Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

I.

II.

Identitas Pasien

Nama

: Tn. A

Umur

: 54 tahun

Jenis kelamin

: Laki-Laki

Agama

: Islam

Status

: Sudah Menikah

Pekerjaan

: petani

Alamat

: Jati wetan

Dikirim oleh

: IGD

Nomor CM

: 680015

Dirawat di ruang

: Melati 2, bed A2

Masuk bangsal

: Sabtu,5 Juli 2014

Keluar bangsal

: sabtu, 12 Juli 2014

Dikasuskan

: Senin, 7 Juli 2014

Golongan darah

: 0 , Rh +

Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa.

Keluhan utama

: kedua kaki bengkak

Keluhan tambahan

: pusing, mual

Riwayat penyakit sekarang

Pasien masuk ke IGD karena kaki bengkak sejak 7 hari SMRS. OS juga
mengeluh pusing dan mual 7 hari SMRS, mual dirasakan terutama setiap makan,
kadang kadang disertai muntah. Pasien juga mengeluh nyeri saat buang air
kecil yang disertai warna seperti air teh yang dirasakan kurang lebih 7 hari SMRS.
Demam turun saat diberi obat penurun panas yang kemudian naik lagi. Selama di
RS pusing sudah membaik. Os juga merasa mual berkurang sejak masuk RS.
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Selain itu nyeri saat BAK juga berkurang sejak di RS. Warna urin juga sudah tidak
berwarna seperti air teh, tetapi masih dirasakan bengkak di kedua tungkai.

3 tahun yang lalu pasien mengaku pernah mengalami gejala serupa dan
didiagnosa menderita sakit hati dan sempat berobat di RS MardiRahayu.

RiwayatPenyakitDahulu :
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat hepatitis diakui
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat asma disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
o Riwayat alergi disangkal

RiwayatPenyakitKeluarga :
o Riwayat penyakit yang sama disangkal
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat TB paru disangkal

Riwayatsosialdanpekerjaan:
o Pasien seorang petani

RiwayatKebiasaan :
o Riwayat merokok (+)

Riwayatlingkungan :
o Lingkungan kerja banyak genangan air dan empang dengan.

III.

Pemeriksaan Fisik

Keadaaan umum

: tampak sakit ringan

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 120/90

Denyut nadi

: 103 x/menit, regular, isi cukup

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Laju pernapasan

: 20 x/menit

Suhu

:370C (aksila)

TB

: 170 cm

BB

: 73 kg

IMT

: 25,3 normal

Kulit

: Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-),turgorkulit baik

Kepala

:Mesocephal, rambut terdistribusi merata, tidak mudah

dicabut

Mata

Konjungtivaanemis

(+/+),

konjugtiva

palpebra

hiperemis (-/-) , skleraikterik (-/-), reflexpupil (+/+), isokor, diameter 2mm,


konjugtiva hiperemis (-/-)

THT

: Otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)

Mulut

: Sulcus nasolabialissimetris, bibirkering (-), sianosis(-)

Leher

: JVP meningkat (-), trachea di tengah, pembesaran

KGB leher (-), pembesarantiroid (-)

Paru depan

Sisi

Kanan

Inspeksi

Simetris pada posisi statis

Simetris pada posisi statis

dan dinamis

dan dinamis

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Stem fremitus kanan kiri

Stem fremitus kanan kiri

sama kuat

sama kuat

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi

Suara dasar vesikuler

Suara dasar vesikuler

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Ronki (-)

Ronki (-)

Palpasi

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Kiri

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Paru belakang

Sisi

Kanan

Inspeksi

Simetris pada posisi statis

Simetris pada posisi statis

dan dinamis

dan dinamis

Nyeri tekan (-)

Nyeri tekan (-)

Stem fremitus kanan kiri

Stem fremitus kanan kiri

sama kuat

sama kuat

Perkusi

Sonor

Sonor

Auskultasi

Suara dasar vesikuler

Suara dasar vesikuler

Wheezing (-)

Wheezing (-)

Ronki (-)

Ronki (-)

Palpasi

Kiri

Jantung
Inspeksi: tidaktampakpulsasi ictus cordis
Palpasi: terabapulsasi ictus cordis di ICS V midclavicularissinistra
Perkusi: Redup
Batas atas ICS II para sternal line sinistra
Batas kanan ICS V para sternal line dextra
Batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
KULIT
Scar

