I.
II.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. A
Umur
: 54 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Status
: Sudah Menikah
Pekerjaan
: petani
Alamat
: Jati wetan
Dikirim oleh
: IGD
Nomor CM
: 680015
Dirawat di ruang
: Melati 2, bed A2
Masuk bangsal
Keluar bangsal
Dikasuskan
Golongan darah
: 0 , Rh +
Anamnesis
Keluhan utama
Keluhan tambahan
: pusing, mual
Pasien masuk ke IGD karena kaki bengkak sejak 7 hari SMRS. OS juga
mengeluh pusing dan mual 7 hari SMRS, mual dirasakan terutama setiap makan,
kadang kadang disertai muntah. Pasien juga mengeluh nyeri saat buang air
kecil yang disertai warna seperti air teh yang dirasakan kurang lebih 7 hari SMRS.
Demam turun saat diberi obat penurun panas yang kemudian naik lagi. Selama di
RS pusing sudah membaik. Os juga merasa mual berkurang sejak masuk RS.
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |
Selain itu nyeri saat BAK juga berkurang sejak di RS. Warna urin juga sudah tidak
berwarna seperti air teh, tetapi masih dirasakan bengkak di kedua tungkai.
3 tahun yang lalu pasien mengaku pernah mengalami gejala serupa dan
didiagnosa menderita sakit hati dan sempat berobat di RS MardiRahayu.
RiwayatPenyakitDahulu :
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat hepatitis diakui
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat asma disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
o Riwayat alergi disangkal
RiwayatPenyakitKeluarga :
o Riwayat penyakit yang sama disangkal
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
Riwayatsosialdanpekerjaan:
o Pasien seorang petani
RiwayatKebiasaan :
o Riwayat merokok (+)
Riwayatlingkungan :
o Lingkungan kerja banyak genangan air dan empang dengan.
III.
Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/90
Denyut nadi
Laju pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
:370C (aksila)
TB
: 170 cm
BB
: 73 kg
IMT
: 25,3 normal
Kulit
Kepala
dicabut
Mata
Konjungtivaanemis
(+/+),
konjugtiva
palpebra
THT
Mulut
Leher
Paru depan
Sisi
Kanan
Inspeksi
dan dinamis
dan dinamis
sama kuat
sama kuat
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Ronki (-)
Ronki (-)
Palpasi
Kiri
Paru belakang
Sisi
Kanan
Inspeksi
dan dinamis
dan dinamis
sama kuat
sama kuat
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Wheezing (-)
Wheezing (-)
Ronki (-)
Ronki (-)
Palpasi
Kiri
Jantung
Inspeksi: tidaktampakpulsasi ictus cordis
Palpasi: terabapulsasi ictus cordis di ICS V midclavicularissinistra
Perkusi: Redup
Batas atas ICS II para sternal line sinistra
Batas kanan ICS V para sternal line dextra
Batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
KULIT
Scar
Tidak tampak
Striae
Tidak tampak
Dilatasi Vena
Tidak tampak
UMBILIKUS
Inflamasi
Tidak tampak
Hernia
Tidak tampak
KONTUR ABDOMEN
Simetris, mendatar
PERISTALTIK
Tidak tampak
PULSASI EPIGASTRIUM
Tidak tampak
Auskultasi
Pemeriksaan
Hasil
Bising usus
(+) Normal
Bruit
Negatif
Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan
Castle sign
Negatif
Negatif
Palpasi
Palpasi superfisial
Palpasi hepar
Sulit teraba
Palpasi lien
Tidak teraba
o Asites
o Fluid wave
: negatif
o Shifting dullness
: negatif
o Ekstremitas
Ekstremitas
Superior
Inferior
-/-
-/-
-/-
-/-
Edema
-/-
+/+
Sianosis
-/-
-/-
Petechiae
-/-
-/-
Gerakan
+/+
+/+
Kekuatan
5/5
5/5
Refleks fisiologis
N/N
N/N
Refleks patologis
-/-
-/-
Tonus
N/N
N/N
aksiller
Pembesaran kelenjar limfe
inguinal
IV.
: tidak diperiksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tanggal 7 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
Leukosit
Eritrosit
6.60 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
15.6 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
47.2%
40-52 %
Trombosit
90 x103 /ul
Netrofil
60.3%
50-70 %
Limfosit
28.8%
25-40 %
Monosit
10.3%
2-8%
Eosinofil
0.0%
2-4%
Basofil
0.3%
0-1%
MCV
71.5 fL
79.0-99.0 fL
MCH
23.6 pg
27.0-31.0 pg
MCHC
33.1 g/dl
33.0-37.0 g/dl
Hasil
Rujukan
Ureum
22.6 mg/dl
19-44 mg/dl
Creatinin
1.1 mg/dl
0.6-1.3 mg/dl
Kolestrol
136 mg/dl
200 mg/dl
HDL
19 mg/dl
27-67 mg/dl
LDL
90 mg/dl
<150 mg/dl
Trigliserida
135 mg/dl
<160 mg/dl
6.1 g/dl
6.0-8.0 g/dl
Hasil
Rujukan
Kimia Klinik
Pemeriksaan
Protein total
Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
5.62 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
13.6 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
42.3%
40-52 %
Trombosit
34 x103 /ul
Granula
46.0%
50-70 %
Limfosit
45.3%
25-40 %
Monosit
8.7%
2-8%
Kimia Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |
Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
SGOT
224 U/L
0-50 U/L
SGPT
59 U/L
0-50 U/L
Hasil
Rujukan
Leukosit
Eritrosit
7.41 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
17.5 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
56.5%
40-52 %
Trombosit
27 x103 /ul
Granula
45.9%
50-70 %
Limfosit
42.8%
25-40 %
Monosit
11.3%
2-8%
PROBLEM
Demam
Trombositopenia
Epistaksis
Dispesia
Problem 1
Demam Berdarah Dengue
Initial Assesment :
o Mencari warning sign
o Menentukan klasifikasi
o Mencari komplikasi
Plan diagnostic
o Lakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan dengan ELISA
Plan monitoring
o Lakukan pemeriksaan darah serial
o Pantau gejala klinis dan tanda vital
Plan therapy
o Infus RL 20tpm
o Paracetamol 3x500 mg bila demam
Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit serta pemeriksaan
yang dilakukan
Problem 2
Dispepsia
Initial Assesment
o Menentukan klasifikasi ( fungsional atau organik )
o Menentukan etiologi
Plan diagnostik
o Endoskopi
Plan therapy
o Omeprazole 20 mg 2x1
o Hindari makanan pedas, NSAID, alkohol
o Atur jam makan jangan sampai terlambat
Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit, tatalaksana non
farmakologis
Catatan Kemajuan
Tanggal
Anamnesis
Pemeriksaan
10 Juni 2014
TD : 130/70
masih
S: 37
punggung
11 Juni 2014
TD : 120/80
epigastrium
S: 36
terkadang
dan di epigastrium
masih
pusing
12 Juni 2014
Pemeriksaan
TD : 120/70
seluruhnya
S: 36,5
batas normal
Tanggal
Terapi
9 Juni 2014
Infus RL 20 tpm
dalam
10
Infus RL 20 tpm
Injeksi Dexamethasone 3x1 ampul
selama 2 hari
Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Pamol oral 3x1
11 Juni 2014
12 Juni 2014
Pasien pulang
Hematologi
Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
Leukosit
Eritrosit
6.25 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
15.0 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
44.3%
40-52 %
Trombosit
27 x103 /ul
Granula
43.6%
50-70 %
Limfosit
42.3%
25-40 %
Monosit
14.1%
2-8%
11
Hematologi
Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
Leukosit
Eritrosit
5.61 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
13.5 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
42.0%
40-52 %
Trombosit
36 x103 /ul
MCV
75.0 fL
79.0-99.0 fL
MCH
24.0 pg
27.0-31.0 pg
MCHC
32.0 g/dl
33.0-37.0 g/dl
Hasil
Rujukan
Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit
9.3x103 /ul
Eritrosit
5.78 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
13.9 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
40.2%
40-52 %
Trombosit
92 x103 /ul
Granula
57.6%
50-70 %
Limfosit
35.7%
25-40 %
Monosit
6.7%
2-8%
Hematologi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |
12
Pemeriksaan
Hasil
Rujukan
Leukosit
Eritrosit
6.08 jt/ul
4.5-5.9 jt/ul
Hemoglobin
14.4 g/ dl
14-18 g/dl
Hematokrit
43.1%
40-52 %
Trombosit
Granula
73.0%
50-70 %
Limfosit
21.6%
25-40 %
Monosit
5.4%
2-8%
PEMBAHASAN
Demam Berdarah Dengue
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |
13
Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.
Epidemiologi
150,000 kasus pada tahun 2007 dimana > 25,000 di Jakarta dan Jawa Barat
Lebih banyak terjadi di daerah tropik dan subtropik, dan lebih tinggi di daerah urban
serta semi urban.
Etiologi
Virus dengue, dari famili Flaviviridae yang ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes
Aegypti dan Albopictus.
Virus dengue memiliki 4 tipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4
Klasifikasi
Klasifikasi virus dengue
o Undifferentiated fever
o Dengue fever
o Dengue haemorrhagic fever
o Dengue Shock syndrome
14
Manifestasi Klinis
Terdapat 3 fase
Fase febrile
o Demam akut 2-7 hari
o Wajah memerah, eritema kulit, mialgia, sakit kepala
o Nafsu makan menurun, mual dan muntah
o Leukosit meningkat
Fase kritis
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah hematokrit meningkat
o Leukopeni, trombositopenia
o Bisa terjadi syok
o Biasa terjadi selama 24-48 jam
Fase pemulihan
o Terjadi selama 48 -72 jam
15
Diagnosis
Laboratorium
o Pemeriksaan darah
Leukopenia
Diagnosis pasti
16
Diagnosis Banding
17
Kriteria Kesembuhan
18
Penatalaksanaan
19
Tatalaksana
Komplikasi
20
Encephalopathy
Pencegahan
Kuras dan bersihkan air di penampungan
Menggunakan anti nyamuk
Usahakan selalu berada di tempay yang bersirkulasi baik
Jangan ke daerah endemik
Dispepsia
Definisi
Berdasarkan Roma III didefinisikan sebagai
Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri
ulu hati, rasa terbakar epigastrium
Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk pemeriksaan endoskopi) yang dapat
menjelaskan kelaianan tersebut
Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.
Etiologi
Esofago-gastro-duodenal
o Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan
Obat-obatan
o NSAID, teofilin, digitalis, antibiotik
Hepato-bilier
o Hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, keganasan
Pankreas
o Pankreatitis, keganasan
21
Gangguan fungsional
o Dispepsia fungsional, IBS
Patofisiologi
Patofisiologi pada dispesia selama ini masih berupa hipotesis. Hipotesis ang diajukan
berupa
Helycobacter pylori
Peran infeksi akibat bakteri ini belum sepenuhnya dimengerti ataupun
diterima. Eradikasi bakteri dilakukan hanya jika memang terbukti ada bakteri
dan gagal dalam pengobatan konservatif.
Dismotilitas gastrointestinal
Studi melaporkan bahwa pada dispepsia terjadi perlambatan pengosonga
lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung waktu
makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral. Pada kasus dispepsia
dengan perlambatan pengososngan lambung berkorelasi dengan keluhan mual,
muntah dan rasa penuh di ulu hati. Kasus hipersensitivitas terhadap distensi
lambung biasanya akan mengelh nyeri ulu hati, sendawa, dan penurunan berat
badan
Psikologis
22
Gambaran Klinis
Dibagi menjadi beberapa subgrup
Nyeri ulu hati dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus.
Kembung, mual cepat kenyang, merupakan yang paling sering
ditemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
dismotilitas
Tidak ada keluhan yang bersifat dominan maka dikategorikan
sebagai dispepsia non spesifik.
Penunjang Diagnostik
Laboratorium ( gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll)
Radiologi ( barium meal, USG)
Endoskopi
Terapi
Dietetik
o Menghindari makannan yang bersifat merangsang seperti
yang pedas, asam, tinggi lemak, kopi
o Makan porsi kecil tapi sering dan rendah lemak untuk
mengurangi keluhan cepat kenyang
Farmakologis
o Antasida
Cara kerja : menetralkan asam lambung
23
alumunium
hidroksida,
Kalsium
24
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kelima. Jakarta : Interna
Publishing, 2009
WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009
Medscape : Dengue Fever
25