Anda di halaman 1dari 55

APLIKASI RADIOISOTOP

DI BIDANG KIMIA
DAN BIDANG NON-KIMIA

KELOMPOK 10
INTEN IHSANUN NISA
140210120020
DESY ROSYANI
140210120038
NURUL FARIDAH D.
140210120054
UMI BAROROH
140210120070

Radioisotop
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif
yang memancarkan sinar radioaktif. Isotop suatu unsur
baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia
yang sama.
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut
(untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang
menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan
sebagai sumber radiasi atau sumber sinar.

Penggunaan Radioisotop dalam Bidang Kimia


Radioisotop telah memberikan kontribusi pada bidang penelitian kimia,
terutama dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari
unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam
menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
Berikut ini merupakan beberapa penggunaan radioisotop dalam bidang kimia:

1. Teknik perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai
reaksi kimia, seperti: esterifikasi, fotosintesis dan kesetimbangan dinamis.

Perunut adalah zat untuk mengetahui suatu alur/ jejak / lokasi suatu
aliran. Suatu zat radioaktif bersifat tidak stabil dan terus menerus memancarkan
sinar radioaktif, sehingga dapat digunakan sebagai perunut.
Perunut radioaktif adalah isotop radioaktif yang ditambahkan ke dalam
bahan kimia atau makhluk hidup guna mempelajari sistem.

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan


dalam pemilihan radionuklida perunut:

-Harus memiliki sifat kimia dan fisika yang sama dengan


sistem yang dipelajari.
-Radionuklida perunut harus memiliki waktu hidup yang
cukup panjang sehingga aktivitasnya dapat dideteksi
dengan baik.
-Jenis radiasi yang dipancarkan harus menjadi
pertimbangan terutama kemampuan penetrasi dan
kemudahannya untuk diukur.

Contoh isotop stabil adalah 15N, 52Cr, 13C, dan lainnya. Alat yang
digunakan untuk mengukur isotop stabil seperti mass atomic
spektrofotometer , X-Ray Flourescene (XRF), dan Neutron Atomic
Absorbtion (NAA).
Dasar aplikasi dari teknik perunut dengan radioisotop adalah
paparan aktivitas dari masing-masing unsur yang digunakan.
Contoh radioisotop adalah 14C, 45Ca, 32P, 3H, dan lainnya. Alat
yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas paparannya
adalah Liquid Scintilation Counter (LSC), Gamma Counter , HPGe,
dan lainnya.

Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi yaitu reaksi pembentukan suatu ester yang dapat
dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu
alkohol.
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel.
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan air.
RCOOH + ROH

R COOR + H2O

Hal yang mau diselidiki adalah asal atom Oksigen yang membentuk air
pada reaksi tersebut, dari asam atau dari alkohol?

Dengan 18O dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.

Reaksi 1: RC(O)18OH + HOR

RC(O)OR + H218O

Reaksi 2: RC(O)OH + H18OR

RC(O)18OR + H2O

Dari analisa spektroskopi massa dapat ditulis sebagai berikut:


RC(O)OH + H18OR

RC18OR + H2O

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom


O yang membentuk senyawa H2O berasal dari asam karboksilat.
Adapun atom O yang membentuk senyawa ester berasal dari alkohol.

2. Analisis/Titrasi Radiometri
Analisis radiometri adalah cara analisis kimia untuk unsur atau
zat tak radioaktif dengan jalan penambahan zat radioaktif. Analisis
radiometri ini digunakan untuk menentukan kadar zat yang sangat
rendah dalam suatu campuran.
Penentuan kadar Ag+ ataupun Cl- dapat menggunakan
radioisotop. Jika yang ingin ditentukan kadar Cl- maka yang digunakan
adalah Ag dalam bentuk radioisotop (110Ag+) dan jika yang ingin
ditentukan kadar Ag maka yang digunakan ion radioklor.
Pada titrasi radiometri, isotop dapat digunakan sebagai
petunjuk akhir titrasi. Misalnya pada titrasi penentuan ion Cl- dan ion
Ag+ membentuk endapan AgCl. Baik titran maupun cuplikan dapat
mengandung komponen radioaktif.