Tidak tampak

Striae

Tidak tampak

Dilatasi Vena

Tidak tampak

UMBILIKUS
Inflamasi

Tidak tampak

Hernia

Tidak tampak

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

KONTUR ABDOMEN

Simetris, mendatar

PERISTALTIK

Tidak tampak

PULSASI EPIGASTRIUM

Tidak tampak

Auskultasi
Pemeriksaan

Hasil

Bising usus

(+) Normal

Bruit

Negatif

Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan

Timpani di keempat kuadran abdomen

Daerah pekak hepar

Kanan : 12 cm; Kiri 8 cm

Castle sign

Negatif

Nyeri ketok ginjal

Negatif

Palpasi
Palpasi superfisial

Supel di keempat kuadran abdomen

Nyeri tekan dan nyeri lepas

terdapat nyeri tekan pada daerah


epigastrium, kuadran kiri bawah

Palpasi hepar

Sulit teraba

Palpasi lien

Tidak teraba

Palpasi pada ginjal

Balotemen (-) pada ginjal kanan dan kiri

o Asites
o Fluid wave

: negatif

o Shifting dullness

: negatif

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

o Ekstremitas

Ekstremitas

Superior

Inferior

Pembesaran kelenjar limfe

-/-

-/-

-/-

-/-

Edema

-/-

+/+

Sianosis

-/-

-/-

Petechiae

-/-

-/-

Gerakan

+/+

+/+

Kekuatan

5/5

5/5

Refleks fisiologis

N/N

N/N

Refleks patologis

-/-

-/-

Tonus

N/N

N/N

aksiller
Pembesaran kelenjar limfe
inguinal

o Genitalia, anus, rektum

IV.

: tidak diperiksa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tanggal 7 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Leukosit

3.8 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

6.60 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

15.6 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

47.2%

40-52 %

Trombosit

90 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

Netrofil

60.3%

50-70 %

Limfosit

28.8%

25-40 %

Monosit

10.3%

2-8%

Eosinofil

0.0%

2-4%

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Basofil

0.3%

0-1%

MCV

71.5 fL

79.0-99.0 fL

MCH

23.6 pg

27.0-31.0 pg

MCHC

33.1 g/dl

33.0-37.0 g/dl

Hasil

Rujukan

Ureum

22.6 mg/dl

19-44 mg/dl

Creatinin

1.1 mg/dl

0.6-1.3 mg/dl

Kolestrol

136 mg/dl

200 mg/dl

HDL

19 mg/dl

27-67 mg/dl

LDL

90 mg/dl

<150 mg/dl

Trigliserida

135 mg/dl

<160 mg/dl

6.1 g/dl

6.0-8.0 g/dl

Hasil

Rujukan

Kimia Klinik
Pemeriksaan

Protein total

o Tanggal 8 Juni 2014

Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

3.0 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

5.62 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

13.6 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

42.3%

40-52 %

Trombosit

34 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

Granula

46.0%

50-70 %

Limfosit

45.3%

25-40 %

Monosit

8.7%

2-8%

Kimia Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

SGOT

224 U/L

0-50 U/L

SGPT

59 U/L

0-50 U/L

o Tanggal 9 Juni 2014


Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Leukosit

4.4 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

7.41 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

17.5 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

56.5%

40-52 %

Trombosit

27 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

Granula

45.9%

50-70 %

Limfosit

42.8%

25-40 %

Monosit

11.3%

2-8%

PROBLEM
Demam
Trombositopenia
Epistaksis
Dispesia

Problem 1
Demam Berdarah Dengue

Initial Assesment :
o Mencari warning sign
o Menentukan klasifikasi
o Mencari komplikasi

Plan diagnostic
o Lakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan dengan ELISA

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

o Pemeriksaan antigen NS1 pada hari ke 1-8 demam


o Pemeriksaan IgM dengue mulai hari ke 3-5 demam
o Pemeriksaan IgG dengue untuk infeksi primer mulai hari ke 1 dan
infeksi sekunder mulai hari ke2
o Lakukan pemeriksaan radiologis

Plan monitoring
o Lakukan pemeriksaan darah serial
o Pantau gejala klinis dan tanda vital

Plan therapy
o Infus RL 20tpm
o Paracetamol 3x500 mg bila demam

Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit serta pemeriksaan
yang dilakukan

Problem 2
Dispepsia

Initial Assesment
o Menentukan klasifikasi ( fungsional atau organik )
o Menentukan etiologi

Plan diagnostik
o Endoskopi

Plan therapy
o Omeprazole 20 mg 2x1
o Hindari makanan pedas, NSAID, alkohol
o Atur jam makan jangan sampai terlambat

