p.a dan a+ua regia (#l p.a dan #'43 ) dengan perbandingan (1 3 3). Masukkan ke
dalam oven dengan suhu 1"0
0
diamkan selama 2 jam. &eluarkan sampel dari dalam
bomb teflon kemudian saring dengan kertas saring 2hatman 50. Masukkan ke dalam labu
takar 100 ml. Ancerkan sampai tanda batas, lalu ukur dengan menggunakan $$%.
/.<. Analisis Pe!ban$ing 5Pr#se$ur Bau7
Analisa 4e
+. PEMBUATAN EKSTRAK TANAH
Alat8alat '
1. 0otol kocok
2. Mesin kocok
3. Dabu ukur 100 mD
Bahan8bahan '
1. $mmonium asetat p# 5.8
/itimbang 6H0 gram #344'#5 dan ditambahkan 300 mD asam asetat pekat,
diencerkan dengan a+uadest sampai 10 liter, p# diatur dengan asam asetat atau
ammonia.
2. &l 1 ' p# H
/itimbang H5.6 gram &l dan dilarutkan dengan a+uadest sampai 1 liter, p# diatur
dengan #l atau &4#.
3. 'orit (&arbon akti!)
6ara Ker1a '
1. /itimbang 20.00 gram tanah dan dimasukkan ke dalam botol kocok, ditambahkan
100 mD '#54$c p# 5.8. /ikocok selama 30 menit. 2aktu harus tepat.
2. /isaring dengan kertas saring berlipat dan ekstrak ditampung dalam Arlenmeyer 260
mD.
3. 0ila ekstrak ber.arna, ditambahkan 0.26 gram norit ke dalam 26 mD ekstrak tersebut,
dikocok selama 6 menit. %etelah dibiarkan selama 6 menit disaring dengan kertas
saring berlipat.
5. Akstrak yang tidak ber.arna ini diperlukan untuk penetapan*penetapan 3 %45
2*
, '43
*
,
l
*
, )45
3*
, (e dan $l dengan cara kolorimetri.
(. PENETAPAN BESI
Alat8alat '
1. -abung reaksi
2. &olorimeter dilengkapi dengan !ilter 608 milimikron
Bahan8bahan '
1. #idroksilamina hidroklorida 6F
2. 4rthophenantrolin 0.6F
/itimbang 4*phenantrolin dan dilarutkan dengan 100 mD alkohol "7F. Darutan ini
tahan disimpan hingga satu bulan.
3. )ereaksi campuran untuk penetapan (e
-erdiri dari 3 10 mD larutan 4*phenantrolin 0.6F dan 250 mD '#54$c p# 5.8
5. Darutan standar campuran 100 ppm $l dan 100 ppm (e
/itimbang 0.H020 gram ('#5)2(e(%45)2.7#24 serta 1.H6"0 gram &$l(%45)2.12#24
dan dilarutkan dengan '#54$c p# 5.8 dalam labu ukur 1000 mD. /ipenuhkan
sampai tanda batas. Darutan standar campuran 10 ppm $l dan 10 ppm (e dibuat
dengan mengencerkan 100 mD larutan yang mengandung 100 ppm $l dan 100 ppm
(e dengan '#54$c hingga 1000 mD.
6ara Ker1a '
1. /ipipet 6 mD ekstrak tanah dalam ammonium asetat (C) ke dalam tabung reaksi.
2. 1ntuk penetapan deret standar (e dipipet berturut*turut 3 0 9 0.6 9 1 9 2 9 3 9 5 dan 6
mD larutan standar campuran tersebut ke dalam tabung reaksi.
3. /iencerkan dengan '#5* asetat p# 5.8 hingga jumlah isi tiap tabung menjadi 6 mD.
5. %ambil dikocok berturut*turut ditambahkan 3 0.6 mD larutan
hidroksilaminahidrochlorida 6F dan 6 mD pereaksi campuran untuk (e.
6. %etelah 10 menit diukur dengan kolorimeter dengan deret standar sebagai
pembanding.
7. -ransmitance (-) dibaca pada skala kolorimeter.
H. /ensan cara yang sama, lakukan larutan blanko
Perhitungan '
&adar (e (ppm) > 6 I ppm (e dari kurva setelah dikoreksi blanko B (&$
/. PENETAPAN ALUMINIUM
Alat8alat '
1. -abung reaksi
2. )ipet 2 mD dan 10 mD
3. &alorimeter dilengkapi dengan !ilter 608 milimikron
Bahan8bahan '
1. #idroksilaminahidrochlorida 6F
/itimbang 6 gram hidroksilaminahidrochlorida dan dilarutkan dengan a+uadest
sampai 100 mD.
2. $luminon 0.5F
/itimbang 0.5 gram aluminon dan dilarutkan dalam labu ukur 100 mD dengan
a+uadest sampai tanda batas. Darutan ini tahan sampai satu bulan.
3. $milum 0.126F
/itimbang 0.6 gram amilum dan dilarutkan dengan 100 mD a+uadest. /ipanaskan
sampai jernih dan setelah dingin ditambahkan 300 mD '#54$c p# 5.8.
5. )ereaksi ampuran $luminon
-erdiri dari 3 10 mD larutan aluminon 0.5F dan 250 mD larutan amilum 0.126F.
Darutan ini hanya tahan satu bulan.
6. Darutan standar campuran 100 ppm $l dan 100 ppm (e
/itimbang 0.H020 gram ('#5)2(e(%45)2.7#24 serta 1.H6"0 gram &$l(%45)2.12#24
dan dilarutkan dengan '#54$c p# 5.8 dalam labu ukur 1000 mD. /ipenuhkan
sampai tanda batas. Darutan standar campuran 10 ppm $l dan 10 ppm (e dibuat
dengan mengencerkan 100 mD larutan standar yang mengandung 100 ppm $l dan 100
ppm (e dengan '#54$c hingga 1000 mD.
6ara Ker1a '
1. /ipipet 2 mD ekstrak tanah dalam larutan ammonium asetat (C) ke dalam tabung
reaksi. 1ntuk penetapan deret standar $l dipipet berturut*turut 3 0 9 0.1 9 0.3 9 0.6 9
1.0 9 1.6 dan 2 mD larutan standar campuran 10 ppm $l dan 10 ppm (e ke dalam
tabung reaksi.
2. /itambahkan ammonium asetat p# 5.8 hingga isi tiap tabung reaksi menjadi 2 mD.
&epekatan deret standar adalah 3 0 9 0.6 9 1.6 9 2.6 9 6 9 H.6 dan 10 ppm $l.
3. %ambil dikocok ditambahkan 1 mD hidroksilaminahidrochlorida 6F dan 10 mD
pereaksi campuran $l.
5. %etelah 1 jam diukur dengan kolorimeter dengan deret standar sebagai pembanding.
6. -ransmitance (-) dibaca pada skala.
I%. PEMBAHASAN
/ari hasil penelitian yang dilakukan yanitu analisis pendahuluan yang terdiri dari
analisis !isika dan kimia dari sampel tanah, serta analisis utama yaitu membandingkan
dua metode destruksi dari sampel tanah tersebut.
I. Analisis "en$ahuluan 52isia $an i!ia7
a. Analisis a$ar air tanah
N# =) =+ =(
1. 0H,6330 12,6330 11,7250
2. 0",0712 15,0712 13,H026
3. 06,7850 10,7850 10,251H
5. 0H,8852 12,8852 12,3010
6. 16,6"37 20,6337 1","853
7. 0H,0H57 12,0H57 11,6517
H. 0H,"560 12,"560 12,H71H
8. 0H,2562 12,2562 12,1800
/ari analisis kadar air yang dilakukan, data itu digunakan untuk mengetahui
kandungan air yang terdapat pada setiap sampel tanah. $nalisis tersebut juga diperlukan
untuk melengkapi perhitungan*perhitungan untuk analisa kimia lainnya.
b. Analisis 68#rgani
+.+ 6T+ 6T* D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
1,12 1,23 2,25 2,08 1,25 2,H1 2,12 2,23

&andungan *organik diperlukan untuk mengetahui kandungan yang terdapat
di dalam tanah. &andungan *organik juga diperlkan untuk mengetahui kandungan bahan
organik di dalam sampel tanah. &adar bahan organik dalam lapisan olah tanah pertanian
yang berkisar 70F di tanah organik. /i ba.ah lapisan olah kadar bahan organik
memperlihatkan kecenderungan yang menurun. %ehubungan dengan hal di atas, para
peneliti tanah telah sepakat untuk menduga kadar bahan organik melalui penetapan
jumlah unsur karbon organiknya. Mereka menemukan bah.a kadar bahan organik tanah
rata*rata mengandung 68F . /ata hasil analisis di atas memperlihatkan kandungan
organik tanah di dalam delapan sampel yang menunjukkan kecenderungan yang
beragam, namun nampak pada sampel /22 yang menonjol diantara yang lainnya, yang
menunjukkan memiliki kandungan tertinggi *organik tanah.