3. Analisis pengenceran isotop


Analisis pengenceran isotop digunakan untuk menentukan
kadar suatu zat dengan cara menambahkan zat radioaktif yang
sudah diencerkan ke dalam zat yang akan ditentukan kadarnya.
Pengenceran isotop adalah pengenceran bahan target yang
dilakukan dengan menambahkan isotopnya. Pengenceran isotop
digunakan untuk mengurangi cacat radiasi dan analisis yang
memanfaatkan perubahan rasio isotop. Untuk mengurangi cacat
radiasi akibat penyerapan radioisotop ke dalam tubuh,
konsentrasinya diencerkan dengan menyerap isotop stabil dan
dikeluarkan dari tubuh.

4. Analisis pengaktifan neutron


Analisis pengaktifan neutron adalah analisis unsur-unsur dalam sampel
yang didasarkan pada pengubahan isotop stabil oleh isotop radioaktif melalui
pemboman sampel oleh neutron atau proses pengaktifan neutron dapat
diartikan juga sebagai proses reaksi inti dimana unsur-unsur yang semula tidak
radioaktif berubah sifat fisikanya menjadi radioaktif sehingga dapat
memancarkan radiasi.
Proses aktivasi yang paling umum disebabkan oleh penyerapan neutron
oleh inti atom suatu unsur, dan unsur yang teraktivasi akan menjadi radioaktif
yang dapat memancarkan radiasi, umumnya adalah radiasi gamma.
Reaksi pengaktifan jenis ini juga sering disebut sebagai reaksi neutrongamma, karena penyerapan neutron oleh unsur akan diikuti oleh pemancaran
radiasi gamma dari unsur tersebut.

Penggunaan Radioisotop dalam Bidang Energi


Radiasi dan dari 235U pada reaktor nuklir
Nuklir merupakan istilah yang berhubungan dengan inti atom yang tersusun
atas dua buah partikel fundamental, yaitu proton dan neutron. Di dalam inti atom
terdapat tiga buah interaksi fundamental yang berperan penting, yaitu gaya nuklir kuat
dan gaya elektromagnetik serta pada jangka waktu yang panjang terdapat gaya nuklir
lemah.
Energi nuklir dihasilkan di dalam inti atom melalui dua buah jenis reaksi nuklir,
yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fusi adalah suatu reaksi yang menggabungkan
beberapa partikel atomik menjadi sebuah partikel atomik yang lebih berat. Reaksi fusi
dapat menghasilkan energi yang sangat besar seperti yang terjadi pada bintang.

Salah satu contoh reaksi fusi adalah penggabungan


partikel deuterium (D atau 2H) dan tritium (T atau 3H). Langkah
pertama, deuterium dan tritium dipercepat dengan arah yang
saling mendekati pada suhu termonuklir.
Penggabungan antara dua buah partikel tersebut
membentuk 5He yang tidak stabil sehingga mengakibatkan
peluruhan. Dalam proses peluruhan ini, sebuah neutron dan
partikel 4He terhambur disertai dengan energi yang sangat
besar, yaitu 14,1 MeV untuk penghamburan neutron dan 3,5
MeV untuk penghamburan 4He.

Sampai saat ini, reaksi fusi belum dapat dirancang oleh


manusia karena membutuhkan suhu yang sangat tinggi. Hal ini
menyebabkan pemanfaatan reaksi fusi sebagai sumber energi
listrik belum dapat direalisasikan.

Reaksi nuklir lain yang sudah dapat dimanfaatkan


sebagai sumber energi listrik adalah reaksi fisi. Reaksi fisi
merupakan kebalikan dari reaksi fusi, yaitu reaksi yang
membelah suatu partikel atomik menjadi beberapa partikel
atomik lainnya dan sejumlah energi.
Salah satu contoh dari reaksi fisi adalah reaksi fisi pada
partikel 235U yang ditumbuk oleh sebuah neutron yang
bergerak pelan. Proses penyerapan neutron oleh 235U
mengakibatkan terbentuknya partikel 236U yang tidak stabil
sehingga terbelah menjadi partikel 92Kr, 141Br, dan beberapa
neutron bebas serta sejumlah energi.

Reaksi fisi dapat berlangsung secara terus menerus yang


biasa disebut dengan reaksi rantai.

