Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGAMAN SEPEDA MOTOR VIA SMS MENGGUNAKAN

MIKROKONTROLLER ATmega 8535

NASKAH PUBLIKASI

disusun oleh :
1. Yunus Dwi Lindung

07.01.2172

2. Rachmat Ardi

07.01.2194

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2010

MOTORCYCLE SAFETY SYSTEM VIA SMS USING


MICROCONTROLLER ATmega8535
SISTEM PENGAMAN SEPEDA MOTOR VIA SMS MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLLER ATmega 8535
disusun oleh :
1. Yunus Dwi Lindung

07.01.2172

2. Rachmat Ardi

07.01.2194

Jurusan D3 Teknik Informatika


STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Sending messages using mobile technology is believed to be the latest
trend. Because of its popularity, so applied to each sector. Siemens format that
used to receive and transmit data module known as PDU (Protocol Data Unit). In
the module called AT Command and use the AVR ATmega8535 microcontroller.
This project describes how to design and create a system that can make
motorcycle owners to feel secure when left on his motorcycle in a parking lot or in
a state not used. Control is done using a microcontroller linked to mobile phones
through the facilities of SMS (Short Messages Service). A device can secure our
motorcycles with SMS. Sending SMS from your mobile phone in the previous
system if the microcontroller will send the AT Command, then the message is
received by the mobile user.
The design consists of designing electronic circuits, data cable, and a
microcontroller. For
communication
between
mobile
phones
and
microcontrollers, used in serial communication. To design the software used
BASCOM. This language is used in programming the microcontroller.
Keywords : microcontroller, AVR ATmega8535, AT command, PDU mode

1. Pendahuluan
Peranan elektronika disegala bidang menjadi semakin besar diabad ke dua satu
ini. Bermula dari penerapan rangkaian elektronika analog, kemudian digital dan
kini hampir semua peralatan menggunakan sistem mikroprosesor. Pada masa
sekarang ini penggunaan mikrokontroler semakin meluas. Banyak sekali
peripheral, mainan anak, sistem kontrol industri maupun rumah tangga dan lainlain menggunakan otak mikrokontroler.
Dalam kehidupan sehari-hari, sampai saat ini masyarakat masih bergantung
pada alat seperti remote control untuk mengendalikan dalam jarak jauh. Akan
tetapi pengontrolan tersebut hanya dapat dilakukan pada jarak tertentu saja,
sehingga apabila jarak antara alat yang dikontrol dengan pengontrolnya itu
melewati batas toleransinya maka peralatan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai
dengan keinginan.
Telepon seluler dengan fasilitas SMS yang mampu bertukar informasi berbasis
teks secara jarak jauh (remote) dan tanpa kabel (wireless) dapat memberikan
solusi yang tepat terhadap masalah pengontrolan keamanan secara jarak jauh.
Ditambah dengan dukungan teknologi mikrokontroler yang memungkinkan
dibentuknya sebuah sistem komputer yang memiliki efisiensi daya dan tempat,
menjadikan telepon seluler sebagai sarana alternatif selain sebagai sarana
komunikasi juga dapat dijadikan sebagai sarana pengendali jarak jauh. Oleh
karena itu, dalam memenuhi Tugas Akhir penulis mencoba untuk membuat
Sistem Pengaman Sepeda Motor Via SMS Menggunakan Mikrokontroller
ATmega8535 .
2. Dasar Teori
2.1 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat mengontrol peralatan
elektronik. Sebuah mikrokontroler umumnya berisi seluruh memori dan
antarmuka I/O yang dibutuhkan, sedangkan mikroprosesor membutuhkan chip
tambahan untuk menyediakan fungsi yang dibutuhkan.
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC ( Reduced Instruction Set
Computing ) 8 bit yang instruksinya dikemas dalam kode 16 bit dan

dieksekusi dalam satu siklus clock. Hal ini berbeda dengan seri MCS51 yang
berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing) yang membutuhkan
12 siklus clock.
2.1.1

Arsitektur ATmega8535

Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional ATMega8535


ATMega memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.
10. Antarmuka komparator analog.
11. Port USART untuk komunikasi serial.