>. Analisis N8t#tal tanah
+.+ 6T+ 6T* D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
0,27 0,21 0,23 0,1H 0,13 0,15 0,12 0,0"

1nsur nitrogen selalu berada dalam keseimbangan yang dinamik dengan berbagai
bentuk ' dalam tanah dan perairan. -anaman biasanya meman!aatkan berbagai bentuk '
ini maupun ' dari udara. 'itrogen dibagi ke dalam dua bentuk, bentuk anorganik dan
bentuk organik. 0entuk organik merupakan bagian terbesar, sedangkan bentuk anorganik
ialah '#5
=
, '42
*
, '43
*
'24, '4 dan gas '2 yang hanya diman!aatkan oleh rhiJobium.
0entuk*bentuk dari '#5
=
, '42
*
, dan '43
*
adalah sangat penting dalam hubungannya
dengan kesuburan tanah. 0entuk '24 dan '2 merupakan bentuk*bentuk yang hilang dari
tanah dalam bentuk gas sebagai akibat proses denitri!ikasi
(5)
.
%enya.a '*organik merupakan bentuk*bentuk yang hilang dari tanah dalam
bentuk asam*asam amino, protein, gula*gula amino, dan lain*lain senya.a kompleks
yang sukar ditentukan. %enya.a*senya.a kompleks tersebut antara lain ialah reaksi
antara '#5
=
dan lignin. /ari data yang dihasilkan, dapat dilihat bah.a kandungan '*total
pada delapan sampel tanah mengalami kecenderungan yang menurun sampai pada
sampel kedelapan, hal tersebut mengandung arti bah.a kandungan '*total pada tanah
yang terdapat disekitar daerah industri lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya.
%enya.a*senya.a nitrogen di udara seperti '#5
=
, '42
*
, dan '43
*
, oksida nitrit dan nitrat
sampai dipermukaan bumi melalui hujan. '43
*
umumnya berasal dari industri*industri
ataupun dari tanah, begitu pula dengan '#5
=
umumnya dihasilkan oleh industri*industri
yang menghasilkan ataupun yang memakainya atua juga berasal dari penguapan tanah.
Kumlah nitrogen yang sampai ke bumi melalui air hujan maupun presipitasi berkisar
antara 1 G 60 kg,ha per tahun tergantung pada letak lokasinya.

$. Analisis 6BN rati#
+.+ 6T+ 6T* D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
5 7 10 12 10 1" 18 26

$nalisis ,' ratio merupakan perbandingan antara jumlah dan ' yang sering
kita kenal dengan sebutan ,' ratio. Cn!ormasi ratio ,' tersebut adalah untuk
memberikan gambaran tentang mudah tidaknya bahan tersebut dilapuk, tingkat
kematangan dari bahan organik, dan tentang mobilisasi dari ' tanah, yang terjadi baik
pada ,' ratio tanaman, tanah, ataupun humus. -anah*tanah dengan bahan organik yang
rendah stabil umumnya mempunyai nilai ,' ratio sekitar 10. $pabila bahan organik
yang akan dihancurkan mempunyai ,' ratio lebih besar dari 30, maka akan terjadi
immobilisasi nitrogen tanah, sedangkan untuk ,' ratio 20*30 tidak terjadi immobiisasi n
ataupun pelepasan ' dari bahan organik. $pabila dibandingkan dengan ,' ratio yang
lebih kecil dari 20 maka akan cepat terjadi pelepasan ' dari bahan organik ke dalam
tanah. Melihat data dari diagram diatas, memang mendukung terhadap gambaran bah.a
semakin kandungan '*total yang terdapat di dalam sampel tersebut tinggi, maka
kandungan ,' rationya akan semakin kecil, dan itu menandakan mudahnya bahan
tersebut untuk melapuk, dan mempunyai tingkat kematangan yang tinggi pula sehingga
semakin baik.
e. Analisis Bahan Organi Tanah
+.+ 6T+ 6T* D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
1,"3 2,12 3,86 3,68 2,13 5,77 3,76 3,86

$nalisis bahan organik tanah bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan*
bahan organik yang terdapat di dalam tanah. %emakin tinggi kadar '*total di dalam tanah,
maka kandungan bahan organiknya juga akan semakin tinggi pula, karena setiap
perombakan dari bahan organik, maka akan merubah kadar '*organik, yang berarti kadar
'*total di dalam tanah. $pabila ,' ratio yang terdapat pada tanah tersebut besar, maka
hal tersebut justru akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman, karena
kandungan bahan organik yang besar dan nitrogen yang tinggi, belum menjamin suatu
pertumbuhan tanaman yang baik.
2. Analisis Ka"asitas Tuar Kati#n 5KTK7
+.+ 6T+ 6T* D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
23,62 1",15 1",22 18,"3 8,82 11,26 7,68 7,3"
&apasitas tukar kation (&-&) merupakan pengertian dari banyaknya jumlah
kation yang dapat dijerap per satuan berat tanah (biasanya per 100 g). &apaistas tukar
kation merupakan si!at kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah.
-anah yang mempunyai &-& yang tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara
lebih baik dibandingkan dengan tanah yang mempunyai &-& lebih rendah
(3)
. -anah yang
didominasi oleh kation asam seperti $l, # (kejenuhan basa rendah) dapat mengurangi
kesuburan tanah dibandingkan dengan tanah yang didominasi oleh kation basa seperti a,
Mg, &, 'a (kejenuhan basa tinggi), karena unsur*unsur hara terdapat dalam kompleks
jerapan koloid, maka unsur hara tersebut tidak mudah tercuci oleh air.
/ata hasil pengamatan diatas, dapat dilihat bah.a &-& yang terdapat pada
kedelapan sampel tanah tersebut semakin kecil, sehingga hal tersebut mengandung arti
bah.a tanah*tanah yang terdapat disekitar sungai itarum jauh lebih baik kapasitas
pertukaran kationnya dibandingkan sampel tanah yang diambil di beberapa titik disekitar
sungai itarum. -anah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat yang
tinggi mempunyai &-& yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah*tanah berpasir.
g. Analisis Testur Tanah
K#$e Sa!"el Pasir 5C7 Debu 5C7 Liat 5C7
1.1 22 3" 3"
t1 51 25 36
t2 5H 22 31
/21 56 23 32
/22 H" 12 "
/23 75 17 20
)asir 85 7 10
Dimbah "0 5 7

$nalisis tekstur tanah dimaksudkan untuk mengetahui persentase dari sampel
tanah yang dianalisa meliputi !raksi pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah.
/e!inisi tesktur dapat dide!inisikan secara kualitati! maupun kuantitati!. %ecara kualitati!
yaitu bah.a tekstur dapat menggambarkan perasaan apakah itu halus atau kasar. 0agi
yang berpengalaman, cara ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan ketiga
!raksi tersebut dilapangan. -anah yang bertekstur kasar atau berpasir tinggi cenderung
untuk mudah lepas dan pengolahnnya ringan. %edangkan tanah yang bertekstur halus,
karena dapat menyerap air, banyak bersi!at plastis, lengket, sehingga sukar atau berat
diolehnya dan disebut tanah berat atau tanah dengan kandungan liat yang tinggi.
/ari hasil pengamatan diatas, dapat diketahui kandungan dari masing*masing
sampel yang berbeda*beda tergantung kepada kandungan yang dimiliki oleh masing*
masing. &andungan pasir terbesar didapat oleh limbah dan pasir, seta tanah disekitar
.aduk saguling.
