Mekanisme Efek Rumah Kaca Atmosfer dan permukaan bumi selalu hangat karena energi dari matahari dalam bentuk radiasi cahaya. Sifatnya yang memancarkan cahaya menyebabkan matahari bertindak sebagai benda hitam black body (objek yang 100% efisien dalam mengemisikan dan menyerap cahaya). Bumi menerima sinar infrared (IR) pada daerah 0.754-m dari matahari. Di ujung spektrum panjang gelombang tampak dari IR, melewati batas violet, terdapat sinar ultraviolet (UV), dengan panjang gelombang kurang dari 0.4m dan merupakan komponen minor dari sinar matahari. Gambar 1. Distribusi panjang gelombang untuk cahaya yang diemisikan oleh matahari (garis putus-putus) dan oleh permukaan bumi dan troposfer (garis tebal) Sumber: Redrawn from J. Gribbin, Inside Science: The Greenhouse Effect, New Scientist, supplement (22 Oktober 1988) Dari jumlah total sinar matahari dari semua panjang gelombang yang mengenai bumi: 50% diabsorpsi oleh permukaan air, tanah, tanaman, bangunan, dan lainnya. 20% lagi diserap oleh tetesan air di udara dan molekul-molekul gaskomponen sinar UV diserap oleh ozon di stratosfer, O 3 , dan oksigen diatom, O 2 , sementara sinar IR diserap oleh CO 2 , dan khususnya oleh uap air. Emisi Energi dari Bumi dan Efek Rumah Kaca Seperti sebuah tubuh yang hangat, Bumi mengemisikan energi. Semakin hangat Bumi, semakin banyak energi yang diemisikan perdetiknya. Laju pengeluaran energi cahaya oleh blackbody meningkat dalam jumlah proporsinya sebesar pangkat empat dari suhu Kelvin. (Laju pengeluaran energi = k T 4 ) Vibrasi Molekular: Absorpsi Energi oleh Gas-gas Rumah Kaca Gas-gas rumah kaca di antaranya: Carbon dioxide Water Vapour Nitrous Oxide Methane SF 6 O3 Karbon dioksida: Pengabsorpsi Sinar IR Penyerapan sinar maksimum pada batas termal IR terjadi di panjang gelombang 15.0m, yang berhubungan dengan suatu frekuensi 2x10 13 Hertz. Penyerapan terjadi pada frekuensi tertentu ini karena ia cocok dengan vibrasi yang ada pada molekul CO 2 yang dinamakan vibrasi lengkung-sudut OCO. Secara khusus, jumlah yang amat besar dari CO 2 diekstrak dari udara setiap musim semi dan musim panas oleh proses fotosintesis tanaman: CO2 + H2O O2 + CH2O polimer CO 2 yang ditangkap oleh proses fotosintesis tersebut tidak lagi dalam bentuk bebasnya. Akan tetapi diubah menjadi gas-gas rumah kaca dalam bentuknya sebagai polimer. Karbon yang terperangkap dalam bentuk ini disebut karbon terfiksasi. Pencucian permanen untuk CO 2 adalah melalui pemutusan ikatan di dalam air laut atau mengendapkannya sebagai kalsium karbonat yang tak dapat larut. Setelah karbon dioksida dan air, metana, CH4, adalah gas rumah kaca lain yang paling penting. Metana sebagai gas rumah kaca menyebabkan efek pemanasan global. Metana bertanggung jawab sebesar 20% pada kenaikan efek rumah kaca. Metana akan tetap berada di atmosfer selama 10 tahun dan memproduksi panas 23 kali lebih banyak dibanding karbon dioksida. Metana dihasilkan dari; bakteri yang hidup di daerah rawa; limbah di daratan; kebocoran pipa gas; kotoran ternak. Perubahan Iklim Akibat Efek Aerosol Emisi karbon hitam terbesar berasal dari negara berkembang, dimana pembakaran tak sempurna dari batu bara dan biomassa tersebar luas. Efek global yang dihasilkan adalah kenaikan temperatur udara dari penyerapan sinar matahari oleh karbon tersebut. Akan tetapi, efek lokalnya dapat mendinginkan, karena ia dapat menghalangi sinar matahari untuk mencapai permukaan bumi. Efek karbon hitam pada iklim lokal dapat berdampak besar yaitu menyebabkan kekeringan pada beberapa wilayah dan menyebabkan kebanjiran di wilayah lainnya. Dampak jangka pendek dari efek aerosol ini ialah efek yang terjadi salah satunya pada erupsi besar Gunung Api Pinatubo di Filipina tahun 1991 yang mengeluarkan komponen- komponen hasil erupsinya sampai ke troposfer dan stratosfer. Tanda-tanda Perubahan Iklim o Kenaikan curah hujan di banyak daerah, tetapi penurunan curah hujan pada cuaca ekstrim sudah menjadi hal yang biasa terjadi o Musim dingin menjadi lebih pendek sebanyak 11 hari o Lapisan es di permukaan bumi menyusut secara cepat o Air yang menghangat mematikan banyak terumbu karang di lautan dan mengancam kehidupan biota laut o Kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman terjadinya penenggelaman pulau-pulau di samudra pasifik