Anda di halaman 1dari 22

ABORTUS

DEFINISI
Abortus didefinisikan sebagai ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum mencapai umur
kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram.
WHO mendefinisikan abortus dengan pengeluaran
atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot 500
gram atau kurang, dari ibunya, dan atau panjang
badan kurang dari 25 cm, yang kira-kira berumur 20-
22 minggu kehamilan.


KLASIFIKASI

1. Abortus Spontan
a. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulan
dan merupakan ancaman terjadinya abortus.
Diagnosis abortus iminen biasanya diawali dengan
keluhan perdarahan pervaginam pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu.
b. Abortus Insipien
Abortus yang sedang berlangsung, ditandai dengan
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah
membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
cavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

c. Abortus Inkompletus
Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran
sebagian hasil konsepsi dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina,
kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan di
dalam cavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
eksternum.
d. Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri
pada kehamilan <20 minggu atau berat janin <500
gram. Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium
uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga
perdarahan sedikit.
e. Abortus Habitualis
Kejadian abortus berulang dimana penderita
mengalami abortus berturut-turut 3 kali atau lebih,
umumnya disebabkan karena kelainan anatomik
uterus (mioma, septum, serviks inkompeten dsb), atau
kelainan faktor-faktor imunologi.
f. Missed Abortion
Adalah keadaan dimana janin sudah mati sebelum
kehamilan 20 minggu, dan hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam uterus

2. Abortus Provokatus (induced abortion)
a. Abortus medisinalis (therapeutica abortion)
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin menjadi
viabel dengan tujuan untuk melindungi ibu.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan
yang tidak legal atau tidak bersadarkan indikasi medis
yakni tidak berdasar gangguan kesehatan ibu maupun
penyakit pada janin.
c. Abortus Infeksiosa atau septik
Adalah abortus yang disertai infeksi genital. Abortus
septik adalah abortus disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam perdaran
darah atau peritoneum.



ETIOLOGI

1. Faktor janin.
Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum),
kerusakan embrio atau kelainan kromosom.
Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi
trofoblas).
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korealis dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun.

2. Faktor maternal
Infeksii
Penyakit maternal
Kelainan endokrin
Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompatibilitas)
sistem HLA (Human Leukocyte Antigen)
Trauma
Kelainan uterus

PATOGENESIS
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang
kemudian diikuti dengan perdarahan kedalam desidua basalis, lalu terjadi
perubahan nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel sel peradangan akut,
dan akhirnya perdarahan pervaginam. Buah kehamilan terlepas seluruhnya
atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim.
Hal ini menyebabkan kontraksi rahim dimulai, dan segera setelah itu terjadi
pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi).
Sebelum minggu ke 10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap.
Antara minggu ke 10-12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili
korialis dengan desidua makin erat hingga mulai saat tersebut sering sisa sisa
korion (plasenta) tertinggal kalau terjadi abortus.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi, janin mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang oleh
sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat yang
lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus).


MANIFESTASI KLINIK ABORTUS
INCOMPLET
Anamnesis
Amenorrhea pada masa reproduksi
Rasa kram atau nyeri pada suprasimphisis
Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil
konsepsi/ mrongkol-mrongkol
Pemeriksaan fisik
Perdarahan pervaginam, keluar jaringan janin.
Vaginal Toucher: ostium uteri membuka, dan teraba
jaringan
Pada pemeriksaan bimanual, uterus membesar dan
lunak

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila
janin masih hidup bahkan 2-3 hari setelah abortus
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup dan sisa jaringan.
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Umum:
Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting
dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanik. Bila pasien syok karena pendarahan
berikan infus ringer taktat dan selekas mungkin tranfusi
darah.
Medikamentosa:
Simptomatik : Analgesic (asam metenamat) 500 gram (3x1)
Antibiotik : Amoksilin 500 mg (3x1)
Education : Kontrol 3-4 hari setelah keluar setelah keluar
dari rumah sakit.

KOMPLIKASI ABORTUS

Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pembersihan uterus dari
sisa hasil konsepsi dan jika perlu, memberikan transfusi
darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok septik)
Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap
abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus
inkomletus dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.

A. IDENTITAS

Nama : Ny. T
Umur : 30 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk : 8 September 2014
Ruang : VK
Kelas : JKN Non PBI
Alamat : Blerong RT 07/12 Guntur Demak
No. RM : 120.71.97

B. ANAMNESA

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 September
2014 pukul 08.00 WIB.
Keluhan Utama :
Pasien G
2
P
1
A
0
hamil 11 minggu mengeluh keluar darah segar dari jalan
lahir, prongkolan (-) pada saat bekerja.
Riwayat Kehamilan :
HPHT : 24 -6- 2014
HPL : 31 -3- 2015
Umur kehamilan : 11 minggu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien G
2
P
1
A
0
usia 30 tahun hamil 11 minggu datang ke RS Islam Sultan
Agung mengeluh mengeluarkan darah segar dari jalan lahir, tidak
terdapat prongkolan, dan tidak nyeri. Keluhan dirasakan sewaktu
pasien sedang berkerja. Hari pertama haid terakhir pasien 24 Juni 2014.
Riwayat Penyakit Dahulu : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -




Riwayat Obstetri
G
2
P
1
A
0,
Gravida 7 minggu
G
1
:

Laki-laki, 3300 gram, 6 tahun, lahir normal di bidan.
G
2
: Hamil sekarang.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : 27 hari, teratur
Lama haid : 7 hari
Dismenore : -
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah sebanyak satu kali dan usia pernikahan dengan suami
sekarang 7 tahun.
Riwayat KB
IUD selama 5 tahun setelah itu dilepas.
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan sebanyak 1 kali selama dinyatakan
hamil. Setiap kali periksa ke bidan pasien mendapat multivitamin dan zat
penambah darah.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, dan suami pasien bekerja di bidang
swasta. Biaya pengobatan menggunakan JKN Non PBI.
Kesan ekonomi : cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Present
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
Tensi : 110/70 mm/Hg
Nadi : 76 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,4
0
C
TB : 153 cm
BB : 40 kg

b. Status Internus
(dalam Batas normal)

c. Status Ginekologi
Abdomen
Inspeksi : Perut sedikit cembung, striae gravidarum (-)
Auskultasi : peristaltik (+) 7 kali/menit
Perkusi : suara timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) di regio suprasimphisis
Genitalia
Palpasi: Fundus uteri belum teraba, nyeri tekan (-).
Inspeksi: fluxus (+), prongkolan (-)
Pemeriksaan Inspekulo: Ukuran porsio dalam batas normal, dilatasi (-
), massa (-) ulkus (-) oedem(-). Nampak jaringan (-), perdarahan aktif
(-).
Pemeriksaan Dalam (VT):
Dinding vagina licin dalam batas normal, massa (-).
Porsio licin, kenyal, kuncup, pembukaan (-), tidak teraba jaringan,
nyeri goyang (-).
Corpus uteri retrofleksi, bentuk dan konsistensi sesuai umur
kehamilan 7 minggu (sebesar telur angsa).
Adneksa parametrium dan cavum Douglas dalam batas normal.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Hb : 11,1 mg/dL
Hematokrit : 31,9%
Leukosit : 9.000 uL
Trombosit : 302.000 uL
CT : 4:30
BT : 1:30
GDS : 89 mg/dl
Pemeriksaan USG
Kesan :
Gravida tunggal, hidup intrauterine, letak masih mobile sesuai dengan
usia kehamilan 10 minggu 4 hari
Kesejahteraan janin cukup baik
Tanggal perkiraan persalinan 31 Maret 2015


E. DIAGNOSA
Pasien G
2
P
1
A
0
30 tahun, hamil 11 minggu dengan
abortus imminens
F. SIKAP
Pasien rawat inap dan tirah baring
Pengawasan: KU, Vital Sign, Hb, PPV
Tirah baring
Terapi medicamentosa
Infus RL 20 tpm
Antibiotik Ceftriaxone 1 x 1 tab
Asam traneneksamat 3 x 1 tab

G. PERENCANAAN
Observasi tanda tanda vital (tensi, nadi, RR, suhu), observasi PPV
Pemeriksaan USG
Edukasi : menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai
kondisi pasien dan motivasi pasien. Pasien diistirahatkan total untuk
mengurangi risiko perdarahan lebih lanjut.

H. PROGNOSA
Kehamilan : ad bonam

I. EDUKASI
Rawat inap dan tirah baring
Memberitahu kondisi ibu dan janin pada keluarga.
Memberitahukan untuk kontrol satu minggu setelah keluar dari rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai