Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Katherine Efrinda
(04031181320038)
(04031181320039)
3. Hasmila Devi
(04031181320040)
(04031281320001)
5. Abubakar Lutfi
(04031281320009)
Definisi
Kelenjar Saliva adalah organ yang mensekresikan zat air yang sangat penting
untuk beberapa fungsi fisiologis, mulai dari perlindungan gigi dan jaringan lunak
disekitar sampai melumasi cavitas oral, yang mana penting untuk berbicara dan persepsi
dari organ perasa. Kelenjar saliva merupakan jaringan komplek yang terdiri dari pipa
berongga dan unit-unit sekresi yang ditemukan pada lokasi spesifik dalam mulut yang
mana walaupun secara artistik mulut penampilan spesifik masing-masingnya bergantung
pada lokasi masing-masing.
Saliva merupakan salah satu dari cairan di rongga mulut yang diproduksi dan
diekskresikan oleh kelenjar saliva dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu
saluran. Saliva terdiri dari 98% air dan selebihnya adalah elektrolit, mukus dan enzimenzim. Saliva diekskresi hingga 0.5 1.5 liter oleh tiga kelenjar liur mayor dan minor
yang berada di sekitar mulut dan tenggorokan untuk memastikan kestabilan di sekitar
rongga mulut.
Kelenjar
Ukuran
Lokasi
Tise Sel
Besar
Striata
Interkalata
sekresi
Normal
(%)
Parotid
Besar
Anteror
Serus
25
Panjang Panjang
Angulus
Campuran
60
Panjang Pendek
Mandibula
(serus
Pendek
Telinga
Submandibular
Sedang
demilune)
Sublingual
Kecil
Anterior
Mukus
Pendek
dasar
Mulut
Parenkim :
interkalaris
panjang
sekretorius
agak
pendek
eksekretorius stenon.
Saluran muara dari kelenjar parotis disebut duktus Stensen. Bagian permulaan dari
saluran tersebut adalah duktus interkalata yang panjang, dibatasi oleh epitel gepeng dan
mengandung sel mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus sekretorius
yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak intralobular. Duktus sekretorius dibatasi
oleh epitel silindris selapis, dan sering disebut juga sebagai saluran bergaris atau duktus
striata (striated duct) karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-garis
pada bagian basalnya.
Duktus intralobular, yaitu duktus interkalata dan duktus striata, bermuara ke
dalam duktus interlobular yang lebih besar. Duktus interlobular mula-mula dibatasi oleh
epitel silindris kemudian epitel bertingkat, kadang-kadang dengan sel goblet. Pada
6
saluran utama dekat muaranya, epitel yang membatasi adalah epitel silindris berlapis atau
epitel gepeng berlapis.
b. Kelenjar Submandibular
Merupakan tubuloasiner bercabang ganda dan memproduksi air liur terbanyak.
Terletak pada bagian bawah korpus mandibula Memiliki muara pada dasar rongga mulut
pada frenulum lidah, di belakang gigi seri bagian bawah. . Duktus submandibular
menjalar sepanjang permukaan superior dan batas posterior dari mylohyoid kemudian
melewati bagian depan medial ke kelenjar sublingual, sampai bukaan sublingual caruncle.
Serabut saraf parasimpatik preganglion sampai kelenjar submandibular menanjakchorda
tympani, suatu cabang dari saraf wajah melewati ganglion submandibular dan berhenti
sebagai saraf posganglionik yang menginervasi kelenjar. Serabut saraf simpatik mencapai
kelenjar melalui pembuluh darah yang berbatasan.
Stroma
Parenkim
:Asinus mukoserus
Duktus
Kelenjar ini memproduksi saliva yang bersifat serus dan mukus, dengan
perbandingan sel asinar serus dan mukus sebesar 7 : 3. Kelenjar ini mempunyai simpai,
sekat-sekat dan sistem saluran keluar yang tampak jelas, mirip dengan yang terdapat pada
kelenjar parotis, tetapi duktus interkalatanya lebih pendek dan kurang mencolok. Pada
duktus yang lebih besar, epitel bertingkatnya mengubah komposisi saliva dengan cara
mencampurnya dengan sekret mukus dari sel goblet dan getah serus dari sel-sel
silindrisnya. Pada dasarnya, saliva dari kelenjar ini mempunyai aktivitas amilase yang
lemah dengan lisozim yang disekresikan oleh sel serus bulan sabit (demiluna) yang dapat
merusak dinding bakteri. Muara dari kelenjar ini disebut duktus Wharton
10
c. Kelenjar Sublingualis
Merupakan tubuloasiner bercabang ganda, terletak pada dasar rongga mulut di
bawah mukosa. Memiliki muara pada dasar rongga mulut di belakang muara duktus
Wharton pada frenulum lidah. Kelenjar sublingual memanjang secara lateral sejauh
mandibular dan secara medial sampai ke genioglosus. Beberapa kelenjar submandibular
minor memiliki duktus pendek yang terbuka sepanjang lipatan sublingual langsung
sampai ke cavitas oral. Serabut saraf parasimpatetik mencapai glandula sublingual
dengan alur yangs sama seperti pada glandula submandibular. Serabut saraf simpatik
menyebar melalui flexus vaskular sepanjang arteri lingual.