2.1.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Gambar 2.2 Pin ATmega8535

Secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 adalah sebagai berikut :


1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.2 Komunikasi Serial


2.2.1

Konsep Dasar Komunikasi Serial


Komunikasi data serial sangat berbeda dengan format pemindahan

data paralel. Disini, pengiriman bit-bit tidak dilakukan sekaligus melalui


saluran pararel, tetapi setiap bit dikirimkan satu persatu melalui saluran
tunggal (perhatikan Gambar 2.5). Dalam pengiriman data secara serial
harus ada sinkronisasi atau penyesuaian antara pengirim dan penerima
agar data yang dikirimkan dapat diterima dengan tepat dan benar oleh
penerima. Salah satu mode transmisi dalam komunikasi serial adalah mode
asynchronous. Transmisi serial mode ini digunakan apabila pengiriman
data dilakukan satu karakter tiap pengiriman. Antara satu karakter dengan
yang lainnya tidak ada waktu antara yang tetap. Karakter dapat dikirimkan
sekaligus ataupun beberapa karakter kemudian berhenti untuk waktu yang
tidak tentu, kemudian dikirimkan sisanya. Dengan demikian bit-bit data ini
dikirimkan dengan periode yang acak sehingga pada sisi penerima data
akan diterima kapan saja. Adapun sinkronisasi yang terjadi pada mode
transmisi ini adalah dengan memberikan bit-bit penanda awal dari data dan
penanda akhir dari data pada sisi pengirim maupun dari sisi penerima.
Format data komunikasi serial terdiri dari parameter - parameter yang
dipakai untuk menentukan bentuk data serial yang dikomunikasikan,
dimana elemen-elemennya terdiri dari :
1. Kecepatan mobilisasi data per bit (baud rate)
2. Jumlah bit data per karakter (data length)
3. Parity yang digunakan
4. Jumlah stop bit dan start bit

Gambar 2.5 Format Pengiriman Data Serial

2.3 Handphone
Perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar
yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke
mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan
telepon

menggunakan kabel (nirkabel; wireless).

Saat

ini

Indonesia

mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System
for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple
Access).
2.4 SMS ( Short Message Service )
SMS adalah salah satu fasilitas yang dimiliki oleh jaringan GSM (Global
System for Mobile Communication). Dengan SMS maka pelanggan dapat
mengirimkan atau menerima pesan singkat sepanjang 160 karakter. SMS
ditangani oleh jaringan, melalui SMS Service Centre (SMS SC) yang berfungsi
menyimpan dan meneruskan pesan dari sisi pengirim ke sisi penerima. Format
SMS yang dipakai adalah PDU (Protocol Deskription Unit). Format PDU akan
mengubah kode ASCII (7 bit) menjadi bentuk byte PDU (8 bit) pada saat
pengiriman data dan akan diubah kembali menjadi kode ASCII pada saat
diterima.
2.5 AT Command
Pada ponsel GSM terdapat fasilitas pengaksesan data. Dalam mengakses
data tersebut, diperlukan beberapa instruksi pada antarmuka ponsel. Instruksi
tersebut lalu distandarkan oleh ETSI (European Telecommunication Standards
Institute) ke dalam spesifikasi teknik GSM pada dolumen GSM 07.07 dan
GSM 07.05. Instruksi inilah yang disebut dengan AT Command.
AT Command yang digunakan untuk SMS biasanya diikuti oleh data I/O
yang diwakili oelh unit PDU. PDU berisi bilangan heksadesimal yang
mencerminkan bahasa I/O. Jadi ada beberapa AT Command untuk SMS adalah
sebagai berikut :

AT+CNMI : AT Command digunakan untuk menampilkan pesan SMS baru


AT+CMGS : AT Command yang digunakan untuk mengirim SMS
AT+CMGL : AT Command yang digunakan untuk memeriksa SMS
AT+CMGD : AT Command yang digunakan untuk menghapus SMS
2.6 Software yang digunakan ( BASCOM-AVR IDE 1.11.9.5 )
BASIC merupakan bahasa tingkat tinggi, lebih mudah dipelajari dan
dipahami dibandingkan dengan bahasa Assembly atau C.

