Pembimbing:
dr. Hartono, Sp.A
dr. Slamet Widi, Sp.A
dr. Z. Hidayati, Sp.A
dr.Opy Diah P, Sp.A
Disusun oleh:
Ritchie Santoso
406107049
Identitas pasien
Nama
: An. V
Umur
: 7 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Delik Rejo RT 07 RW 11, Tembalang.
Nama Ayah
: Tn. K
Umur
: 25 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : SMA
Nama ibu : Ny. I
Umur
: 26 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Bangsal
Masuk RS
II.
: Parikesit
: 24 Desember 2011
Data dasar
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu
pasien, dilakukan pada tanggal 24 Desember 2011
pukul 14.00 WIB di ruang parikesit kamar 1-6 dengan
didukung catatan medis
Keluhan utama : Demam.
Keluhan tambahan : Lemas, Pusing, Nafsu makan
menurun, muntah.
Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit
7 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami
demam yang tidak begitu tinggi, naik turun. Demam
diakui meninggi pada malam hari, namun pasien tidak
menggigil, tidak mengigau dan tidak kejang. Oleh ibu
pasien, diberi obat penurun panas, demam turun
kemudian naik lagi setelah beberapa jam diberi obat.
Ibu pasien mengakui nafsu makan anak dan minum
masih baik seperti biasa. Tidak ada mual dan ada
muntah. Tidak ada mencret. BAK lancar, tidak lebih
daerah
ulu
hati
Jenis
Makanan
Nasi
Sayur
Daging
Telur
Ikan
Susu
Buah
Riwayat imunisasi
BCG
Data keluarga
Perkawinan
keUmur
Konsanguinita
s
Keadaan
kesehatan
Agama
Pendidikan
terakhir
Ayah
1
Ibu
1
25 tahun
-
26 tahun
-
Sehat
Sehat
Islam
SMA
Islam
SMP
Data perumahan
Kepemilikan rumah : rumah sendiri
Keadaan rumah : dinding rumah tembok, 2 kamar
tidur, ada dapur di dalam rumah, kamar mandi di luar
rumah. Ventilasi dan pencahayaan cukup. Limbah
buangan ke septic tank dan selokan yang ada. Jarak
Septic tank dan sumur 12 m.
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 24 Desember 2011, pukul 14.00 anak
perempuan berusia 7tahun 6 bulan, berat badan 16 Kg,
panjang badan 112 cm.
Kesan umum : compos mentis, tampak sakit sedang,
anak lemas, gizi cukup.
Tanda Vital
HR
Nadi
Laju nafas
Suhu
:
:
:
:
90 x/ menit
Isi dan tegangan cukup
16 x/menit, reguler
37,3O C (aksila)
Status Internus
Kepala
: wajah: risus sardonicus (-), bentuk kepala
mesocephale. Rambut hitam, tumbuh
merata, tidak
mudah dicabut.
Mata
langsung (+/+)
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Tenggorok :
Tonsil
T1/T1
hiperemis(-),hipertrof
(-),detritus(-)
mukosa faring hiperemis (+), permukaan
licin.
Leher
Thorax
Cor
Pulmo
10
Abdomen:
Genitalia : Perempuan.
Anorektal : anus (+), dalam batas normal
Ekstremitas :
Akral dingin
Akral sianosis
Petechiae
CRT (Capillary
Time)
Reffil
Superior
-/-/-/<2
Inferior
-/-/-/<2
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah, pada tanggal 24 Desember
2011
Hb
: 11,4 gr/dL
Hematokrit : 35,5 %
Leukosit
: 5.200 /mm3
Trombosit : 131.000 / mm3
Kesan : Trombositopenia
Pemeriksaan Widal
Widal S Thypii O : 1/160 (+)
11
5. RESUME
Telah diperiksa seorang anak perempuan 7 tahun, BB 16
kg dengan keluhan utama demam kurang lebih 7 hari yang
lalu. Sewaktu keluhan pertama kali timbul, demam dirasakan
tidak begitu tinggi, naik turun, dan diakui lebih tinggi pada
malam hari. Ibu pasien mengatakan anak tidak mengigil, tidak
mengigau dan tidak kejang. Selain itu, nafsu makan dan
minum baik. Pusing (+). Tidak ada mual dan tidak muntah.
BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat jajan sembarangan
diakui. Minum air yang tidak bersih disangkal, BAB dan BAK
sembarangan disangkal.
5 hari sebelum masuk RS, anak masih demam yang diakui
oleh ibu pasien lebih tinggi dari sebelumnya. Keluhan yang
dirasakan belum membaik. Anak lemas. Pasien mengaku
merasa tidak nyaman di perut sebelah atas namun diakui
tidak terlalu menganggu. Tidak ada mual dan muntah. Anak
belum BAB. BAK seperti biasa ( kuning , jernih, banyak), tidak
berkurang dari biasanya. Ibu membawa anak ke puskesmas
dan diberi obat oleh puskesmas.
1 hari sebelum masuk RS, anak masih demam, pusing dan
terlihat semakin lemas. Nafsu makan berkurang namun
minum masih baik.. Nyeri perut di sebelah atas semakin
mengganggu. Tidak ada mual dan muntah. BAK normal,
namun anak belum BAB. Ibu membawa anak ke puskesmas
dan meminta rujukan ke RSU kota Semarang. Keesokan
12
:
:
:
:
tampak
sakit
90 x/ menit
Isi dan tegangan cukup
16 x/menit, reguler
37,3O C (aksila)
Status Internus
Kepala
: dalam batas normal.
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
: Lidah Kotor, tepi Hiperaemis (-), Tremor (-)
Tenggorok : dalam batas normal
Leher
Thorax
Cor
Genitalia
Anorektal
Hb
: 11,4 gr/dL
Hematokrit : 35,5 %
Leukosit
: 5.200 /mm3
Trombosit : 131.000 / mm3
Kesan : Trombositopenia.
Pemeriksaan Widal
Widal S Thypii O : 1/160 (+)
Widal S Thypii H : 1/160 (+)
6. Diagnosa banding
Observasi Febris > 7 hari
Leptospirosis.
Tuberkulosis.
Infeksi Saluran Kemih.
Malaria.
Demam Typhoid.
Status gizi baik
7. Diagnosa sementara
1. Demam Typhoid.
2. Status gizi baik.
8. Terapi dan Dietetik
Diet
Kalori : 1200 kkal
Protein : 38 gr/ hari
14
9. Program
10. Prognosa
Quo ad vitam
: Ad bonam
Quo ad sanam
: Ad bonam
Quo ad fungsionam
: Ad bonam
11. Usulan
Gall Kultur
IgM Anti Salmonella typhi ( tubex test )
Cek DR dan Widal ulang setelah 3 hari.
Foto Thorax ( atas indikasi )
Vomitus Syrp untuk muntah nya.
12. Nasihat
Anak harus istirahat dan tidak boleh beraktivitas
berlebihan
Diusahakan untuk makan makanan yang lunak,
tidak merangsang, tidak menimbulkan gas dan
rendah serat
Kurangi kebiasaan jajan sembarangan, serta
menjaga kebersihan makanan dan minuman
Memasak makanan dan minuman sampai matang
Sebelum dan sesudah makan cuci tangan
Jangan BAB dan BAK sembarangan
Bila anak sakit, segera periksa ke sarana
pelayanan kesehatan terdekat.
15
Tinjauan Pustaka
DEMAM TIFOID
I.
Pendahuluan
Demam tifoid dan paratifoid merupakan infeksi akut usus
halus. Sinonim dari demam tifoid dan paratifoid adalah
typhoid dan paratyphoid fever, enteric fever, tifus dan
paratifus abdominalis. Demam paratifoid menunjukkan
manifestasi yang sama dengan tifoid, namun biasanya
lebih ringan.
II.
Etiologi
Etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi. Kuman ini
mempunyai 107 strain yang berbeda. Sedangkan demam
paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk
dalam spesies Salmonella enteridis, yaitu S. Enteriditis
bioserotipe paratyphi A, S.enteriditis bioserotipe paratyphi
B, S. Enteriditis bioserotipe paratyphi C. Kuman-kuman ini
lebih dikenal dengan nama S.paratyphi A, S.schotmuelleri,
dan S.hirschfeldii. Kuman Salmonella sendiri mempunyai
lebih dari 2.300 serotype. Salmonella merupakan kuman
gram negatif dari famili Enterobacteriaceae.
III.
Epidemiologi
Demam tifoid dan paratifoid endemik di Indonesia. Penyakit
ini jarang ditemukan secara epidemik, lebih bersifat
sporadik, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang
16
penderita
diperkirakan
800
demam
/100.000
tifoid
penduduk
cukup
per
banyak
tahun
dan
endemik,
transmisi
terjadi
melalui
air
yang
merupakan
sumber
penularan
di
daerah
non
endemik.
IV.
Patogenesis
S.typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air
yang tercemar, sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus,
dan mencapai jaringan limfoid plak peyeri di ileum
terminalis yang hipertrof. Di dalam plak Peyer multiplikasi
dilanjutkan, kemudian masuk sirkulasi darah, sampai di hati
dan kandung empedu (bakteriemia ke-1). 5 Kuman dalam
peredaran
darah
yang
pertama
berlangsung
singkat,
17
klinis
pun
mulai
nyata
saat
makrofag
rusak
masa-masa
itulah
kuman
akan
menyebar
dan
dan
endotoksinnya
merangsang
sintesis
dan
18
V.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala
yang
timbul
bervariasi.
Dalam
minggu
dan
epistaksis.
Pada
pemeriksaan
fsik
hanya
kembung.
Anak
nampak
sakit
berat,
disertai
19
VI.
Diagnosis
Pada
pemeriksaan
leukopeni
(hingga
darah
lengkap
<3000/mm)
dapat
ditemukan
ditemukan
pada
fase
peningkatan
LED,
anemia
ringan,
titer
uji
Widal
empat
kali
lipat
pada
tergantung
endemisitas
daerah
tersebut.
20
VII.
Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
i. Perdarahan usus
ii. Perforasi usus
iii. Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstraintestinal
i. Komplikasi kardiovaskular ; kegagalan sirkulasi
perifer (renjatan,sepsis), miokarditis, trombosis,
dan tromboflebitis.
ii. Komplikasi
darah
anemia
hemolitik,
21
vi. Komplikasi
tulang
osteomielitis,
periostitis,
neuropsikiatrik
meningismus,
sindrom
meningitis,
Guillian-Barre,
delirium,
polyneuritis
psikosis,
dan
perifer,
sindrom
katatonia.
Komplikasi ini muncul dalam minggu ke-3 dan ke-4,
biasanya terjadi akibat tidak adanya pengobatan, termasuk
komplikasi
interstinal.
Perforasi
usus
dan
perdarahan
VIII
Penatalaksanaan
Tujuan perawatan dan pengobatan demam tifoid anak
adalah
meniadakan
invasi
kuman
dan
mempercepat
Istirahat
dan
mencegah
penyembuhan.
perawatan
komplikasi
Pasien
harus
profesional;
dan
tirah
bertujuan
mempercepat
baring
absolut
22
diperhatikan,
karena
kadang-kadang
terjadi
kasar,
kesembuhan
dan
pasien.
akhirnya
nasi
Namun
sesuai
beberapa
tingkat
penelitian
kloramfenikol.5
Efek
samping
dari
23
dosis
tinggi
(200
mg/kg
BB).
hari
brikutnya
tubuh
bayi
lemas
dan
berwarna keabu-abuan.
-
Alternatif lain :
-
orang
mencari
obat
lain
sebagai
alternatif.5
-
Cefalosporin
generasi III,
24
setelah
24
jam
lebih
dari
10
ug/ml.
meningkat,
demikian
penelitian
sejak
pula
sebaliknya.
tahun1989,
telah
25
DNA
gyrase
kuman,
sehingga
tunggal
pefloksasin
untuk
dan
demam
fleroksasin.
tifoid
adalah
Dengan
cara
pasien
dalam
meminum
obat.
pasien
tanpa
gangguan
ginjal
samping
yang
umum
ditemukan
pada
tersebut
ringan
dan
biasanya
tidak
26
3. Vaksin
Vaksin untuk demam tifoid yang beredar di pasaran saat
ini ada dua macam, pertama ialah Ty21a suatu oral
attenuated vaccine dan yang kedua adalah parenteral
purifed
Vi
polysaccharide.
DAFTAR PUSTAKA
27
Pembahasan Kasus
28
merupakan
pemeriksaan
baku
emas
namun
penyakit.
sensitif
hidup
maupun
mati.
Hasil
positif
tidak
selalu
Pada pemeriksaan fsik anak ini tidak ditemukan gejala khas pada
tifoid kemungkinan karena anak sudah dibawa ke puskesmas
untuk
berobat
sebelumnya
sehinnga
gejala-gejala
tersebut
menghilang.
Pada pemeriksaan riwayat penyakit sekarang ditanyakan beberapa
hal untuk menyingkirkan diagnosa banding.
Riwayat tinggal di daerah banjir disangkal Leptospirosis
Riwayat demam tinggi disertai mengigil dengan periode tidak panas
disangkal. Riwayat berpergian ke daerah endemis malaria
disangkal malaria
Riwayat Batuk lama yang tidak sembuh sembuh disangkal. Riwayat
kontak dengan penderita batuk lama yang mendapat pengobatan
lebih dari 6 bulan juga disangkal. Rwayat berkeringat di malam hari
disangkal TB
Riwayat kencing anyang-anyangan dan nyeri pinggang disangkal
ISK
Terapi
31
32