Stroma
Parenkim
Duktus
11
submandibularis di bawah mukosa dasar mulut. Tiap kelenjar bermuara secara tersendiri
di bawah lidah.
Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar campuran, tubuloalveolar kompleks.
Sebagian besar asinusnya bersifat mukus, dan beberapa diantaranya mengandung sel
bulan sabit (demiluna) serus. Asinus serus yang murni jarang ditemukan pada kelenjar
ini. Sel mioepitel terlihat berhubungan dengan asinus. Duktus interkalata maupun duktus
striata merupakan saluran yang pendek sehingga tampak tidak mencolok. Simpai kelenjar
sublingualis kurang begitu tebal serta jumlah sekatnya lebih sedikit.
12
13
Vaskularisasi
Vaskularisasi kelenjar parotis berasal dari arteri facialis dan arteri karotis
eksterna.suplai darah kelenjar submandibular didapat dari arteri fasialis dan arteri
lingualis, sedangkan untuk kelenjar sublingual, vaskularisasi di dapat dari arteri
sublingualis dan arteri submentalis. Secara anatomis vaskularisasi di duktus lebih
kaya dari vaskularisasi di asinus.
Persarafan
Kelenjar saliva dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu simpatis dan
parasimpatis. Sekresi saliva terutama dikontrol oleh impuls parasimpatis dari
nuklei saliva yang terletak kira-kira di dekat garis penghubung antara pons dan
medulla. Stimulasi simpatis dapat juga meningkatkan alir saliva dalam batas yang
sedang, namun masih lebih sedikit dibanding stimulasi parasimpatis. Impuls
simpatis lebih cenderung mempengaruhi komposisi saliva dengan meningkatkan
eksotossis dari sel-sel tertentu. Saraf simpatis berasal dari superior cervical ganglia
dan berjalan sepanjang pembuluh darah ke kelenjar saliva. Sekresi cairan
umumnya di bawah kontrol sistem parasimpatis, dan komponen protein oleh sistem
simpatis. Pada kelenjar parotis = N.facialis (VII), kelenjar submandibula =
N.lingualis
(5.3)
dan
juga
terdapat
ganglion
submandibulare,
kelenjar
14
Parenkim
Yaitu bagian dari kelenjar yang tersusun atas asinus-asinus dan duktus yang
bercabang. Asinus merupakan bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Kemudian sekret
ini akan dialirkan melalui duktus
2.
Stroma
Merupakan jaringan antara asinus dan duktus. Jaringan ini membungkus organ,
masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada stroma
ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah, serabut saraf dan lemak.
Unit sekretori
Terdiri dari: Sel-sel asinar, Duktus intercalaris, Duktus striata, dan main excretory
duct.
15
a.
Asinus
Asinus serus
Ciri-ciri:
- Sekretnya encer
- Terdapat pada kelenjar parotis
- Pengecatan HE (Haematoxylin dan Eosin) berwarna ungu kemerahan
- Lumennya sempit
- Inti sel bulat ke arah basal
- Terdapat sel myoepitel di antara sel kelenjar dan membran basal yang adapat
berkontraksi untuk membantu mengeluarkan sekret asinus.
Asinus Mukus
Ciri-Ciri:
- Sekretnya kental
- Terdapat pada kelenjar saliva minor
- Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
16
- Lumennya besar
- Inti sel pipih ke arah basal
- Terdapat sel myoepitel
Asinus Campuran
Ciri-ciri:
- Parenkimnya terdiri dari asinus serus dan asinus mukus.
- Pada kelenjar submandibularis memiliki sel serus lebih banyak daripada sel
mukusnya.
- Sel sel mukus sering ditemukan dekat duktus, sedangkan sel-sel serus ditemukan
pada bagian jauh dari duktus.