h. "H Tanah
K#$e +.+ 6T+ 6T( D(+ D(( D(/ Pasir Li!bah
"H
H(O
6,5 5,8 6,1 6,2 6,6 6,1 6,7 6,H
"H
K6l
5,6 5,2 5,7 5,7 5,6 5,5 5,8 5,8
&andungan p# tanah perlu untuk diketahui untuk mengetahui besaran p# tanah
yang terkandung di dalam delapan sampel tersebut, dan dapat berpengaruh terhadap
penentuan kandungan unsur yang lainnya. (aktor*!aktor yang dapat mempengaruhi p#
tanah antara lain adalah perbandingan air dengan tanah, kandungan garam*garam di
dalam larutan tanah, serta keseimbangan 42 udara dengan 42 tanah. 'isbah antara air
dan tanah yang digunakan, biasanya adalah 1 3 1 9 2,6 3 1 9 6 3 1, semakin tinggi nisbah
ini, maka semakin tinggi p# tanah. &alau perbandingan ini semakin rendah, maka kontak
antara larutan tanah dengan elektrode akan tidak sempurna sehingga pengukuran akan
kurang teliti. p# tanah dari kedelapan sampel cenderung sama atau tidak berbeda jauh,
baik sampel yang diambil di sekitar sungai itarum maupun didekat 2aduk %aguling.
II. Analisis Uta!a
a. Penentuan a$ar K $ala! tanah
Stan$ar K
""! + ( / Rata8rata
0.06 0.011 0.012 0.013 0.012
0.26 0.022 0.025 0.025 0.023
0.6 0.057 0.057 0.05H 0.057
2 0.167 0.168 0.166 0.167
5 0.2"8 0.2"2 0.2"3 0.2"5
7 0.557 0.55H 0.560 0.558
10 0.7H0 0.77H 0.7H1 0.77"


/ata pengamatan & (destruksi biasa dengan #l)
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Rata8rata
5* g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
Ka$ar
5C7 * g
1.1 0.13H 0.01H 0.035 0,01" 0,008 0,010
-1 0.178 0.317 0.035H 0,025 0,016 0,010
-6 0.271 0.757 0.10H 0,03H 0,031 0,031
/21 0.280 0.05" 0.0"5 0,050 0,023 0,02H
/22 0.17" 0.360 0.023 0,025 0,01H 0,00H
/23 0.55" 0.0HH 0.1HH 0,075 0,03H 0,061
)asir 0.212 0.72" 0.086 0,030 0,031 0,025
Dimbah 0.177 0.3"3 0.071 0,025 0,025 0,01H
/ata pengamatan & (destruksi menggunakan bomb te!lon dengan #l)
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.202 0.751 0,02" 0,031
-1 0.38H 0.70" 0,066 0,02"
-6 0.56H 0.316 0,076 0,016
/21 0.666 0.020 0,0H" 0,010
/22 0.567 0.672 0,076 0,02H
/23 0.66" 0.75H 0,0H" 0,031
)asir 0.658 0.66" 0,0H8 002H
Dimbah 0.1H5 0.520 0,026 0,020
/ata pengamatan & (destruksi biasa dengan a+ua regia)
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.100 0.367 0,015 0,01H
-1 0.162 0.38" 0,022 0,01"
-6 0.187 0.753 0,02H 0,031
/21 0.56" 0.020 0,076 0,00"
/22 0.081 0.2"7 0,012 0,015
/23 0.50H 0.05" 0,068 0,002
)asir 0.186 0.711 0,027 0,030
Dimbah 0.551 0.351 0,073 0017
/ata pengamatan & (destruksi menggunakan bomb te!lon dengan a+ua regia)
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5 / g 7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.16H 0.5"7 0,022 0,025
-1 0.2H3 0.760 0,03" 0,031
-6 0.1"7 0.070 0,028 0,02"
/21 0.316 0.050 0,056 0,01"
/22 0.207 0.578 0,02" 0,022
/23 0.011 0.101 0,017 0,058
)asir 0.605 0.065 0,0H2 0,027
Dimbah 0.131 0.586 0,01" 0,023
b. Analisa Ka$ar 6u $ala! Tanah
Stan$ar 6u
""! + ( / rata(
1 0.023 0.026 0.02H 0.026
