Anda di halaman 1dari 40

Andhita Satya Pratama

Putri Yulia Rusdi


Bunga Fatimah
Rizkya Ika Fadila

Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUZA

Presentasi Kasus :
Chronic Kidney Disease

ILUSTRASI KASUS (1)


IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien
Jenis Kelamin
Usia :
Tanggal Masuk
Alamat
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan

: Tn. MI (BB 72 kg/ TB 172 cm)


: Laki-laki
: 20 tahun
: 30 Oktober 2013
: Aceh Besar
: Aceh
: Sekolah Menengah Atas
: Mahasiswa
: Belum Menikah

ILUSTRASI KASUS (2)

Keluhan Utama
Lemas

Riwayat Penyakit Sekarang


Lemas sejak 2 bulan yang lalu semakin memberat sejak 1 minggu
SMRS
Mual sejak 2 bulan yang lalu disertai muntah 3-4 kali sehari
Pucat sejak 2 bulan yang lalu
Riwayat Perdarahan disangkal
Keluhan kelopak mata bengkak sejak 2 bulan terakhir dan
menghilang saat beraktifitas
Riwayat hipertensi tidak diketahui
BAB dan BAK tidak ada keluhan

ILUSTRASI KASUS (3)


Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Penggunaan Obat
- Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan sama dengan
pasien
Riwayat Kebiasaan Sosial
-Pasien sering mengkonsumsi minuman bersoda, hampir sekali
setiap hari sejak pasien masih sekolajh menengah pertama

PEMERIKSAAN FISIK (1)


Keadaan Umum : Kompos Mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 130/70 mmHg
Frekuensi nadi
: 82 kali/menit
Frekuensi napas
: 22 kali/menit
Suhu
: 36,9 C
Kepala : Normosefalik, tidak ada deformitas
Mata : Konjungtiva anemis (+)/(+), sclera
ikterik (-)/(-)
JVP : R-2 cmH2O
KGB : tidak teraba pembesaran

PEMERIKSAAN FISIK (2)


Dada :
Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi sonor / sonor
Auskultasi vesikuler (+)/ (+), rhonki (-)/(-),
wheezing (-) / (-)
Perut : simetris, kelainan kulit (-), bising usus (+) normal,
nyeri tekan (-), ginjal, hati dan limpa tidak teraba
Ginjal : Nyeri ketok CVA (-), Ballotement (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-)/(-), pucat
(+), (+)/(+),(+).

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Darah Perifer Lengkap (Lab IPD 30/10/13)
Leukosit : 9600/ mm3
Hitung Jenis Leukosit :
Eosinofil : 2 % (1-2)
Basofil : 0 % (0-1)
Netrofil batang: 5 % (2-6)
Netrofil segmen: 73 % (40-60)
Limfosit : 14% (20-40)
Monosit : 6% (2-6)
Eritrosit : 4,0 juta /L (4,2 - 5,4)
Hb : 6,2 gr/dL (12-16)
LED : 84 mm/jam pertama (0-15)
MDT: normokrom normositik
Trombosit : 206.000 /mm3 (150 400)

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Urinalisa (Lab IPD 30/10/13)
Protein +1
Bilirubin (-)
Reduksi (-)
Eritrosit 2-3 LPB (<2)
Leukosit 0-1 LPB (<5)
Epitel 3-5 LPK (<2)

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Darah Perifer Lengkap (Lab RSUZA 31/10/13)
Leukosit : 6000/ mm3
Hb : 7 gr/dL (12-16)
Trombosit : 242.000 /mm3 (150 400)
Elektrolit
- Na : 143 mmol/L (135-145)
- K : 4,9 mmol/L (3,5-4,5)
- Cl : 99 mmol/L (98-109)

Fungsi Ginjal
Ureum : 202 mg/dL (20-45)
Kreatinin : 10,5 mg/dL (0,6 1,1)
Urinalisa
Berat jenis: 1,010 (1,00-1,030)
Ph: 6 (5-9)
Protein +1
Darah +
Sedimen Urine:
-Leukosit 6-8 LPB (0-5)
Eritrosit: 1-2 LPB (0-2)
Epitel 4-6 LPK (0-2)

EKG

Diagnosis dan Masalah


Diagnosis Kerja:
CKD stage V ec pielonefritis kronis
Diagnosis Banding :
CKD stage V ec pielonefritis kronis

Masalah
Hiperkalemia
Hipertensi terkontrol

Rencana Pemeriksaan Lanjutan


Periksa ulang elektrolit dan darah
perifer lengkap pasca koreksi

Rencana Terapi
Non farmakologis:
-Tirah baring
-Diet ginjal 1800 kkal + 18 gr protein rendah garam

Farmakologis
- Pro pemasangan CAPD
- Transfusi PRC sampai hb >10 gr
- IV lasix 2 ampul/6 jam
IV Lasix 2 amp/6 jam
IV Ondansetron 1 amp/12 jam
Kalitake sch 3x1
Amlodipin 1x5 mg
IV Ca Glukonas 1 amp
Dextrose 40% 50 ml + 10 ui insulin

Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam: Dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam

Chronic
Kidney
Disease

jurnal
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
MC3433753/

Gangguan fungsi ginjal


Klinis
Tanda, gejala, pemeriksaan fisik.

Laboratoris
Ureum , kreatitin , asam urat

Tes klirens kreatinin (TKK)


Kreatinin urin(mg/dL) x vol.urin(mL/24 jam
Kreatinin serum(mg/dL) x 1440
Rumus Cockrof-Gault
LFG

(140-umur) x BB (Kg)
72 x kreatinin serum (mg/dL

Wanita = 0,85 x pria


HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Kriteria PGK
Kerusakan ginjal > 3 bln, struktural atau
fungsional dengan atau tanpa penurunan
LFG
Kelainan patologi atau
Tanda kerusakan ginjal dalam darah ataupun
urine atau pada pemeriksaan imaging

LFG < 60mL/m/1,73m2, > 3bln

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Gejala PGK

Nafsu makan hilang / kurang


Nausea vomiting
Gatal-gatal
Gangguan miksi, poli/oliguria, nokturia, dll
Gejala-gejala anemia
Insomnia
Gelisah
Gangguan mental / kesadaran coma

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Tanda-tanda PGK

Tidak ada tanda yang khas


Pucat, kurang gizi malnutrisi
Odema
Tanda-tanda garukan
Pigmentasi kulit
Proteinuria / hematuria
Bau uremia, sesak/asidosis
Ureum, kreatinin, asam urat meningkat

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Pengobatan PGK
Penyakit / penyebab
Faktor resiko

Hipertensi
Hiperparatiroidim
Anemia
Dislipidemia

Hindari obat-obat nephrotoksik


Penyesuaian dosis obat-obatan
Persiapan terapi pengganti ginjal
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Pengobatan PGK
Konservatif
Diet : rendah protein: 0,6-08 g/KgBB
HBV kalori cukup

Terapi Pengganti Ginjal (TPG)

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Integrated Renal Replacement


Therapy
Transplantasi

RRT

Hemodialisis

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Peritoneal Dialisis

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Klasifikasi Diabetes

Tipe I Diabetes (IDDM)


Tipe II Diabetes
Tipe lain (penyebab tidak diketahui)
Diabetes pada kehamilan (gestational
diabetes)
IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu)

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Faktor Resiko
DM Tipe 2

Umur
Ethnik
Riwayat keluarga
Obesitas
Kurangnya aktifitas
Pola makan yang tidak sehat

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Nephropaty Diabetic
Diabetic Kidney Disease

Tanda :
Meningkatnya albumin urin dan ekskresi
protein
Meningkatnya tekanan darah
Penurunan fungsi ginjal

Meningkatnya resiko kardiovaskuler


Meningkatnya resiko diabetik retinopati
Meningkatnya resiko diabetik neuropati
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Faktor Resiko untuk Diabetik


Nephropati

Diabetes yang berkepanjangan


Faktor genetik dan keturunan
Hyperglikemia
Tekanan darah tinggi
Dislipidemia
Proteinuria
Merokok

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Faktor yang mempengaruhi progresifitas


penurunan fungsi ginjal pada diabetes

Pengendalian kadar glukosa


Pengendalian tekanan darah
Pengobatan dislipidemia
Pembatasan diet protein
Berhenti merokok

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Rekomendadi Pencegahan DN
Perubahan pola hidup
Mengurangi berat badan
Olah raga teratur
Pengurangan konsumsi alkohol

Pengendalian kadar glukosa


Pengendalian tekanan darah tinggi
Diet protein
Berhenti merokok

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Kualitas Hidup
Perbandingan kualitas hidup pasien PD dan HD setelah 3
bulan menjalani dialisis (Necosad study)
Setelah dialisis secara komperhensif, faktor-faktor klinis
yang turut berperan dalam menyebabkan buruknya
kualitas hidup pasien adalah :
Tingginya penyakit-penyakit penyerta
Rendahnya kadar hemoglobin
Berkurangnya fungsi ginjal ekstra

Disimpulkan pasien hemodialisa cenderung menunjukkan


kualitas hidup yang lebih rendah berkaitan degan
kesehatan mental dibandingkan dengan pasien Peritoneal
Dialisis.
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Tiga kelebihan utama PD


Lebih baik dalam mempertahankan fungsi
ginjal tersisa (RRF)
Angka survival sama atau lebih tinggi
daripada HD pada tahun2 awal
pengobatan
Biaya lebih rendah pada kebanyakan
negara
karena biaya staff dan modal untuk PD
lebih rendah.
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Kelebihan lain PD
Kadar Hb lebih tinggi, sehingga kebutuhan
EPO dan iv iron lebih sedikit
Punularan hepatitis C minimal
Pasca transplantasi, graft berfungsi lebih
baik
Tidak membebani jantung (hemodinamik
stabil)
Dikerjakan sendiri / mandiri
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Resume Peritoneal Dialisis


Medically
Technically
Simple everybody can do it
Economically cost less
Indonesia geographic factor limited
HD center

HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

HD

VS

PD

Keunggulan
Keunggulan
Dilakukan dalah waktu lebih singkat
Kimia darah lebih stabil
Lebih efisien terhadap pengeluaran zatHematocrite lebih tinggi
zat BM rendah
Pengendalian tekanan darah lebih
Terjadi sosialisasi di senter dialisis
mudah
Cairan dialisat sebagai sumber nutrisi,
pada penderita DM, insulin bisa
Kelemahan
diberikan intraperitoneal
Membutuhkan heparin
Membutuhkan vascular access
Kelemahan
Gangguan hemodinamik
Peritonitis
Pengendalian tekanan darah yang lebih
Obesitas
sulit
Hiperglikemi
Dibutuhkan disiplin diet dan jadwal
pengobatan yang teratur
Malnutrisi / protein loss
Hernia
Back pain
HM.Bambang Purwanto,dr,SpPD-KGH

Gagal Ginjal Akut dan Kronik

Anda mungkin juga menyukai