Gambar 2.3 Tampilan BASCOM-AVR IDE [1.11.9.5]


2.7 Kabel Data
Kabel data merupakan kabel yang digunakan untuk mentransfer data
antara dua perangkat, contohnya antara komputer dengan ponsel atau ponsel
dengan mikrokontroler. Kabel data yang digunakan adalah kabel serial. Pada
sistem ini kabel data yang digunakan adalah kabel data ponsel dan
menggunakan standard RS 232 untuk konektornya.
2.8 Power Supply
Unsur penting yang terdapat pada semua peralatan elektronika adalah
Power Supply, karena fungsinya sebagai sumber energi dalam rangkaian.

Semua rangkaian elektronika membutuhkan sumber tegangan DC (Direct


Current) untuk beroperasi. Power Supply yang digunakan dalam rangkaian
ini adalah battery 9 volt.
2.9 IC Regulator LM 7805

Gambar 2.12 Skematik IC Adjustable Regulator LM7805


IC regulator disini mempunyai fungsi untuk menstabilkan tegangan DC.
IC regulator yang digunakan pada sistem ini adalah LM7805. LM78xx
memiliki tegangan keluaran tertentu tergantung dari jenis IC tersebut dan
untuk LM 7805 menghasilkan tegangan keluaran +5VDC.

3. Perancangan
3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Prinsip Kerja Sistem

3.2 Perancangan Unit Control

Gambar 3.2 Rangkaian Unit Sistem Kontrol


3.3 Perancangan Unit Komunikasi Serial

Gambar 3.3 Rangkaian Komunikasi Unit Serial

3.4 Perancangan Unit Keluaran

Gambar 3.4 Rangkaian Unit Keluaran


3.5 Perancangan Power Supply

Gambar 3.5 Blok diagram power supply

Gambar 3.6 Rangkaian Power Supply

3.6 Perancangan Perangkat Lunak

Gambar 3.7 Flowchart program utama


4. Pembahasan
4.1 Pengujian Pengendali Mikrokontroller ATMega8535
Untuk pengujian port dari pengendali mikro dilakukan dengan
memasukkan sebuah program singkat untuk mengecek output pada port A.6
dan port A.7. Hasil yang didapatkan dari program singkat diatas adalah buzzer
1 dan buzzer 2 bergantian nyala mati sesuai dengan logika yang diberikan.

Proses download program dengan menggunakan aplikasi AVRDude GUI v1.3


(avrdude5.2).

Gambar 4.1 Program AVRDude GUI v1.3 (avrdude 5.2)


4.2 Pengujian Unit Komunikasi Serial dengan IC MAX232
Pengujian max232 ini dilakukan dengan cara mengetikkan command
dalam

program

untuk

mengoneksikan

antara

handphone

dengan

mikrokontroler yaitu dengan perintah AT, perintah ini dikirimkan secara


serial dari mikrokontroler ke handphone, ternyata setelah menjalankan
program ini di dapatkan hasil OK pada tampilan LCD.

Gambar 4.2 Koneksi serial HP dengan mikro berhasil

4.3 Pengujian Unit Keluaran


Saat memberikan input tegangan DC 5V pada unit pengendali mikro,
maka buzzer yang terpasang akan berbunyi dan tahanan dari output rangkaian
relay adalah 1 yang berarti relay dalam keadaan open. Setelah mendapatkan
SMS dengan karakter ON maka bunyi buzzer mati relay dalam keadaan
closed. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa keluaran dari alat sudah
dapat berfungsi dengan baik.

Gambar 4.3 Relay posisi open atau terputus

Gambar 4.4 Relay posisi closed atau terhubung


4.4 Pengujian Unit Power Supply Minimum System
Pada saat unit pengendali mikro mendapatkan tegangan dari adaptor
sebesar 12 Volt maka unit pengendali mikro tersebut telah aktif. Hasil
pengukuran pada bagian port input supply adalah sebesar 12,07 Volt. Hal ini
menunjukkan bahwa adaptor dapat mewakili fungsi aki dengan baik.

Gambar 4.5 Tegangan power supply unit pengendali mikro


4.5 Pengujian AT-Command Handphone M35
Setelah handphone dihubungkan dan program hyperterminal diset
pada baudrate 19200 maka akan tampil jendela hyperterminal kemudian
diketikkan command untuk :

Memilih inbox pada memori handphone dengan perintah


AT+CPMS=ME.

Menampilkan isi SMS pada memori inbox I dengan perintah


AT+CMGR=1.

Menghapus isi SMS pada memori inbox I dengan perintah


AT+CMGD=1.

Mengirim sebuah sebuah SMS balasan ke suatu nomor handphone


tujuan tertentu dengan perintah AT+CMGS= 47.

Ternyata semuanya berhasil dilaksanakan dengan baik seperti yang


terlihat pada gambar 4.8 berikut :

Gambar 4.6 Pengujian AT-Command HP dengan program hyperterminal


4.6 Pengujian SMS Konfirmasi dari Handphone Sistem
Adapun SMS konfirmasi dari sistem apabila mendapat SMS ON
dan sistem melakukan eksekusi perintah tersebut mendapat SMS
konfirmasi seperti pada gambar 4.11 berikut :

Gambar 4.7 SMS konfirmasi bahwa sistem sudah aktif


Selanjutnya SMS konfirmasi dari sistem apabila mendapat SMS
OFF dan sistem melakukan eksekusi perintah tersebut mendapat SMS
konfirmasi seperti pada gambar 4.12 berikut :

Gambar 4.8 SMS konfirmasi bahwa sistem sudah dinonaktifkan


Selanjutnya SMS konfirmasi dari sistem apabila mendapat SMS
diluar program sistem tersebut maka SMS konfirmasi seperti pada gambar
4.13 berikut :

Gambar 4.9 SMS konfirmasi bahwa perintah salah


5. Kesimpulan
Dari hasil perancangan sistem pengamanan mobil via SMS, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
1.

Perancangan sistem pengaman sepeda motor via SMS ini terbagi atas dua
bagian yaitu perancangan hardware dan software. Perancangan hardware
terbagi atas perancangan unit sistem control, perancangan unit komunikasi
serial, perancangan unit keluaran dan perancangan unit power supply.
Sedangkan perancangan software terdiri dari perancangan program basic

(BASCOM). Hasil perancangan sistem pengaman ini mempunyai tingkat


akurasi sebesar 99%.
2.

Alat ini dapat melakukan pengontrolan jarak jauh hingga beratus-ratus


bahkan beribu-ribu km tergantung luasnya jaringan GSM.

3.

Cepat atau lambat sampainya SMS sangat tergantung pada keadaan jaringan
dari masing-masing service centre operator seluler.

4.

Handphone pada sistem (server) yang digunakan harus support ATCommand.

5.

Biaya yang digunakan untuk melakukan pengontrolan cukup murah karena


berbasis SMS dan saat ini banyak operator seluler memberikan bonus ratusan
SMS.

Saran
Dari perancangan sistem yang telah direalisasikan pada tugas akhir ini,
diharapkan dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut, mengingat banyaknya
kekurangan maka perlu pengembangan lebih lanjut pada waktu yang akan datang.
Adapun saran-saran yang untuk tugas akhir ini adalah :
1.

Menggunakan seluruh jaringan baik GSM maupun CDMA.

2.

Menggunakan kartu pasca bayar sehingga pengiriman pesan timbal balik dari
handphone server tidak gagal dikarenakan tidak adanya pulsa atau masa aktif
habis.

3.

Rangkaian dibuat menjadi lebih ringkas dan tahan air.

DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega853.
Yogyakarta : ANDI Publisher.
Iswanto. 2009. Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic
Compiler. Penerbit Andi : Yogyakarta
.............. 2004. Atmega8535(L) Preliminary Complete, Atmel Corporation
http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2502.pdf
.............. 2010. AT Command Set (GSM 07.07, GSM 07.05, Siemens specific
commands, Siemens Corporation
http://alumni.ipt.pt/~pmad/s35i_c35i_m35i_atc_commandset_v01.pdf

Anda mungkin juga menyukai