- Kadang-kadang sel-sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus. Biasanya
terjadi pada duktus boll.
17
b.
Duktus
interkalata
Intralobularis
Duktus
Striata
Interlobularis
Transport elektrolit
b.
18
Duktus Interlobularis
- Tempat masuknya duktus pfluger
- Merupakan duktus pengeluaran yang mengalirkan saliva kedalam rongga mulut
- Terdiri dari epitel selapis silindris atau berlapis semu dan dekat muaera duktus,
berubah menjadi epitel berlapis pipih dan berlanjut ke epitel rongga mulut.
- Berfungsi resopsi Na dan sekresi K.
- Pada kelenjar parotid, bermuara di stenon atau stenson, pada kelenjar
submandibular bermuara di wharton,pada kelenjar sublingual bermuara di
bartholin.
Saluran dengan diameter terkecil yaitu duktus interkalata berkontak langsung dengan
asinus saliva, asinus saliva mengalirkan langsung ke duktus interkalata,, dimana memiliki
19
sel kuboid kecil. Sel-sel sekretori memeliki fungsi metabolisme dan mengandung retikulum
endoplasma kasar dan butiran sekretory.
Kemudian duktus interkalata terbuka dan dialirkan ke duktus yang lebih besar yaitu
duktus striata. Sel-sel dari duktus striata adalah sedikit tinggi dan berbentuk kolumnar
dibandingkan dengan duktus inerkalata. Sel-sel ini memiliki striata karena pembungkusan
dari membran basal, yang meingkatkan luas permukaan sel dan memungkinkan pertukaran
ion dengan pembuluh darah disekitarnya. Resoprsi kalsium dan sekresi kalsium terjadi pada
sel-sel ini, dan menyebabkan perubahan pada komposisi air liur.
Duktus interkalata dan striata merupakan bagian dari intralobular duktus sistem,
lokasinya berada didalam lobulus. Duktur ekskretori interlobulus berlokasi di septa jaringan
ikat diantara lobulus dan lobus dari kelenjar. Sebagai saluran yang membesar sesuai lokasi,
dinding mereka mengandung lebih besar dan lebih banyak sel-sel, seperti sel-sel kolumnar
bertingkat. Dekat lubangnya, duktus dilapisi dengan epitel squmosa berlapis, yang terusmenerus hingga epitel oral. Duktus stensen pada kelenjar parotis dan duktus wharton pada
kelenjar submandibular.
2.
a. Sel Mioepitel
Berasal dari epitelium oral saat sel-sel epitelium oral kelenjar saliva tumbuh
menjadi mesenkim. Sel tetap berada pada bagian luar ujung unit sekretori dan berfungsi
sebagai sel otot yang mengkontraksikan dan merelaksasikan asinus, memfasilitasi sekresi.
Untuk itu terminologi selmioepitel digunakan karena sel-sel ini berasal adri epitelial dan
berfungsi sebagai otot. Sel-sel ini terdiri atas processus panjang yang mengelilingi asinar
dan sel duktus intercalatid. Sitoplasma dan inti sel yang besar mengandung mikrofilamen
yang memungkinkan mereka berperan sebagai otot.
20
Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar ke sistem duktus dengan
kontraksi asinar
2.
a. Kelenjar glosofalatinal
Kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glosofalatinal dan dapat meluas
kebagian posterior dari kelenjar sublingual yang ada di palatum molle.
b. Kelenjar labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan
mempunyai banyak duktus.
21
c. Kelenjar palatinal
Terdapat di sepertiga posterior palatal dan di palatum molle . dapat dilihat secara
visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.
d. Kelenjar bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi dan serupa dengan kelenjar labial.
e. Kelenjar lingual
Dikelompokkan jadi beberapa tipe
1.
2.
3.
Nama
Lokasi
Tipe Sekresi
Labial
Bibir
Mix
Bukal
Pipi
Mix
Palatina
Mukus
Lingual
Anterior
Mix
Middle
Serus
Posterior
Mukus
22
Salivasi juga dapat dirangsang atau dihambat oleh sinyal-sinyal saraf yang tiba pada
nukleus salivatorius dari pusat-pusat sistem saraf pusat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila
seseorang mencium atau makan makanan yang disukainya, penegluaran saliva lebih banyak
daripada bila ia mencium atau memakan makanan yang tidak disukainya. Daerah nafsu makan
pada otak, yang mengatur sebagian efek ini, terletak di dekat pusat parasimpatis hipotalamus
anterior, dan berfungsi terutama sebagai respons terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan
penciuman dari korteks serebral atau amigdala.