Tiga hal menarik yang terjadi pada proses reaksi fisi adalah sebagai berikut:
1. Peluang sebuah atom 235U menangkap sebuah neutron bernilai sangat
tinggi.
2. Dalam sebuah reaktor yang bekerja sebuah neutron yang terhambur dari
setiap reaksi fisi dapat menyebabkan terjadinya reaksi fisi yang lainnya.
3. Proses penyerapan dan penghamburan neutron terjadi dengan sangat
cepat pada orde pikosekon (110-12 sekon)

Jumlah energi yang dihasilkan berupa panas dan radiasi gamma luar
biasa besar pada sebuah reaksi fisi yang terjadi. Dalam reaksi ini terbentuk
beberapa produk fisi dan neutron dengan massa total yang lebih ringan dari
partikel 235U pada awal reaksi.
Perbedaan massa ini diubah menjadi energi dengan nilai yang
dirumuskan dalam E = mc2. Dalam satu kali peluruhan atom 235U bisa
dihasilkan energi sebesar 200 MeV (1 eV = 1,6.10-19 joule). 235U dapat
bekerja dalam sebuah sampel uranium yang diperkaya menjadi 2-3%. Pada
senjata nuklir, komposisi 235U mencapai 90% atau lebih dari sebuah sampel
uranium.

Manfaat Teknologi Nuklir dalam Berbagai Bidang:


a). Bidang Energi
Sudah lama Teknologi Nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik. Negara
maju seperti Jerman, Cina, Rusia, Jepang, Korea, Inggris, Amerika, dll sudah
memanfaatkan tenaga nuklir sebagai kebutuhan pembangkit listrik. Keuntungan dari
PLTN ini diantaranya seperti tidak menghasilkan limbah berbahaya seperti karbon
monoksida, mercury, nitrogen oksida, dan gas lainnya.
Selain itu tenaga nuklir juga mampu bertahan lebih lama, menghasilkan
tenaga yang lebih besar daripada bbm dan tidak menyebabkan efek gas emisi rumah
kaca. Teknologi nuklir digunakan juga untuk kapal selam bertenaga nuklir, kapal induk
bertenaga nuklir, dan lain sebagainya.
b). Bidang Industri
Sebagai contoh dengan teknologi nuklir manusia dapat melakukan proses
ekspolrasi minyak dan gas, untuk menentukan sifat dari bebatuan yang ada di sekitar
seperti litografi maupun porositas. Tidak hanya itu saja kemampuan dari radiasi energi
nuklir juga dapat membantu perancangan konstruksi jalan, mengukur kelembapan dan
kepadatan. Penggunaanya adalah seperti mengukur kepadatan tanah, aspal, serta
beton dengan menggunakan 137Ce sebagai sumber nuklirnya.

c). Bidang Hidrologi


Dalam bidang hidrologi digunakan untuk menguji kecepatan aliran sungai
atau lumpur. Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur debit air, biasanya 24Na
yang digunakan dalam bentuk NaCl. Intensitas pada radiasi nuklir dapat
dimanfaatkan juga sebagai pendeteksi kebocoran pada pipa dalam bawah tanah.
Radioisotop 24Na mampu memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi secara
langsung dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter.
d).Bidang Kesehatan
Aplikasi pada bidang medis yaitu diagnosa dan terapi radiasi. Sinar X
contohnya yang di gunakan untuk perawatan bagi pasien yang menderita kanker.
Tentu saja hal ini adalah pengembangan dari teknologi nuklir selama ini oleh para
ilmuwan. Selain itu juga dapat untuk pencarian jejak radioaktif pada tubuh manusia
dengan menggunakan Teknesium yang diberikan oleh molekul organik, serta
berbagai aplikasi lainnya.

Penggunaan radioisotop di bidang kesehatan


untuk keperluan

Radiodiagnostik
Radioterapi dalam kedokteran
nuklir
PET

Radiodiagnostik
Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik
menggunakan perangkat radiasi sinar pengion (sinar x),
untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi. Salah satu
contoh radiodiagnostik adalah rontgen.

Prinsip dasar penggunaan pesawat radiologi sebagai


sumber tertutup (tungsten) adalah energi yang besar
(kV) untuk menghasilkan sinar x (sinar pengion) yang
mengenai tubuh pasien.
Transmisi radiasi yang mengenai tubuh bergantung dari
kepadatan organ yang dilalui, makin padat akan
memberikan gambaran putih (opakue) hal ini juga dapat
ditimbulkan dengan pemberian kontras bubur barium
pada pemeriksaan traktus intestinal (saluran cerna),
juga pada pemeriksaan traktus urinarius (saluran
kemih). Sebaliknya akan memberikan warna hitam
(lusence).

