Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah


SIFAT MENGEMBANG DAN MENGERUT TANAH
(COLE)

NAMA

: ZULFIDAH

NIM

: G111 13 331

KELOMPOK

: 14

ASISTEN

: MUH. ISMAIL MARZUKI

LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH


JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sifat fisik tanah adalah mengembang dan mengerut.
Sifat mengembang ditandai dengan terisinya demua ruang pori-pori tanah
baik makro maupun mikro oleh molekul-molekul air dan gejala ini terjadi
ketika tanah dalam keadaan basah. Sedang sifat mengerut tanah terjadi
ketika tanah dalam keadaan kering setelah basah yang ditandai dengan
semakin mengecilnya pori-pori tanah pada waktu mengerut.
Sifat mengembang pada tanah, selain pori-pori tanah yang terisi
oleh air, juga retakan-retakan yang ada pada tanah. Pengembangan yang
menyebabkan tertutupnya pori-pori tanah makro dan retakan tanah,
mengakibatkan tanah kurang mampu menyerap air sehingga kelebihan air
hujan akan menimbulkan aliran permukaan yang besar dan akibat yang
lebih besar adalah terjadinya banjir yang dapat membahayakan
kesuburan tanah dan bahkan kehidupan manusia.
Retakan retakan tanah dapat memperbaiki aerasi tanah
dibagian yang lebih dalam. Namun, retakan-retakan yang terlalu lebar
dapat menyebabkan putusnya akar-akar tanaman.
Pengembangan yang menyebabkan tertutupnya celah retakan
dan

pori

makro

air

sehingga

menyebabkan

kelebihan

permukaan yang besar.

air

tanah
hujan

kurang
akan

mampu

menyerap

menimbulkan

aliran

Pengembangan dan pengerutan mempengaruhi tanaman untuk


mengambil air atau makanan meskipun pada tempat yang dalam.
Pengembangan tanah dapat juga merusak, terutama pada bangunan atau
gedung serta jalan-jalan. Dapat dikatakan bahwa sifat pengembangan dan
pengerutan tanah sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
terutama manusia dan tumbuhan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilaksanakan praktikum
Sifat Mengembang dan Mengerut Tanah untuk mengetahui berapa besar
persentase pengembangan dan pengerutan tanah di setiap lapisan pada
sampel tanah alfisol.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Sifat Mengembang dan Mengerut
Tanah adalah untuk membandingkan pengembangan dan pengerutan di
setiap lapisan pada tanah Alfisol serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mengembang dan mengerut tanah.
Kegunaan dari praktikum mengembang dan mengerut ini adalah
sebagai bahan informasi dan literatur kepada mahasiswa khususnya
mahasiswa Fakultas Pertanian, tentang tata cara pengolahan pada tanahtanah yang memiliki sifat pengembangan dan pengerutan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengembang dan Mengerut


Pengembangan tanah adalah penjenuhan air sehingga menutupi celahcelah

retakan

tanah

yang

diakibatkan

oleh

pengerutan.

Tanah

yang banyak mengandung mineral liat smectit memperlihatkan sifat


mengembang dan mengerut. Kation dan molekul air masuk antara
unit

kristal

mineral

sehingga

mineral

akan

mengembang

saat

basah dan mengerut saat kering karena banyaknya air yang hilang
pada tanah tersebut.
Pengerutan biasanya terjadi pada musim kemarau atau musim
kering. Pengerutan adalah keadaan dimana tanah mengalami retakanretakan yang disebabkan oleh karena ruang atau pori tanah tersebut tidak
terisi oleh air yang cukup. Pengerutan pada tanah akan mengakibatkan
terjadinya pematahan pada akar tanaman (Hardjowigeno, 2003).
Sifat mengembang dan mengerut disebabkan oleh kandungan air
relative, terutama yang berada diantara satuan-satuan struktural misel.
Jika kisi hablur lempung mengembangkan terjadi pengerutan pada waktu
terjadi pembasahan oleh air. Setelah mengalami kekeringan sesuatu
tanah yang cukup lama akan mengalami retak yang cukup dalam,
sehingga hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah (Buckman, 1982).
Pengembangan dan pengerutan tanah berkaitan pula dengan
kemantapan agrerat, dimana kemantapan agrerat berkaitan dengan
tekstur tanah, jenis liat, ion-ion pada permukaan koloid tanah, jenis dan

jumlah bahan organik dan populasi jasad mikro. Agrerat yang tersusun
lebih banyak oleh mineral kaolinit lebih mantap dari pada agrerat yang
lebih banyak tersusun dari montmorillonit mengeser dan memecahkan
massa tanah yang dapat berakibat membangun atau mengahancurkan
satuan struktur tanah (Hakim dkk, 1986).
Antara pengembangan dan pengerutan, kohesi dan plastis
berhubungan erat satu sama lain. Ciri-ciri ini tergantung tidak hanya pada
campuran lempung dalam tanah, tetapi juga sifat dan jumlah humus yang
terdapat

bersama

koloid

organik. Sifat tergantung pada struktur

pengembangan tanah (Buckman dan Brady, 1995).


Tanah yang mengandung mineral liat akan memperlihatkan
sifat mengerut yang tinggi, selain itu kation-kation dan molekul air
dapat lebih mudah masuk ke dalam tanah. Serta unit kristal mineral
akan mengerut ketika kering oleh kerana hilangnya air. Sifat-sifat
ini disebabkan oleh pengaruh air kisi-kisi yang mengembang seperti
nyata ditunjukkan tanah dengan liat montmorillonit. Pada mineral
yang

kisi-kisinya

tetap,

misalnya

kaolinit,

pengembangan

karena

pembahasan kurang nampak (Hardjowigeno, 1994).


Besarnya pengembangan dan pengerutan tanah dinyatakan
dengan COLE dan PVC. Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang
ilmu tanah (Pedologi) sedang PVC digunakan dalam bidang Engneering
(pembuatan jalan, gedung-gedung, dan sebagainya (Hardjowigeno, 2007).

2.2 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Mengembang dan Mengerut


Faktor-faktor yang mempengaruhi mengembang dan mengerut
adalah pengembangan terjadi karena penetrasi air ke dalam lapisan kristal
liat yang menyebabkan pengembangan di dalam kristal. Akan tetapi
sebagian besar terjadi karena tertariknya air ke dalam koloid-koloid dan
ion-ion yang terabsorbsi pada liat dan karena udara yang terperangkap di
dalam pori mikro ketika memasuki pori tanah. Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi sifat mengembang dan mengerut pada tanah dalah kadar
air dalam tanah, luas ruang atau pori tanah serta kandungan mineral liat.
Ketiga faktor ini sangat berpengaruh disebabkan karena apabila kadar air
dalam tanah tinggi maka pori atau ruang dalam tanah akan banyak terisi
oleh air, sehingga terjadi pengembangan pada tanah.begitu juga
sebaliknya. Kandungan liat juga sangat berpengaruh disebabkan karena
permukaan liat yang besar dan dapat menyerap banyak air sehingga
tanah yang memiliki kadar liat yang tinggi sangat mudah terjadi
pengembangan begitu pula sebaliknya (Foth, 1994).
Sifat

mengembang dan mengerut

tanah

disebabkan

oleh

kandungan liat mentrollnit yang tinggi. Tanah mengembang pada saat


basah dan tanah mengerut pada saat kering. Akibatnya pada saat musim
kering tanah menjadi pecah-pecahkalau basah tanah mengembang
dan menjadi lengket (Hardjowigeno,1998).

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum Sifat Mengembang dan Mengerut Tanah dilaksanakan di
Laboratorium Fisika, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin pada hari Kamis, 14 Oktober 2013 pukul 16.00 WITA selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sifat dan mengembang
mengerut tanah adalah cawan COLE, gelas ukur 50 ml, mistar, dan oven.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengerutan Tanah
1. Menaruh contoh tanah pada sebuah wadah hingga hampir penuh.
2. Menambahkan air sedikit demi sedikit kemudian meremas-remasnya
hingga membentuk pasta.
3. Masukkan ke dalam cawan cole yang telah diolesi dengan Vaseline
sedikit demi sedikit sambil memadatkannya.
4. Meratakan permukaan contoh tanah, kemudia mengeringkannya ke
dalam oven yang bersuhu 105

selama 2 x 24 jam.

5. Menghitung tingkat pengerutannya dengan persamaan :


% Pengerutan=

x 100

3.3.2 Pengembangan Tanah


1. Memasukkan tanah kering (<2 mm) ke dalam gelas ukur 50 ml hingga
volume tanah menjadi 15 ml. Menghentak-hentakkan gelas ukur
beberapa kali untuk memadatkan.
2. Mengeluarkan contoh tanah dari gelas ukur ke wadah lain.
3. Masukkan air sebanyak 25 ml ke dalam gelas ukur, kemudian
masukkan lagi sampel tanah sedikit demi sedikit sehingga semuanya
masuk ke dalam air. Air di dalam gelas ukur ditambah bila ada bagian
tanah yang belum basah.
4. Membiarkan contoh tanah selama 30 menit, kemudian menghentakhentakkan gelas ukur supaya tanah lebih padat.
5. Membaca

volume

tanah

tersebut.

Menghitung

persentase

pengembangannnya dengan persamaan :


% Pengembangan=

x 100

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil
Berdasarkan pengamatan sifat mengembang dan mengerut yang
dilakukan pada tanah diperolehhasilpadaberikut :
Tabel.persentasemengembangdanmengeruttanah
Lapisan

Mengembang (%)

Mengerut (%)

33,3

4,2

II

33,3

10,5

III

40

4,7

SumberData :Sumber Data Primer setelahdiolah 2013


4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilasksanakan maka
diperoleh hasil yaitu pada lapisan I memiliki persentase sifat mengembang
sebesar 33,3% dan mengerut 4,2%, sedangkan pada lapisan II diperoleh
persentase sifat mengembang sebesar 33,3% dan mengerut 10,5%.
Sementara itu, pada lapisan III di peroleh persentase sifat mengembang
sebesar 40% dan mengerut 4,7%.
Persentase pengembangan dan pengerutan pada lapisan II
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan lapisan I karena
kandungan liat pada lapisan II lebih banyak daripada lapisan I, yang mana
tingginya kandungan liat mempengaruhi total luas permukaan tanah yang
semakin

besar,

sehingga

kemampuan

menahan

airnya

tinggi.

Kemampuan menahan air yang tinggi akan memperbesar ruang pori


tanah, sehingga terjadi peningkatan volume tanah ketika basah,
karena kation-kation dan molekul air mudah masuk pada rongga antara
kristal mineral.
Faktor- faktor yang mempengaruhi sifat mengembang dan
mengerut tanah menurut Foth (1994) adalah kadar air dalam tanah, luas
ruang atau pori tanah serta kandungan mineral liat.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum maka dapat diperoleh
kesimpulan yaitu :
1. Pada lapisan I memiliki persentase sifat mengembang sebesar 33,3%
dan mengerut 4,2%.
2. Pada

lapisan

II

diperoleh

persentase

sifat

mengembang

sebesar 33,3% dan mengerut 10,5%.


3. Pada lapisan III di peroleh persentase sifat mengembang sebesar
40% dan mengerut 4,7%.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi sifat mengembang dan mengerut
tanah adalah kadar air dalam tanah, luas ruang atau pori tanah serta
kandungan mineral liat

5.2 Saran
Sebaiknya asisten memberikan soal tugas pendahuluan 2-3 hari sebelum
praktikum dilaksanakan. Hal ini bertujuan agar tugas tersebut bisa
dipelajari dengan baik oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bukman, H. D. and N. C. Brady. 1994. The Nature and Properties Of Soil


Maxwell Matmilin. New York.
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 1998. Ilmu Tanah. PT Melton Putra : Jakarta.
Hardjowigeno, S. Dr. Ir. 2003. Ilmu Tanah. PT. Akademika Pressindo :
Jakarta.
Hardjowigeno, S. Dr. Ir. 2007. Ilmu Tanah. PT. Akademika Pressindo :
Jakarta.
Hakim, M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis Hadi Nugroho, M. Rusli Jaul, M.
Amin Diha, Go Ban Hong H. H Baylaey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Lembaga Penelitian Universitas Lampung : Lampung.

Lampiran

Lapisan I
PersentasePengembangan

=
= 20
PersentasePengerutan

=
= 4,2

Lapisan II
PersentasePengembangan

=
= 33,3
PersentasePengerutan

=
= 10,53

Lapisan III
PersentasePengembangan

=
= 40
PersentasePengerutan

=
= 4,7

Anda mungkin juga menyukai