Anda di halaman 1dari 15

LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT

Oleh : Nurhidayah

Seminar Kelas Mata Kuliah Keuangan Islam Publik


di Melayu Nusantara; Zakat dan Wakaf,
Semester III Program Pascasarjan STAIN Watampone
Watampone, 26 Oktober 2014

PENGERTIAN ZAKAT
Zakat secara lughah (bahasa), berarti nama artinya
kesuburan, thaharah yang artinya kesucian,
barakah yang artinya keberkatan dan berarti juga
tazkiyah tathhier yang berarti mensucikan. Dari
segi bahasa, kata zakat bahasa Arab az-zakah,
yang berarti: suci, bersih, tumbuh, berkembang,
bertambah, subur, berkah, baik dan terpuji.
merupakan masdar dari zaka yang berarti
berkembang, tumbuh, bersih dan baik.

MENURUT ISTILAH
o zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari
kekayaan orang-orang kaya untuk disampaikan
kepada mereka yang berhak menerimanya,
dengan aturan-aturan yang telah ditentukan di
dalam syara.
o Zakat merupakan pengambilan sebagian harta
dari muslim untuk kesejahteraan muslim dan oleh
orang muslim.
o Zakat merupakan penyerahan sebagian harta
benda yang telah ditentukan oleh Allah kepada
yang berhak menerimanya

KEDUDUKAN ZAKAT
Zakat menempati kedudukan yang sangat mendasar dan
fundamental dalam Islam. Begitu mendasarnya, sehingga
perintah zakat dalam Alquran sering disertai dengan
ancaman yang tegas, sebagaimana dijelaskan dalam surat
Taubah [9] ayat 34.
Bahkan seringkali perintah membayar zakat diiringi
dengan perintah mengerjakan sholat. 72 kali dirangkaikan
dengan kata shalat
Hal ini menegaskan adanya kaitan komplementer antara
ibadah sholat dan zakat. Sholat berdimensi vertikalketuhanan, sementara zakat berdimensi horizontalkemanusiaan.

PENGELOLAAN ZAKAT MASA RASULULLAH


1. Katabah, petugas yang mencatat para wajib
zakat,
2. H}asabah, petugas yang menaksir, menghitung
zakat,
3. Juba>h, petugas yang menarik, mengambil
zakat dari para muzakki,
4. Khaza>nah, petugas yang menghimpun dan
memelihara harta,
5. Qasa>mah, petugas yang menyalurkan zakat
pada mustah}iq

ZAKAT; KONTEKS UNDANG-UNDANG


Tahun 1999, zakat secara resmi masuk kedalam
ranah hukum positif di Indonesia dengan
keluarnya Undang-Undang RI No. 38 tahun1999
tentang Pengelolaan Zakat.
Kemudian direvisi dengan terbitnya UndangUndang Nomor 23 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, terdiri dari 11 Bab dengan 47
Pasal

ZAKAT; KONTEKS UNDANG-UNDANG


Undang-Undang Pengelolaan Zakat bertujuan untuk
mendongkrak dayaguna dan hasil guna pengelolaan
zakat, infaq dan shadaqah di Indonesia. Karena itu
pengelolaan zakat harus dilembagakan (formalisasi)
sesuai dengan syariat Islam.
Harus memenuhi asas-asas amanah, kemanfaatan,
keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan
akuntabilias sehingga dapat meningkatkan efektivitas
dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.

ZAKAT; KONTEKS UNDANG-UNDANG


Di samping itu, pengelolaan zakat juga bertujuan
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan.

ZAKAT; KONTEKS UNDANG-UNDANG


Pasal 6 dan 7 ayat 1 UUPZ 23 tahun 2011
disebutkan 5 peran BAZNAS sebagai lembaga
yang berwenang melakukan tugas pengelolaan
zakat secara nasional.
1.Perencanaan
2.Pelaksana
3.Pengendalian dalam pengumpulan
4.Pendistribusian
5.Pendayagunaan zakat

PENGELOLAAN LEMBAGA ZAKAT

Penguatan kelembagaan BAZNAS dan LAZ


dengan dalam pengelolaan zakat dimaksudkan
untuk memberikan perlindungan, pembinaan,
dan pelayanan kepada muzakki, mustah}iq, dan
pengelola zakat serta untuk menjamin adanya
kepastian hukum dalam pengelolaan zakat
Perencanaan

MANFAAT PENGELOLAAN LEMBAGA ZAKAT

1) Menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat;


2) Menjaga perasaan rendah diri para mustah}iq
zakat apabila berhadapan langsung untuk
menerima zakat daripada muzakki;
3) Mencapai efisien dan efektivitas secara skala
prioritas terhadap dana atau harta zakat.
4) Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintahan yang Islami

KENAPA MANAJEMEN ZAKAT


TIDAK MAKSIMAL ?
a) Asumsi pengelolaan zakat sifatnya hanya
bantuan dan pekerjaan sosial semata
b) Tanpa manajemen yang jelas.
c) Pembagian tugas dan struktur organisasi
hanya formalitas
d) Minus monitoring dan evaluasi
e) Tidak biasa disiplin, salah satu budaya di
Indonesia yang kurang baik

SUMBER DAYA MANUSIA


LEMBAGA ZAKAT

Untuk membentuk sebuah lembaga atau


panitia amil zakat yang berkualitas paling
tidak ada tiga hal yang harus dipenuhi, yakni :
Amanah ( bertanggung jawab )
Fathanah ( jujur, dapat dipercaya )
Transfaransi (keterbukaan publik )

ASPEK PENYEBAB RENDAHNYA


SDM PENGELOLAAN ZAKAT
program kerja yang kurang bersinergi dengan
keperluan umat
kurangnya frekuensi penyuluhan dan pembinaan
tentang zakat
koordinasi antara elemen pengelola zakat yang
minim
masih kurangnya dana operasional (keterbatasan
dana)
tidak validnya data serta tidak akuratnya laporan
pertanggungjawaban atas evaluasi pelaksanaan
program

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Semoga bermanfaat sebagai bagian wacana keilmuan,


mohon masukan dan kritikan membangun
guna kesempurnaan makalah ini.

Wa al-Lhu alam bi al-Shawb.

Anda mungkin juga menyukai