Mekanisme kerja Radiodiagnostik


I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi
tiroid yang over aktif (hipertiroid. I-131) ini adalah suatu isotop
yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi.
Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang
kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah
traktus gastrointestinalis. I-131 akan melewati kelenjar tiroid
yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut.
Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan
dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.

Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi
pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin
dengan kerusakan pada sel normal sekecil mungkin.
Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup
pemancar radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas
elektron.
Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses
multiplikasi ataupun pembelahan sel-sel kanker akan
terhambat. Sekitar 50 60% penderita kanker memerlukan
radioterapi.

Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, yaitu


untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman
akibat kanker, selain itu juga untuk mengurangi risiko kekambuhan
dari kanker. Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luas, tipe, dan
stadium tumor.
Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra226, yang dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat
dan dapat diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti
kanker serviks, kanker paru, dan kanker esopagus, dalam
organ/jaringan (interstisial) seperti kanker prostat, kanker kepala dan
leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).

Kegunaan Radioterapi
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan
radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan
pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
Mengontrol : radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan
sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan
berhenti menyebar.
Mengurangi gejala : radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa
timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat
hidup penderita lebih nyaman.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan
kemoterapi yang sering disebut sebagai adjuvant therapy atau
terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi
yang diberikan lebih efektif.

PET
PET merupakan salah satu hasil di garis depan pengembangan
radioisotop untuk dunia kedokteran. PET adalah metode visualisasi
fungsi tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron. Oleh
karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang
menggambarkan fungsi organ tubuh. Kelainan dan ketidaknormalan
fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan
metode pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode
visualisasi tubuh yang lain, seperti MRI (magnetic resonance imaging)
dan CT (computed tomography). MRI dan CT scans adalah visualisasi
anatomi tubuh yang menggambarkan bentuk organ tubuh. Dengan
kedua metode ini, yang terdeteksi adalah kelainan dan ketidaknormalan
bentuk organ.

Perangkat PET secara garis besar dibagi menjadi tiga


bagian, yaitu
bagian produksi fluor-18,
bagian sintesa 18FDG,
bagian kamera PET.

Penggunaan PET diawali dengan proses produksi


radioisotop fluor-18. Radioisotop fluor-18 diproduksi
dari isotop oksigen-18 menggunakan siklotron.

Pemanfaatan Unsur Radioisotop dalam Bidang Kedokteran

In
Vivo

1.
2.

In
Vitro

In Vivo
Pemeriksaan Fungsi Kelenjar Gondok
Digunakan Na-I-131 atau Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini sangat
berguna untuk diagnosa penyakit gondok endemik. Hal ini disebabkan
kerana kurangnya kandungan Iodium pada makanan atau minuman
penderita. Jika kandungan iodium dalam makanan atau minuman
sangat rendah, kebutuhan iodium dalam tubuh tidak terpenuhi.
Akibatnya bila diberi Na-I-131 atau pertechnetate Tc-99m, sebagian
besar akan diserap oleh kelenjar gondok. Hasil pemeriksaan
selanjutnya dibandingkan dengan harga normal, dan akan nampak
adanya daerah yang menunjukkan aktifitas tinggi.(hot nodule), aktivitas
rendah (cold nodule) atau adanya kelainan anatomis disekitar kelenjar
gondok.

Pemeriksaan Fungsi Ginjal


Senyawa Hippuran I 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi pada
daerah ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai
fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan ditampilkan dalam bentuk kurve dan
penilaian terhadap fungsi ginjal di dasarkan pada kecepatan setiap fase
dan bentuk kurve.

Pemeriksaan Fungsi Hati


Radioisotop yang digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au-98,
I-131, NaI-131 yang dimasukkan dalam tubuh dan dengan bantuan
scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran yang dapat
memberikan informasi antara lain :
a. Ukuran hati
b. Adanya kelainan disekitar jaringan hati.
c. Respon jaringan hati terhadap hasil pengobatan
penyakit hati
d. Adanya kelainan bawaan hati.

Pemeriksaan In Vitro
Cara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel dari pasien (misal darah). Selanjutnya
dianalisis dengan metode yang menggunakan radioisotop (dengan RIA = Radio Immuno
Assay). Dasar teknik RIA adalah reaksi spesifik antigen-antibodi. Contoh: pemeriksaan
hormon insulin dalam darah. Untuk itu digunakan antibodi terhadap insulin (AB) dan antigen
insulin yang diberi tanda radioisotop (Ag)+, sehingga insulin dalam darah bertindak sebagai
antigen yang tidak bertanda (Ag). Apabila Ag, Ag+ dan Ab dicampur akan terjadi komposisi
antara Ag dan Ag+ untuk berikatan dengan Ab. Akhirnya akan diperoleh ikatan sebagai berikut
:

Ab

Ag +

Ab

Ag

Ag bebas dan Ag+ bebas Jika Ab Ag dan Ab Ag+ dipisahkan dari campuran dan dicacah
maka diperoleh informasi cacah Ag + yang membentuk ikatan Ab Ag+ . Kebolehjadian
didapatkannya Ag dibanding Ag+ didalam ikatan sesuai dengan perbandingan antara Ag total
dan Ag+ total. Dalam kit RIA biasanya disediakan beberapa Ag standart yang telah diketahui
standartnya, sehingga akan diperoleh informasi tentang kadar Ag yang dikehendaki

Manfaat Radioisotop dalam Bidang


Kedokteran dan Kesehatan
I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak.

Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung.


Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung.
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah.
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru.

P-32 Penyakit mata, tumor dan hati.


Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah.
Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa.
Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas.

Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru.


Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening.
C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia.
Co-60 Membunuh sel-sel kanker.

APLIKASI KIMIA INTI DI BIDANG PERTANIAN

TEKNIK SERANGGA
MANDUL
MENGGUNAKAN RADIASI

Apa itu Teknik Serangga Mandul (TSM)?


Teknik Serangga Mandul (TSM) adalah suatu teknik pengendalian
hama yang relatif baru, potensial, dan kompatibel dengan teknik lain.
Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga di laboratorium dengan
sinar , n atau x untuk membunuh secara langsung (direct killing).

Sinar-
Sinar-X

Sinar-
Sinar- merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak
bermuatan, dan tidak bermassa.
Sinar- dihasilkan oleh inti yang tereksitasi, biasanya mengikuti
pemancaran sinar betha atau alfha.
Sinar- memiliki daya tembus yang paling besar di antara sinar radiasi
Sinar- memiliki daya pengion yang paling rendah di antara sinar
radiasi
Sinar- tidak bermuatan listrik sehingga tidak dapat dibelokkan oleh
medan listrik
Contoh sinar- adalah Cobalt-60 (Co-60)

Mengapa Sinar- Digunakan


dalam TSM?
Sinar- merupakan radiasi yang memiliki energi tinggi.
Dengan energi tinggi tersebut dapat merusak sel-sel
makhluk hidup. Hal ini disebut mutasi gen. Kemandulan
pada serangga merupakan salah satu contoh akibat dari
mutasi gen.

Sinar-X
Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang
gelombang 10-8 10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 1021 Hz.
Sinar-X dapat menembus benda-benda lunak tetapi tidak dapat
menembus benda-benda keras.
Contoh sinar-X yaitu Polonium-204 (Po-204)
204 + e0 -> Bi204 + sinar-X
Po
84
-1
83

Teknik Serangga Mandul merupakan


teknik pengendalian hama untuk
kawasan yang luas (area-wide)
Teknik Serangga Mandul sangat cocok untuk konsep pengendalian
pada daerah yang luas ( area-wide)
Teknik Serangga Mandul kompatibel dengan semua teknik
pengendalian yang lain termasuk pengendalian dengan insektisida
yaitu pada saat populasi tinggi perlu diturunkan dengan
penyemprotan insektisida dan berikutnya baru digunakan Teknik
Serangga Mandul, karena TSM lebih efektif dan efisien untuk
pengendalian populasi serangga hama yang relatif rendah.

Tujuan Pengadaan Teknik Serangga Mandul


Salah satu teknik pengendalian hama yang sering digunakan ialah
dengan insektisida, teknik ini kurang efektif karena timbul fenomena
resistensi, terbunuhnya flora dan fauna bukan sasaran dan pencemaran
lingkungan. Penemuan insektisida baru selalu diiringi dengan timbulnya
masalah resistensi terhadap insektisida tertentu atau bahkan sering
menyebabkan resistensi silang (cross resistancy) sehingga mengurangi
efektivitasnya.

Prinsip Dasar Teknik Serangga Mandul


Membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal
technique)

Cara Kerja Teknik Serangga Mandul


1. Iradiasi koloni serangga di laboratorium dengan sinar , n atau x
2. Melepas serangga mandul dalam jumlah perbandingan (9 serangga
mandul : 1 serangga normal di alam) secara kontinyu mulai pada
generasi pertama sampai dengan pada generasi ke lima
FERTIL

MANDUL

Sinar-
Sinar-X

Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses


Kemandulan Serangga
1. Infekunditas
Radiasi dapat mengurangi produksi telur yang disebabkan tidak terjadinya
proses oogenesis sehingga tidak terbentuk oogenia atau telur.
2. Aspermia
Aspermia dapat menyebabkan kemandulan karena radiasi merusak
spematogenesis sehingga tidak terbentuk sperma.
3. Mutasi Letal Dominan
Dalam hal ini inti sel telur atau inti sperma mengalami kerusakan sebagai
akibat iradiasi sehingga terjadi mutasi gen. Mutasi lethal dominan tidak
menghambat proses pembentukan gamet jantan maupun betina, dan zygot
yang terjadi juga tidak dihambat namun embrio akan mengalami kematian.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses


Kemandulan Serangga
4. Ketidakmampuan Kawin
Radiasi merusak sel-sel somatik saluran genetalia interna sehingga
tidak terjadi pembuahan sel telur.
5. Inaktivasi Sperman
Inaktivasi sperma dapat menyebabkan kemandulan karena sperma
tidak mampu bergerak untuk membuahi sel telur.

APLIKASI KIMIA INTI DI BIDANG PERTANIAN

LABELING SERANGGA
HAMA DENGAN
PENAMPAHAN ZAT
RADIOAKTIF

Apa itu Labeling pada Serangga Hama?


Penandaan (labeling) serangga hama dengan zat radioaktif dapat
digunakan untuk mempelajari pola penyebaran serangga hama
dengan teknik perunut dalam rangka pencegahan dan
pemberantasannya.
Digunakan sejumlah radioisotop tertentu seperti 32P, 35S, 14Na,
60CO, dan 131I dapat dicampur dengan media makanan atau melalui
kontak dengan tubuh (pengolesan), dan penyuntikan.

Mengapa Menggunakan Radioisotop


Radioaktif?
Penggunaan isotop radioaktif sebagai perunut mempunyai
keunggulan dibandingkan cara konvensional, antara lain ialah sistem
deteksi untuk sampel dengan jumlah yang besar lebih cepat, tidak
mudah hilang terbawa oleh bulu sisik yang mudah lepas dari tubuh
serangga, dan prosedur kerja lebih sederhana.

Tujuan Labeling Serangga Hama


Teknik penandaan serangga hama dengan radioisotop disamping
untuk mempelajari gerakan serangga hama di lapang sering
digunakan untuk mempelajari kepadatan populasi, pola
pemancaran, migrasi, hubungan parasit, dan predator.

Isotop

32P

Labeling serangga hama lebih banyak menggunakan isotop 32P


karena mempunyai energy yang lebih besar
Isotop 32P yang merupakan pemancar - murni mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain tenaganya lebih besar (Emax = 1.71
MeV) sehingga akan memudahkan pencacahan.
Isotop 32P mempunyai umur paro yang relatif pendek, yaitu 14,22
hari yang sangat menguntungkan dari segi proteksi lingkungan
yang digunakan dalam skala lapangan

Isotop

32P

Eliminasi 32P dari tubuh hama serangga tidak hanya disebabkan oleh
peluruhan itu sendiri tetapi juga disebabkan oleh eliminasi secara
fisiologis. Bagian-bagian pokok dari tubuh hama serangga dapat
berkurang secara fisiologis seperti terlepasnya sisik, kutikula, dan
lain lain sehingga ada sejumlah 32P yang turut hilang.

Sinar
Sinar merupakan radiasi partikel bermuatan negatif yang
mengandung berkas elektron yang berasal dari inti atom sehingga
dapat membelok ke kutub positif dalam medan magnet
Partikel sinar bermuatan -1 C dan bermassa 5.5 x 0,00001 sma
Daya tembus sinar lebih kecil daripada sinar (dapat menembus
alumunium yang cukup tebal)
Daya ionisasi sinar lebih kecil daripada sinar

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai