METODE PENELITIAN
3.1
Sampel yang telah kering kemudian diquartering menjadi 4 sisi lalu tiap
bagian diambil hingga mencapai 100gr pada timbangan.
Sampel yang telah ditimbang kemudian diayak dengan susunan mesh (2.000
mm, 1.000 mm, 0.500 mm 0.250 mm, 0.15 mm dan 0.063 mm) dan
kemudian masing-masing hasil ayakan ditimbang.
Dari hasil analisis ukuran butir akan didapatkan bentuk histogram ataupun
semilog dari setiap perubahan ukuran butir sedimen dengan metode geostatistik.
Pengambilan data arus dilakukan dengan menggunakan layanglayang
arus. Pengukuran arus dilakukan pada saat pasang dan surut dibagian selatan.
Selain Layang-layang arus pengukuran dilakukan dengan kompas geologi tipe
Brunton dan stopwatch untuk mengukur arah, posisi serta kecepatan arus.
Kecepatan arus diketahui dengan metode sederhana yaitu dengan membuat simpul
21
22
satu meter pada tali dan diikatkan pada layang-layang arus. Layang-layang arus
dilepas ke laut dan arah diukur dengan menggunakan kompas selanjutnya dicatat
waktu pada pelepasan layang-layang sampai tali kembali. Pencatatan dilakukan
pada saat tali tegang. Pengukuran dilakukan selang waktu setiap 1 jam selama
12 jam dengan mencatat waktu dimulainya setiap pengukuran.
Pengukuran gelombang yang diukur disekitar Pantai Seruni merupakan
gelombang setelah melalui zona gelombang pecah (surf zone). Pengukuran arah
gelombang menggunakan kompas geologi tipe Brunton, tinggi gelombang diukur
dengan menggunakan balok kayu yang ukurannya kurang lebih dua meter pada
beberapa titik yang ada di Pantai Seruni yang dilengkapi dengan meteran yang
dilakukan sebanyak 30 kali pengukuran.
Penentuan garis pantai dilakukan dengan cara tracking sepanjang garis
pantai menggunakan GPS (global positioning system). Selain itu acuan untuk
melihat perubahan garis pantai digunakan data sekunder yang berasal dari peta
cita satelit tahun 2006 dan 2009. Citra yang digunakan memiliki waktu berbeda
hal ini mengacu pada perubahan garis pantai pada skala waktu tertentu.
Pengamatan bangunan teknik di sekitar Pantai Seruni menjadi salah satu
faktor yang perlu diamati dalam perubahan garis pantai ataupun distribusi
sedimen di sekitar daerah penelitian
3.2
23
lakukan dengan beberapa metode yaitu pertama dilakuakan penentuan titik lokasi
penelitian kedua pemotongan peta citra untuk membatasi sesuai dengan daerah
penelitian. Analisis garis pantai pada historis peta citra satelit tahun 2006 dan
tahun 2009 dan diklasifikasikan menjadi dua kelas (darat dan laut). Berdasarkan
analisis dari historis peta citra satelit dapat diamati perubahan garis pantai yang
terjadi pada kedua tahun yang berbeda kemudian dilakukan overlay untuk
mengetahui seberapa besar perubahan dan luas pada masing-masing kelas. Hasil
overlay tersebut akan didapatkan peta perubahan garis pantai.
24
Perubahan Garis Pantai
Primer
Sekunder
Data Lapangan
Pasang surut
Bangunan teknik
Sedimen
- Arus
- gelombang
Ukuran Butir
Histogram
Semilog
Historis