6 0.0H5 0.0H 0.0H2 0.0H2
10 0.1H0 0.17" 0.1H2 0.1H0
16 0.236 0.232 0.23 0.232
20 0.28" 0.28 0.282 0.285
60 0.68" 0.68" 0.6" 0.68"

Data "enga!atan 6u 5$estrusi biasa $engan H6l7
K#$e
Sa!"el
Rata8
rata
5+ g 7
Rata8rata
5/ g7
Rata8rata
5* g 7
Ka$ar
5C7
+ g
Ka$ar
5C7
/ g
Ka$ar
5C7 * g
1.1 0.357 0.076 0.10" 0,2H6 0,1H5 0,002
-1 0.387 0.367 0.180 0,30H 0,"5" 0,005
-6 0.65H 0.073 0.10" 0,535 0,17" 0,002
/21 0.0H3 0.137 0.258 0,6H8 0,372 0,006
/22 0.080 0.158 0.2"2 0,737 0,3"5 0,007
/23 0.072 0.106 0.1"H 0,5"2 0,2H" 0,005
)asir 0.068 0.0"7 0.20H 0,575 0,26H 0,005
Dimbah 0.07H 0.202 0.513 0,62" 0,637 0,008

Data "enga!atan 6u 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan H6l7
K#$e
Sa!"el
Rata-rata
(1 g)
Rata-rata
(3 g)
Kadar (%)
1 g
Kadar (%)
3 g
1.1 0.075 0.110 0,60" 0,21"
-1 0.0H1 0.1H7 0,673 0,578
-6 0.127 0.27H 0,""7 0,H10
/21 0.135 0.31H 1,076 0,855
/22 0.116 0.618 0,"12 1,3H7
/23 0.0"3 0.20H 0,H37 0,661
)asir 0.2"0 0.673 2,2"H 1,5"H
Dimbah 0.082 0.266 0,762 0,7H8
Data "enga!atan 6u 5$estrusi biasa $engan a9ua regia7
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar 5C7
+ g
Ka$ar 5C7
/ g
1.1 0.03H 0.0H6 0,02" 0,020
-1 0.032 0.063 0,027 0,015
-6 0.12H 0.0"H 0,101 0,027
/21 0.03H 0.170 0,02" 0,053
/22 0.126 0.150 0,100 0,03H
/23 0.060 0.07H 0,050 0,018
)asir 0.202 0.602 0,171 0,133
Dimbah 0.2HH 0.07H 0,21" 0,1H"
Data "enga!atan 6u 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan a9ua regia7
K#$e
Sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.087 0.1HH 0,078 0,05H
-1 0.0H7 0.176 0,071 0,055
-6 0.2H" 0.52" 0,223 0,115
/21 0.3H7 0.675 0,2"" 0,160
/22 0.2"8 0.613 0,238 0,13H
/23 0.2"" 0.206 0,238 0,066
)asir 0.652 0.28H 0,532 0,H75
Dimbah 0.257 0.57H 0,1"7 0,1255
>. Analisis Ka$ar Pb $ala! Tanah
Stan$ar Pb
""! + ( / rata(
1 0.00H 0.00H 0.00H 0.00H
3 0.00" 0.008 0.008 0.008333
6 0.01" 0.01" 0.01" 0.01"
8 0.028 0.02H 0.02" 0.028
10 0.035 0.036 0.036 0.03577H

Data "enga!atan Pb 5$estrusi biasa $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Rata8rata
5* g7
Ka$ar 5C7
+ g
Ka$ar 5C7
/ g
Ka$ar
5C7 * g
1.1 * * * * * *
-1 * * * * * *
-6 * * * * * *
/21 * * * * * *
/22 * * * * * *
/23 * * * * * *
)asir * * * * * *
Dimbah * * * * * *
Data "enga!atan Pb 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata-rata
(1 g)
Rata-rata
(3 g)
Kadar (%)
1 g
Kadar (%)
3 g
1.1 0.00H 0.032 0,020 0,030
-1 0.008 0.00" 0,022 0,008
-6 * * * *
/21 * * * *
/22 * 0.00" * 0,008
/23 0.008 0.012 0,022 0,012
)asir * 0.013 * 0,012
Dimbah * * * *
Data "enga!atan Pb 5$estrusi biasa $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8
rata 5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 * 0.015 * 5,77.10
*6
-1 * 0.03H * 1,23.10
*5
-6 0.008 0.013 H,"5.10
*6
5,53.10
*6
/21 * 0.00" * 2,"".10
*6
/22 * 0.011 * 3,66.10
*6
/23 0.011 0.015 1.10
*5
5,65.10
*6
)asir 0.00" 0.015 8,73.10
*6
5,H7.10
*6
Dimbah * 0.07 * 1,"".10
*6
Data "enga!atan Pb 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5 + g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 * 0.008 * 0,008
-1 * 0.008 * 0,008
-6 * * * *
/21 0.00H333 0.010 0,021 0,010
/22 * 0.00" * 0,00"
/23 * * * *
)asir * * * *
Dimbah * * * *
$. Analisis Ka$ar 6u $ala! Tanah
Stan$ar 6u
ppm 1 2 3 ?ata2
1 0.035 0.036 0.036 0.036
3 0.123 0.125 0.125 0.125
6 0.226 0.22" 0.22" 0.228
8 0.368 0.371 0.371 0.370
10 0.525 0.52H 0.52H 0.527
12 0.588 0.58" 0.58" 0.58"

Data "enga!atan 6u 5$estrusi biasa $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Rata8rata
5* g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
Ka$ar
5C7 * g
1.1 0.070 0.10H 0.288 0,015 0,008 0,015
-1 0.0H1 0.115 0.1H0 0,01H 0,00" 0,008
-6 0.071 0.0"6 0.1"H 0,015 0,0H 0,00"
/21 0.028 0.102 0.150 0,00H 0,008 0,00H
/22 0.02" 0.08H 0.0"8 0,00H 0,00H 0,006
/23 0.026 0.0"6 0.1H8 0,007 0,00H 0,008
)asir 0.02H 0.0H1 0.11" 0,007 0,007 0,007
Dimbah 0.035 0.065 0.105 0,008 0,005 0,006
Data "enga!atan 6u 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.083 0.265 0,01" 0,020
-1 0.085 0.116 0,020 0,00"
-6 0.0H1 0.15H 0,01H 0,012
/21 0.032 0.112 0,008 0,00"
/22 0.027 0.0"5 0,007 0,00H
/23 0.03H 0.0"" 0,00" 0,008
)asir 0.02" 0.066 0,00H 0,005
Dimbah 0.018 0.076 0,005 0,006
Data "enga!atan 6u 5$estrusi biasa $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.068 0.217 0,015 0,01H
-1 0.0H3 0.135 0,01H 0,011
-6 0.028 0.155 0,00H 0,011
/21 0.078 0.127 0,017 0,010
/22 0.05H 0.0"H 0,011 0,008
/23 0.051 0.138 0,010 0,011
)asir 0.03" 0.0"3 0,00" 0,00H
Dimbah 0.022 0.031 0,006 0,002
Data "enga!atan 6u 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar 5C7
+ g
Ka$ar 5C7
/ g
1.1 0.0H" 0.230 0,01" 0,018
-1 0.068 0.165 0,015 0,012
-6 0.03H 0.162 0,00" 0,012
/21 0.0H6 0.163 0,01H 0,012
/22 0.052 0.108 0,010 0,008
/23 0.075 0.1H" 0,016 0,015
)asir 0.056 0.0"8 0,011 0,008
Dimbah 0.025 0.056 0,007 0,005
e. Analisis Ka$ar 6r $ala! Tanah
Stan$ar 6r
""! + ( / rata(
0.06 0.00H 0.00H 0.00H 0.00H
0.6 0.031 0.028 0.02H 0.02"
1 0.06H 0.06H 0.068 0.06H
2 0.102 0.101 0.102 0.102
5 0.168 0.167 0.16" 0.168
8 0.325 0.31H 0.333 0.326

Data "enga!atan 6r 5$estrusi biasa $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Rata8rata
5* g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
Ka$ar
5C7 * g
1.1 0.027 0.0"5 0.283 0,007 0,008 0,015
-1 0.013 0.01" 0.1"" 0,003 0,002 0,010
-6 0.02H 0.050 0.065 0,00H 0,003 0,027
/21 0.033 0.0H2 0.107 0,008 0,007 0,006
/22 0.020 0.056 0.066 0,006 0,005 0,003
/23 0.02H 0.061 0.062 0,00H 0,005 0,003
)asir 0.065 0.135 0.1"" 0,130 0,011 0,010
Dimbah 0.00" 0.01H 0.233 0,003 0,001 0,011
Data "enga!atan 6r 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan H6l7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.0"6 0.221 0,023 0,018
-1 0.072 0.2H3 0,016 0,022
-6 0.068 0.587 0,015 0,03"
/21 0.031 0.115 0,008 0,00"
/22 0.036 0.070 0,008 0,006
/23 0.0H8 0.617 0,01" 0,052
)asir 0.12H 0.1"1 0,031 0,016
Dimbah 0.033 0.06H 0,008 0,006
Data "enga!atan 6r 5$estrusi biasa $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar
5C7 + g
Ka$ar
5C7 / g
1.1 0.067 0.132333 0,015 0,011
-1 0.017 0.023333 0,005 0,002
-6 0.010333 0.02"333 0,002 0,002
/21 0.01H 0.05H333 0,005 0,005
/22 0.012 0.03 0,003 0,002
/23 0.013333 0.03H 0,003 0,003
)asir 0.023 0.0H6333 0,007 0,007
Dimbah 0.00H333 0.021 0,02 0,002
Data "enga!atan 6r 5$estrusi !enggunaan b#!b te2l#n $engan a9ua regia7
K#$e
sa!"el
Rata8rata
5+ g7
Rata8rata
5/ g7
Ka$ar 5C7
+ g
Ka$ar 5C7
/ g
1.1 0.07177H 0.153333 0,016 0,012
-1 0.153333 0.065 0,036 0,005
-6 0.018 0.0H6 0,005 0,007
/21 0.036 0.101 0,008 0,008
/22 0.01777H 0.103333 0,005 0,008
/23 0.105 0.1 0,026 0,008
)asir 0.063333 0.16777H 0,013 0,013
Dimbah 0.01H 0.03577H 0,005 0,003
/ari data keseluruhan ( kelima unsur) yang didapat, dapat dilihat kecenderungan dari
hasil dalam konsentrasi persen, bah.a apabila kita menggunakan destruksi dengan
menggunakan bomb te!lon, maka data yang dihasilkan lebih besar dibandingkan apabila
kita melakukan destruksi secara konvensional, yaitu dengan menggunakan beaker glass
yang dipanaskan diatas hot plate. Masih terdapat empat unsur lagi yang belum dianalisa
dengan menggunakan $$%, sehingga benar*benar dapat diihat perbandingan analisa
unsur yang didapat dengan menggunakan dua metode destruksi yang berbeda.
DA4TAR PUSTAKA
1. /ikti. ;&imia -anah;. 1""1.
2. (ong, %.%., &anaraju, /., Ding %.. (2007), "valuation of #he Acid $i!estion
%ethod &ith $ifferent Solvent 'ombination for #he $etermination of (ron) *inc
and +ead in 'anned sardine, %alasian ,ournal of 'hemistry) A5+7, 010*016.
3. #ardjo.igeno, %. (1""3). ;&lasi!ikasi -anah dan )edogenesis;. $kademika
)ressindo. Kakarta.
5. #ardjo.igeno, %. (2003). ;Clmu -anah;.)enerbit akademika )ressindo.
6. Canni, ., ?uggieri, '., ?ivaro, )., (ranche, ?. (2001), "valuation and
'omparison of #&o Selective "-traction .rocedures for /eavy %etals speciation
in Sediments)Analytical Sciences, +,.
7. Dei.akabessy, (.M. (1"88). ;0ahan &uliah &esuburan -anah;. Kurusan -anah
(akultas )ertanian 0ogor. 0ogor.
H. Do, K.M., %akamoto, #. (2006),'omparison of #he Acid 'ombinations in
%icro&ave0assisted $i!estion of %arine sediments for /eavy %etals
Analyses)analytical sciences, (+.
8. D.&otJ, @.&aiser, ).-schopel und @.-olg <. (1"H2). Anal. 'hem. (3), 20H*20".
". Mico, ., ?ecatala, D., )eris, M., %ancheJ K. (200H), A 'omparison of #&o
$i!estion %ethods for #he Analyses of /eavy %etals by 1lame Atomic
absorption Spectroscopy, Article, +<, 1.
10. %arie!, %. (1"85). ;Clmu -anah )ertanian;. )ustaka 0uana.
11. %un, L.., hi, )., %hiue M. (2001), 'omparison of $ifferent $i!estion %ethods
for #otal $ecompotition of Siiceous and 2r!anic "nviromental Samples)
Analytical sciences, +, .
12. 2inarso,%. ;&esuburan -anah /asar &esehatan dan &ualitas -anah;. )enerbit
@ava Media.2006.

Anda mungkin juga menyukai