II.
Identitas Penulis
Nama
: I Wayan Marsudita
Nim
: 0813041020
Jurusan
: Pendidikan Biologi
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia mempunyai tatanan geografis laut yang
rumit bila dilihat dari topografi dasar lautnya. Laut, seperti halnya daratan, dihuni
oleh biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme hidup. Biota laut
menghuni hampir semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai
dasar laut. Keberadaan biota laut sangat menarik perhatian manusia bukan saja
karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang
sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak kurang dari 833 jenis tumbuhtumbuhan laut ( alga, lamun, dan mangrove ), 910 jenis karang (Coelentarata),
850 jenis spon (Porifera), 2.500 jenis karang dan keong (Moluska), 1.502 jenis
udang dan kepiting (Crustaceae), 745 jenis hewan berkulit duri (Echinodermata),
2.000 jenis ikan (Pisces), 148 jenis burung laut (Aves), dan 30 jenis hewan
menyusui laut ( Mammalia), tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia),
yang diketahui hidup dilaut (Romimohtarto, 2001).
Terumbu
karang
adalah
sekumpulan
hewan
karang
yang
karang. Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral)
dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral
dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk
terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak
membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang
yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai
fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke
luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier
reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang
disebut coral atoll.
Substrat
dasar
perairan
merupakan
factor
penting
yang
daerah tropis dan memiliki terumbu karang. Keadaan pantai tersebut banyak
ditempati oleh terumbu karang. Beberapa pantai seperti seperti pantai Penarukan
memiliki kondisi dasar perairan yang berbatu. Pantai Penarukan memiliki dasar
perairan yang berbatu relative besar (Dewi,2006). Keadaan itu menyebabkan
pantai tersebut memiliki kondisi air yang relative jernih. Beberapa pantai seperti
pantai Skip dan pantai Pemaron memiliki dasar perairan yang berterumbu karang.
Menurut Dewi (2006), pantai Skip dasar perairanya terdiri dari batu-batu besar
dan kecil, ada terumbu karang sampai ke tepi, berlumpur tipis, dan banyak
terdapat sampah karena daerah ini dekat dengan pemukiman penduduk
(Kelurahan Kaliuntu) disepanjang pantai. Sedangkan pantai Pemaron memiliki
dasar perairan sedikit berbatu-batu kecil-kecil, ada terumbu karang agak ketengah,
berpasir dan berlumpur agak tipis. Perbedaan dasar perairan pada pantai akan
turut mempengaruhi keanekaragaman spesies.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mencoba melakukan
pengamatan langsung keragaman terumbu karang di perairan pantai yang nantinya
dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan minat siswa
terhadap keanekaragaman mahluk hidup khususnya terumbu karang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di
dekat permukaan air.
Karang Coral :
Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang
mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.
Karang terumbu :
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang
hermatipik (hermatypic coral). Berbeda dengan batu karang (rock), yang
merupakan benda mati.
Terumbu karang :
Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil
kapur (CaCO3) khususnya jenisjenis karang batu dan alga berkapur, bersamasama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis moluska, krustasea,
ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup
bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton
2.1.1 Anatomi
Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh
terdiri dari
1.
Mulut
dikelilingi
oleh
tentakel
yang
& Tucket 2002). Ada dua mekanisme bagaimana mangsa yang ditangkap karang
dapat mencapai mulut:
1. Mangsa ditangkap lalu tentakel membaw a mangsa ke mulut
2. Mangsa ditangkap lalu terbawa ke mulut oleh gerakan silia di sepanjang
tentakel
2.1.2 Tipe-Tipe Terumbu Karang
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan
daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai
sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah (gambar 2):
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai
dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter
dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses
perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya
bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada
pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:
Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52
km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75
meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang
lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di
sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang
terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
Gambar 2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu
karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).
Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa
digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada
satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat
island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam
kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini
akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif
dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
jaringan-jaringan
yang
masih
hidup
dapat
Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang didasari oleh
penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi:
A. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
1. Gonokoris
Dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang
berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina
Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea
2. Hermafrodit
bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermafrodit juga
kerap kali memiliki waktu kematangan seksual yang berbeda, yaitu :
Hermafrodit yang simultan -menghasilkan telur dan sperma pada w aktu
bersamaan dalam kesatuan sperma dan telur (egg-sperm packets). Meski
dalam satu paket, telur baru akan dibuahi 10-40 menit kemudian yaitu setelah
telur dan sperma berpisah.
Contoh: jenis dari kelompok Acroporidae, favidae
Hermafrodit yang berurutan, ada dua kemungkinan yaitu :
- individu karang tersebut berfungsi sebagai jantan baru, menghasilkan
sperma untuk kemudian menjadi betina (protandri), atau
-jadi betina dulu, menghasilkan telur setelah itu menjadi jantan
(protogini)
Contoh: Stylophora pistillata dan Goniastrea favulus
Meski dijumpai kedua tipe di atas, sebagian besar karang bersifat gonokoris
B. Berdasar mekanisme pertemuan telur dan sperma
1. Brooding/planulator
Telur dan sperma yang dihasilkan, tidak dilepaskan ke kolom air sehingga
fertilisasi secara internal. Zigot berkembang menjadi larva planula di dalam polip,
untuk kemudian planula dilepaskan ke air. Planula ini langsung memiliki
kemampun untuk melekat di dasar perairan untuk melanjutkan proses
pertumbuhan. Contoh: Pocillopora damicornis dan Stylophora
2. Spawning
Melepas telur dan sperma ke air sehingga fertilisasi secara eksternal. Pada tipe ini
pembuahan telur terjadi setelah beberapa jam berada di air.
Siklus reproduksi
Telur & spema dilepaskan ke kolom air (a) fertilisasi menjadi zigot terjadi di
permukaan air (b) zygot berkembang menjadi larva planula yang kemudian
mengikuti pergerakan air . Bila menemukan dasaran yang sesuai, maka planula
akan menempel di dasar (c) planula akan tumbuh menjadi polip (d) terjadi
kalsifikasi (e) membentuk koloni karang (f) namun karang soliter tidak akan
membentuk koloni
dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat
penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat
pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau
algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang
sangat dangkal
Leeward reef
Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini
umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada
windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.
Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal
untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air
yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang
adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata
(hewan berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup
karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa)
maupun kelas Hydrozoa. Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai
atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah
permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan
tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis
dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang. Ekosistem terumbu karang
sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan
memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
Substrat
dasar
perairan
merupakan
factor
penting
yang
Terumbu karang
Factor-faktor ekologis
berbeda-beda tergantung
corak tempat
Perairan pantai
BAB III
METODE PENELITIAN
ini
merupakan
penelitian
eksploratif.
Penelitian
Spesies
A
Jumlah
spesies
rata-rata
1) Diversitas
Diversitas
adalah
istilah
untuk
menyatakan
tingkat
diversitas
mengarah
ke
diversitas
spesies
yang
H = - (
Keterangan:
H=Indeks diversitas
ni=Cacah individu spesies ke-i
N=Total individu dalam komunitas
: Diversitas rendah
1<H<3
: Diversitas sedang
H>3
: Diversitas tinggi
R=(
Keterangan :
R = indeks kekayaan spesies
S = jumlah spesies dalam komunitas
N= total individu dalam komunitas
E=(
Keterangan :
E = Indeks kemerataan spesies
H= Indeks diversitas
S = Jumlah spesies di dalam komunitas
2) Dominasi
Dominasi merupakan suatu istilah untuk menggambarkan
bahwa dalam komunitas ada ketidakmerataan niali atau arti spesies di
antara spesies penyusunnya dalam komunitas tersebut. Untuk
mengetahui tingkat dominasi di dalam suatu komunitas maka harus
dicari indeks dominansinya dengan rumus sebagai berikut.
C= ( )2
Keterangan:
C =Indeks Dominansi
ni =Cacah individu spesies ke-i
N =Total individu dalam komunitas
(Odum, 1993)
Menurut Odum (1993) kriteria indeks keanekaragaman dibagi
dalam 2 kategori yaitu :
X 100%
Daftar Pustaka