Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut gunarto(2000) mangrove tumbuh subur di daerah muara
sungai atau estuary yang merupakan daerah tujuan akhir dari pertikel-partikel
organik ataupun endapan lumpur yang terbawa dari daerah hulu akibat adanya
erosi.
Saat ini kawasan hutan mangrove di wilayah pesisir pantai utara
Kabupaten Tangerang mengalami kerusakan, kerusakan kawasan hutan
mangrove di sepanjang Pantai Utara kabupaten Tangerang mencapai 60-70%,
dikutip dari Nasional Republika (21/06/10) Menurut Kabid Konservasi Sumber
Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan BLHD Kabupaten
Tangerang,
Kawasan hutan mangrove yang lazimnya berfungsi sebagai pelindung
pantai dari abrasi dan sebagai tempat untuk habitat bagi satwa liar kini telah
beralih fungsi, kawasan hutan mangrove dijadikan lahan baru untuk tambak ikan
dan pembuatan warung warung menggunakan pohon pohon dari hutan
mangrove. Pemanfaatan lahan dan pohon dari hutan mangrove oleh masyarakat
menyebabkan tidak berfungsinya hutan mangrove sebagai pelindung pantai.
Ketidakadaan perlindungan pada pantai yang sebetulnya menjadi
penyebab percepatan abrasi, abrasi pantai terjadi karena meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, kenaikan suhu udara di bumi berdampak pada
peningkatan suhu air laut dan secara tidak langsung menambah volume air laut
samudera dan implikasinya adalah permukaan air laut yang semakin tinggi lalu
menggerus pantai
Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya abrasi yang lebih parah
lagi, perlu dibuat suatu sistem pengamanan pantai. Pengamanan pantai tersebut
dapat dilakukan dengan penanaman tanaman bakau atau membuat bangunan
pengaman pantai. Dan sebab itulah kami sebagai tim penulis ingin
2

memberitahukan kepada masyarakat sekitar kita akan pemanfaatan hutan
mangrove dan apa penyebab terjadinya abrasi pantai.
2. Rumusan Masalah
2.1. Apakah tantangan yang dihadapai dalam penanaman mangrove?
2.2. Apakah penyebab berkururangnya hutan mangrove diindonesia?
2.3. Apakah perbedaan antara mangrove dengan alternative lainnya?
3. Tujuan Penelitan
3.1. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam penanaman mangrove
3.2. Untuk mengetahui penyebab berkurangnya hutan mangrove di Indonesia
3.3. Untuk mengetahui perbedaan antara mangrove dengan alternative
lainnya
4. Manfaat Penelitian
Untuk masyarakat, diharapkan dengan adanya karya ilmiah ini bisa
menambah kesadaran akan adanya pelestarian hutan mengrove di pesisiran
pantai dan diharapkan bisa lebih menjaga atau merawat hutan mangrove.
Dan untuk tim penulis, bisa mendapatkan wawasan serta pengetahuan akan
pemanfaatan hutan mangrove dalam pecegahan abrasi pantai.

3

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengenalan Abrasi
Munurut kamus besar, abrasi berdasarkan geologi misalnya pengikisan
batuan oleh air, es atau angin yang mengandung dan mengankut bahan hancuran.
Dalam pengertian umum, abrasi adalah pengikisan pinggiran daratan (pantai)
oleh terjangan air laut (ombak). Abrasi ini merupakan penyempitan daratan oleh
air laut.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya
keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan
oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan
penanaman hutan mangrove.
Abrasi yang disebabkan oleh alam misalnya, naiknya permukaan air laut
(pasang) akibat gaya tarik bulan atau mencairnya gunung es, hembusan angin
kencang yang menyebabkan ombak, bencana alam, dan sebagainya. Abrasi
merupakan erosi laut.
Sedangkan abrasi yang disebabkan oleh manusia misalnya kegiatan yang
dilakukan manusia di sekitar pantai, seperti penggunaan alat-alat berat atau
pembangunan proyek di sekitar pantai tanpa memperhatikan keseimbangan
lingkungan, pengerukan material yang berada di dasar laut, dan sebagainya.
Terkadang manusia melakukan pengurugan tanah di sekitar pantai untuk
pembangunan sarana-sarana kebutuhan manusia dan sekaligus melawan abrasi.
Tetapi hal ini bisa menimbulkan masalah jika dilakukan di daerah perbatasan
antar negara karena mengakibatkan berubahnya wilayah teritorial laut.
2. Pengenalan Mangrove
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang
tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan
dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-
tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-
teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di
mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
4