Salivasi juga dapat terjadi sebagai respons terhadap refleks yang berasal adri lambung
dan usus bagian atas khusunya saat menelan makanan yang sangat mengiritasi atau bila
seseorang mual karena danya beberapa kelainan gastrointestinal. Saliva yang ditelan
diperkirakan membantu menghilangkan faktor iritan pada traktus gastrointestinal dengan cara
mengencerkan atau menetralkan zat iritan.
Perangsangan simpatis juga dapat meningkatkan salivasi dalam jumlah sedang, tetapi
lebih sedikit dari perangsangan parasimpatis. Saraf-saraf simpatis berasal dari ganglia servikalis
superior dan kemudian berjalan sepanjang pembuluh darah ke kelenjar-kelenjar saliva
Faktor kedua yang juga mempengaruhi sekresi adalah suplai darah ke kelenjar-kelenjar
karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi yang adekuat. Sinyal-sinyal saraf parasimpatis yang
sangat merangsang salivasi, pada saat bersamaan melebarkan pembuluh-pembuluh darah. Tetapi,
selain itu, salivasi sendiri secara langsung melebarkan pembuluh-pembuluh darah, sehingga
menyediakan peningkatan nutrisi seperti yang dibutuhkannya. Sebagian dari tambahan efek
vasodilator ini disebabkan oleh kalikrein yang disekresikan oleh sel-sel saliva yang aktif, yang
kemudian bekerja sebagai suatu enzim untuk memisahkan satu protein darah, yaitu alfa2globulin, untuk membentuk bradikinin, suat vasilidator yang kuat.
Jumlah, pada kondisi normal kelenjar saliva mensekresikan sekitar 800-1500 ml saliva
setiap hari. pH saliva bervariasi dari 6-7,4.
1.
Sekresi primer dari saliva, sel-sel acinar pada kelenjar saliva mensekresikan saliva inisial ke
duktus saliva. Saliva inisial bersifat isotonik memiliki konsentrasi yang sama seperti plasma
yakni mengandung ion Na+, Cl-, K+, dan HCO3-. Namun saliva inisial akan segera
dimodifikasi oleh duktus saliva.
2.
Modifikasi saliva, sel-sel duktus yang mengisi porsi tubular pada duktus saliva mengubah
komposisi saliva inisial dengan proses sebagai berikut.
Reabsorbsi Na+ dan Ca- terjadi di sel duktus yang mengakibatkan konsentrasi dari ionion ini menjadi lebih randah dari konsentrasi plasmanya.
Sekresi K+ dan HCO3-, disebabkan oleh sel duktus yang mengakibatkan konsentrasi dari
ion-ion ini lebih tinggi dari konsentrasi plasma.
Memodifikasi saliva menjadi hipotonik dalam duktus karena duktus bersifat relatif tidak
dapat ditembus oleh air.
Fase cephalic mengacu pada sekresi saliva sebelum makanan memasuki mulut disebabkan
oleh inisiasi refleks kondisional dari bau atau aroma makanan.
2.
Fase bukal mengacu pada sekresi saliva yang disebabkan oleh stimulasi reseptor bukal saat
makanan berada dalam mulut. Merupakan refleks nonkondisional yang biasanya diatur oleh
area tertentu di otak
3.
Fase essofangeal terjadi dengan perangsangan kelenjar saliva untuk bekerja saat makanan
memasuki bagian essofagus yang lebih sempit.
4.
Fase gastric, mengacu pada pensekresian saliva saat makanan berada dalam lambung. Ini
biasanya terutama terjadi saat makanan yang mengiritasi berada dalam perut (contohnya
adalah peningkatan saliva sebelum muntah)
5.
Fase intestine, mengacu pada sekresi saliva yag disebabkan oleh adanya makanan yang
mengiritasi di bagian intestine yang lebih atas.
26
Daftar Pustaka
D. Dixon, Andrew. 1993. Anatomi untuk Kedokteran Gigi. Jakarta:
Hipokrates.
Fritsch H, Kuehnel W. 2001 Color Atlas of Human Anatomy Internal
Organs. Germany: Thime
Guyton dan Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 9.
Jakarta: EGC.
Brainer, Arey L. 1968. Human Histology a Textbook in Outline From
W.B. London: Saunders Company
Hector MP, Linden RWA. 1999. Reflexes of Salivary secretion.
Karger:Basel
Khurana, Indu. 2007. Human Physiologi For Dental Student. India:
Elsevier
27