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit, tatalaksana non
farmakologis

Catatan Kemajuan
Tanggal

Anamnesis

Pemeriksaan

10 Juni 2014

Dada sesak , kepala Abdomen : Nyeri tekan

TD : 130/70

masih

pusing, di epigastrium, kanan

S: 37

punggung

bawah dan kiri atas serta kiri

masih pegal. BAK BAB bawah


lancar

Rumple Leed negatif


Akral dingin
Pemeriksaan lab

11 Juni 2014

Masih terasa sesak di Abdomen : Nyeri tekan

TD : 120/80

epigastrium

S: 36

terkadang

dan di epigastrium
masih

pusing
12 Juni 2014

Keluhan tidak ada

Pemeriksaan

TD : 120/70

seluruhnya

S: 36,5

batas normal

Tanggal

Terapi

9 Juni 2014

Infus RL 20 tpm

dalam

Transfusi trombosit 2 kantong


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

10

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Injeksi Dexamethasone 3x1 ampul


selama 2 hari
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
10 Juni 2014

Infus RL 20 tpm
Injeksi Dexamethasone 3x1 ampul
selama 2 hari
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Pamol oral 3x1

11 Juni 2014
12 Juni 2014

Pasien pulang

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 08.49

Hematologi
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Leukosit

5.1 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

6.25 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

15.0 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

44.3%

40-52 %

Trombosit

27 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

Granula

43.6%

50-70 %

Limfosit

42.3%

25-40 %

Monosit

14.1%

2-8%

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 17.31


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

11

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Hematologi
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Leukosit

4.6 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

5.61 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

13.5 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

42.0%

40-52 %

Trombosit

36 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

MCV

75.0 fL

79.0-99.0 fL

MCH

24.0 pg

27.0-31.0 pg

MCHC

32.0 g/dl

33.0-37.0 g/dl

Hasil

Rujukan

o Tanggal 11 Juni 2014

Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

9.3x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

Eritrosit

5.78 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

13.9 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

40.2%

40-52 %

Trombosit

92 x103 /ul

150-400 x 103 /ul

Granula

57.6%

50-70 %

Limfosit

35.7%

25-40 %

Monosit

6.7%

2-8%

o Tanggal 12 Juni 2014

Hematologi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

12

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Leukosit

10.4 x103 /ul

Eritrosit

6.08 jt/ul

4.5-5.9 jt/ul

Hemoglobin

14.4 g/ dl

14-18 g/dl

Hematokrit

43.1%

40-52 %

Trombosit

157 x103 /ul

4.0-12.0 x 103 /ul

150-400 x 103 /ul

Granula

73.0%

50-70 %

Limfosit

21.6%

25-40 %

Monosit

5.4%

2-8%

PEMBAHASAN
Demam Berdarah Dengue
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

13

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.

Epidemiologi

Prevalensi tinggi pada musim hujan

150,000 kasus pada tahun 2007 dimana > 25,000 di Jakarta dan Jawa Barat

Lebih banyak terjadi di daerah tropik dan subtropik, dan lebih tinggi di daerah urban
serta semi urban.

Etiologi

Virus dengue, dari famili Flaviviridae yang ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes
Aegypti dan Albopictus.

Virus dengue memiliki 4 tipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4

Klasifikasi
Klasifikasi virus dengue
o Undifferentiated fever
o Dengue fever
o Dengue haemorrhagic fever
o Dengue Shock syndrome

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

14

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan

Manifestasi Klinis
Terdapat 3 fase

Fase febrile
o Demam akut 2-7 hari
o Wajah memerah, eritema kulit, mialgia, sakit kepala
o Nafsu makan menurun, mual dan muntah
o Leukosit meningkat

Fase kritis
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah hematokrit meningkat
o Leukopeni, trombositopenia
o Bisa terjadi syok
o Biasa terjadi selama 24-48 jam

Fase pemulihan
o Terjadi selama 48 -72 jam

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

15

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

o Keadaan umum membaik, nafsu makan meningkat

Diagnosis

Laboratorium
o Pemeriksaan darah

Peningkatan hematokrit 20%

Trombositopenia (<100,000 cell/mm3)

Leukopenia

o Peningkatan AST dan ALT dimana biasanya AST : ALT >2

Diagnosis pasti

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

16

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Diagnosis Banding

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

17

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Kriteria Rawat Inap

Kriteria Kesembuhan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

18

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Penatalaksanaan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

19

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Tatalaksana

Komplikasi

Syok menyebabkan asidosis metabolik dan perdarahan sehingga menyebabkan


DIC dan kegagalan organ

Terapi cairan pengganti secara berlebihan pada kebocoran plasma menyebabkan


terjadinya gangguan respirasi, kongesti pulmoner akut dan atau gagal jantung.

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

20

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Terapi cairan pengganti terus menerus setelah kebocoran plasma menyebabkan


terjadinya edema paru akut

Encephalopathy

Pencegahan
Kuras dan bersihkan air di penampungan
Menggunakan anti nyamuk
Usahakan selalu berada di tempay yang bersirkulasi baik
Jangan ke daerah endemik

Dispepsia
Definisi
Berdasarkan Roma III didefinisikan sebagai

Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri
ulu hati, rasa terbakar epigastrium

Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk pemeriksaan endoskopi) yang dapat
menjelaskan kelaianan tersebut

Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.

Etiologi

Esofago-gastro-duodenal
o Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan

Obat-obatan
o NSAID, teofilin, digitalis, antibiotik

Hepato-bilier
o Hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, keganasan

Pankreas
o Pankreatitis, keganasan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

21

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Penyakit sistemik lain


o Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit janung
koroner

Gangguan fungsional
o Dispepsia fungsional, IBS

Patofisiologi
Patofisiologi pada dispesia selama ini masih berupa hipotesis. Hipotesis ang diajukan
berupa

Sekresi asam lambung


Pada umumnya sekresi asalm lambung baik basal maupun dengan stimulasi
pentagastrin, rata-rata normal. Diduga akibat peningkatan sensitivitas mukosa
lambung sehingga menimbulkan rasa tidak enak di perut.

Helycobacter pylori
Peran infeksi akibat bakteri ini belum sepenuhnya dimengerti ataupun
diterima. Eradikasi bakteri dilakukan hanya jika memang terbukti ada bakteri
dan gagal dalam pengobatan konservatif.

Dismotilitas gastrointestinal
Studi melaporkan bahwa pada dispepsia terjadi perlambatan pengosonga
lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung waktu
makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral. Pada kasus dispepsia
dengan perlambatan pengososngan lambung berkorelasi dengan keluhan mual,
muntah dan rasa penuh di ulu hati. Kasus hipersensitivitas terhadap distensi
lambung biasanya akan mengelh nyeri ulu hati, sendawa, dan penurunan berat
badan

Ambang rangsang persepsi


Pada pasien dispepsia terjadi hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon
di gaster atau duodenum. Pada studi didapatkan bahwa mereka sudah merasa
tidak nyaman di perut pada inflasi balon dengan volume lebih rendah
dibanding kontrol.

Psikologis

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

22

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Pada studi ditemukan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang


mendahului keluhan mual setelah stimulus stres sentral.

Gambaran Klinis
Dibagi menjadi beberapa subgrup
Nyeri ulu hati dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus.
Kembung, mual cepat kenyang, merupakan yang paling sering
ditemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
dismotilitas
Tidak ada keluhan yang bersifat dominan maka dikategorikan
sebagai dispepsia non spesifik.
Penunjang Diagnostik
Laboratorium ( gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll)
Radiologi ( barium meal, USG)
Endoskopi
Terapi
Dietetik
o Menghindari makannan yang bersifat merangsang seperti
yang pedas, asam, tinggi lemak, kopi
o Makan porsi kecil tapi sering dan rendah lemak untuk
mengurangi keluhan cepat kenyang
Farmakologis
o Antasida
Cara kerja : menetralkan asam lambung

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

23

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Efek samping: sindroma susu alkali, konstipasi


(Al(OH)3) dan diare (Mg(OH)2
Preparat

alumunium

hidroksida,

Kalsium

karbonat, Magnesium hidroksida, Magnesium


trisiklat
o Penyekat H2 reseptor
Menghambat reseptor H2 secara selektif dan
reversibel
Efek samping : impotensi dan ginekomastia pada
pemakaian simetidin
Preparat : ranitidin, simetidin, famotidin, nizatidin
o Penghambat Pompa Proton
Menghambat pompa proton yang irreversibel
dalam 3- 4 hari
Efek samping : mual muntah,flatulence, dan diare
Preparat : Lanzoprazole, omeprazole
o Sitoproteksi
Dibutuhkan suasana asam untuk mengaktifkan obat
Efek samping : konstipasi
Preparat : sukralfat

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

24

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kelima. Jakarta : Interna
Publishing, 2009
WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009
Medscape : Dengue Fever

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

25

Anda mungkin juga menyukai