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran
yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi;
serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit
jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam itu.
Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia,
terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika.
Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan
mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta
ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).Luas
bakau di Indonesia mencapai 25 persen dari total luas mangrove dunia. Namun
sebagian kondisinya kritis, dan dipengaruh juga oleh lamannya penanaman
hutan mangrove.
Salah satu fungsi utama hutan bakau atau mangrove adalah untuk
melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang
besar termasuk tsunami. Sedangkan di Indonesia, sekitar 28 wilayah di
Indonesia rawan terkena tsunami karena hutan bakau sudah banyak beralih
fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.
2.1. Peran dan manfaat mangrove
Mangrove memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia dan
lingkungan sekitarnya. Peran mangrove bagi kehidupan sekitarnya dirasakan
sangat besar,
2.1.1. Peran mangrove
Hutan mangrove sangat penting bagi alam sekitarnya, karena berfungsi
melindungi pantai dari gelombang laut,angin dan badai. Akar mangrove
mampu mengikat dan menstabilkan substrat lumpur dan tumbuhan mangrove
dapat menahan terjadinya sendimentasi(Davies and Claride,1993;dan
Othman,1994).
Kemampuan mangrove untuk mengembangkan ekosistemnya kearah laut
merupakan salah satu peran penting dalam pembentukan lahan baru, dan
mempertahankan habitatnya terutama dari gempuran ombak dan arus laut.
Peran hutan mangrove di pulau-pulau di daerah delta-delta yang berlumpur
dapat melindungi pulau tersebut dari gempuran ombak.
5

Dalam kegiatan manusia terhadap perikanan keberadaan mangrove
berperan penting dalam siklus hidup berbagai jenis
ikan,udang,moloska(Davies dan Claride 1993), karena lingkungan mangrove
menyediakan perlindungan dan bahan organik sebagai makanan untuk
organism yang hidup pada perairan sekitarnya(Manm,1982). Keberadaan
mangrove di wilayah persisir memberikan kesuburan disekitarnya dan
mangrove dianggap yang paling baik diantara ekosistem
persisir(Odum,dkk.,1974).
2.1.2. Manfaat mangrove
Adapun manfaat yang lain dari Hutan Mangrove bagi lingkungan di
antaranya yaitu:
1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil
2. Melindungi pantai dan tebing sungai dari kerusakan, seperti erosi atau
abrasi.
3. Menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat pada
malam hari.
4. Kawasan penyangga atau penyaring rembesan air laut ke darat,
sehingga air laut yang asin menjadi tawar ketika merembes ke danau
atau kolam di darat.
5. Daun tanaman berfungsi sebagai penyerap karbondioksida.
6. Sebagai perangkap dan pengolah zat-zat pencemar dan limbah
industri.
7. Sebagai tempat perlindungan dan perkembangbiakan berbagai jenis
burung dan satwa lainnya.
8. Berperan penting sebagai sumber makanan bagi berbagai hewan kecil
maupun besar.
2.2. Fungsi mangrove
3. Fungsi fisik kawasan mangrove adalah sebagai berikut.
1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil.
2. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi, serta
menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari taut ke darat.
6

3. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru.
4. Sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat, atau
sebagai filter air asin menjadi tawar.
4. Fungsi kimia kawasan mangrove adalah sebagai berikut.
1. Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen.
2. Sebagai penyerap karbondioksida.
3. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal-
kapal di lautan.
5. Fungsi biologi kawasan mangrove adalah sebagai berikut.
1. Sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting
bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang kemudian
berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar.
2. Sebagai kawasan pemijah atau asuhan (nurse?), ground) bagi udang, ikan,
kepiting, kerang, dan sebagainya, yang setelah dewasa akan kembali ke lepas
pantai.
3. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi
burung dan satwa lain.
4. Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika.
5. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.\
6. Secara ekonomi,
Kawasan mangrove merupakan sumber devisa (pendapatan), baik bagi
masyarakat, industri, maupun bagi negara. Adapun fungsi ekonomi kawasan
mangrove sebagai sumber devisa adalah sebagai berikut.
1. Penghasil kayu, misalnya kayu bakar. arang, serta kayu untuk bahan bangunan
dan perabot rumah tangga.
7

2. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-
obatan, alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna.
3. Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kenning, telur burung, dan madu.
7. Fungsi lain (wanawisata) kawasan mangrove antara lain adalah sebagai
berikut.
I. Sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa, serta
berperahu di sekitar mangrove.
2. Sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian.
3. Perbedaan Mangrove Dengan Alternatif lainnya
I. Membangun Pemecah Gelombang
Salah satu cara mencegah abrasi yang paling konvensional adalah dengan
membangun pemecah gelombang. Langkah ini dimasudkan agar kekuatan
gelombang yang tiba pada garis pantai tidak terlalu kuat sehingga tidak
berpotensi mengikis padatan yang ada di titik tersebut. Langkah pencegahan ini
memang berjalan efektif. Namun perlu pula disadari bahwa pemecah
gelombang tidak bertahan selamanya. Pemecah gelombang juga bisa ambruk
dan rusak dikikis gelombang. Oleh sebab itu, cara yang satu ini tentu
merepotkan. Meski demikian, di berbagai wilayah Indonesia, pihak terkait
masih saja mengandalkan langkah ini sebagai satu-satunya opsi memperkecil
potensi abrasi. Akibatnya, mereka rutin membangun pemecah
ombak.Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan.
II. Pelestarian terumbu karang
Terumbu karang bisa juga dapat berfungsi mengurangi kekuatan
gelombang yang sampai ke pantai. Oleh karena itu perlu pelestaraian terumbu
karang dengan membuat peratuaran untuk melindungi habitatnya. Terumbu
8

karang kurang efektif karena sangat sensitive pada pengaruh lingkungan
sekitar,cotohnya satu setuhan bisa membunuh terumbu karang,akibar polusi,
pembangunan pemukiman,dll.
III. Pelangaran penggalian pasir
Perlu peraturan baik tingkat pemerintah daerah maupun pusat yang
mengatur pelangaran pasir pantai secara besar-besaran yang tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan. Walaupun ada aturan dalam
penggalian pasir, warga masyarakat masih belum mempunyai kepedulian
mematuhi aturan tersebut.

9

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa:
I. Membutuhkan waktu yang lama untuk masa pertumbuhannya
II. Rusaknya mangrove dipengaruh oleh adanya ulah tangan manusia dan
dipengaruh oleh alam
III. Di Indonesia rawan terkena tsunami karena hutan bakau sudah banyak
beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.
IV. Lebih baik menggunakan hutan mangrove sebagai pencegah abrasi dari
pada alternatif lainnya,contohnya pemecah
gelombang(tambak),pemanfaatan terumbu karang dan pelanggaran
pengalian pasir,karena ketiga pencegahan tersebut tidak berlangsung
efektif.
2. SARAN
Kepada semua pihak yang terkait agar dapat menjaga dan meningkat
kepedulian dengan baik hutan mangrove tersebut. Hal ini tidak lain sebagai
upaya menjaga kesejahteraan lingkungan sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai